Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153262 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Feby Artharini
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai penerapan keselamatan kerja yang dilakukan oleh perusahaan, yaitu PT. Indonesia Toray Synthetics. Penelitian menggunakan metode penelitian yuridis empiris yang dilaksanakan melalui pengamatan langsung ke lapangan, studi kepustakaan terhadap data sekunder dilengkapi dengan wawancara kepada informan. Hasil penelitian adalah identifikasi peraturan-peraturan yang memuat perihal keselamatan kerja dan kajian penerapannya di PT Indonesia Toray Synthetics. Terkait keselamatan kerja, terdapat beberapa aspek utama dalam peraturan-peraturan yang berlaku, yang harus dipenuhi seperti kebijakan, perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi keselamatan kerja. Keselamatan kerja sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 dan peraturan lain dari kementerian teknis terkait, serta penerapannya di PT. Indonesia Toray Synthetics sudah cukup baik dan sebagian besar sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kendala dalam penerapan diantaranya masih kurang lengkapnya administrasi dan biaya yang relatif mahal yang disebabkan oleh adanya pengauditan oleh lembaga konsultan safety dan Suku Dinas Ketenagakerjaan setempat serta pengadaan persyaratan keselamatan kerja sesuai peraturan perundang-undangan saat ini. Ke depan, perlu dikaji lebih lanjut mengenai penetapan biaya termaksud, agar kiranya tidak terlalu memberatkan pihak yang harus melaksanakannya sehingga jangkauan penerapan juga dapat lebih luas. Lebih lanjut, keselamatan kerja tetap harus diperhatikan oleh pekerja/buruh dan pengusaha guna menghindari terjadinya kecelakaan kerja maupun kerugian/dampak ikutan yang lebih merugikan. Pemerintah juga perlu melakukan perbaikan peraturan dimasa depan agar standar keselamatan kerja dapat dikelompokan sesuai klasifikasi usaha tertentu. Hal tersebut dilakukan agar pengusaha dapat menerapkan keselamatan kerja dengan optimal.

ABSTRACT
This thesis discusses the implementation of work safety conducted by the company, namely PT. Indonesia Toray Synthetics. The research used empirical juridical research method which was carried out through direct observation to the field, library study on secondary data supplemented by interview to informant. The result of the research is the identification of the regulations concerning the safety of the work and the study of its application in PT Indonesia Toray Synthetics. With regard to safety, there are several key aspects of the applicable regulations, which must be met such as policy, planning, implementation and monitoring and evaluation of work safety. Safety as stipulated in Law no. 1 of 1970 on Occupational Safety, Law no. 13 of 2003 on Manpower and Government Regulation no. 50 of 2012 and other regulations of the relevant technical ministries, as well as its application in PT. Indonesia Toray Synthetics is good enough and mostly in accordance with the laws and regulations. Constraints in implementation are still lack of administrative and relatively expensive cost caused by the auditing by the safety consulting agency and the local Manpower Tribe and procurement of safety requirements according to current legislation. In the future, it needs to be studied more about the determination of the intended cost, so it would not be too burdensome for the parties to implement it so that the extent of implementation can also be wider. Furthermore, the safety of work should still be paid attention by workers and employers in order to avoid the occurrence of work accidents as well as more harmful losses impacts. The government also needs to improve regulation in the future so that safety standards can be grouped according to certain business classification. This is done so that employers can implement work safety optimally."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cetra Palupi Rengganis
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran profil persepsi risiko pada pekerja di PT. Terang Parts Indonesia dengan menggunakan paradigma psikometri. Penelitian dilakukan terhadap 216 responden pada bulan Mei - Juni 2016 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner dengan menggunakan 8 parameter paradigma psikometri. Parameter yang digunakan pada penelitian adalah skala likert dengan nilai 1 (sangat tidak setuju) - 4 (sangat setuju). Nilai rata-rata masing-masing dari 8 dimensi paradigma psikometri akan memberikan gambaran profil tentang persepsi risiko pada pekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi tingkat kebaruan risiko dipersepsikan pekerja sebagai parameter yang paling mempengaruhi persepsi pekerja, pekerja melihat perubahan proses yang terjadi akan mengakibatkan munculnya risiko baru yang belum diketahui. Dimensi penerimaan secara sukarela dipersepsikan oleh pekerja cenderung ke arah tidak sukarela, pekerja menyadari dan mengetahui risiko apa saja yang ada dapat mengancam kesehatan dan keselamatan akan tetapi pekerja melihat bahwa risiko tersebut merupakan bagian dari pekerjaan dilakukan. Pekerja dengan lokasi kerja yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang pengendalian risiko dan kesegeraan dari suatu efek.
