Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Faradina
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterpaparan dan sensitivitas pantai terhadap gelombang laut dan hujan serta mengetahui tingkat keberlanjutan wisata pantai di pantai barat Banten. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat aspek keterpaparan yaitu tren gelombang tinggi, jumlah hari hujan, dan jumlah hari hujan sedang, sedangkan untuk melihat sensitivitas digunakan variabel jenis pantai, lebar pantai, dan kemiringan pantai. Analisis yang digunakan yaitu analisis keruangan dengan metode SMCE.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelombang laut dan hujan memperlihatkan pola keruangan yang semakin tinggi pada bagian selatan yang memiliki tren gelombang tinggi menurun dan tren jumlah hari hujan meningkat. Namun, tingkat sensitivitas pantai terhadap gelombang laut dan hujan tidak selalu sama dengan tingkat keterpaparan. Pantai sempit dengan kondisi fisik berupa pantai berpasir dengan kemiringan agak curam memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi terletak menyebar di wilayah penelitian. Berdasarkan variasi tingkat keterpaparan dan sensitivitas pantai, kegiatan wisata pantai di bagian utara memiliki tingkat keberlanjutan yang lebih baik dibandingkan bagian selatan wilayah penelitian.

This research aims to analyze coastal exposure and sensitivity towards sea waves and rain and also to know the sustainability level of beach tourism on the west coast Banten. Variables used in this research, to see exposure aspect that is the trend of high wave, number of rainy days, and number of rainy days, while to see the sensitivity aspect used variables of beach type, beach width, and l slope. The analysis used is spatial analysis with SMCE method.
The results show that sea waves and rain show an increasingly high spatial pattern in the southern part that has a high wave trend is decreasing and the trend of the number of rainy days is increasing. However, the level of beach sensitivity towards sea waves and rain is not always the same as the level of exposure. Narrow beach with the physical condition of a sandy beach with a rather steep slope has a higher sensitivity level is located spread in the research area. Based on the variation of the exposure and sensitivity level, beach tourism activities in the north have better sustainability level than the southern part of the research area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dikor Jupantara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi terumbu karang di perairan Bangsring, menggali informasi wisata bahari yang dominan diminati wisatawan dan menentukan strategi pengelolaan ekowisata bahari pada Zona Perlindungan Bersama Bangsring. Metode yang digunakan adalah deskriptif eksploratif dengan analisis presentase dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi tutupan karang di wilayah Bangsring termasuk dalam kategori baik dengan tutupan karang sebesar 50-74,9. Jenis wisata yang dominan diminati wisatawan di wisata bahari Bangsring adalah wisata snorkeling yaitu sebesar 44, disusul wisata ke Pulau Tabuhan sebesar 21, wisata ke Pulau Menjangan sebesar 16, wisata rumah apung sebesar 15 dan banana boat sebesar 4. Partisipasi stakeholder di dalam program pengelolaan ekowisata Bangsring terdiri dari pemerintah dan masyarakat. Dari sisi kelembagaan, kelompok pengelola ekowisata Bangsring aktif, sehingga telah terbentuk Peraturan Desa tentang pengelolaan ekowisata bahari di Bangsring. Berdasarkan analisis SWOT, dihasilkan 3 strategi prioritas dalam pengelolaan ekowisata bahari di Desa Bangsring yaitu: peningkatan partisipasi stakeholder dalam kegiatan konservasi ekosistem terumbu karang, penguatan perundangan di dalam pengelolaan ekowisata bahari Bangsring dan penguatan pengawasan terhadap kegiatan ekowisata bahari.

