Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60824 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okta Lian Atikah
"Amonia NH3 merupakan bahan kimia yang penting dalam industri kimia. Dewasa ini, telah dikembangkan suatu metoda baru dalam produksi amonia melalui reaksi fotokatalitik menggunakan matrik TiO2 yang memiliki populasi kekosongan oksigen, menghasilkan spesi Ti3 matrik [Ti3 -TiO2] yang sesuai. Konversi N2 menjadi amonia tersebut, menggunakan sumber hidrogen dari air, berlangsung pada kondisi tekanan dan suhu ruang. Namun, dalam sistem tersebut penyerapan foton dan konversi kimia terjadi pada locus yang sama, sehingga kadang terjadi kontradiksi saat dilakukan optimasi penyerapan foton dan konversi kimiawinya. Dalam penelitian ini, dilakukan pendekatan baru dimana locus penyerapan foton dan inisiasi reaksi kimia dilakukan pada locus yang berbeda. Untuk keperluan tersebut, dilakukan modifikasi sel surya tipe Gratzel Dyse Sensitized Solar Cell, DSSC, sehingga memiliki kepanjangan zona katalisis yang terpisah dari zona DSSC nya. Penyerapan cahaya dilakukan pada zona DSSC dan konversi N2 menjadi amonia dilakukan pada zona katalisis. Zona DSSC menggunakan foto anoda TiO2 yang disensitasi dengan zat warna ruthenium dye jenis N719, sedangkan zona katalisis menggunakan matrik [Ti3 -TiO2 nanotube]. Preparasi TiO2 nanotube dan matrik [Ti3 -TiO2 nanotube] berturut turut menggunakan metode anodisasi dan reduksi elektrokimia. Sensitasi TiO2 dengan zat warna N719 dilakukan dengan cara perendaman dan dilakukan variasi waktu perendaman selama 3; 6; 12; dan 24 jam. Hasil preparasi dilakukan karakterisasi yang sesuai, diantaranya menggunakan XRD, SEM, UV-Vis DRS, FT-IR, dan dilakukan uji photocurrent menggunakan sel fotoelektrokimia. Perakitan sel surya yang dimodifikasi, dilakukan menggunakan foto anoda TiO2 nanotube tersensitasi N719, elektrolit I3-/I- dan Pt/FTO sebagai elektroda counter pada zona DSSC. Sedangkan, pada zona katalis digunakan matrik [Ti3 -TiO2 nanotube], elektrolit Na2SO4, TiO2 sebagai elektroda counter. Zona katalis pada rangkaian tersebut dialiri gas N2, sementara zona DSSC disinari. Dilakukan variasi waktu dan pH pada fotoreaksi produksi amonia. Hasilnya menunjukkan bahwa pada rentang reaksi antara 12 jam s/d 100 jam secara konsisten diperoleh produk amonia 13,39 M s/d 137 M dan diperoleh efisiensi konversi sebesar 0,06. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini memberi konfirmasi keberhasilan dari pendekatan yang dilakukan.

Amonia NH3 is an important precursor in the chemical industry. Recently, a new method of producing amonia has been developed by photocatalytic reaction over TiO2 with partially oxygen vacancied, yielding Ti3 species, from water and N2 under basically ambient pressure and temperature. Unfortunately, the reaction locus is taken place in the same place with the illumination locus, which may create a contradictory during optimation of light absorbing locus and intended chemical reaction locus. Thus in this study, a relatively new approach is introduced. The production of amonia will be performed by using modified DSSC device, which has a catalysis zone extension. Hence the photon absorption is provided by DSSC zone, then the produced, what so called, ldquo hot rdquo electron transferred to catalysis zone to intiate intended chemical reaction. In this work, N719 type dyes was used as sentizer for the photoande in DSSC zone, while the catalysis zone employing Ti3 TiO2nanotubes matrix. Preparation of TiO2 was done by using anodization method, while preparation of the Ti3 TiO2 nanotube catalyst zone was carried out by electrochemical reduction method of prepared TiO2. TiO2 was then sensitized by N719 by immersion method. Variation of immersion was performed for 3 6 12 and 12 hours. Both then was characterized by XRD, SEM, UV Vis DRS, and FT IR and electyrochemical work station. Modified DSSC was prepared by using TiO2 NT N719 dye as working electrode, I3 I electrolyte and Pt FTO as counter electrodes for the DSSC zone and Ti3 TiO2 nanotube coupled with TiO2 as counter electrode in catalysis zone. The catalysis zone then was immersed into Na2SO40.1 M electrolyte, which then aerated by N2 gas. while the DSSC zone is irradiated, then within a certain period of amonia products are obtained. The amonia product was collected and analyzed using phenate method. Variations of time and pH of photoreaction for amonia production was performed. The results showed that in the reaction range between 12 hours to 100 hours consistently obtained amonia products 13.39 M up to 137 M which indicated a conversion efficiency of 0.06 . The results obtained in this study confirm the potential or success of the approach."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Junas Saputra
