Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Levina Nathania
"ABSTRAK
Pendahuluan: Penyakit periodontitis masih menjadi masalah kesehatan utama di bidang kedokteran gigi. Menurut WHO 2012 , 15-20 penduduk dunia mengalami penyakit periodontal yang parah. Penelitian mengenai perawatan penyakit periodontitis sampai saat ini masih terus dikembangkan untuk mencari teknik terapi atau obat pilihan yang terbaik. Oleh karena itu, diperlukan sebuah model kerusakan tulang alveolar yang terkendali, sederhana, dan memiliki kesamaan kondisi kerusakan dengan penyakit periodontal pada manusia untuk dijadikan model referensi yang terstandar. Tujuan: Membuat model kerusakan tulang alveolar periodontitis terstandar pada regio maksila anterior tikus Rattus norvegicus Wistar dengan komprehensif dan terkendali. Bahan dan metode: Injeksi LPS E.coli dengan konsentrasi 200mg, 500mg, 750mg dalam 200?l larutan saline pada regio maksila anterior tikus Wistar. Setelah hari ke-7 dikorbankan, rahang maksila didiseksi. Sampel difoto dengan stereomikroskop dan dilakukan analisis tinggi penurunan tulang dengan aplikasi ImageJ. Hasil: Kerusakan tulang alveolar terbesar terjadi pada konsentrasi 200mg, dengan rata-rata tinggi penurunan tulang adalah 1.48mm. Pada konsentrasi 500mg dan 750mg, masing-masing terdapat tikus yang mati pada hari pertama dan kedua pasca injeksi LPS. Kesimpulan: Konsentrasi LPS 200mg dalam 200?l saline merupakan anjuran dosis optimal yang dapat diinjeksikan pada tulang rahang anterior maksila tikus Wistar untuk menghasilkan kerusakan tulang alveolar.

ABSTRACT<>br>
Introduction Periodontitis still remains as a major oral health problem. According to WHO 2012 , 15 20 of the world rsquo s population experience severe periodontal disease. Research about periodontitis treatment is still being developed to find the best drug of choice. Therefore, a controlled and simple model of periodontitis, that reiterates the features of human rsquo s disease, is required to be a standarized reference model..Aim To establish a standarized model of bone destruction in maxillary anterior Rattus norvegicus induced by lipopolysaccharide Method Bone destruction periodontitis was induced by injection of 200mg, 500mg, and 750mg LPS E.coli in 200 l saline into maxillary anterior region. Animals were sacrificed after 7 days, and the maxillary jaw were dissected. Samples were photographed with stereomicroscope and bone loss were examined by ImageJ. Results The highest bone loss occured at 200mg LPS injection, with an average height of bone loss was 1.48mm. Where as in 500mg and 750mg, there were 3 Wistar rats died on the first and second day after LPS injection. Conclusion Injection of 200mg LPS in 200 l saline into maxillary anterior region Wistar rat is an optimal dose recommendation to induced alveolar bone loss."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakanda Rizki Ramadhani Duddyarto
"ABSTRAK
Latar belakang: Belum adanya model kerusakan tulang alveolar yang terstandar pada maksila posterior tikus Rattus norvegicus Wistar. Tujuan: Membuat standarisasi model penelitian kerusakan tulang alveolar pada maksila posterior tikus Rattus norvegicus Wistar. Metode: Penelitian in vivo pada 8 ekor Rattus norvegicus. injeksi lipopolisakarida dengan konsentrasi 200mg, 300mg, 500mg, dan 750mg dalam 200ml saline. Pengamatan berupa pemeriksaan menggunakan stereomikroskop dengan mengobservasi area kerusakan tulang. Hasil: Pada kelompok perlakuan terjadi periodontitis dengan rata-rata kerusakan tulang sebesar 3,4mm2. Kesimpulan: Injeksi lipopolisakarida dengan konsentrasi 200mg, 300mg, dan 500mg dalam 200ml saline dapat menyebabkan kerusakan tulang pada maksila posterior tikus Rattus norvegicus Wistar. Latar belakang: Belum adanya model kerusakan tulang alveolar yang terstandar pada maksila posterior tikus Rattus norvegicus Wistar. Tujuan: Membuat standarisasi model penelitian kerusakan tulang alveolar pada maksila posterior tikus Rattus norvegicus Wistar. Metode: Penelitian in vivo pada 8 ekor Rattus norvegicus. injeksi lipopolisakarida dengan konsentrasi 200mg, 300mg, 500mg, dan 750mg dalam 200ml saline. Pengamatan berupa pemeriksaan menggunakan stereomikroskop dengan mengobservasi area kerusakan tulang. Hasil: Pada kelompok perlakuan terjadi periodontitis dengan rata-rata kerusakan tulang sebesar 3,4mm2. Kesimpulan: Injeksi lipopolisakarida dengan konsentrasi 200mg, 300mg, dan 500mg dalam 200ml saline dapat menyebabkan kerusakan tulang pada maksila posterior tikus Rattus norvegicus Wistar.