This research was conducted to study the condition of coral reefs in Bangsring, looking for the most suitable object of tourism for tourist to favor and to acquire management strategies of underwater tourism in Bangsring. The method of this research descriptive explorative with analyses of precentage of tourist visitors and SWOT analyses. The result showed that the condition of coral reef coverage is good with the percentage of coverage of coral cover is 50-74,9. The most favorable object tourism by tourists are snorkeling by 44, Tabuhan Island tour by 21, Menjangan Island tour by 165, floating house tour 15, and banana boat 4. The government and citizens of Bangsring are participating in managing ecotourism of Bangsring. The organitation that manage ecotourism of Bangsring actives in making Local Regulation of management of ecotourism in Bangsring. Based on SWOT analyses, obtained three priority strategies in managing ecotourism in Bangsring enhancement of stakeholder participation in conservation of coral reefs ecosystem, enhancement of regulations in managing ecotourism in Bangsring, and enhancement control of ecotourism activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T47553
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Numberi, Freddy
Jakarta : Fortuna, 2009
577.22 FRE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Baroroh
"Pertanian, khususnya pertanian padi sangat bergantung pada ketersediaan air. Terjadinya perubahan iklim mempengaruhi pola musim dan ketersediaan air, sehingga mengakibatkan perubahan lingkungan bagi petani padi. Perubahan lingkungan yang terjadi menyebabkan perubahan perilaku, yaitu adaptasi.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan adaptasi yang dilakukan oleh petani padi pada perbedaan wilayah ketinggian. Adaptasi yang dilakukan petani padi adalah untuk menyesuaikan diri terhadap dampak-dampak perubahan iklim pada tanaman padi. Bentuk adaptasi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Perbedaan keadaan lingkungan dalam penelitian ini adalah pebedaan wilayah ketinggian, dimana mempengaruhi pula perbedaan budaya bertani yang pada akhirnya mempengaruhi perbedaan pola adaptasi.
Bentuk adaptasi yang dilakukan petani berupa teknologi, sumber pendapatan, dan perubahan pola tanam, dimana wilayah ketinggian 25-500m memiliki kapasitas adaptif yang paling tinggi dan wilayah ketinggian diatas 500m memiliki kapasitas adaptif paling rendah.

Agriculture, especially rice farming it's depends on water availability. Climate change affects weather patterns and water availability, resulting in changes in the environment for rice farmers. Environmental changes that occur cause behavioral changes, namely adaptation.
The purpose of this research is to know the difference adaptations made by rice farmers in the difference in height. Adaptations made rice farmers is to adapt to the impacts of climate change on rice. Form of adaptation is influenced by environmental conditions. The difference in environmental conditions in the study area is the average difference between the height, which influence the differences in farming culture, which in turn affects the different patterns of adaptation.
Forms of adaptation by farmers in the form of technology, sources of revenue, and changes in cropping patterns, which the height of 25-500m region has the highest adaptive capacity and areas above 500m altitude the lowest adaptive capacity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi Sumantri
"Sumber karbon utama di ekosistem hutan terdiri dari biomassa pohon, tumbuhan bawah, serasah, kayu mati dan bahan organik tanah. Karbon hutan yang tersimpan pada biomassa atas permukaan (BAP) atau aboveground biomass (AGB) merupakan sumber terbesar dan paling terkena dampak deforestasi dan degradasi hutan. Deforestasi dan degradasi hutan merupakan penyumbang kedua terbesar emisi karbon ke atmosfer yang menyebabkan perubahan iklim, setelah penggunaan bahan bakar fosil oleh industri dan transportasi.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji potensi BAP dan stok karbon berdasarkan tipe-tipe hutan, serta mengetahui pengaruh deforestasi terhadap perubahan stok karbon hutan di DAS Batang Natal dan sekitarnya, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Pengukuran potensi biomassa pohon dilakukan dalam plot ukur berbentuk persegi panjang dengan ukuran 20 m x 125 m sebanyak 15 plot ukur. Sebanyak 8 plot dibuat di hutan lahan kering, 4 plot di hutan mangrove dan 3 plot di hutan rawa.
Total area hutan yang disurvei mencapai 3,75 ha. Pohon dengan Diameter at Breast Height (DBH) ≥ 2 cm diidentifikasi dan diukur diameternya. Penghitungan biomassa dilakukan melalui persamaan alometrik yang sudah ada untuk hutan tropis. Analisis deforestasi dilakukan melalui pendekatan penginderaan jauh. Data citra satelit Landsat tahun 2000 dan 2011 dianalisis dengan metode klasifikasi terbimbing (supervised classification) Maximum Likelihood Classifier (MLC). Analisis perubahan biomassa dan stok karbon dilakukan melalui Stock-Difference Method. Perubahan biomassa dan stok karbon total untuk setiap tipe hutan dilakukan melalui perkalian Mg ha-1 dengan luas hutan.
Hasil penelitian menunjukkan rerata biomassa pohon hutan lahan kering 364,99 ± 39,32 Mg ha-1, hutan rawa memiliki rerata biomassa pohon 643,95 ± 177,71 Mg ha-1, dan rerata biomassa pohon hutan mangrove 387,37 ± 31,10 Mg ha-1. Pada tahun 2000, DAS Batang Natal dan sekitarnya memiliki total luas tutupan hutan mencapai 93.396, dan tahun 2011 menurun dengan luas 67.961 ha. Dengan demikian, selama periode 2000-2011, luas tutupan hutan yang hilang mencapai 25.435 ha dengan rerata deforestasi 6,26% tahun-1 atau setara dengan 2.312 ha tahun-1. Rerata deforestasi hutan lahan kering mencapai 1,78% tahun-1 dengan emisi karbon sekitar 756.710 Mg CO2e tahun-1. Hutan rawa memiliki rerata deforestasi 4,48% tahun-1 dengan emisi 747.115 Mg CO2e tahun-1.