"Masalah lingkungan terbesar saat ini adalah polusi udara. Data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada laporan United Nation Environment Programme 2021 menunjukan emisi gas CO2 yang semakin membesar, sehingga berpotensi meninkatkan pemanasan global 1,50C hingga 20C dalam dua dekade kedepan. Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) berbasis TiO2, sebagai generasi ketiga dari sel surya terus dikembangkan salah satu solusi energi terbarukan. Penelitian ini ditujukan untuk membuat dan mempelajari perangkat DSSC menggunakan semikonduktor TiO2-nanotube yang disintesis menggunakan metode two-step anodization dengan variasi waktu anodisasi pertama 1 jam, 2 jam, dan 3 jam dilanjutkan dengan anodisasi kedua selama 30 menit. Selain itu reduksi juga dilakukan terhadap sebagian TiO2 hasil anodisasi. Karakterisasi dilakukan menggunakan instrumen SEM, FTIR, UV-Vis DRS, UV-Vis dan potensiostat. Material ini kemudian dipadukan dengan ruthenium N719 sebagai sensitizer, Pt/FTO sebagai elektroda counter dan elektrolit I-/I3- dan dilakukan evaluasi kinerja DSSC. hasilnya, diperoleh nilai efisiensi sebesar 2,12%; 3,14%; dan 3,15% untuk variasi anodisasi pertama 1 jam, 2 jam, dan 3 jam tanpa direduksi dan 3,60%; 3,07%; dan 4,29 % untuk variasi 1 jam, 2 jam dan 3 jam yang kemudian direduksi.

Air pollution is the most pressing environmental problem humans face today. According to findings of the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) included in the United Nations Environment Programme's 2021 report, if significant emission reductions are not accomplished, rising CO2 emissions might result in a 1.50C to 20C increase in global temperature over the next two decades. Third-generation solar cells, known as dye-sensitized solar cells (DSSC) based on TiO2, are always being developed as one of renewable energy. This study aimed to create and investigate DSSC devices using TiO2 nanotubes synthesized via a two-step anodization method with variations in the first anodization time of 1 hour, 2 hours, and 3 hours, followed by a second anodization for 30 minutes. In addition, reduction was also performed on a portion of the TiO2 produced from the anodization process. Instruments such as SEM, FTIR, UV-Vis DRS, UV-Vis, and potentiostat were used to characterize the material. For DSSC performance assessment, the material was mixed with I-/I3- as a electrolyte, Pt/FTO as a counter electrode, and ruthenium N719 as a sensitizer. For the 1-hour, 2-hour, and 3-hour initial anodization variations without reduction, the research yielded efficiencies of 2.12%, 3.14%, and 3.15%; for the 1-hour, 2-hour, and 3-hour variations with subsequent reduction, the results showed 3.60%, 3.07%, and 4.29%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Amelia
"Amonia merupakan senyawa penting bagi kehidupan di bumi, diantaranya yaitu dalam bidang industri dan pertanian. Permintaan amonia diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya. Secara konvensional, fiksasi industri dari N2 untuk menghasilkan NH3 dilakukan melalui proses Haber−Bosch yang membutuhkan kondisi suhu dan tekanan yang sangat ekstrim sehingga mengonsumsi energi dalam jumlah tinggi dan mengemisikan CO2 dalam jumlah yang sangat besar. Oleh karena itu, perlu mengembangkan teknologi alternatif untuk sintesis amonia dengan metode yang ramah lingkungan. Banyak penelitian yang mengembangkan konversi nitrogen menjadi amonia secara fotoelektrokimia dengan adanya material semikonduktor, namun efisiensi yang dihasilkan masih belum cukup baik, sehingga perlu untuk dikembangkan lebih lanjut. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan sistem tandem Dye Sensitized Solar Cell-Photoelectrochemistry (DSSC-PEC) untuk konversi nitrogen menjadi amonia. Sel DSSC disusun menggunakan fotoanoda N719/TiO2NTs, elektrolit I-/I3-, dan katoda Pt/FTO. Efisiensi DSSC yang dihasilkan pada penelitian ini sebesar 1,49%. Sel PEC disusun menggunakan BiOBr/TiO2NTs yang disintesis dengan metode successive ionic layer adsorption and reaction (SILAR) sebagai katoda, tempat berlangsungnya reaksi konversi nitrogen menjadi amonia, dan Ti3+/TiO2NTs sebagai fotoanoda tempat berlangsungnya oksidasi air. Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan variasi ketika Ti3+/TiO2NTs digunakan sebagai fotoanoda dan BiOBr/TiO2NTs sebagai katoda beserta BiOBr/TiO2NTs sebagai fotoanoda dan katoda. Sistem tandem disusun dengan menghubungkan anoda PEC dengan katoda DSSC, serta katoda PEC dengan anoda DSSC menggunakan kawat tembaga. Kadar amonia yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan metode fenat. Pada penelitian ini diperoleh kadar amonia tertinggi dengan sistem yang menggunakan material BiOBr/TiO2NTs pada anoda dan katoda dengan kadar amonia yang dihasilkan sebesar 0,1272 µmol selama 6 jam, dengan persen solar to chemical conversion (SCC) sebesar 0,0021%.

Ammonia is an important compound for human’s life, including in industry and agriculture. The demand for ammonia is expected to increase every year. Conventionally, the industrial fixation of N2 to NH3 is carried out through the Haber−Bosch process which requires extreme conditions of temperature and pressure. This process consumes a high amount of energy and emits a very large amount of CO2. Therefore, it is necessary to develop alternative technologies for ammonia synthesis using environmentally friendly methods. Many studies have developed the photoelectrochemical conversion of nitrogen to ammonia in the presence of semiconductor materials, but the resulting efficiency is still not good enough, so it needs further development. In this research, the development of the tandem system of Dye Sensitized Solar Cell-Photoelectrochemistry (DSSC-PEC) was carried out for the conversion of nitrogen to ammonia. DSSC cells were prepared using N719/TiO2NTs photoanode, I-/I3- electrolyte, and Pt/FTO cathode. The DSSC efficiency produced in this research is 1.49%. PEC cells were prepared using BiOBr/TiO2NTs synthesized by the successive ionic layer adsorption and reaction (SILAR) method as the cathode, where the reaction of converting nitrogen into ammonia takes place, and Ti3+/TiO2NTs as the photoanode where water oxidation takes place. In addition, in this study we also did the various experiments when Ti3+/TiO2NTs were used as photoanode and BiOBr/TiO2NTs as cathode, as well as BiOBr/TiO2NTs as photoanode and cathode. The tandem system is arranged by connecting the PEC anode to the DSSC cathode and the PEC cathode to the DSSC anode using copper wire. The resulting ammonia levels were analyzed using the phenate method. In this study, the highest ammonia levels were obtained with a system using BiOBr/TiO2NTs material at the anode and cathode with the resulting ammonia of 0.1272 µmol for 6 hours, with an solar to chemical (SCC) value of 0.0021%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardha Abidillah
"Amonia merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan. Produksi amonia yang sering digunakan adalah proses Haber-Bosch yang menghasilkan emisi CO2 yang besar dan harus dilakukan pada suhu dan tekanan ekstrim. Produksi NH3 air dan N2 secara fotokatalisis dapat dilakukan pada temperatur dan tekanan ruang sehingga menjadikan produksi ini sangat ideal. Namun metode ini masih memiliki efisiensi yang relatif rendah.
Dalam penelitian ini dilakukan proses konversi nitrogen menjadi ammonia tandem sel surya, Quantum Dot Sensitized Solar Cell (QDSSC), dengan sel fotoelektrokimia sebagai zona katalisis. Fotoanoda dalam sel surya menggunakan  TiO2 nanotube yang disensitasi dengan CdS, sedangkan sel fotoelektrokimia pada zona katalisis menggunakan pasangan electrode Ti3+/TiO2 nanotube yang diletakan dalam dua kompartemen terpisah. Tandem sel yang dikembangkan berhasil mengkonversi N2 menjadi NH3, dengan menggunakan sumber hidrogen dari air dan input energi dari sinar tampak, denga rata-rata efisinesi konversi berkisar antara 0,03-0,098%.