Pekerja dengan fungsi kerja yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang tingkat kebaruan risiko dan pengendalian risiko serta pengetahuan terhadap risiko (ilmu pengetahuan). Pekerja dengan perbedaan masa kerja memiliki persepsi yang berbeda tentang ketakutan terhadap risiko. Persepsi risiko adalah salah satu poin penting dalam membuat kebijakan perusahaan terkait keselamatan dan kesehatan kerja agar tercipta perilaku berbudaya K3, maka diperlukan komitmen manajemen terkait K3, pelatihan tentang pengenalan risiko serta pengawasan berkala terkait efektivitas sistem manajemen K3 umumnya dan pengendalian risiko secara khusus.

The purpose of this research is to provide an overview of risk perception profile in PT Terang Parts Indonesia. Research conducted on 216 respondents in May to June 2016 using cross-sectional design. The primary data is obtained from 8 parameter of the psychometric paradigm questioner with the scale from 1 (strongly disagree) to 4 (strongly agree). The average value from each dimension will give the profile overview of the employee's risk perception. The newness of risk dimension was perceived by the employee as the most influential parameter of their working perception. The workers think that the change of process production will create a new unknown risk.
The study result shows that the workers tend to not perceive the voluntariness of risk dimension as a non-voluntary process. The employee is aware of the risk of their work including all the things that endanger their health and safety and that are part of their job function. The workers, who have different working location, have the different perception about control of risk and immediacy of effect.
The workers with different job function have different perception about newness of risk, control of risk, and knowledge of risk (science). The workers with different employment period have different perception of common dread. The risk perception of the worker is one of important influence to create the company policy about safety working environment, so that it can lead to safety culture inside the company. It needs commitments from the management in regard to OHS, training of the safety introduction, and also monitoring of the effectiveness of the OHS system in general, especially for controlling the risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haloho, Deddy Fernando Wendry
"Budaya keselamatan (Safety Culture) adalah sub dari budaya organisasi/perusahaan yang digunakan untuk menyatakan suatu nilai (value), sikap (attitude) yang menjadi perilaku (behaviour), persepsi (perception), dan kepercayaan (belief) yang dimiliki dalam suatu perusahaan terkait aspek keselamatan. Konsep budaya keselamatan ini pertama kali dikemukakan setelah terjadinya ledakan pada reaktor nuklir chernobyl pada tahun 1986. Didalam laporan penelitian ini, penulis akan menganalisis terkait penerapan budaya keselamatan kerja di salah satu perusahaan minyak dan gas yaitu PT.JHH. Dari hasil review terhadap data kecelakaan kerja (2014-Jun 2018) di PT JHH terlihat adanya aspek perilaku tidak aman (Unsafe act) sebesar 63 % menjadi faktor yang dominan sebagai penyebab kecelakaan.
Dari hasil observasi lapangan juga terlihat dan diduga adanya perbedaan penerapan aspek budaya keselamatan diantara pekerja yang berada di lapangan dan di kantor, pekerja yang muda dan berpengalaman, pekerja permanent dan pekerja kontrak. Dari data-data ini lah yang menjadi perhatian penulis untuk dijadikan bahan penelitian didalam menganalisis profil budaya keselamatan kerja secara umum dan pada kategori pekerja-pekerja tersebut. Penelitian yang diaplikasikan dalam studi ini adalah penelitian mixed methods yaitu sebagian data akan dinilai secara kuantitatif dan sebagian lagi akan dinilai secara kualitatif.