ABSTRACT
Background There has not been a standardized model of alveolar bone destruction in maxillary posterior of Rattus norvegicus Wistar. Objective To standardize research model of alveolar bone destruction in maxillary posterior of Rattus novergicus Wistar Method In vivo study on 8 Rattus norvegicus. Injections of lipopolysaccharides with various concentrations which are 200mg, 300mg, 500mg and 750mg in 200ml saline water. Observation was done by examining the bone damage area using stereomicroscope. Result Periodontitis was observed in the treatment group with an average bone loss of 3.4mm2. Conclusion Injections of lipopolysaccharides with concentrations of 200mg, 300mg, and 500mg in 200ml saline water may cause bone damage to maxillary posterior region of Rattus norvegicus."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awandra Evandi
"ABSTRAK
Latar Belakang: Periodontitis merupakan penyakit kronik pada jaringan periodonsium yang masih menjadi masalah besar, sehingga dibutuhkan suatu model periodontitis sebagai pendekatan pencegahan dan terapi yang, terstandar, terkendali, dan sederhana untuk menangani masalah tersebut. Lipopolisakarida LPS merupakan suatu metode terstandar yang terbukti dapat menginduksi terjadinya periodontitis. Tujuan: Membuat sebuah model periodontitis regio posterior mandibula pada Rattus norvegicus Wistar yang terstandar, terkendali, dan sederhana. Metode: Periodontitis diinduksi menggunakan injeksi LPS Bakteri E.Coli dengan konsetrasi 200mg, 300mg, 500mg, dan 750mg dalam 200ml larutan saline, pada gingiva daerah interdental molar 1 dan molar 2 tulang mandibula tikus. Tikus dikorbankan pada hari ketujuh setelah injeksi, kemudian tulang mandibula didiseksi dan dipisahkan dari jaringan lunak untuk dilakukan pengamatan menggunakan stereomikroskop. Hasil: Injeksi LPS pada regio posterior mandibula Rattus norvegicus Wistar dengan konsentrasi 200mg, 300mg, 500mg, dan 750mg yang dilarutkan dalam 200ml larutan saline, menunjukkan kerusakan tulang alveolar dengan hasil kerusakan yang meningkat seiring meningkatnya konsentrasi. Kesimpulan: Injeksi lipopolisakarida dengan konsentrasi 200mg yang dilarutkan dalam 200ml larutan saline pada jaringan periodontal regio posterior mandibula Rattus norvegicus Wistar , sudah dapat dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar, sehingga dapat menjadi model periodontitis regio mandibula posterior yang terstandar, terkendali, dan sederhana.