Ammonia is an essential substance in human lives. The most common method in ammonia production in industries is the Haber-Bosch method, this method using high temperature and pressure also produce CO2 emissions as sideproduct. NH3 can be produced by water and N2 through a photolytic reaction using room temperature and atmospheric pressure which made this reaction is ideal for ammonia production. But this method has low efficiency of production.
This research purpose is to produce ammonia through photocatalytic reaction of nitrogen reduction using modified Quantum Dot Sensitized Solar Cell (QDSSC) in TiO2 nanotube, through separation of an anodic catalytic zone and cathodic zone. TiO2 nanotube sensitized by CdS and illuminated by visible light to produce electron which can be transferred to catalytic zone for nitrogen reduction. The solar cell that has been made succeeded in convert N2 to NH3, using water as H2 source and visible light as an energy source, with average conversion efficiency 0,03-0,098 %.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
"Amonia merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan. Produksi amonia yang sering digunakan adalah proses Haber-Bosch menggunakan hidrogen dan nitrogen pada kondisi tekanan dan suhu ekstrim. Salah satu cara lain yang berpotensi dan sedang dikembangkan adalah fiksasi nitrogen secara fotokatalisis pada kondisi ambien. Dalam penelitian ini dilakukan proses fotokatalisis reduksi nitrogen menggunakan sumber elektron yang dihasilkan oleh zona Quantum Dot Sensitized Solar Cell QDSSC berbasis semikonduktor TiO2 nanotube. TiO2 nanotube disensitasi oleh quantum dot CdS dan disinari oleh cahaya tampak menghasilkan elektron yang ditransfer ke zona katalisis untuk reduksi nitrogen menjadi amonia. Variasi waktu reaksi dan pH dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah amonia yang dihasilkan. Karakterisasi dilakukan terhadap morfologi TiO2 serta keberadaan spesi Ti3 pada permukaan TiO2 di zona katalisis yang akan bertindak sebagai sisi aktif reduksi nitrogen. Efisiensi dari QDCdS-SSC yang diperoleh sebesar 1,63. Aplikasi QDCdS-SSC yang dimodifikasi dengan zona katalisis Ti3 /TiO2 nanotube dapat menghasilkan amonia dengan efisiensi konversi energi cahaya menjadi energi kimia oleh QDCdS-SSC sebesar 0,0211.

Ammonia is a chemical compound that mostly used in our life. Generally, ammonia is produced by Haber Bosch process using hydrogen and nitrogen at extreme pressure and temperature. The other alternative potential method is a photocatalysis process. In this research, reduction of nitrogen by photocatalysis using nanotube TiO2 based Modified CdS Quantum Dot Sensitized Solar Cell with catalytic zone was investigated. TiO2 was sensitized by CdS and irradiated by visible light to generate electrons for nitrogen reduction at catalytic zone. Variation of reaction time and pH were performed to determine the effect of ammonia production. Characterization was performed to determine morphology of TiO2 and presence of Ti3 species on the surface as an active site of nitrogen reduction. The obtained efficiency of QDCdS SSC is 1.63. Modified QDCdS SSC with Ti3 TiO2 nanotube attain to produce ammonia with solar chemical conversion efficiency at 0,0211."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanty Driantami
"Kandungan NH3-N dalam air limbah yang cukup tinggi jika dibuang ke badan air dapat menyebabkan eutrofikasi yang berdampak negatif terhadap ekosistem akuatik. Membrane aerated biofilm reactor MABR merupakan teknologi pengolahan air limbah yang mampu mengurangi konsentrasi NH3-N dalam air limbah domestik. Penelitian ini melakukan pengamatan mengenai kinerja penyisihan konsentrasi NH3-N dalam air limbah domestik menggunakan MABR. Air limbah domestik mengandung konsentrasi NH3-N sebesar 73 mg/l ndash; 104.8 0.12 kg NH3-N/m3.d - 0.24 kg NH3-N/m3.d dan COD sebesar 332 - 468 mg/l 0.56 kg COD/m3.d - 1.05 kg COD/m3.d . MABR disuplai oleh oksigen dengan tekanan sebesar 20 kPa dan penelitian dilakukan dengan tiga variasi waktu detensi HRT berbeda yaitu 8, 10, dan 12 jam. Setelah 33 hari, hasil menunjukkan rasio COD/N berkisar antara 3.9 ndash; 5.7 dengan maksimum efisiensi penyisihan COD dan NH3-N terjadi ketika HRT 12 jam yang mencapai, masing-masing 88 dan 89.58 . Hal ini mengindikasi, bahwa NH3-N dapat dihilangkan menggunakan MABR pada rasio COD/N yang rendah. Selan itu, bakteri autotrof yang berperan untuk mengoksidasi NH3-N menjadi NO2- da NO3- memiliki laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan bakteri heterotrof. Sehingga, HRT yang semakin lama akan memberikan keuntungan untuk proses nitrifikasi dan efisiensi penyisihan NH3-N yang tinggi telah dapat tercapai.

