Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179912 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novi Widya
"ABSTRAK
Observasi pada kompetisi interspesifik antara Callyspongia aerizusa dan Karang Scleractinia telah selesai di Kepulauan Seribu Jakarta dengan menggunakan teknik penyelaman SCUBA. Saat penelitian ditemukan spons Callyspongia aerizusa yang menempel atau tumbuh berdekatan dengan Karang Scleractinia yang menyebabkan nekrosis pada polip karang Scleractinia. Untuk menganalisa apakah spons Callyspongia aerizusa menghasilkan senyawa kimia yang menyebabkan nekrosis pada polip karang Scelaractinia, maka 1 liter sampel air laut yang berada di antara spons dan karang di ambil dengan menggunakan peralatan berupa syringe yang terdapat kertas saring didalamnya, berikut dengan sampel spons Callyspongia aerizusa. Sampel air laut di ekstraksi dengan ekstraksi cair-cair menggunakan etil asetat, sedangkan sampel spons di ekstraski menggunakan etil asetat dengan metode maserasi. Masing-masing ekstrak diuapkan menggunakan rotary evaporator dan dianalisis menggunakan HPLC Kolom RP. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak air laut mengandung 4 senyawa utama yang muncul pada Retention Time RT 30.52, 35.96, 37.17, dan 38.79. Senyawa utama tersebut juga ditemukan pada ekstrak spons dengan Retention Time RT yang hampir sama.Hal tersebut menunjukan bahwa spons Callyspongia aerizusa mengeluarkan senyawa kimia ke air laut dalam upaya berkompetisi dengan karang Scleractinia.

ABSTRACT
Observation on the interspecific competition between Callyspongia aerizusa sponge and scleractinian coral was done at Kepulauan Seribu, Jakarta by SCUBA diving. It was observed that Callyspogia sp sponge attached to or grew nearby the scleractinian coral that caused necrosis to the scleractinian polyps. To analyze whether Callyspongia aerizusa sponge released allelochemical that caused the necrosis of scleractinian polyps, 1 liter of sea water in between sponge and coral was taken by syringe equipped with filter paper along with the Callyspongia aerizusa sponge sample. The seawater was extracted with liquid liquid extraction using ethyl acetate while the sponge sample was extracted with ethyl acetate as well by maceration method. Each extracts was dried with vacuum rotary evaporator and analyzed with HPLC RP column. The result showed that the sea water extract contain 4 major compounds at RT 30.52, 35.96, 37.17, and 38.79 that were also found in the sponge extract. This suggests that Callyspongia aerizusa sponge release allelochemicals into sea water to compete and kill the scleractinian coral."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Fariska
"Spons Callyspongia aerizusa dapat ditemukan di dua zona Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKS) dengan kondisi ekologis yang berbeda, yaitu zona pemukiman (Pulau Karya dan Pramuka) dan zona inti (Pulau Penjaliran Timur). Kondisi ekologis di zona inti relatif lebih baik jika dibandingkan dengan zona pemukiman. Zona inti merupakan zona dengan akses terbatas guna perlindungan biota laut, diasumsikan tingkat kerusakan ekosistem yang terjadi dan asupan pencemarannya rendah. Untuk mengetahui adanya perbedaan aktivitas senyawaan bioaktif tersebut, dilakukan uji toksisitas dengan metode Brine Shrimp (Artemia salina) Lethality Test (BSLT) menggunakan crude extract dan ekstrak hasil fraksinasi spons C. aerizusa dari kedua zona tersebut. Fraksinasi crude extract spons tersebut dilakukan dengan teknik kromatografi cair-cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawaan crude extract C. aerizusa yang paling aktif berasal dari Pulau Penjaliran Timur (nilai LC50 sebesar 723,972 ppm) dan ekstrak hasil fraksinasinya yang paling aktif ialah ekstrak fraksi etil asetat (nilai LC50 sebesar 529,032 ppm)."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S31487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athiyya Nasywa
"Penelitian eksperimental yang bertujuan untuk menguji aktivitas antifeedant dan mengamati respons ikan karang pada uji antifeedant ekstrak kasar spons Axinyssa sp. telah dilakukan pada tanggal 3--11 Mei 2017 di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel spons Axinyssa sp. diekstrak dengan menggunakan metanol, kemudian dicampurkan dengan jeli dan pelet komersil pada konsentrasi yang sama dengan konsentrasi alaminya yaitu 29 mg/mL. Uji antifeedant dilakukan terhadap pelet pakan kontrol dan perlakuan di rataan terumbu karang di dekat Dermaga Pulau Pramuka pada kedalaman 3--4 m.