ABSTRACT
Introduction Periodontitis is a chronic disease of the periodontium tissue that remains a major problem, therefore a standardized, controlled, and simple model of periodontitis is needed as a prevention and treatment approach to deal with the problem. Lipopolysaccharide LPS has been proven as the inducible of periodontitis. Objective To establish a standardized, controlled, and simple periodontitis model of Rattus norvegicus Wistar mandibula posterior region. Methods Periodontitis was induced by injection of 200mg, 300mg, 500mg, dan 750mg LPS in 200ml saline into mandibula posterior region of Rattus norvegicus Wistar at the interdental area between molar 1 and molar 2. Rats were sacrificed at 7 days after injection, and mandibula bone was dissected and separated from soft tissue, and observed by stereomicroscope. Result LPS injection of 200mg, 300mg, 500mg, dan 750mg LPS in 200ml saline into Mandibula Posterior of Rattus norvegicus Wistar shows alveolar bone destruction with increased damage as the concentration increase. Conclusion Injection of LPS with concentration of 200mg in 200ml of saline water, in the mandibula posterior region of Rattus norvegicus Wistar already can cause alveolar bone destruction, therefore it can be use as a standardized, controlled, and simple model of periodontitis in mandibular posteior."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ghaisani
"ABSTRAK
Latar Belakang: Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamatori kronis pada jaringan periodonsium yang masih menjadi masalah besar dalam bidang kedokteran gigi. Periodontitis dapat menyebabkan kerusakan jaringan gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar yang progresif, yang secara klinis ditandai dengan adanya kehilangan perlekatan gingiva dan perubahan tinggi tulang alveolar, sehingga dibutuhkan suatu model periodontitis yang sederhana, terstandar, dan terkendali untuk pendekatan pencegahan dan terapi dalam mengatasi masalah ini. Lipopolisakarida LPS terbukti dapat menginduksi terjadinya periodontitis secara terstandar. Tujuan: Membuat model kerusakan tulang alveolar periodontitis pada anterior mandibula tikus Wistar yang sederhana, terstandar, dan terkendali. Metode: Periodontitis diinduksi dengan injeksi LPS konsentrasi 200mg, 500mg, dan 750mg dalam 200ml larutan saline ke dalam gingiva mandibula tikus Wistar pada regio papilla interdental antara gigi insisif mandibula. Tikus Wistar dibunuh pada hari ketujuh, kemudian mandibula didiseksi dan jaringan lunak dipisahkan dari jaringan keras untuk dilakukan pengamatan dengan Stereomikroskop. Hasil: Kerusakan tulang terbesar terjadi pada injeksi LPS konsentrasi 200mg dalam 200ml larutan saline dengan rata-rata penurunan tinggi tulang yaitu 2,243mm. Kesimpulan: Injeksi LPS dengan konsentrasi 200mg dalam 200ml larutan saline pada jaringan periodontal regio anterior mandibula tikus Wistar dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar dan dapat menjadi acuan untuk pembuatan model periodontitis yang terstandar.

ABSTRACT
Background Periodontitis is a chronic inflammatory disease of the periodontium that remains a major problem in the field of dentistry. Periodontitis can cause progressive destruction of gingival tissue, periodontal ligament, and alveolar bone, which is clinically characterized by loss of gingival attachment and alveolar bone height reduction. Therefore, a simple, standardized, and controlled model of periodontitis is required for a preventive and therapeutic approach to overcome this problem. Lipopolysaccharide LPS has been shown to induce the occurrence of standardized periodontitis. Aim To create a model of alveolar bone destruction periodontitis in mandibular anterior region of Wistar rat which is simple, standardized, and controlled. Methods Periodontitis was induced by injection of 200 g, 500 g, and 750 g LPS in 200 l saline solution into mandibular gingiva of Wistar rat in the interdental papilla region between the mandibular incisors. Wistar rats were killed on the seventh day, then the mandible was dissected and the soft tissue was separated from the hard tissue for Stereomicroscopic observation. Results The highest bone loss occurred at injection of 200 g LPS in 200 l saline solution with an average height of bone loss is 2.243mm. Conclusion Injection of 200 g LPS in 200 l saline solution into the periodontal tissue of mandibular anterior of Wistar rat may cause alveolar bone destruction and may be used as a reference to make a standardized model of periodontitis."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Aziza Rialita
