Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rivandi Wibisana
"Performa struktur kapal berkaitan dengan keselamatan kapal saat berlayar. Hal ini berkaitan dengan pembebanan yang bekerja pada kapal. Salah satu jenis Pembebanan adalah pembebanan siklik berupa sagging dan hogging yang dapat menyebabkan kegagalan struktur. Selain itu, lingkungan yang korosif menjadi pertimbangan dalam analisa kekuatan struktur kapal.
Penelitian ini berfokus pada pengaruh korosi sumuran terhadap kekuatan fatik pada pelat berpenegar profil T dan Y dengan variasi retakan semi eliptik dengan menggunakan metode elemen hingga. Perubahan dimensi retakan akibat lingkungan korosif berpengaruh terhadap kekuatan fatik.
Pengaruh korosi pada kekuatan fatik dipelajari dengan menganalisis tegangan ekuivalen pada model elemen hingga dimana berkurangnya ketebalan pelat diterapkan dengan model pertumbuhan korosi. Hasil penelitian menunjukan dengan adanya retakan menyebabkan usia pelat berpenegar profil Y dan T menjadi lebih pendek.

The performance of ship structures relates to the safety of ships while sailing. This relates to the loading on the ship. One type of loading is the cyclic loading of sagging and hogging which can cause structural failure. In addition, a corrosive environment becomes a consideration in the analysis of the ship 39s structural strength.
This study focuses on the effect of pitting corrosion on fatigue strength on stiffened plate profile T and Y with the variation of semi elliptical cracks using finite element method. Variation of crack dimensions due to corrosive environment have an effect on fatigue strength.
The effect of corrosion on fatigue strength is studied by analyzing the equivalent stresses in the finite element model wherein the reduced plate thickness is applied with the corrosion growth model. The results showed that cracks caused the lifespan of stiffened plate profile Y and T to be shorter.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gorga Notonegoro
"Bagian midship kapal adalah bagian yang mengalami pembebanan yang paling intggi saat kapal berlayar. Pada kapal tanker, dibutuhkan ketahanan pelat berpenegar yang kuat supaya saat kapal beroperasi, kapal dapat membawa muatannya dengan aman. Pembebanan yang biasanya terjadi pada kapal adalah sagging dan hogging di mana beban tersebut termasuk kategori beban siklik dan dapat mengakibatkan kegagalan lelah. Penelitian ini berfkous pada analisis ketahanan lelah dalam studi pengaruh posisi semi eliptical crack pada pelat berpenegar dengan profil konventional T dan novel Y. Semi elliptical crack ditempatkan pada bagian tengah pelat, seperempat jarak dari profil, dan berdekatan dengan profil. Simulasi pembebanan dilakukan dengan metode numerik dengan menggunakan perangkat lunak ANSYS untuk memprediksi ketahanan lelahnya. Hasil menunjukan bahwa crack di tengah profil memiliki ketahan lelah yang terburuk sehingga memiliki umur lelah yang pendek dibandingkan posisi crack yang lain.

The ship 39 s midship section is the part that experiences the most loads while sailing. For tankers, it is necessary to have high fatigue endurance in the ship structure especially on the stiffend panel so that the ship can carry its load cargo safely. The loads that generely experienced by the midship are sagging and hogging. This load is categorized as cyclic load which can result in fatigue failure. This study focuses on the analysis of fatigue resistance in the study of the effect of semi eliptical crack position on the stiffened panels with conventional profile of T and novel profile of Y. Semi elliptical cracks are positioned on the center of the plate, a quarter distance from the profile , and adjacent to the profile. The simulation of loading uses ANSYS to predict its fatigue resistance. The result shows that the crack in the middle of the plate has the worst fatigue resistance which results in having a short fatigue life compared to the other crack."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Tri Ananda A
"Struktur kapal membutuhkan kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang dihasilkan baik dari luar maupun dalam kapal itu sendiri. Bagian struktur tengah kapal merupakan bagian yang paling besar mengalami gaya torsional yang disebabkan oleh tekanan air yang arahnya berlawanan dengan gaya gravitasi kapal tersebut. Oleh karena itu, bagian tengah kapal harus memiliki pelat berpenegar yang cukup tangguh untuk menahan gaya bengkok tersebut. Besarnya gaya torsional oleh tekanan air tersebut juga dipengaruhi Panjang kapal, sehingga dimensi pelat berpenegar untuk ukuran Panjang kapal tertentu sudah distandarkan oleh beberapa organisasi internasional, salah satunya adalah IACS Internasional Association of Classification Society. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan perhitungan section modulus untuk pelat berpenegar pada tiap ndash; tiap bagian di tengah kapal, dikarena nilai section modulus suatu pelat berpenegar berbanding lurus dengan nilai momen bengkok pelat berpenegar itu sendiri.