Hasil analisis data menggunakan uji statistik chi-square pada taraf signifikansi 0,01 menunjukkan bahwa ekstrak kasar spons Axinyssa sp. memiliki aktivitas antifeedant dan menunjukkan respons yang spesifik pada ikan-ikan karang meliputi respons ikan karang yang mengalami kontak dengan pelet pakan perlakuan, dan respons ikan karang yang tidak mengalami kontak dengan pelet pakan perlakuan.

An experimental study aimed at testing antifeedant activity and observing the response of reef fishes on antifeedant assay of crude extract from Axinyssa sp. sponge was conducted on May 3rd 11th 2017 in Pramuka Island Waters, Seribu Islands, DKI Jakarta. The Axinyssa sp. sponge sample was extracted by using methanol, then mixed with jelly and commercial pellets at the same concentration with its natural concentration of 29 mg mL. The antifeedant assay was performed on control feed pellets and treatments on the coral reef near the Pramuka Island Pier at a depth of 3 4 m.
The result of data analysis using chi square statistic test at significance level of 0,01 indicates that Axinyssa sp. sponge crude extract has antifeedant activity and shows specific responses to reef fishes including response of reef fishes contact with feed treatment pellets, and response of reef fishes that are not in contact with feed treatment pellets.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Alvi Rahman
"Kepulauan Seribu dikenal sebagai sektor pariwisata, terutama wisata bahari dan memiliki kondisi oseanografi yang optimal untuk kesesuaian terumbu karang. Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKS) adalah kawasan sebagai bentuk upaya konservasi ekosistem terumbu karang dan spesies lainnya, dengan beberapa zonasi pemanfaatan kawasan di dalamnya. Pemanfaatan setiap zonasi di TNKS mempengaruhi kondisi lingkungan di darat dan di laut, termasuk terumbu karang. Setiap zona memiliki masalah atau tekanan yang berbeda baik dari faktor alam atau aktivitas manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis distribusi terumbu karang dan perbedaan yang terkait dengan karakteristik fisik perairan di setiap zonasi di Taman Nasional Kepulauan Seribu. Distribusi terumbu karang diperoleh dengan menggunakan metode Koreksi Kolom Air yang diproses menggunakan citra Sentinel-2A. Setelah itu, pengolahan data variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan batimetri, suhu, arus laut dan data kecerahan laut. Analisis deskriptif spasial digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan pola distribusi terumbu karang di zona TNKS. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pola penyebaran terumbu karang di Pulau Belanda berpusat di Timur Laut sedangkan di Pulau Bira Besar dan Pulau Pramuka tersebar merata di sepanjang rataan terumbu. Persentase tertinggi dari distribusi terumbu karang ditemukan di zona inti & perlindungan, yang setara dengan 6% dari semua wilayah habitat bentik di pulau penelitian. Selain itu, inter-zoning memiliki karakteristik kecerahan dan kedalaman yang bervariasi sesuai dengan lokasi geografi.