The main source of biomass and carbon in the forest ecosystem are coming from trees, litter, dead wood and soil organic matter. Forest carbon stored in the above ground biomass (AGB) is the largest source; however it is also the most affected by deforestation and forest degradation. Deforestation and forest degradation is the second largest contributor of carbon emissions into the atmosphere which caused the climate change issue, after the use of fossil fuels by industry and transportation.
This research was conducted with the aim to assess the potential of AGB and carbon stocks based on forest tipology, as well as to determine the impact of deforestation on change of forest carbon stock in Batang Natal watershed and the surrounding area, Mandailing Natal, North Sumatra. Biomass of trees measurement performed through 15 rectangular sample plots with 20 m x 125 m in size. A total of 8 plots were established in the dryland forest, 4 plots in the mangrove forest and 3 plots in the swamp forest.
The total sampled area was around 3.75 ha. All trees with Diameter at Breast Height (DBH) ≥ 2 cm were recorded and measured. In the absence of destructive sampling measurements, biomass calculated using the existing allometric equations for the tropical forest. Analysis of the deforestation was carried out using remote sensing approach. Two-dates image pair for 2000 and 2011 were classified using a supervised maximum likelihood classifier (MLC). Analysis of biomass and carbon stock changes was carried out using stock-difference method. The difference in carbon stocks is multiplied by the area of each forest type to obtain the total carbon emissions.
The results showed that average of tree biomass for dryland forest is 364.99 ± 39.32 Mg ha-1, the swamp forest has an average of around 643.95 ± 177.71 Mg ha-1, and for mangrove forests is 387.37 ± 31.10 Mg ha-1. In 2000, the total forest cover of study area reached to 93396 ha, while in 2011 the forest cover decreased to 67961 ha. Thus, during the period 2000-2011, forest cover with total 25435 ha have been converted with rate of 6.26% year-1 or equivalent to 2312 ha year-1. The deforestation rate in the dryland forest reached 1.78% year-1 with carbon emissions estimated at 756710 Mg CO2e year-1. The swamp forest deforestation rate was approximately at 4.48% year-1, equivalent to 747115 Mg CO2e year-1 of carbon emissions.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T40843
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanti Yuniani
"ABSTRAK
Berbagai dampak perubahan iklim, seperti perubahan cuaca ekstrim dan
meningkatnya permukaan air laut, akan dirasakan secara luas terutama oleh
masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, seperti Kepulauan Seribu yang
merupakan gugusan pulau-pulau. Penelitian ini bertujuan menyelidiki pengaruh
faktor - faktor environmental migrants, yang terdiri dari faktor lingkungan /
iklim, faktor politik, faktor demografi, ekonomi dan sosial, yang dapat memicu
terjadinya human migration. Metode penelitian yang dipergunakan dalam tesis
ini adalah metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Tehnik pengumpulan data
dilakukan dengan studi pustaka dan lapangan. Untuk studi lapangan dilakukan
wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap penduduk Pulau Panggang,
Kepulauan Seribu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penduduk
Pulau Panggang memilih untuk tidak bermigrasi ke luar pulau. Faktor sosial yang
terdiri dari pendidikan dan ikatan keluarga mempunyai pengaruh terhadap
keputusan migrasi. Faktor pendidikan yang merupakan bagian dari faktor sosial
environmental migrants terbukti signifikan dapat menjadi kontribusi bagi
masyarakat untuk tidak pindah. Analisa skenario early warning intelligence
sebagai strategi antisipatif menunjukkan pemerintah daerah setempat perlu
membentuk emergency plan / rencana darurat agar masyarakat bisa
meningkatkan taraf hidup dan bertahan di tengah situasi yang tidak normal.
Masyarakat Pulau Panggang perlu diberi informasi dan pensosialisasian agar
sadar lingkungan beserta dampak-dampaknya.