High concentration of NH3 N in wastewater discharges from Sewage Treatment Plant can causes eutrophication of the surface water that have the negative impacts for aquatic ecosystems. Membrane aerated biofilm reactor MABR has been proposed as a wastewater technology to reduce NH3 N concentration in domestic wastewater. This study observed the performance of NH3 N removal in domestic wastewater using MABR. Domestic wastewater contains concentration of NH3 N from 73 mg l to 104.8 mg l 0.12 kg NH3 N m3.d to 0.24 kg NH3 N m3.d and COD from 332 mg l to 468 mg l 0.56 kg COD m3.d to 1.05 kg COD m3.d . MABR was supplied by oxygen at pressure of 20 kPa and study performed for 3 hydraulic loading rate HRT variations, which were 8, 10, and 12 hours. After 33 days of running, the result showed COD N ratio were about 3.9 to 5.72 with maximum efficiency of COD and NH3 N removal occurred when HRT 12 hours, reached 88 and 89.58 respectively. This indicated, that NH3 N could removed by MABR at low COD N ratio. Furthermore, autrotrophs bacteria that responsible for oxidized NH3 N to NO2 and NO3 have slower growth rates compared with heterotrophs bacteria. Thus, the longer HRT provided benefit for nitrification process and high NH3 N removal efficiency has been achieved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Nur Hidayat
"Counter electrode berbasis carbon nanotube (CNT) dengan metode spray- coating untuk aplikasi sel surya dye-sensitized telah dikembangkan. Larutan CNT di-spray di atas substrat TCO dengan menggunakan spray gun. Counter electrode dibuat 4 variasi spraying: 10x, 15x, 25x, dan 55x. Karakteristik I-V dan efisiensi sel dipengaruhi oleh ketebalan lapisan, luas area sentuh counter electrode dengan elektrolit, transmitans, dan sheet resistance counter electrode. Karakteristik I-V dan efisiensi sel terbesar didapat pada counter electrode dengan spraying CNT sebanyak 55x. Efisiensi sel terbaik hasil penelitian sebesar 1,90 %.

Counter electrode based on carbon nanotube (CNT) by using spray-coating method for dye-sensitized solar cells have been successfully developed. CNT solution was sprayed on TCO substrate by using a spray gun. Counter electrode was made 4 variations of spraying: 10, 15, 25, and 55 times. The I-V characteristics and cell efficiency are influenced by thickness, touch area counter electrode with the electrolyte, transmittance, and sheet resistance of the counter electrode. The best I-V characteristics and efficiency of cells were obtained on 55 times of spraying of CNT counter electrode. The best efficiency of cells is about 1.90 %."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T29768
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Silvia
"ABSTRACT
Sistem budidaya perikanan intensif menimbulkan masalah pada air yakni tingginya kadar sekresi amonia-nitrogen. Sponge-bed Trickling Filter sebagai salah satu teknologi RAS diharapkan mampu mengelola air hingga dapat menurunkan konsentrasi TAN sesuai dengan nilai ambang batas yang aman untuk ikan. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium dengan menggunakan reaktor trickling filter bermedia spons berukuran 13 13 28 cm3. Ketinggian trickling filter 40 cm dan kecepatan aliran 3L/menit. Influen yang digunakan merupakan air limbah sintetis dari kualitas air perikanan budidaya Osphronemus goramy dengan berat rata-rata 0,013 gr yang berasal dari penambahan larutan amonia dengan variasi beban 0,4, 0,6, dan 0,8 mg TAN/L. Selama 7 kali pengulangan pengamatan pada tiap beban, hasil menunjukkan bahwa pemberian beban sebesar 0,8 mg TAN/L menghasilkan efisiensi penyisihan yang relatif tinggi dan VTR yang stabil masing-masing sebesar 96,41 0,880 dan 0,01571132 0,001045214 g/m3-hari. Reaksi nitrifikasi berlangsung pada kinetika orde satu dengan nilai laju penyisihan paling besar terjadi pada beban 0,8 mg TAN/L sebesar 0,67 g/m2-hari. Kinetika orde satu bukan merupakan kondisi yang optimum untuk operasional sponge-bed trickling filter namun pemilihan beban 0,8 mg TAN/L dapat meminimalisir dampak dari kinetika orde satu karena menghasilkan persentase dan VTR yang relatif stabil.