The Thousand Islands is known as the tourism sector, especially marine tourism and has optimal oceanographic conditions for the suitability of coral reefs. Thousand Islands National Park (TNKS) is an area as a form of conservation efforts for coral reef ecosystems and other species, with some zoning utilization of the area in it. The use of each zoning in KSNP affects the environmental conditions on land and at sea, including coral reefs. Each zone has a problem or pressure that is different from either natural factors or human activities. The purpose of this study was to analyze the distribution of coral reefs and differences related to the physical characteristics of the waters in each zoning in the Thousand Islands National Park. The distribution of coral reefs was obtained by using the Water Column Correction method which was processed using Sentinel-2A imagery. After that, the processing of research variable data is carried out using bathymetry, temperature, ocean currents and sea brightness data. Spatial descriptive analysis was used in this study to explain the distribution pattern of coral reefs in the TNKS zone. In this study it was found that the distribution pattern of coral reefs on the Dutch Island was centered in the Northeast while in Bira Besar Island and Pramuka Island were spread evenly along the reef flats. The highest percentage of coral reef distribution is found in the core & protection zones, which is equivalent to 6% of all benthic habitat areas on the research island. In addition, inter-zoning has brightness and depth characteristics that vary according to geographical location."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrianto Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya berbagai macam respons ikan karang yang berbeda terhadap Uji Antifeedant ekstrak kasar Stylissa massa dari Pulau Pramuka dan ekstrak kasar Stylissa massa Pulau Rambut. Menguji efektivitas Antifeedant dari masing-masing ekstrak kasar Stylissa massa. Uji Antifeedant dilakukan dengan menggunakan pakan perlakuan yang mengandung ekstrak kasar Stylissa massa serta pakan tanpa ekstrak kasar Stylissa massa sebagai kontrol, dalam bentuk kubus jeli 1 cm3 yang dikaitkan pada tali pancing. Pakan tersebut kemudian diujikan pada ikan di terumbu
karang dan diamati respons ikan karang terhadap ekstrak kasar Stylissa massa serta dihitung jumlah .pakan yang dimakan dan tidak. Hasil uji statistik Chi-square pada taraf signifikasi (α) 0,01 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian pakan perlakuan pada ketidaksukaan makan ikan.Berdasarkan hal tersebut maka ekstrak kasar Stylissa
massa Pulau Pramuka dan Stylissa massa Pulau Rambut positif memiliki aktivitas Antifeedant terhadap ikan karang dan terdapat berbagai variasi respons ikan karang terhadap ekstrak kasar Stylissa massa Pulau Pramuka dan Stylissa massa Pulau Rambut.
Diketahui bahwa Pulau Rambut dan Pulau Pramuka tercemar akan logam berat. Hasil analisis uji logam berat terbukti ekstrak kasar Stylissa massa Pulau Pramuka dan Pulau Rambut tercemar logam berat. Kadar logam berat mempengaruhi respons ikan terhadap pakan perlakuan.