ABSTRACT
The effects of climate change such as extreme weather and sea level rise will be
affecting populations mainly in coastal areas such as Kepulauan Seribu which
are formed as islands. The purpose of this research is to study effects of
environmental migrants that comprises of environmental / climatic, political,
demographic, economic, and social factors that can trigger human migration. The
research method is mixed method of quantitative and qualitative. Data collection
is done through both literary studies and fieldwork. Fieldwork comprises of
interviews and questionnaire in the population of Panggang Island, Kepulauan
Seribu. The result shows that the majority of the Panggang Island population
does not want to migrate out of their island. Results of the research shows that
social factors made up of education and family ties does have an impact on
migratory decisions of a resident. Education, a part of the social dimension of
environmental migrants proves to be a significant factor for residence to decide
not to migrate from Kepulauan Seribu. Early warning intelligence scenario
analysis as an anticipatory strategy shows that the local government needs to
form an emergency plan so that the population can increase their standards of
living and continue their lives even in an abnormal situation. Panggang Island
residents needs to be socialized and supplied sufficient information so they are
more aware regarding their environment and the factors affecting it"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Bayu Rizky Prayoga
"Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat bervariasi berdasarkan waktu dan tempat. Kecenderungan perubahan curah hujan dalam jangka waktu tertentu dapat mengindikasikan fenomena peubahan iklim yang sedang terjadi. Melalui perhitungan statistik dan analisis spasial dan temporal, penelitian ini mengungkapkan bahwa ada suatu kecenderungan berkurangnya curah hujan di Daerah Aliran Way Sekampung selama periode 1980 – 2009. Melalui perhitungan statistik dengan menggunakan Uji Mann-Kendall dan dibantu oleh analisis spasial, telah ditemukan bahwa tren perubahan curah hujan yang terjadi di DA Way Sekampung didominasi oleh tren berkurangnya curah hujan. Uji tren terhadap curah hujan tahunan dan musiman yang dilakukan mengungkapkan bahwa bagian tengah dari DA Way Sekampung yang mencakup wilayah administrasi Kabupaten Pringsewu, Pesawaran, sebagian barat Lampung Selatan, dan sebagian utara Kota Bandar Lampung, adalah daerah dengan tren berkurangnya curah hujan yang sangat signifikan pada periode 1980-2009.

Rainfall is highly variable climatic elements based on time and place. The changing trend of rainfall in a certain period can indicate the climate change phenomena that happening. Through the statistical calculation and analysis of spatio - temporal, this study reveals that there is a decreasing trend in rainfall in the watershed Way Sekampung during the period 1980 – 2009. Through statistical calculations using the Mann - Kendall and assisted by the spatial analysis, it was found that the trend of the rainfall changes in Way Sekampung catchment area dominated by reduced rainfall trends. Trend test for seasonal and annual precipitation were carried out revealed that the central region of the Way Sekampung catchment area which covers area of district administration Pringsewu, Pesawaran, most of western South Lampung, and the most northern city of Bandar Lampung, are areas with very significant decreasing rainfall trend in the period 1980-2009."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Innarcaya Nadiar K.
"Anak muda Indonesia perlu memahami secara mendalam tentang perubahan iklim, sebuah isu yang memiliki dampak signifikan terhadap masa kini dan depan mereka. Namun, kompleksitas topik perubahan iklim diketahui menuntut strategi peningkatan literasi perubahan iklim yang mampu mengoreksi miskonsepsi dan menghadirkan relevansi personal. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas genre teks sanggahan dalam memfasilitasi revisi pengetahuan di kalangan siswa SMA di Indonesia. Dengan menggunakan faktorial mixed design, studi ini melibatkan 504 siswa SMA (Musia = 16,8) yang dibagi ke dalam empat kelompok teks (narasi, persuasi, tradisional, kontrol), dengan literasi perubahan iklim yang diukur pada tiga titik waktu (pretest, posttest, delayed-posttest). Hasil studi menunjukkan genre teks narasi dan persuasi mampu memfasilitasi revisi pengetahuan dengan lebih baik dibandingkan dengan teks sanggahan tradisional dan teks kontrol. Secara khusus, sanggahan narasi menunjukkan retensi peningkatan hingga seminggu setelah membaca. sanggahan persuasi hanya bertahan dalam jangka pendek, dan sanggahan tradisional tidak menunjukkan efektivitas lebih dari teks non-sanggahan. Implikasi dari temuan ini didiskusikan lebih lanjut bersama dengan saran penelitian selanjutnya. Secara garis besar, temuan studi ini menekankan efektivitas genre teks dalam meningkatkan potensi revisi pengetahuan pada siswa SMA Indonesia terkait topik sosio-saintifik kompleks seperti perubahan iklim.