"Latar Belakang: Alveolar bone loss dapat terjadi karena ketidakseimbangan remodeling tulang. Selain kehilangan tinggi, tulang alveolar juga mengalami penurunan volume tulang trabekula. Sudah banyak studi yang menilai densitas tulang dengan status periodontal, namun masih sangat sedikit yang melakukannya pada subjek dengan metabolisme tulang yang sehat. Tujuan: Memperoleh hasil evaluasi densitas radiografik interproksimal individu laki-laki dan perempuan usia 25-40 tahun dengan kondisi kehilangan tinggi alveolar sampai dengan setengah akar. Metode: Studi cross-sectional dengan 160 sampel (80 tinggi alveolar normal dan 80 kehilangan tinggi alveolar) radiograf panoramik digital individu laki-laki dan perempuan usia 25-40 tahun dari data sekunder di RSKGM FKG UI. Evaluasi densitas radiografik menggunakan metode pixel intensity dari hasil pengukuran nilai rerata graylevel menggunakan aplikasi I-Dixel Morita di interproksimal alveolar regio premolar dua mandibula. Selanjutnya, evaluasi kesepakatan pengukuran intraobserver dan interobserver dilakukan dengan uji reliabilitas interclass correlation coefficient (ICC). Analisis deskriptif dan uji komparatif dilakukan antar kategori kondisi tinggi alveolar dan jenis kelamin. Hasil: Hasil analisis rerata densitas berdasarkan kondisi tinggi alveolar, didapati terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara kondisi tinggi alveolar normal dan kehilangan tinggi alveolar. Evaluasi densitas interproksimal kondisi kehilangan tinggi alveolar lebih rendah (120.61 ± 1,92) dibandingkan kondisi tinggi alveolar normal (135.71 ± 1,57). Pada analisis rerata densitas antar jenis kelamin, terdapat perbedaan bermakna antar jenis kelamin dengan kondisi tinggi alveolar berbeda, tetapi antar jenis kelamin dengan kondisi tinggi alveolar yang sama tidak ditemukan perbedaan yang bermakna. Densitas interproksimal pada kondisi tinggi alveolar normal kelompok subjek perempuan (135,10 ± 1,90) memiliki rata-rata densitas lebih rendah dibandingkan kelompok subjek laki-laki (137,80 ± 2,41). Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna densitas interproksimal alveolar antara kelompok kondisi tinggi alveolar normal dan kehilangan tinggi alveolar, serta tidak ditemukan perbedaan bermakna antar jenis kelamin pada kondisi tinggi alveolar yang sama.

Background: Alveolar bone loss occur because of the imbalance of bone remodeling process. In addition to decrease of alveolar height, it reduce trabecular volume as well. Several studies have already address the assessment of bone density with periodontal status, but there is little knowledge to assess it with healthy subjects. Objective: The aim of this study was to obtain results of interproximal radiographic density evaluation of male and female individuals aged 25-40 years old with the condition og losing alveolar height up to half of the root. Method: Cross-sectional study with 160 samples (80 normal alveolar height and 80 loss of alveolar height) digital panoramic of male and female individuals 25-40 years old using secondary data at RSKGM FKG UI. Evaluation of radiographic density used the pixel intensity method from the result of measuring mean graylevel value with I-Dixel Morita application in the alveolar interproximal region of the mandibular second premolar. Furthermore, the reliability evaluation of intraobserver and interobserver measurement was carried out by testing interclass correlation (ICC). Descriptive and comparative tests were permorfed between categories of alveolar height conditions and gender. Result: The analysis of average density between different alveolar height showed there was a statistically significant difference between normal alveolar height and decreased alveolar height. Evaluation of interproximal density in condition loss of alveolar height was lower (120,61 ± 1,92) than in condition normal alveolar height (135.71 ± 1,57). In average density between genders analysis showed statistically significant differences were found between genders with different alveolar height conditions, but there is no significant difference were found between gender with same alveolar height conditions. The interproximal density in normal alveolar height of the female subject group (135,10 ± 1,90) had an average density lower than the male subject group (137,80 ± 2,41). Conclusion: There was significant difference of interproximal density between normal alveolar height group and loss of alveolar height, and there was no significant difference between genders on same alveolat height condition"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tashya Shania Harsono
"Latar belakang: Fusobacterium nuclatum merupakan salah satu bakteri yang berperan
dalam periodontitis, suatu kondisi inflamasi kronis karena adanya perubahan hubungan
inang dengan bakteri yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan periodonsium dan
tulang alveolar. Tujuan: Mengkaji secara sistematis peran bakteri Fusobacterium
nucleatum dalam mekanisme kerusakan tulang alveolar pada penyakit periodontitis.