Hasil penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif dengan kajian yang mendalam (in depth analysis) Metode yang digunakan untuk menganalisis aspek budaya keselamatan ini yaitu dengan metode safety climate level (SCL) dan safety culture maturity model (SCMM). Metode SCL menggunakan media kuesioner yang disebar secara online dengan melibatkan 145 responden (20% populasi) dengan teknik stratified random sampling dan metode SCMM menggunakan teknik focus group discussion (FGD) yang melibatkan 103 responden. Hasil analisis dengan metode SCL didapatkan profil budaya pekerja secara umum adalah 8,07 dimana hal ini dapat diartikan bahwa persepsi pekerja terhadap nilai-nilai keselamatan sudah terinternalisasi dengan baik didalam diri pekerja baik sebagai individu, grup dan organisasi.
Hasil analisis dengan metode SCMM didapatkan profil budaya pekerja secara umum adalah 3,99 yaitu pada level proactive (3,5-4,4). Hal ini dapat diartikan adanya Keterlibatan pekerja secara aktif dan memberikan inisiatif di dalam pencegahan hal hal yang tidak diinginkan dan dalam meningkatkan aspek K3. Dari hasil perhitungan statistik dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan penerapan budaya keselamatan kerja yang signifikan antara pekerja muda vs berpengalaman (Ï? (0,149) > 0,05), pekerja lapangan vs kantor (I(0,147) > 0,05), dan pekerja permanent dan kontrak (Ï (0,771) > 0,05).

Safety culture is a sub of organizational culture / company that is used to declare value , attitude that becomes behavior , perception, and belief that is owned in a company related safety. The concept of safety culture was first established after an explosion at the chernobyl nuclear reactor in 1986. In this research , the author will analyze the implementation of work safety culture in oil and gas companies, namely PT. JHH. Based on review of work accident data (2014-Jun 2018) there were 63% aspects of Unsafe act being the dominant factor as causes of accident.
Based on field observation, it is suspected that there were possible different implementation of work safety culture among these workers , young and experienced workers, permanent workers and contract workers, field workers and office workers. From these data, the author put attention to work on analyzing the profile of work safety culture in general and in the categories of workers. The research applied in this study is a mixed methods study, where some data will be calculated quantitatively and some will be interpreted qualitatively.
This study uses descriptive analysis with in-depth study. The method used to analyze aspects of this safety culture is the method of safety climate level (SCL) and safety culture maturity model (SCMM). The SCL method uses a questionnaire distributed online by involving 145 respondents (20% of the population) with stratified random sampling techniques and the SCMM method using Focus group discussion (FGD) techniques involving 103 respondents.
The results of the analysis with the SCL found that the profile of the work culture in general is 8.07 where it can be interpreted that workers` perceptions of the values of safety have been internalized well within workers both as individuals, groups and organizations. The results of the analysis with the SCMM found that the work culture profile in general is 3.99, which is at the proactive level (3.5-4.4). This can be interpreted as an active involvement of workers and providing initiatives in the prevention of things that are not desirable and in improving aspects of K3. From the results of statistical calculations it can be concluded that there is no difference in the application of a significant work safety culture between young vs. experienced workers (I (0,149) > 0,05), field vs. office workers (I (0,147) > 0,05) and permanent and contract workers (I(0,771) > 0,05).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Tumbur Saut P.
"Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja bersifat preventif dan ruang lingkupnya sangat luas yaitu mencakup keselamatan kerja di semua tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Sementara kajian ataupun tinjauan mengenai implementasi terhadap undang-undang tersebut serta peraturan pelaksanaannya sampai saat ini belum pernah dilakukan sejak dikeluarkannya pada tahun 1970. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap implementasi Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja di PT. Garuda Indonesia dan PERTAMINA. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi penelitian ini . Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran analisis terhadap implementasi Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja di PT. Garuda Indonesia dan PERTAMINA.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan hanya menggali informasi tentang implementasi Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Lokasi penelitian diambil di PT. Garuda Indonesia dan PERTAMINA sebagai perusahaan besar berskala internasional namun memiliki risiko kecelaaan yang tinggi. Sebagai informan adalah pimpinan PT. Garuda Indonesia dan PERTAMINA pada tingkat pembina, dan pegawai / pekerja di lapangan pada tingkat pelaksana dengan berjumlah 6 orang baik tingkat pembina maupun pelaksana dengan masa kerja di institusi terebut minimal 3 tahun.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam (indepth interview) kepada para informan kunci dan dengan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion). Sebagai data pendukung digunakan data sekunder dengan cara telaah dokumen dengan waktu pengumpulan data pada bulan Desember 2001 sampai dengan Januari 2002. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara mendalam dan pedoman diskusi kelompok terarah serta tape recorder sebagai alat perekam pada saat wawancara dan diskusi.
Gambaran implementasi terhadap Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja baik di PT. Garuda Indonesia maupun PERTAMINA pada tingkat pembina adalah bahwa secara keseluruhan pembina cukup memadai memahami Undang-undang No. 1 tahun 1970 dan gambaran implementasi terhadap Undang-undang No. l tahun 1970 tentang keselamatan kerja baik di PT. Garuda Indonesia maupun PERTAMINA pada tingkat pelaksana adalah sangat tidak memadai.
Dari hasil dan pembahasan penelitian dapat diberikan saran-saran yaitu untuk PT. Garuda Indonesia dan PERTAMINA perlu melakukan sosialisasi terhadap Undang-undang No. 1 tahun 1970 serta peraturan pelaksanaan lain yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada tingkat pembina maupun pelaksana sehingga dapat dipahami secara utuh Undang-undang No. 1 tahun 1970 tersebut. Untuk pemerintah sebagai pembuat Undang-undang disarankan agar lebih sering melakukan sosialisasi, evaluasi dan pengkajian terhadap Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja maupun melaksanakan pembuatan Peraturan Pemerintah yang lintas sektoral maupun departemental yang diikuti juga dengan peningkatan reward and punishment system.

Analysis of Implementation Regulation of Act No. 1 of 1970 concerning Occupational Safety at PT. Garuda Indonesia and PERTAMINAAct No. 1 of 1970 concerning Occupational Safety is preventive by nature and has very wide range of coverage including all working places/sites namely in land, under ground, on water surface, as well as on the air within the legal territory of the Republic of Indonesia. Meanwhile, there is no analysis or overview on the implementation of the mentioned Act and its operational regulations since its date of issuance in 1970 up to the recent time has never been carried out. In this respect, analysis on the implementation of Act No. 1 of 1970 at PT Garuda Indonesia and PERTAMINA is regarded necessary.
This research is carried out in term of qualitative and focused on gaining information relating with the implementation of Act No. 1 of 1970 concerning Occupational Safety. The chosen location is at PT Garuda Indonesia and PERTAMINA as international scale companies with high risk of occupational accidents. Total number of informants for this research is 6 (six) people consisting of high level officials and employees/workers at operational levels who have been working for 3 (three) years for PT Garuda Indonesia and PERTAMINA. Data compilation in this research is carried out through in-depth interview with the mentioned key informants and through Focus Group Discussions. Meanwhile as supporting data, this research is using secondary data complied from the relevant documents within period of December 2001 to January 2002. The research instrument is checklist of In-depth Interview and Focus Group Discussions recorded using tape recorder.
Description of the implementation of Act No. I of 1970 concerning Occupational Safety at both PT Garuda Indonesia and PERTAMINA within the scope of high level officials is that most of them well understand the Act. However, at operational level employees/workers, understanding of the Act is insufficient.