This study aims to determine the various responses of different reef fishes to the
Antifeedant Test of Stylissa massa raw extract from Pramuka Island and Stylissa massa raw extract from Rambut Island. Test the Antifeedant effectiveness of each of the Stylissa massa raw extracts. The antifeedant test was carried out using treated feed containing
Stylissa massa raw extract and feed without Stylissa massa raw extract as a control, in
the form of 1 cm3 jelly cubes attached to a fishing line. The feed was then tested on fish on coral reefs and observed the response of reef fish to Stylissa massa raw extract and the amount of feed that was eaten and not counted. The results of the Chi-square statistical
test at the significance level (α) 0.01 showed that there was an effect of feeding treatment
on fish eating dislike. Based on this, the Stylissa massa raw extract from Pramuka Island and Stylissa massa raw extract of Rambut Island had positive antifeedant activity against reef fishes There were various variations in the response of reef fish to the Stylissa massa raw extract from Pramuka Island and Stylissa massa raw extract from Rambut island. It is known that Rambut Island and Pramuka Island are polluted with heavy metals. The result of heavy metal test analysis proved that the Stylissa massa raw extract of Pramuka Island and Stylissa massa raw extract of Rambut Island was contaminated with heavy metals. Heavy metal content affects fish responses to treated feed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana Nur Rahimah
"Nudibranchia Famili Phyllidiidae merupakan pemangsa spons Ordo Halichondrida. Nudibranchia Famili Phyllidiidae memangsa spons Halichondrida untuk mengambil dan mengakumulasi senyawa metabolit sekunder dari mangsanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi spons mangsa Phyllidiella nigra dan melakukan analisa hubungan pemangsaan Phyllidiella nigra terhadap spons mangsanya. Pengamatan dilakukan di lapangan dengan pengamatan secara langsung dan analisa hubungan pemangsaan dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode teknik kromatografi lapis tipis (KLT). Analisis dilakukan dengan membandingkan senyawa dari ekstrak Phyllidiella nigra dan spons mangsa yang muncul pada pelat KLT.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa nudibranchia Phyllidiella nigra merupakan pemangsa spons Ordo Halichondrida. Hal tersebut terbukti dengan terlihatnya penjuluran bulbus faring dari mulut Phyllidiella nigra dan tanda bekas pemangsaan pada spons mangsa. Hasil analisa di laboratorium juga memperkuat bukti pemangsaan terlihat dari hasil KLT yang menunjukkan adanya kesamaan senyawa antara Phyllidiella nigra dan spons mangsa.

Nudibranchia Famili Phyllidiidae merupakan pemangsa spons Ordo Halichondrida. Nudibranchia Famili Phyllidiidae memangsa spons Halichondrida untuk mengambil dan mengakumulasi senyawa metabolit sekunder dari mangsanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi spons mangsa Phyllidiella nigra dan melakukan analisa hubungan pemangsaan Phyllidiella nigra terhadap spons mangsanya. Pengamatan dilakukan di lapangan dengan pengamatan secara langsung dan analisa hubungan pemangsaan dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode teknik kromatografi lapis tipis (KLT). Analisis dilakukan dengan membandingkan senyawa dari ekstrak Phyllidiella nigra dan spons mangsa yang muncul pada pelat KLT.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa nudibranchia Phyllidiella nigra merupakan pemangsa spons Ordo Halichondrida. Hal tersebut terbukti dengan terlihatnya penjuluran bulbus faring dari mulut Phyllidiella nigra dan tanda bekas pemangsaan pada spons mangsa. Hasil analisa di laboratorium juga memperkuat bukti pemangsaan terlihat dari hasil KLT yang menunjukkan adanya kesamaan senyawa antara Phyllidiella nigra dan spons mangsa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Rizky Purwaningdyah
"Telah dilakukan penelitian mengenai analisis logam berat Pb, Cd, dan Zn pada materi organik dan anorganik spons Spheciospongia vagabunda di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisa kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada spons Spheciospongia vagabunda dan menganalisa perbandingan kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn yang terdapat pada materi organik dan anorganik spons di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juni 2020 selama 3 hari. Metode yang digunakan yaitu metode jelajah bebas dengan mengambil sampel spons, air, dan sedimen dari 3 stasiun, dengan 3 ulangan untuk masing-masing sampel di setiap stasiun. Analisis logam berat dilakukan dengan menggunakan Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari ketiga stasiun, logam berat Pb, Cd, dan Zn pada spons Spheciospongia vagabunda yang paling tinggi terdapat di Stasiun 1, dimana logam berat yang paling banyak ditemukan pada spons Spheciospongia vagabunda adalah logam Zn dengan kisaran konsentrasi antara 113,59 ppm—311,41 ppm. Materi organik spons Spheciospongia vagabunda mampu mengakumulasi logam Pb, Cd, dan Zn berturut-turut sebesar 0,28 ppm—1,02 ppm, 1,54 ppm—8,65 ppm, dan 87,22 ppm—144,82 ppm, sementara materi anorganik spons Spheciospongia vagabunda mampu mengakumulasi logam Pb, Cd, dan Zn berturut-turut sebesar 3,36 ppm—4,22 ppm, 0,47 ppm—2,54 ppm, dan 26,36 ppm—166,59 ppm. Berdasarkan Uji Mann Whitney, kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada materi organik dan anorganik spons Spheciospongia vagabunda memiliki perbedaan yang nyata dimana materi organik pada spons Spheciospongia vagabunda memiliki kecenderungan dalam mengakumulasi logam berat lebih besar dibandingkan dengan materi anorganiknya.