Metode: Penyusunan systematic review dilakukan dari bulan Juli hingga November
2020. Pencarian literatur dilakukan pada dua database yaitu PubMed dan Scopus yang
mengacu pada pedoman PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review and
Meta-Analyses) dengan memasukkan kata kunci, kriteria inklusi, dan kriteria eksklusi.
Literatur yang memenuhi syarat dievaluasi pada empat kriteria inklusi yaitu artikel
dipublikasikan dalam Bahasa Inggris, diterbitkan dalam waktu 10 tahun terakhir, artikel
tersedia dalam full text, dan jurnal berupa research article. Hasil: Terdapat lima jurnal
yang sesuai dengan kriteria inklusi yang membahas mekanisme kerusakan tulang oleh
whole bacteria Fusobacterium nucleatum. Mekanisme tersebut dapat terjadi melalui
peningkatan produksi mediator inflamasi oleh sel target yaitu IL-1β, IL-6, IL-8, TNF-α,
CCL2, CCL20 dan CXCL. Selain itu, pemberian beban biomekanis selama infeksi
Fusobacterium nucleatum menyebabkan produksi PGE2 dan COX2 menjadi lebih tinggi.
Peningkatan mediator inflamasi dan enzim ini menyebabkan terjadi ketidakseimbangan
rasio RANKL:OPG sehingga diferensiasi osteogenik menurun dan pada akhirnya
menyebabkan terjadinya kerusakan tulang alveolar. Kesimpulan: Fusobacterium
nucleatum terlibat dalam proses kerusakan tulang alveolar melalui induksi respons
inflamasi, dan inhibisi diferensiasi osteogenik yang terstimulasi dengan pemberian beban
biomekanik.

Background: Fusobacterium nucleatum is a bacteria that play a role in periodontitis, a
chronic inflammatory disease that occurs due to imbalance in the host-microbial
homeostasis, characterized by the destruction of the periodontium tissue and alveolar
bone. Objective: To assess systematically the role of Fusobacterium nucleatum in the
mechanism of alveolar bone destruction in periodontitis. Methods: This systematic
review is conducted from July until November 2020. The literature search was done using
PubMed and Scopus database based on PRISMA (Preferred Reporting Items for
Systematic Review and Meta-Analyses) guidelines by entering the right keywords
combination, inclusion criteria, and exclusion criteria. Qualified literature is evaluated
based on four inclusion criteria such as articles published in English, published within the
last ten years, articles are available in full text, the publication is a research article.
Results: Five articles fit the inclusion criteria and discuss the mechanism of bone
resorption by whole bacteria Fusobacterium nucleatum. This mechanism can occur
through increased production of inflammatory mediators by target cells, such as IL-1β,
IL-6, IL-8, TNF-α, CCL2, CCL20, and CXCL. In addition, the application of
biomechanical loads during Fusobacterium nucleatum infection causes PGE2 and COX2
production to be higher. The increase of inflammatory mediators and enzymes causes an
imbalance in the RANKL:OPG ratio, results in the decreased osteogenic differentiation
which can lead to alveolar bone destruction. Conclusion: Fusobacterium nucleatum is
involved in the process of alveolar bone destruction through the induction of an
inflammatory response, inhibition of osteogenic differentiation, which can be stimulated
by biomechanical loading.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Magdalena
"ABSTRAK
Studi pendahuhian untuk melihat efek diuretik ekstrak buah Ananas
comosus L. terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar telah
dilakukan. Pencekokan diberikan dengan larutan kontrol dan dengan
perbandingan dosis larutan murni : akuabidestilata 1: 3, ! 2, 1 : I clan I : 0
I ml/1 00 g berat badan. Pengaruh pencekokan terhadap volume urin dapat
diketahul 6 jam sesudah pencekokan.
