Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118032 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Putra Ramadhan
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas julukan dan lambang bagi tim nasional sepak bola Arab Saudi, Tunisia, dan Irak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh oleh adanya perbedaan antara julukan dan lambang tim nasional dengan lambang negara pada ketiga negara tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor pemilihan julukan dan lambang pada ketiga tim nasional tersebut. Data-data dalam skripsi ini didapatkan melalui koran Al Jazeera dari Qatar, koran Al Ahram dari Mesir, dan koran Al Aawsat dari Arab Saudi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan studi pustaka dan wawancara. Tim nasional sepak bola Arab Saudi, Tunisia, dan Irak memiliki prestasi yang membanggakan di turnamen regional. Faktor sejarah dan budaya yang ada di masing-masing negara menjadi penyebab adanya perbedaan antara lambang resmi negara dengan julukan dan lambang tim nasional sepak bola.

ABSTRACT
This research explains the nickname of Saudi Arabia, Tunisia, and Iraq national football teams. This research is based upon the differences between nicknames of national football teams and their official state symbols. The objective of this research is to explain the origin of nicknames in Saudi Arabia, Tunisia, and Iraq national football teams. The data in this research is obtained from Qatari newspaper Al Jazeera, Egyptian newspaper Al Ahram, and Saudi Arabia newspaper As Sharq Al Aawsat. This research uses qualitative method with literature study and interview. National football teams of Saudi Arabia, Tunisia, and Iraq have some satisfying achievements in regional football tournaments. Historical and cultural factors in each country become the motive of the difference between the nicknames of Saudi Arabia, Tunisia, and Iraq national fooball teams and their official state symbols. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Falza Az’zahra Aldiandra
"Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang populer di Arab Saudi berkat dukungan dari sebuah federasi yang bernama Saudi Arabian Football Federation (SAFF) dan Saudi Professional League (SPL) yang merupakan divisi tertinggi dalam sistem liga sepak bola Arab Saudi. SAFF sebagai otoritas utama dalam pengelolaan dan pengembangan sepak bola di Arab Saudi memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan kompetisi liga sepak bola dalam negeri. SPL bertanggung jawab untuk mengatur, mengelola, memasarkan liga, dan memodifikasi peraturan operasionalnya. Artikel ini membahas terbentuknya Saudi Arabian Football Federation (SAFF), perkembangan Saudi Professional League (SPL), prestasi klub-klub sepak bola di Arab Saudi, dan peran pemain terkenal bagi sepak bola di Arab Saudi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Sumber data diambil dari buku, jurnal ilmiah, serta artikel yang berkaitan dengan topik penelitian. Teori yang digunakan pada penelitian merujuk pada teori kebijakan liga. Temuan dari penelitian ini adalah sepak bola di Arab Saudi memberikan tanggung jawab kepada SAFF untuk mengawasi tim nasional dan SPL bertanggung jawab untuk mengembangkan peraturan operasional liga. Serta, inovasi SPL yang tidak hanya berkontribusi dalam meningkatkan citra sepak bola Arab Saudi di tingkat nasional dan internasional, tetapi juga berdampak positif terhadap kemajuan sektor ekonomi dan pariwisata di negara tersebut.

Football is one of the most popular sports in Saudi Arabia thanks to the support of a federation called the Saudi Arabian Football Federation (SAFF) and the Saudi Professional League (SPL) which is the highest division in the Saudi Arabian football league system. The SAFF as the main authority in the management and development of football in Saudi Arabia has responsibility for the implementation of domestic football league competitions. The SPL is responsible for organizing, managing, marketing the league, and modifying its operational rules. This article discusses the formation of the Saudi Arabian Football Federation (SAFF), the development of the Saudi Professional League (SPL), the achievements of football clubs in Saudi Arabia, and the role of famous players for football in Saudi Arabia. The research method used is qualitative method with descriptive analysis. Data sources are taken from books, scientific journals, and articles related to research topics. The theory used in the study refers to the theory of league policy. The findings of the study are that football in Saudi Arabia gives responsibility to the SAFF for overseeing the national team and the SPL is responsible for developing the league's operational rules. Also, SPL innovations that not only contribute to improving the image of Saudi Arabian football at national and international levels, but also have a positive impact on the progress of the economic and tourism sectors in the country."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardia Yunda Fauzul
"Penelitian ini membahas terkait dinamika perkembangan sepak bola Arab Saudi dan pengaruhnya terhadap budaya konservatisme di negara tersebut. Arab Saudi dikenal sebagai negara yang konservatif dan cenderung tidak inklusif terhadap budaya luar. Akan tetapi, beberapa tahun ke belakang Arab Saudi justru mulai membuka diri dan bersifat moderat termasuk dalam ranah olahraga. Penelitian ini menarik untuk dibahas karena sepak bola yang sejatinya merupakan olahraga terpopuler di Arab Saudi justru menjadi salah satu saluran bagi terciptanya transformasi budaya dari yang awalnya konservatif menuju moderat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah serta perkembangan sepak bola Arab Saudi dan kaitannya terhadap budaya konservatisme yang telah mengakar di Arab Saudi sejak dulu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi studi kepustakaan. Teori pada penelitian ini merujuk pada teori perubahan sosial menurut John Lewis Gillin serta John Phillip Gillin. Hasil penelitian menunjukan bahwa sepak bola menjadi sebuah saluran yang mampu mengubah budaya konservatisme Arab Saudi menjadi budaya moderat lewat pelonggaran terhadap norma-norma yang berlaku seperti diperbolehkannya wanita menonton pertandingan sepak bola di stadion, dibentuknya kompetisi serta tim nasional wanita, serta diizinkannya kohabitasi bagi pemain sepak bola asing.