Indonesian youth need to deeply understand climate change, an issue that significantly impacts their future. However, it is known that the complexity of climate change topic demands strategies for enhancing climate change literacy that can both correct misconceptions and present personal relevance. This research aims to test the effectiveness of refutational text genres in facilitating knowledge revision among high school students in Indonesia. Using a factorial mixed design, the study involved 504 high school students (Mage = 16.8) divided into four text groups (narrative, persuasive, traditional, control), with climate change literacy measured at three time points (pretest, posttest, delayed-posttest). The study's results show that narrative and persuasive refutation text can better facilitate knowledge revision compared to traditional refutational texts and control texts. Furthermore, narrative refutations showed retention of improvement up to a week after reading, while persuasive refutations only lasted in the short term, and traditional refutations did not demonstrate effectiveness beyond non-refutational texts. The implications of these findings are further discussed along with suggestions for future research. Overall, the findings of this study emphasize the effectiveness of text genres in enhancing the potential for knowledge revision among Indonesian high school students on complex socio-scientific topics like climate change."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emral Aris Abdillah
"Indonesia, negara maritim terbesar di dunia dengan luas perairan sebesar 5,8 juta hektar memiliki banyak sekali potensi yang belum tergali, baik dari sumberdaya alam, mineral, kekayaan hayati, keanekaragaman penghuni dasar laut dan keindahan alam itu sendiri. Bahkan di beberapa tempat ada yang belum terjamah oleh manusia. Oleh karena itu, penulis membuat sebuah penilitian untuk membangun sebuah cottage terapung, sebuah konsep yang unik, pertama di Indonesia, dan dengan keunggulan dan keunikannya tersebut diharapakan sektor parisiwata khususnya di wilayah perairan dapat menjadi devisa primadona bagi Republik Indonesia.

Indonesia, the largest maritime country in the world with 5.8 million acres of waters which is have a lot of untapped potential resources, biodiversity, and the beauty of the sea itself. Even some of it are untouched by human. Therefore, the author makes a study to build a floating cottage, a unique concept, first in Indonesia, with the superiority and the uniqueness, we hope that the tourism sector especially for the territorial waters, it can be a great foreign exchange for The Republic of Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1870
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ristianto
"ABSTRAK
Perubahan iklim yang dipicu oleh pemanasan global dapat mengakibatkan adanya ancaman gelombang ekstrim, yang pada gilirannya menimbulkan kerawanan wilayah pesisir terutama untuk wilayah pesisir utara Jawa yang relatif datar dan padat penduduknya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kerentanan wilayah pesisir utara Jawa Barat terhadap ancaman kenaikan muka laut berdasarkan variabel fisik dan sosial-ekonomi. Pengolahan data dan analisis spasial kerentanan dilakukan dengan menerapkan SIG dengan teknik tumpang
susun, yang digabungkan dengan analisis sensitivitas MRAS dan metode regresi linier untuk mengkaji kaitan variabel-variabel penyebab kerentanan wilayah.
Hasil analisis menunjukan bahwa distribusi kerentanan desa-desa di daerah penelitian sebagai berikut : 12 % berada pada tingkat kerentanan fisik sangat tinggi, 21 % dengan tingkat kerentanan tinggi, 31 % dengan tingkat kerentanan sedang, 26 % dengan tingkat
kerentanan rendah dan 9,3 % dengan tingkat kerentanan sangat rendah.
Dari 10 variabel kerentanan ternyata variabel gelombang memiliki kontribusi paling tinggi dan variabel kepadatan penduduk memiliki kontribusi paling rendah pada kerentanan wilayah. Sedangkan dari analisis statistik diperoleh model persamaan yang menunjukan
hubungan antara variabel IKF dan IKSE terhadap IKT, yaitu : IKT = 0,237 + 0,990 IKF + 0,996 IKSE.

ABSTRACT
Climate change triggered by global warming could lead to the threat of extreme waves, which in turn lead to vulnerability of coastal areas, especially to the north coast of Java are relatively flat and densely populated. This study aims to assess the vulnerability of
coastal areas of northern West Java to the threat of sea level rise based on physical variables and socio-economic. Processing of vulnerability data and spatial analysis carried out by applying GIS to overlapping stacking technique, which combined with MRAS sensitivity
analysis and linear regression methods to examines the link variables of the cause of vulnerability.
The analysis shows that the distribution of vulnerability in the study area as follows: 12% of the villages are at very high levels of physical vulnerability, 21% with a high degree of vulnerability, the vulnerability level of 31% with moderate, 26% with low susceptibility and 9.3 % with a degree of vulnerability very low. Of the 10 variables, wave variable has
highest contribution and variable population density has the lowest contribution to the vulnerability of the region.
From the statistical analysis obtained regression equation model that shows the vulnerability of the relationship between variables IKF and IKSE to IKT, the equation is IKT = 0.237 + 0.990 IKF + 0.996 IKSE."
2011
T30174
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>