Uji statistik terhadap hasH percobaan menunjukkan bahwa ekstrak
buah Ananas cotnosus dengan dosis larutan murni akuabidestilata 1 2,
1 mI/i 00 g berat badan tidak mempengaruhi volume total urin,
tetapi dosis larutan murni : akuabidestilata I 3 I mlIIOO g berat badan
meningkatkan volume total i.win. Dengan demikian Ananas cornosus dengan
konsentrasi tersebut mempunyai efek diuretik terhadap tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan galur Wistar."
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Jeanny Oetama
"Penuaan merupakan proses alami dimana kandungan kolagen akan menurun dan menyebabkan menurunnya kekuatan tulang dan kandungan mineral tulang akibat meningkatnya aktivitas resorpsi tulang oleh sel osteoklas. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan pemberian pakan yang mengandung kolagen dan trikalsium fosfat Ca3 PO4 2 pada Rattus norvegicus yang defisiensi kalsium untuk mengamati kandungan mineral tulangnya. Terdapat pula perlakuan berupa pakan mengandung Ca3 PO4 2. Analisa terhadap mineral tulang dilakukan menggunakan Fourier Transform Infrared FTIR , X-Ray Diffraction XRD , dan Scanning Electron Microscopy SEM . Nilai intensitas rata-rata dan median dari histogram citra SEM antara kelompok tikus yang diberi pakan mengandung kolagen dan Ca3 PO4 2 dengan tikus yang defisiensi kalsium menunjukkan perbedaan jumlah rongga tulang trabekularnya. Hasil XRD menunjukkan terpisahnya bidang 112 dan 300 secara lebih baik dengan penggunaan pakan mengandung kolagen dan Ca3 PO4 2 dibandingkan Ca3 PO4 2 saja. Terpisahnya bidang 112 dan 300 secara lebih baik menunjukkan pertumbuhan kristal apatit karbonat yang lebih cepat. Spektrum FTIR dari grup tersebut menunjukkan perbaikan pada gugus fosfat 590-650 cm-1 dan sekitar 1.100 cm-1 dan gugus karbonat 1.350-1.600 cm-1 . Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan pemberian pakan yang mengandung kolagen dan kalsium fosfat pada tikus yang mengalami defisiensi kalsium mampu memperbaiki kondisi mineral tulang dengan lebih baik daripada pakan yang mengandung kalsium fosfat saja.

Aging is a naturally occurring process in which collagen content will decrease and cause decreased of bone strength and bone mineral content due to increased activity of bone resorption by osteoclast cells. Therefore, This research was conducted by using feed containing collagen and tricalcium phosphate Ca3 PO4 2 fed to calcium deficient Rattus norvegicus to observe mineral in rat bones. In addition, there was group of calcium deficient rats fed with Ca3 PO4 2. The analysis of bone mineral was done using Fourier Transform Infrared FTIR , X Ray Diffraction XRD , and Scanning Electron Microscopy SEM . The mean and median intensity values of the SEM images histogram between rat fed with collagen and Ca3 PO4 2 and calcium deficient rat showed differences in the number of trabecular bone cavities. The XRD analysis showed there was better separation of plane 112 and 300 in the rats fed with collagen and Ca3 PO4 2 compared to Ca3 PO4 2 only. The better separation plane showed the faster growth of apatite carbonate. FTIR spectrum of that group showed enhancement of phosphate groups 590 650 cm 1 and about 1,100 cm 1 and carbonate groups 1.350 1.600 cm 1 . Thus, the result of this study showed the feed containing collagen and Ca3 PO4 2 given to calcium deficient rats improved bone mineral condition better than Ca3 PO4 2 only."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Indra Dewi
"Tikus merupakan salah satu binatang yang bisa menularkan penyakit. Berbagai  macam pengendalian tikus dilakukan oleh masyarakat. Salah satu cara pengendaliannya menggunakan kapur barus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kapur barus terhadap konsumsi pakan tikus Rattus norvegicus galur wistar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen dengan menggunakan kapur barus yang diletakkan berdekatan dengan tempat makan tikus yang kemudian dilihat rata-rata konsumsi pakan selama tiga hari. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan penggunaan kapur barus terhadap tikus. Hal ini dikarenakan kapur barus yang berupa padatan bersifat lebih sulit atau menguap pada area terbuka sehingga tidak terlalu menyengat indra  penciuman tikus.