This research discusses the development dynamics of Saudi Arabian football and its influence on conservatism culture in that country. Saudi Arabia is known as a conservative country and tends not to be inclusive toward outside cultures. However, in the past few years, Saudi Arabia has begun to open up and be moderate, including in the realm of sports. This research is interesting to discuss because football, which is actually the most popular sport in Saudi Arabia, has actually become a channel for creating a cultural transformation from conservative to moderate. This study aims to explain the history and development of Saudi Arabian football and its relation to the culture of conservatism that has been rooted in Saudi Arabia for a long time. This research is a descriptive qualitative research with library research method. The theory in this study refers to the theory of social change according to John Lewis Gillin and John Phillip Gillin. The results of the study show that football is a channel that capable to transforming Saudi Arabia's conservatism culture into a moderate culture through loosening of prevailing norms such as allowing women to watch football matches in stadiums, establishing women's competitions and national teams, and allowing cohabitation for foreign football player."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Setyo Hermanto
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S7874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyan Hidayat
"Penelitian ini menjelaskan tentang kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan Raja Faisal di Arab Saudi. Metode yang digunakan adalah metode penulisan sejarah yang memiliki tahapan pengumpulan data, penilaian data, penafsiran data, dan penulisan sejarah. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kebijakan yang dijalankan Raja Faisal meliputi bidang politik dan pemerintahan, bidang ekonomi, bidang sosial masyarakat dan budaya, dan bidang pendidikan. Pada 25 Maret 1975, Raja Faisal tertembak dan mengakibatkan dirinya meninggal dunia. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa Raja Faisal dibunuh diduga karena faktor balas dendam, faktor asing, dan faktor frustasi dan gangguan mental seorang Faisal bin Musaid.
This research describes the policies that made by King Faisal in Saudi Arabia. The method used is the method of writing history that has stages of data collection, data assessment, data interpretation, and summarizing the data. This research reveals that the policy is executed King Faisal covers politics and government, economics, social and cultural, and education. On March 25, 1975, King Faisal was shot and resulted in his death. This research revealed that King Faisal was killed allegedly because of revenge, foreign factor, and the factor a frustrating and mental disorders Faisal bin Musaid."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyah Dinillah
" ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang perbedaan penggunaan beberapa istilah dalam undang-undang Arab Saudi dan Maroko. Penulis menganalisis perbedaan beberapa istilah dalam undang-undang berdasarkan makna tekstual, morfologi dan semantik kata, analisis semantik sinonim, dan makna kontekstualnya. Penulis mengambil tujuh istilah berbeda dari undang-undang Arab Saudi dan Maroko yang akan dianalisis dengan metode seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan istilah-istilah berbeda yang digunakan dalam undang-undang Arab Saudi dan Maroko baik secara makna tekstual ataupun kontekstualnya. Hasil dari penelitian ini adalah dapat diketahuinya apa saja istilah-istilah yang berbeda dan apa sebab yang menjadikan perbedaan penggunaan istilah dalam undang-undang masing-masing negara. Dapat disimpulkan sebagian besar kata memiliki perbedaan sinonim dengan jenis sinonim kata yang satu lebih umum dibandingkan kata yang lainnya dan makna kontekstual antara kedua kata sering kali sangat berbeda walaupun kedua kata tersebut bersinonim.