Analysis of this research comes to recommendation that PT Garuda Indonesia and PERTAMINA shall carry out social awareness on Act No.l of 1970 and its operational regulations concerning occupational safety and health for their officials and employees/workers in order to obtain well understanding about the Act. On the other side, government as executive body shall do the same social awareness to the industrial community (employers and workers), carry out evaluation and review of the Act and the related operational regulations and to set up new inter-sector and inter-departmental Government Regulation followed by establishment of reward and punishment system.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christanto Ghiffari Halim
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berdasarkan ISO 45001:2018 pada perusahaan PT. ICO Asiapacific Indonesia pada tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan desain studi cross-sectional. Data penelitian diperoleh melalui kaji dokumen, wawancara dan observasi. Analisis dilakukan menggunakan gap analysis dengan sistem skoring 1-5 terhadap setiap klausul yang ada pada instrumen checklist ISO 45001:2018 yang dibandingkan dengan realita pemenuhan SMK3 pada perusahaan. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT. ICO Asiapacific Indonesia telah memenuhi berbagai ketentuan sebagaimana standar ISO 45001:2018 sebesar 84,62% secara keseluruhan dan telah diterapkan secara konsisten pada 33,33% dari seluruh klausul. Namun, terdapat adanya inkonsistensi sebesar 56,41% dari total klausul serta tersedia dokumen yang dibutuhkan namun belum diterapkan pada 10,26% dari total klausul.

This research aims to analyze the implementation of the Occupational Safety and Health Management System (OHSMS) based on ISO 45001:2018 at the company PT. ICO Asiapacific Indonesia in 2024. This research is a descriptive quantitative study using a cross-sectional study design. Research data was obtained through document review, interviews and observation. The analysis was carried out using gap analysis with a 1-5 scoring system for each clause in the ISO 45001:2018 checklist instrument which was compared with the reality of OHSMS compliance in the company. The analysis results from this research show that PT. ICO Asiapacific Indonesia has fulfilled various provisions such as the ISO 45001:2018 standard 84.62% overall and has been implemented consistently in 33.33% of all clauses. However, there are inconsistencies in 56.41% of the total clauses and required documents are available but have not been implemented in 10.26% of the total clauses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Yuniarti
"Pada tahapan proses produksi pembuatan busi banyak menggunakan mesin maupun material yang mengandung risiko keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. Keselamatan dalam bekerja dipengaruhi oleh cara pandang atau persepsi pekerja terhadap bahaya maupun risiko. Pentingnya pembentukan persepsi yang baik bertujuan agar tidak terjadi perception error yang menyebabkan human error sehingga terjadi kecelakaan yang mengakibatkan turunnya produktivitas kerja. Persepsi risiko dapat dijabarkan melalui pendekatan paradigma psikometrik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi risiko keselamatan kerja di bagian Chucking Machine dan Assembly Line PT NGK Busi Indonesia tahun 2014 dengan pendekatan psikometrik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi potong lintang di dua departemen yaitu Chucking Machine dan Assembly Line PT NGK Busi Indonesia. Sampel yang diambil adalah keseluruhan populasi (total sampling) sebanyak 121 pekerja. Pengambilan data menggunakan kuesioner menggunakan skala paradigma psikometrik. Penilaian risiko yang mendominasi adalah kurang berisiko. Hal ini menunjukkan persepsi risiko pekerja masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan komunikasi dua arah maupun pengadaan program untuk peningkatan awareness dan memperbaiki cara pandang terhadap risiko.