The structure of the ship requires sufficient strength to withstand the load which produced from the outside or within the ship itself. The middle part of the ship is the largest part of the torsional force caused by the water pressure which is opposite to the gravity of the ship. Therefore, the center of the ship must have a tough plates that strong enough to withstand the bending force. The magnitude of the torsional force by the water pressure is also influenced by the length of the ship, so that the dimensions of the plates reflected in the size of certain ships are standardized by several international organizations, one of which is IACS Internasional Association of Classification Society. The approach taken in this study is to calculate the modulus section for the stiffened plates on each part in the middle of the ship, because the value of the modulus section of a platted plate is proportional to the value of the bending moment of the plates itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"ABSTRAK
Pelat dan penegar merupakan bagian utama yang membetuk struktur kapal. Akan tetapi pelat dan penegar merupakan bagian dari kapal yang paling rentan mengalami retakan, hal ini dikarenakan struktur kapal merupakan bagian yang menopang beban yang diterima kapal. Cacat retak pada pelat kapal merupakan salah satu penyebab kegagalan suatu struktur kapal. Salah satu penyebab cacat retak adalah lingkungan yang korosif. Kapal yang pada umumnya terbuat dari baja dan berlayar dilaut, terutama di perairan asin, sangat rentan mengalami korosi. Korosi yang dialami pelat menimbulkan cacat retak pada permukaan pelat yang apabila dibiarkan maka cacat retak dapat menyebar. Hal ini disebabkan retakan mempengaruhi kemampuan struktur kapal menopang beban yang diberikan. Retakan akan menyebar lebih cepat akibat adanya gaya-gaya lateral dan momen lentur yang dipikul kapal. Penelitian ini berfokus untuk meninjau pengaruh dimensi retakan terhadap faktor konsentrasi tegangan SIF pada pelat kapal yang memiliki retakan korosi semi elliptical. Simulasi komputasi dengan metode finite element FEM dipilih sebagai metode untuk melakukan penelitian hasil ini. FEM dipilih dengan alasan agar perilaku pelat kapal yang mengalami retak dapat dipelajari dengan rinci, sejak saat pelat mulai mengalami retakan hingga mengalami perambatan retakan. Dengan menggunakan FEM di dapatkan hasil yang menunjukan bahwa dimensi retakan mempengaruhi faktor konsentrasi tegangan, dimana semakin besar dimensi retakan maka semakin besar faktor konsentrasi tegangannya.