ABSTRACT
This paper discusses the differences in the use of some terms in the legislation text of Saudi Arabia and Morocco. The author analyzes the differences several terms in the legislation text based on the textual meaning, morphological and syntactic words, synonyms semantic analysis, and contextual meaning. Author take seven different terms from legislation text of Saudi Arabia and Morocco that will be analyzed by the method as mentioned. The purpose of this study is to describe the different terms in the legislation text of Saudi Arabia and Morocco, both textual and contextual meaning. The results of this study are able to know what the different terms and what makes a difference because the use of the term in the legislation text of each country. It can be concluded that most words have different types of synonymous words with one word more common than others and the contextual meaning between the two words are often very different even though the two words are synonymous."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyah Dinillah
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang perbedaan Konstitusi Arab Saudi dan Maroko meliputi bentuk batang dan tubuh konstitusi secara umum, penggunaan istilah yang digunakan, jumlah bab dan pasal dalam konstitusi, serta hierarki tata urutan perundangan-undangan dalam sistem pemerintahan negara. Jurnal ini berjudul ldquo;Diferensiasi Konstitusi Arab Saudi dan Maroko rdquo;. Penulis menggunakan metode studi pustaka yang bersumber dari buku dan media online, penelitian jurnal ini menggunakan metode deskriptif analisis dalam pengolahan data dan pemaparan. Teori yang penulis gunakan dalam jurnal ini adalah teori hierarki tata urutan perundang-undangan milik Hans Kelsen yang akan dikaitkan dengan Konstitusi Arab Saudi dan Maroko. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Konstitusi Arab Saudi dan Maroko memiliki banyak perbedaan disebabkan perbedaan sistem monarki yang dianut oleh masing-masing negara, serta perbedaan posisi konstitusi dalam sistem pemerintahan, di mana Konstitusi Arab Saudi menempati posisi ketiga, sedangkan Konstitusi Arab Saudi menempati posisi pertama dalam hierarki tata urutan perundangan-undangan.

ABSTRACT
This paper discusses about differentiation of the constitution of Saudi Arabia and Morocco includes the rod shape and the body of the constitution in general, the used term, the number of chapters and clauses, and the sort order of hierarchy of laws in the state government system. This paper entitled, ldquo Differentiation of The Constitution of Saudi Arabia and Morocco rdquo . The author uses the method of literature sourced from books and online media, this paper also using descriptive analysis method in data processing and exposure. The theory that used in this paper is Hans Kelsen rsquo s hierarchy of the sort order of law theory that will be associated with the Constitution of Saudi Arabia and Morocco. The results of this study indicate that the Constitution of Saudi Arabia and Morocco have many differences due to the differences of monarchy system which adopted by each country, and differences in the position of the constitution on the government system, in which Constitution of Saudi Arabia occupies the third position, while the Constitution of Morocco occupies the first position of each country."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi Prabowo
"Sejak abad ke 19 Hukum Barat sudah masuk ke dunia Islam sehingga ada tiga jenis negara dalam memposisikan Hukum Islam, ada yang menggunakan hukum Islam sebagai sistem hukum secara formal, ada yang mengantikan hukum Islam secara penuh dengan hukum sekuler, dan ada yang menggunakan hukum sekuler namun masih menggunakan hukum Islam secara berdampingan dengan Hukum Islam. Arab Saudi termasuk dalam negara kategori pertama, sedangkan Indonesia termasuk dalam kategori ketiga.Penelitian ini membahas perbandingan pengaturan kelembagaan perbankan di Indonesia dan Arab Saudi beserta implementasinya dengan kerangka hukum komparatif. Metode yang digunakan adalah studi Pustaka dan wawancara, dengan meneliti bahan hukum primer dan sekunder yang terdapat di Indonesia dan Arab Saudi terkait dengan hukum perbankan, bahan hukum primer dan sekunder tersebut kemudian dideskripsikan dan dianalisis untuk diperbandingan dalam kerangka hukum komparatif. Hasil penelitian ini adalah Indonesia dan Arab Saudi memiliki kesamaan, yaitu dual banking system, sistem syariah dan konvensional berjalan beriringan, dan ada Unit Usaha Syariah, yakni bagian bank konvensional yang menjalankan usaha syariah. Indonesia memiliki Bank Indonesia dan OJK untuk mengatur dan mengawasi seluruh aktivitas perbankan. Arab Saudi hanya memiliki SAMA untuk mengawasi seluruh perbankan. Bank di Indonesia harus memahami perbedaan ini apabila ingin bekerjasama dengan bank dari Arab Saudi.