At the stage of the production process of making spark plugs use a lot of machines and material containing health and safety risks for workers. Safety at work is affected by the perspective or perception of workers to the hazards and risks. The importance of establishing a good perception aims to prevent perception errors that cause human error resulting in an accident. Perceptions of risk can be assessed through psychometric paradigm approach. The purpose of this study is to determine the safety risk perception at the Chucking Machine and Assembly Line PT NGK Busi Indonesia year of 2014 according to psychometric approach. The research was conducted with quantitative approach and crosssectional study in two departments, namely Chucking Machine and Assembly Line PT NGK Busi Indonesia. There were 121 workers chosen as samples in this research. Data were collected through questionnaire using a scale psychometric paradigm. Results shows that workers perception are less risky. This indicates that worker’s perception still low to faced risk in their workplace. Therefore, the need to increase two-way communication, improve the perception of risk and develop awareness program for improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Resa Azhari
"Industri baja memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan karyawannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui iklim keselamatan di area rolling mill PT X dengan besar sampel 166 orang. Hasilnya dimensi iklim keselamatan yang paling kuat adalah dimensi individu 3,21, dengan faktor iklim keselamatan tertinggi adalah komitmen pekerja 3,28. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jabatan dan semakin lama orang bekerja maka semakin tinggi nilai iklim keselamatannya.

Steel industry has a high risk to the health and safety of its employees. The purpose of this research is to know the safety climate in rolling mill area of PT X with a large sample of 166 people. The result of the most robust dimension of the safety climate is the individual dimension 3.21, with the highest safety climate factor being workers 39 commitment 3.28. The higher the level of education, position and the longer the people work the higher the safety climate."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Della Ocksania
"Penelitian ini mengenai kepuasan petugas pemadam kebakaran dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui kepuasan petugas atas penerapan K3 di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok yang diukur melalui Indikator-Indikator Penerapan K3. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 responden, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Hasil dari analisis kepuasan petugas pemadam kebakaran dalam penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Dinas Kota Depok adalah petugas masih belum merasa puas atas penerapan K3 yang diberikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok.

This research is about the satisfaction of firefighters in the application program Occupational Health and Safety (OHS) in the Office in Depok. This research uses descriptive quantitative approach which aims to determine the officer's satisfaction over the implementation of OHS in Depok Fire Department as measured by Indicators Application of OHS. The number of samples in this study about 80 respondents, the sampling technique is using total sampling. Result of the analysis of satisfaction firefighters in the application program Occupational Health and Safety (OHS) in the Office of Depok is that officers still do not feel satisfied with the implementation of OHS given by Depok Fire Department."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S61003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbalus Zaman
"Penerapan management kesclamatan dan kesehatan ke1ja bagi organisasi yang mempekedakan 100 orang atau lebih di indonesia, menjadikan sistem management kcselamatan dan kesehatan kelja belsifat mandatory, tidak demikian dengan di luar Indonesia penerapan sistem management bersifat voluntary. Walaupun bersifat voluntary kesepakatan bisnis global setidalmya merubah Sesuatu yang bcrsifat voluntary menjadi sesuatu keharusan untuk di terapkan bila ingin tetap kompetiti£ GATT (General Agreement on taridk and trade) I994 menyatakan : "Negara anggota tidak boleh membuat ketentuan teknis yang menghambat masulcnya barang-barang di Negara anggota kecuali bagi hal yang menyangkut kepada masalah keselamatan kerja".
Penerapan sistem management keselamatan dan kesehatan kelja di [ndonesia belum di imbangi dengan pemahaman yang baik mengenai esensi sistem management keselamatan dan kesehatan kelja itu sendiri. Sehingga perkembangannya sangat lambat bahkan tetap ditempat. Sistem management keselamatan dan kesehatan kelja sebagai suatu siklus haruslah dipahami oleh setiap organisasi, siklus yang berjalan kearah perbaikan terus menenls hams tetap dliaga, untuk menjalankan, mengembangkan dan menjaga performa haruslah mengetahui jenis dan karakter sistem management keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan. Ada pengertian yang berbeda antara sistem management dan OHSAS 18001, SMK3 DEPNAKER merupakan jenis tipe atau model sistem management keselamatan dan kesehatan ketja, tentu saja hal ini menyebabkan pengembangan keaxarah perbaikan terus menems mcnjadi bias, dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter sistem management yang diterapkan. Dengan mengetahui bagaimana karakter dan tipe sistem management yang ditetapkan di organisasi tentu akan menjadi lebih mudah bagi pemegang tanggung jawab untuk melakukan tindakan tindakan kearah perbaikan.