Research about analysis of heavy metal Pb, Cd, and Zn on organic and inorganic materials of Spheciospongia vagabunda in Pramuka Island, Seribu Islands, Jakarta has been conducted. The aim of this study was to analyze the heavy metal content of Pb, Cd, and Zn in Spheciospongia vagabunda and to analyze the comparison of heavy metal content of Pb, Cd, and Zn in organic and inorganic of the sponge in Pramuka Island, Seribu Islands, Jakarta. Sample collection was conducted in June 2020 for 3 days. The method used was the exploration method by taking samples of sponge, water, and sediment from 3 stations, which 3 replicates of respective were taken from each station. Heavy metal analysis was performed using Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP MS). The results showed that of the three stations, heavy metals Pb, Cd, and Zn in the Spheciospongia vagabunda were the highest at Station 1, where the most heavy metal found in Spheciospongia vagabunda was Zn with a concentration range between 113,59 ppm—311,41 ppm. The organic material of Spheciospongia vagabunda was able to accumulate Pb, Cd, and Zn respectively 0,28 ppm—1,02 ppm, 1,54 ppm—8,65 ppm, and 87,22 ppm—144,82 ppm, meanwhile the inorganic material was able to accumulate Pb, Cd, and Zn respectively 3,36 ppm—4,22 ppm, 0,47 ppm—2,54 ppm, and 26,36 ppm—166,59 ppm. Based on the Mann Whitney test, the content of heavy metals Pb, Cd, and Zn in the organic and inorganic material of Spheciospongia vagabunda has a significant difference, where the organic material in Spheciospongia vagabunda has a tendency to accumulate heavy metals greater than the inorganic material."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diani Yusefa Ardi
"Penelitian mengenai kandungan logam berat timbal (Pb), kadmium (Cd) dan seng (Zn) pada spons Neopetrosia sp. di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu telah dilakukan. Logam berat merupakan unsur beracun jika konsentrasinya berada di dalam tubuh. Tujuan dilakukan penelitian, yaitu untuk mengetahui perbedaan konsentrasi logam berat (Pb, Cd, dan Zn) pada spons Neopetrosia sp. di 3 stasiun penelitian yang berbeda di perairan Pulau Pramuka serta mengetahui korelasi kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada spons Neopetrosia sp. dengan air dan sedimen. Konsentrasi logam berat (Pb, Cd dan Zn) pada spons Neopetrosia sp., sedimen dan air di Pulau Pramuka dideteksi menggunakan alat Inductively Coupled Plasma-mass Spectrometry (ICP-MS). Hasil rata-rata konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Zn pada Neopetrosia sp. secara berurut berkisar 957,54--2.560,43 ppb; 6,41--7,99 ppb; 2.431,87-- 4.577,91 ppb. Hasil rata-rata konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Zn pada sedimen secara berurut berkisar 132,35--783,96 ppb; 11,08--18,18 ppb; 681,48--5.179,02 ppb. Hasil rata-rata konsentrasi logam berat (Pb, Cd, dan Zn) pada air secara berurut berkisar 0,33--0,85 ppb; 0,00--0,01 ppb; 5,81--9,28 ppb. Data kemudian dianalisis menggunakan korelasi Spearman. Hasil menunjukan bahwa tidak terdapat korelasi antara kandungan logam berat (Pb, Cd, Zn) pada spons Neopetrosia sp. dan sedimen, maupun logam berat (Pb, Cd, dan Zn) pada spons Neopetrosia sp. dan air