Rats are animals that can transmit diseases. Various kinds of rat control are carried out by the community. One way to control it uses moth balls. This study aims to determine the effect of camphor on consumption of  Rattus norvegicus wistar strain rats feed. This type of research is a quasi experimental study using mothballs which are placed adjacent to a rat's place to eat and then see the average feed consumption for three days. The results of this study showed that there was no difference in the use of moth balls on rat. This is because moth balls in the form of solids are more difficult or evaporate in an open area so they do not overpower the rat's sense of smell."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah
"Buah Leunca (Solanum nigrum L.) adalah salah satu tanaman obat Indonesia yang dikenal memiliki aktivitas sebagai antidisentri, antiinflamasi, dan fitoestrogen. Kandungan kimia buah leunca antara lain diosgenin, solanin, solamargin, dan chaconine. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol buah leunca (Solanum nigrum L.) terhadap pengurangan kerapuhan tulang pada tikus betina galur Sprague-Dawley. Tiga puluh ekor tikus dibagi dalam 6 kelompok terdiri atas kelompok kontrol normal, kelompok ovariektomi (OVX), kelompok OVX-tamoxifen dosis 1,8 mg/kg bb, dan 3 kelompok OVX-ekstrak etanol buah leunca dosis 150 mg/kg bb, 300 mg/kg bb, dan 600 mg/kg bb. Bahan uji diberikan selama 12 minggu berturut-turut. Parameter yang diamati adalah kadar kalsium dan alkalin fosfatase (ALP) darah serta histologi tulang femur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mulai dosis 300 mg/kg bb terjadi peningkatan densitas dan ketebalan trabekula tulang femur yang bermakna (α < 0,05) bila dibandingkan kontrol ovariektomi dan setara dengan kontrol normal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol buah leunca memiliki potensi mengurangi kerapuhan tulang.

Black Nightshade fruit (Solanum nigrum L.) is one of Indonesian medicinal plant which known showing many activities such as antidisentry, antiinflamation, and also as phytoestrogen. Black Nightshade fruit contains diosgenin, solanine, solamargine, and chaconine. This research was conduct to investigate the effect of ethanolic extract of black nightshade fruit (Solanum nigrum L.) on ovariectomized rats bone loss. Thirty-3-months-old female rats Sprague-Dawley strain were randomly divided into six groups, namely 3 control groups and 3 treatment groups. The control groups consist of normal group, ovariectomized (ovx) group, and ovx group treating with tamoxifen 1,8 mg/kg bb. The treatment groups consist of the ovx group treating with ethanolic extract of black nightshade fruit dose of 150 mg/kg bb, 300 mg/kg bb, and 600 mg/kg bb. The treatment done every day for 12 weeks.
The result showed that start on 300 mg/kg bb, ethanolic extract of black nightshade fruit increased significantly (α < 0,05) the density and thickness of trabecular of femur bone. We can conclude that ethanolic extract of black nightshade fruit has potentially effect to decrease bone loss."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44480
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>