ABSTRACT<>br>
Plates and stiffners are the main parts that make up the ship 39 s structure. Yet plates and stiffeners are one of the most vulnerable part of ships that easily cracked, this is because the ship rsquo s construction is the part that sustains the load received by the ship. Crack defects in plates are one of the causes for ship rsquo s structure failure. Corrosive environment is the cause for corrosion crack defects . Ships that are generally made of steel and sailed at sea, especially in salt waters, are particularly susceptible to corrosion. The corrosion experienced by the plate causing crack defects on the surface of the plate which, when left unchecked, cracks may spread and propagate. This is due to the crack affecting the ability of the ship structure to support the given load. Cracks will propagate faster due to lateral forces and bending moments on the ship. This study focuses on reviewing the effect of the crack dimensions on stress intensity factor SIF on ship plates with rusted semi elliptical cracks. Computational simulation with finite element method FEM was chosen as a method to conduct research . FEM was chosen because the crack plate behavior can be studied in detail, from the time the plate starts cracking to crack propagation. The results by using FEM indicating that the crack dimension influences the stress intensity factor, where the greater the dimension of the crack the greater the stress intensity factor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Riswanto
"Semua material berbahan dasar logam dapat mengalami degradasi material dan degradasi material memiliki banyak jenis, salah satunya korosi yang berbentuk sumuran. Studi pengaruh posisi penempatan coupon test terhadap pembentukkan korosi sumuran pada UNS 30400, UNS 20100, dan AISI 1015 dilakukan dengan menggunakan reaktor mekanik dalam media NaCl 3,5% teraerasi dengan posisi kupon arah jam 12, jam 9 dan jam 6 jika direpresentasikan pada jaringan pipa. Pengaruh laju aliran terhadap pembentukkan korosi sumuran telah banyak diteliti, dimana didapat bahwa korosi sumuran dapat tumbuh pada jenis aliran laminar maupun aliran turbulen. Serta memiliki kecepatan alir kritis untuk pertumbuhan korosi sumuran dengan kecepatan 1,5 m/s. Bentuk-bentuk korosi yang terjadi dianalisa dengan menggunakan mikroskop optik dan menggunakan metode pengurangan berat. Dari karakterisasi ini diperoleh bahwa posisi penempatan kupon dan laju alir mempengaruhi bentuk korosi sumuran yang terjadi, sehingga hasil dapat merepresentasikan bagian dalam pipa yang paling berbahaya jika terjadi korosi sumuran.

Degradation occur in every metal based material, one of the degradation is pitting corrosion. Influence of coupon test position with formation of pitting corrosion at UNS 30400, UNS 20100, and AISI 1015 done by mechanics reactor in aerated 3,5% sodium chloride represented an internal pipeline position with 6 o’clock, 9 o’clock, and 12 o’clock position. There are many researchs about influence of fluid flow to pitting corrosion formation, it shows that pitting corrosion happened in every flow regime either in laminar flow or turbulent and has a critical velocity for stable pit growth is 1,5 m/s. In this research, form of pitting corosion examine by optical microscope and weight loss method. From this characterization informed that position of coupon test and fluid flow influence the pit form, so this result can represent the most severe position for pitting corrosion inside the pipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni
"ABSTRAK
Korosi sumuran merupakan salah satu jenis korosi yang terjadi pada kapal, dimana jenis
korosi ini dapat berbahaya karena sifatnya yang sulit diprediksi dan juga sulit dideteksi
karena adanya lapisan karat. Nakai (2006) menemukan, pada bagian bottom shell tanker
korosi sumuran ditemukan memiliki geometri potongan sphere dengan rasio diameter
terhadap kedalaman sumuran berkisar 4:1 hingga 6:1. Dengan menggunakan data ASTM
(1997) untuk korosi sumuran Mild Steel daerah Ocean City NJ dan geometri sumuran
potongan sphere, pemodelan dilaksanakan dengan parameter perbedaan densitas sumuran
menggunakan software ANSYS Static Structural. Penelitian ini akan ditujukan untuk
mengetahui karakteristik kelelahan pada pelat yang mengalami korosi sumuran, dalam
hal ini berupa tegangan ekuivalen maksimum, usia kelelahan dan fatigue sensitivity pada
pelat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa usia kelelahan menurun
secara signifikan pada tahun awal terjadinya korosi sumuran dengan pengurangan volume
total 3 dan interaksi antara sumuran satu dengan lainnya menyebabkan konsentrasi
tegangan yang tinggi.