Research on heavy metals (Pb, Cd, and Zn) in sponge Neopetrosia sp. on Pramuka Island, Thousand Islands has been carried out. Heavy metals are toxic element if the concentration is existed in the body. The purpose of this research was to determine the differences of heavy metals Pb, Cd, and Zn concentrations in sponge Neopetrosia sp. in 3 different research stations in Pramuka Island and to know the correlation of heavy metal content of Pb, Cd, and Zn in sponge Neopetrosia sp. with water and sediment. The concentrations of heavy metals Pb, Cd, and Zn in Neopetrosia sp., sediment and water in Pramuka Island were detected with Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometry (ICP-MS) tool. The results of the average concentrations of heavy metals (Pb, Cd, and Zn) in Neopetrosia sp. sequentially ranges from 957.54--2.560.43 ppb; 6.41--7.99 ppb; 2,431.87--4,577.91 ppb. The average concentration of Pb, Cd, and Zn in the sediment ranged from 132.35 to 783.96 ppb; 11.08--18.18 ppb; 681.48--5,179.02 ppb. The results of the average concentrations of Pb, Cd, and Zn in water, respectively, ranged from 0.33--0.85 ppb; 0.00--0.01 ppb; 5.81--9.28 ppb. The data were analyzed using the Spearman correlation. The results have shown that there was no correlation between heavy metals content (Pb, Cd, Zn) in the sponge Neopetrosia sp. and sediments, as well as heavy metals (Pb, Cd, and Zn) on the sponge Neopetrosia sp. and water"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Damayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada komponen organik dan anorganik spons Stylissa massa di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2020 sampai dengan Desember 2020. Pengambilan sampel dilakukan di 3 stasiun dengan 2 kali pengulangan. Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebanyak 6 sampel spons Stylissa massa, 6 sampel air, 6 sampel sedimen, dan parameter lingkungan seperti pH, DO, suhu, salinitas, dan kedalaman. Analisis logam berat Pb, Cd, dan Zn dilakukan dengan menggunakan Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS). Hasil analisis yang didapatkan menunjukkan bahwa kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada spons Stylissa massa di ketiga stasiun penelitian yang tertinggi hingga terendah yaitu logam berat Zn sebesar 91.698,07 ppb, Pb sebesar 19.185,40 ppb, dan Cd sebesar 716,45 ppb. Selain itu, besaran kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada komponen organik spons Stylissa massa di ketiga stasiun secara berurutan yaitu 554,11 ppb–1.066,57 ppb, 134,96 ppb–258,43 ppb, dan 21.839,69 ppb–27.919,51 ppb. Sementara itu, kandungan logam berat Pb, Cd, dan Zn pada komponen anorganik spons Stylissa massa di ketiga stasiun secara berurutan yaitu 2.004,16 ppb–4.891,18 ppb, 50,62 ppb–64,87 ppb, dan 5.006,92 ppb–8.154,12 ppb. Berdasarkan hasil Uji Mann Whitney, terdapat perbedaan kandungan logam berat pada komponen organik dan anorganik dalam menyerap logam berat Pb, Cd, dan Zn dimana komponen organik memiliki kemampuan untuk menyerap logam berat lebih tinggi jika dibandingkan dengan komponen anorganik. Hal ini disebabkan komponen organik mendominasi struktur tubuh spons Stylissa massa sedangkan pada komponen anorganik hanya membentuk kerangka dari spons Stylissa massa.