Since the 19th century Western Law has entered the Islamic world so that there are three types of states in positioning Islamic Law, some use Islamic law as a formal legal system, some replace Islamic law fully with secular law, and some use secular law but still use Islamic law side by side with Islamic Law. Saudi Arabia is included in the first category of countries while Indonesia is included in the third category. The author here will discuss the comparison of banking institutional arrangements in Indonesia and Saudi Arabia along with their implementation with a comparative legal framework. The method used is a literature study and interview, by examining primary and secondary legal materials found in Indonesia and Saudi Arabia related to banking law, the primary and secondary legal materials are then described and analyzed for comparison within a comparative legal framework. The results of this study are similarities and institutional differences in banking systems in Indonesia and Saudi Arabia, namely the dual banking system, namely Islamic banks and conventional banks go hand in hand, and there is a Sharia Business Unit which is part of conventional banks that run sharia businesses. Indonesia has Bank Indonesia and OJK to regulate and supervise all banking, Saudi Arabia only has SAMA to supervise all banks, sharia banks depend on each scholar in each Islamic bank. Banks in Indonesia must understand what this difference is if they want to cooperate with banks from Saudi Arabia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Mutia
"Festival Janadriyah merupakan acara kebudayaan tahunan di Arab Saudi. Penelitian ini membahas tentang sejauh mana upaya Festival Janadriyah dalam melestarikan budaya tradisional di tengah modernitas Arab Saudi, nilai dan jati diri bangsa seperti apa yang ingin dikenal dunia, serta bagaimana upaya Arab Saudi memanfaatkan festival ini sebagai alat diplomasi budaya untuk membangun citra positif di tingkat nasional dan internasional. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, peneliti memperoleh data dengan menganalisis konten media dan dokumentasi berupa video dari kanal Youtube resmi berita dan pemerintah Arab Saudi, foto, serta artikel jurnal dan buku yang relevan dengan topik ini. Penelitian ini mendapati bahwa acara- acara kebudayaan yang diselenggarakan pada Festival Janadriyah memiliki nilai dan makna kebudayaan tersendiri yang mendalam. Simbolis yang mewakili sejarah, karakter bangsa, hingga adat istiadat masyarakat Arab Saudi sebelum negara ini terbentuk ditampilkan melalui rangkaian acara festival. Sebagaimana perannya sebagai acara pelestarian budaya, Festival Janadriyah juga mengambil peran dalam menjaga jati diri nasional Arab Saudi.

The Janadriyah Festival is an annual cultural event in Saudi Arabia. This research discusses the extent of the Janadriyah Festival's efforts to preserve traditional culture amidst the modernity of Saudi Arabia, what kind of values ​​and national identity the world wants to know, and how Saudi Arabia attempts to use this festival as a tool of cultural diplomacy to build a positive image at the national level. and international. Using qualitative research methods, researchers obtained data by analyzing media content and documentation in the form of videos from the official YouTube channel for news and the Saudi Arabian government, photos, as well as journal articles and books relevant to this topic. This research found that cultural events held at the Janadriyah Festival have their deep cultural values ​​and meaning. Symbolic which represents the history, national character, and customs of the people of Saudi Arabia before this country was formed are displayed through the festival events. Like its role as a cultural preservation event, the Janadriyah Festival also plays a role in maintaining Saudi Arabia's national identity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Panca Setiawati
"Perlindungan terhadap TKI memiliki banyak permasalahan. Salah satu negara tujuan TKI terbesar adalah Arab Saudi. Salah satu faktor munculnya permasalahan tersebut adalah belum adanya MoU (Memorandum of Understanding) antara Pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi dalam penempatan TKI.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran dan upaya yang dilakukan oleh BNP2TKI dalam menangani TKI bermasalah di Arab Saudi. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan studi dokumen.
Hasil dari penelitian ini adalah perlindungan BNP2TKI terhadap TKI memiliki banyak permasalahan yang menyebabkan lemahnya kewenangan yang dimiliki BNP2TKI. Hal ini menyebabkan lemahnya peran BNP2TKI dalam melakukan penanganan TKI bermasalah di Arab Saudi.

Protection of migrant workers have a lot of problems. One of the countries which has largest migrant workers is Saudi Arabia. One of the factors is the emergence of the problem is the absence of MoU (Memorandum of Understanding) between The Indonesia Government and The Saudi Arabia in migrant workers placement.
The purpose of this research's to describe the role and efforts of BNP2TKI in handling trouble migrant workers in Saudi Arabia. This is a qualitative approach research with depth interview and document study.
The results of this research is BNP2TKI protection of migrant workers has many problems that weaken the authorities of BNP2TKI. Those thing has weakened role of BNP2TKI in handling trouble migrant workers in Saudi Arabia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>