ABSTRACT
Pitting Corrosion is a kind of localized corrosion which is observed to be formed in
marine environment. Pitting can be dangerous for ship structure because it is hard to be
predicted and detcted. Nakai (2006) found pitting corrosion on one hull tankers bottom
shell as spherical one geometry with the diameter to pit depth ratio equal to 4-6. On this
research, ASTM (1997) testing data for pitting corrosion on mild steel (Ocean City NJ)
was used. This research was aimed to get fatigue behavior of a plate which suffered pitting
corrosion, such as maximum equivalent stress, fatigue life and fatigue sensitivity. Based
on research finding, fatigue life drains significantly in the first year, when pitting
corrosion occurs as 3 of total plate volume. It was found that the interaction between
two neigthboring pit gives significant effect on the increasing of the equivalent stress.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Aufa Fakhri
"ABSTRAK
Keselamatan kapal sangat bergantung pada kekuatan akhir struktur dari kapal. Hal ini berkaitan dengan pembebanan yang terjadi pada kapal. Pembebanan yang melebihi batas kekuatan kapal dapat menyebabkan kegagalan struktur. Selain itu lingkungan yang korosif juga menjadi pertimbangan dalam analisa kekuatan struktur kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki secara numerik pengaruh dari serangan korosi merata terhadap kekuatan akhir penegar dengan profil T, L, I dan Y. Metode yang digunakan adalah metode elemen hingga menggunakan perangkat lunak ANSYS. Parameter yang digunakan adalah Penurunan ketebalan pelat profil akibat korosi dan kurva Load Displacement. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan berkurangnya volume dan massa dari profil, karakteristuk kekuatan akhir akan berkurang.

ABSTRACT
The safety of the ship depends on the ultimate strength of the ships structure. This is related to the loads that occurs on the ship. Loads that exceeds the ships strngth limit can cause structural failure. In addition, a corrosive environment is also a consideration in analyzing the strength of the ships structure. The purpose of this study is to investigate numerically the effect of uniform corrosion on the ultimate strength of stiffener with profiles T, L, I and Y. The method used is the finite element method using ANSYS software. The parameter used is a decrease in the profile plate thickness due to corrosion and load-displacement curves. The results of the study show that by reducing the volume and mass of the profile, the final strength characteristics will decrease."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam instalasi explorasi minyak, peralatan yang digunakan untuk menyalurkan minyak mentah dari sumur minyak ke tangki - tangki penampungan melalui pipa distribusi. Dimana untuk membagi ke masing-masing tanki penampungan pada pipa distribusi unit penyaluran minyak yang dibuat dapat berputardengan menggunakan roll bearing.
Pada penelitian ini telah diamati kerusakan yang terjadi pada roll bearing di suatu instalasi explorasi minyak yang mengakibatkan kebocoran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kerusakan pada roll bearing karena adanya serangan korosi sumuran (pitting corrosion).
Pada bagian dalam bearing pada kondisi beroperasi selalu bersentuhan langsung dengan cairan I minyak secara terus menerus yang mengandung air dan elemen-elemen yang bersifat korosif. Dalam keadaan demikian maka clearence pada bearing akan membesardan pada akhirnya akan timbul kebocoran. Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan terhadap roll bearing, meliputi : pemeriksaan fraktografi dan metalografi, uji kekerasan, analisa komposisi kimia, serta pemeriksaan dengan SEM dan EDAX. Data dari hasil pemeriksaan dan pengujian tersebut kemudian di analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya kebocoran pada roll bearing tersebut."
MKK 11:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian
"Super Duplex Stainless Steel (SDSS) adalah material yang dibentuk oleh kombinasi unik fasa ferit (alfa) dan austenit (gamma) yang idealnya memiliki jumlah fraksi volum yang sama besar yang menawarkan kombinasi yang menarik dari sifat mekanik dan ketahanan korosi. Pengelasan TIG atau GTAW adalah jenis pengelasan yang paling umum digunakan dalam material DSS dan SDSS di berbagai industri. Pemanasan cepat dan siklus pendinginan yang terjadi dalam proses pengelasan dapat mengganggu keseimbangan fasa alfa / gamma.
Banyak penelitian telah dilakukan terkait dengan perubahan struktur mikro akibat adanya proses pengelasan dalam material SDSS yang berdampak pada sifat mekanik dan ketahanan korosi. Namun, studi dan referensi terkait dampak pengelasan berulang pada material SDSS masih sangat jarang. Padahal dalam praktiknya, karena sulitnya mendapatkan kualitas hasil lasan yang baik pada material SDSS, perbaikan pengelasan sering dilakukan.
Dalam penelitian ini, spesimen dievaluasi untuk mensimulasikan siklus pengelasan berulang yang terdiri dari lasan asli (OW), Perbaikan- 1 (R1), Perbaikan- 2 (R2) dan Perbaikan- 3 (R3). Perubahan struktur mikro diamati melalui mikroskop elektron optik, fasa intermetalik diperiksa dengan SEM- EDS. Sementara itu, ketahanan korosi sumuran diselidiki dengan menggunakan uji korosi gravimetri, uji polarisasi potensio- dinamik dan uji potensio- statik suhu sumuran kritis (CPT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa endapan nitrida, karbida dan oksida mulai muncul di area terpapar panas (HAZ) pada spesimen R- 2 dan R-m3. Berdasarkan uji korosi gravimetri, uji polarisasi potensio- dinamik dan uji potensio- statik CPT menunjukkan bahwa ketahanan korosi sumuran menurun dengan meningkatnya jumlah pengulangan atau proses perbaikan pengelasan. Penurunan ketahanan korosi secara signifikan mulai terjadi pada spesimen R- 2.