Melihat banyaknya standar standar sistem management yang harus dipenuhi oleh organisasi, Serta kulangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter suatu sistem management yang diterapkan oleh perusahaann , mendorong penulis untuk melakuknn kajian terhadap sistem management yang ada khususnya SMK3 yang diterapkan di PT X, dcngan harapan dapat memperoleh gambaran mengenai karakter dan tipe sistem management keselamatan kctja yang ada di PT X. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam penelitiannya, dcngan mcmanfaatkan pengctahuan , pemahan serta penerapan para karyawan dilapangan sebanyak 80 orang sebagai sample, ditanyakan berbagai pertanyaan melalui kuesioner yang disusun kedalam empat kelompok.
Dari hasil pengolahan jawaban yang diperoleh dengan melakukan dua tahap perhitungan, yaitu pertama menjumlahkan nilai hasil survey, kemudian memberikan peringkat sehingga dapat diperoleh distribusi kecenderungan dari matrik yang ada dengan bantuan SPSS dan uji statistik anova dua arah serla uji signifikasi test freadman diperoleh nilai yang significant saling berhubungan. Dengan framework Gallagher tentang tipology system tipenya diperoleh gambaran keeendenlngan karakter dan system type yang diterapkan di PT X dimana diperoleh kesimpulan bahwa Struktur dan tipe Sistem management keselamatan dan kesehatan ketja di PT X adalah campuran traclisional innovative managementS Strategi pengendalian adalah .nge person, sehingga pendekatan yang dilakukan adalah mclalui mix antara Sophisticated Behavioral approach dan Ummm: act minimtser. Pelaksanaan element program khusus di PT X menggunakan gaya traditional Unsajiz act minimiser dan Traditional engineering and design.

Implementation of Occupational Health and Safety (OHS) for organization that employed 100 people or more in Indonesia, makes the OHS management system mandatory, on the contrary in the foreign country its management system Implementation is voluntary. Even though it is voluntary, the global business agreement at least changed the voluntary to be a compulsion to applied if wants to keep the competitiveness. The GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) 1994 stated: "The member state cannot make technical rules which obstruct incoming goods in the member state unless if concerning about occupational safety problems" OHS safety management implementation in Indonesia haven’t yet completed with good understanding of its OHS management system essence, it caused the improvement arc walk slowly and in fact static.
OHS management system as a cycle should be comprehended by all organization, the continuous improvement should preserve, to run, enlarge and keep the performance, organization should known the adequate type and characteristic of applied OHS management system. There are different understandings between OHS management system of Labour Department (SMK3 DEPNAKER) and OI-[SAS 18001. SMK3 DEPNAKER is type and model of OHS management system, of course this is caused the expansion of continuous improvement becomes difli-action, caused by lack of understanding about type and character of implemented management system. By known how the character and type of applied management system it will be easy for thc stakeholder to do improvement actions.
A large amount standard of management system which should followed by organization and lack of understanding about type and character of the applied management system by the company, encourages the researcher to study management system especially SMK3 which applied by PT. X, to obtain the description about character and management system type of occupational safety in PT. X. The researcher are using descriptive qualitative method in his research, using the knowledge, understanding, and implementation bythe field employee, as 80 persons as sample, asked by various question trough questionnaire which consist in four groups.
The answers are processed with two stage of calculation; first is sums up the value of survey result, then giving rank to obtain trend of distribution fiom the existence matrix with SPSS program and two way ANOVA statistic test and also friedman significant test, the result is interaction or interrelated significant value. From Gallagher’s ii-amework about typology of its type system obtained the descriptive of character trend and applied system type by PT. X. conclude that structure and type of OHS management system in PT. X. is combination of traditional innovative management system. The control strategy is safe person, so the approach used is the mix between sophisticated behavioral approach and unsajé act minimizer. The implementation of special element program in PT.X used traditional style of unsafe ac! minimrlfer and traditional engineering and design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34234
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>