ABSTRACT
Intensive aquaculture systems increase the water quality risks by its high level ammonia nitrogen secretion. Sponge bed Trickling Filter as one of the RAS technology is expected to be capable managing water quality until TAN concentration reaches its safe threshold for fish. The study was conducted on a laboratory scale using a 13 13 28 cm3 sponge media trickling filter. The trickling filter height was 40 cm and the flow rate was 3L min. The influent used was synthetic wastewater with similar water quality of Osphronemus goramy aquaculture with an average weight of 0.013 g derived from the addition of ammonia solution with load variation 0.4, 0.6, and 0.8 mg TAN L. During 7 repetitions of observations at each load, the results showed that the loading of 0.8 mg TAN L resulted in a relatively high removal efficiency and a stable VTR of 96.41 0.880 and 0.01571132 0.001045214 g m3 day. The nitrification reaction takes place on first order kinetics with the highest rate of removal occurring at 0.8 mg TAN L load of 0.67 g m2 day. First order kinetics is not an optimum condition for sponge bed trickling filter operations but the 0.8 mg TAN L load selection minimizes the impact of first order kinetics as it results in relatively stable percentages and VTRs. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Ayu Lestari
"Kosensitisasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan performa dari dye-sensitized solar cell (DSSC). Kosensitisasi dilakukan dengan menggunaan dua atau lebih zat warna dengan spektrum serapan cahaya tampak yang saling komplementer seperti antosianin yang berwarna biru keunguan dengan brazilin yang berwarna jingga. Pada penelitian ini, performa DSSC yang mendapat perlakuan kosensitisasi dari campuran ekstrak kasar Caesalpinia sappan L. dan Clitoria ternatea dibandingkan dengan monosensitasi masing-masing ekstraknya. Dibuat beberapa variasi perbandingan volume pada campuran yang akan digunakan. Variasi terhadap kondisi pH zat warna juga dilakukan guna memperlebar respon spektral terhadap cahaya tampak. Dilakukan pula evaluasi terhadap stabilitas dari DSSC yang disintesis. Hasil pengukuran campuran ekstrak dengan spektrofotometer UV-Visiblemenunjukkan absorbansi gabungan dari kedua ekstrak penyusunnya. Efisiensi DSSC yang menggunakan fotoanoda terkosensitisasi antosianin dan brazilin menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan fotoanoda termonosensitasi. Efisiensi terbaik diperoleh dengan menggunakan fotoanoda terkosensitisasi alkaline CT:CsL 1:2v/v dengan nilai 0,287584%. Evaluasi terhadap stabilitas fotoanoda dilakukan dengan menyinari DSSC selama 1, 3, dan 5 jam. Stabilitas terbaik ditunjukkan oleh DSSC dengan fotoanoda terkosensitisasi CT:CsL 1:1v/v.

Co-sensitization is one way that can be used to improve the performance of dye-sensitized solar cells (DSSC). Co-sensitization is done by using two or more dyes with complementary visible light absorption spectrum, e.g., the purplish-blue coloring anthocyanin and the orange coloring brazilin. In this study, performance of the cosensitize treated DSSC from Caesalpinia sappan L. and Clitoria ternatea crude extract mixture was compared with the mono sensitize of each extract. A number of mixture volume ratio variations were made. Variations of the dye pH condition was also used in order to widen the spectral response toward visible light. A stability evaluation of the synthesized DSCC was also carried out. The UV-Visible spectrophotometer measurement of extracted mixture shows combined absorbance of the two constituent extracts. The co-sensitized DSSC efficiency with anthocyanin and brazilin show higher value compared to the mono sensitized photoanode. The highest efficiency was obtained by using alkalineCT:CsL 1:2v/v co-sensitized photoanode  with value of 0.287584%. Evaluation toward the photoanode stability was carried out by irradiating the DSSC for 1, 3, and 5 hours. The optimum stability was exhibited by DSCC with CT:CsL 1:1v/v co-sensitized photoanode."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton: CRC press, 2010
621.312 44 DYE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>