Super Duplex Stainless Steel (SDSS) is a material that is formed by a unique combination of ferrite and austenite microstructure that ideally has the same large volume fraction that offers an interesting combination of mechanical properties and corrosion resistance. TIG Welding or GTAW is the most common type of welding used in DSS and SDSS materials in various industries. Rapid heating and cooling cycles in the welding process can interfere with the alfa / gamma phase balance.
Many studies have been carried out related to changes in microstructure due to the welding process in SDSS materials which have an impact on mechanical properties and corrosion resistance. However, the studies and references in repeated welding cycles of SDSS materials are infrequently. In fact, because of the difficulty in obtaining quality welds of SDSS material, repaired welding is often carried out.
In this study, the specimens were evaluated to simulate repeated welding cycles consist of the original weld (OW), Repair- 1 (R1), Repair- 2 (R2) and Repair- 3 (R3). The microstructural evolutions were observed through optical electron microscope, intermetallic phases were examined by SEM EDS. Meanwhile, pitting corrosion resistance were investigated by means of gravimetric corrosion test, electrochemical potentio- dynamic polarization and potentio- static critical pitting temperature (CPT).
The result show that the nitride, carbides and oxide precipitates starts appear in R- 2 and R- 3 welding cycles heat- affected zone. Based on gravimetric corrosion test, potentiodynamic polarization test and CPT test show that the pitting corrosion resistance decreased significantly in repair 2 and repair 3 specimens. The more repetitions in the welding process will reduce pitting corrosion resistance. The significant reduction of corrosion resistance started in R-2 specimens.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriyan Tri Kusuma
"Ketahanan Korosi Sumuran pada 2205 Duplex Stainless Steels, ditentukan dengan uji elektrokimia dengan kadar 1 berat, 2 berat, 3,5 berat, 4 berat, 5 berat larutan NaCl dan 100ppm, 150ppm, 200ppm, 250ppm amonium molibdat pada 3,5 berat larutan NaCl. Hasilnya menunjukkan bahwa Baja tahan karat Duplex pada Larutan NaCl 3,5 berat memiliki ketahanan korosi yang paling rendah, diikuti oleh 4 berat, 5 berat, 2 berat, 1 berat. Sedangkan 100ppm, 150ppm, 200ppm, 250ppm amonium molibdat ditambahkan ke 3,5 berat larutan NaCl dan ditunjukkan bahwa penambahan amonium molibdat dapat meningkatkan Ketahanan pitting pada baja tahan karat Duplex 2205 pada larutan NaCl 3,5 berat.

Pitting Corrosion resistance of 2205 Duplex Stainless Steels, determined by electrochemical test at 1 wt, 2 wt, 3.5 wt, 4 wt, 5 wt of NaCl Solution and 100ppm, 150ppm, 200ppm and 250ppm of amonium molybdate at 3.5 wt of NaCl Solution has been investigated. The result show that Duplex Stainless Steels at 3.5 wt NaCl Solution had the most suspectible to pitting, followed by 4 wt, 5 wt, 2 wt, 1 wt. The 100ppm, 150ppm, 200ppm and 250ppm of amonium molybdate added to 3.5 wt NaCl Solution and its was shown that the addition of ammonium molybdate can increase pitting potential and reduce suspectibility on pitting of 2205 Duplex Stainless Steels at 3.5 wt NaCl solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>