This study aims to determine the differences in the heavy metal content of Pb, Cd, and Zn in the organic and inorganic components of the Stylissa massa sponge in Pramuka Island, Kepulauan Seribu, Jakarta. This research was conducted from June 2020 to December 2020. Sampling was conducted at 3 stations with 2 repetitions. The number of samples obtained in this study were 6 samples of Stylissa massa sponge, 6 water samples, 6 sediment samples, and environmental parameters such as pH, DO, temperature, salinity, and depth. Analysis of heavy metals Pb, Cd, and Zn was performed using Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS). The results of the analysis obtained showed that the highest to lowest content of heavy metals Pb, Cd, and Zn in the Stylissa massa sponge in the 3 research stations were heavy metal Zn was 91,698.07 ppb, Pb was 19,185.40 ppb, and Cd was 716.45 ppb. In addition, the amount of heavy metal content Pb, Cd, and Zn in the organic components of the Stylissa massa sponge at the 3 stations, respectively, were 554.11 ppb-1,066.57 ppb, 134.96 ppb-258.43 ppb, and 21,839.69 ppb. -27,919.51 ppb. Meanwhile, the heavy metal content of Pb, Cd, and Zn in the inorganic components of the Stylissa massa sponge at the 3 stations were 2,004.16 ppb – 4,891.18 ppb, 50.62 ppb – 64.87 ppb, and 5,006.92 ppb– 8,154.12 ppb. Based on the results of the Mann Whitney Test, there are differences in the content of heavy metals in organic and inorganic components in absorbing heavy metals Pb, Cd, and Zn where organic components have the ability to absorb heavy metals higher than inorganic components. This is because the organic components dominate the body structure of the Stylissa massa sponge whereas the inorganic components only form the skeleton of the Stylissa massa sponge.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firli Rahman Hakim Fauzi
"Synaptula reticulata merupakan timun laut berdinding tubuh tipis dan memiliki warna kontras. Uji antifeedant ekstrak kasar Synaptula reticulata telah dilakukan pada tanggal 6-14 November di kedalaman 3-5 m Perairan Pulau Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Sampel Synaptula reticulata berjumlah 171 individu dan dilarutkan dengan metanol. Persentase ekstrak kasar Synaptula reticulata yang didapat sebesar 8% dan memiliki konsentrasi fisiologis 40 mg/mL. Uji antifeedant dilakukan dengan membandingkan respon makan ikan karang terhadap pakan uji dan pakan kontrol. Pakan uji adalah ekstrak kasar Synaptula reticulata yang dicampur jelly dan pelet komersil.
Pakan kontrol adalah campuran jelly dan pelet komersil tanpa dicampurkan ekstrak kasar Synaptula reticulata. Jumlah pakan uji yang dimakan sebanyak 3%, sedangkan jumlah pakan kontrol yang dimakan sebanyak 63%. Hasil uji statistik Chi-kuadrat pada tingkat kepercayaan 99% menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kasar Synaptula reticulata berhubungan dengan respon makan ikan karang. Keeratan hubungan tersebut kuat, berdasarkan uji korelasi cremer (C = 0,63) terutama terhadap ikan karang family Pomacentridae dan Laberidae.

Synaptula reticulata is sea cucumber that has thin body wall with contrasting color. Antifeedant activity assay from crude extract of Synaptula reticulata was conducted on 6th--10th November 2018 in 3--5 m of depth Pramuka Island water, Kepulauan Seribu National Park, DKI Jakarta. 171 individual Synaptula reticulata were collected and extracted using methanol. Crude extract percentage of Synaptula reticulata was 8% with a physiologycal concentration of 40 mg/mL. Antifeedant assay was done by comparing between coral reef fish feeding response to artificial test food and control food. Test food ware constitute of crude extract of Synaptula reticulata, jelly and pellet.
Control food contained jelly and pellet only. The amount of test food eaten as much as 3%, while the amount of control food eaten as much as 63%. Chi-Square analysis with confidence level of 0,01 showed that crude extract of Synaptula reticulata was correlated with feeding response of reef fishes. Cramer correlation test showed that crude extract Synaptula reticulata strongly related with feeding response of the treatments on reef fishes, with correlation value of 0,6.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>