Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127025 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilda Hamidah
"ABSTRAK
Banjir merupakan bencana alam yang mayoritas terjadi di daerah hilir. Namun, ternyata banjir juga dapat terjadi di DAS bagian hulu. Meskipun durasi banjir di hulu tidak berlangsung lama, namun tetap dapat menimbulkan kerugian dan merusak infrastruktur. Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, merupakan daerah banjir tahunan. Daerah tersebut dilewati oleh DA Ci Kidang dan Ci Tanduy. Terjadinya pendangkalan sungai menyebabkan tanggul tidak dapat menahan luapan air sehingga menyebabkan banjir di daerah sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memetakan pola bahaya banjir dan wilayah keterpaparan banjir di Kecamatan Sukaresik. Keterpaparan wilayah terhadap banjir dianalisis berdasarkan unit grid dengan luasan 90m x 90m. Penelitian ini menggunakan empat variabel 1 karakteristik banjir frekuensi, kedalaman, dan durasi banjir 2 aspek fisiografi; 3 aspek penduduk; dan 4 penggunaan tanah. Variabel karakteristik banjir diolah dengan metode interpolasi spline, kemudian dianalisis dengan metode skoring dan overlay. Pola bahaya banjir di Kecamatan Sukaresik selalu terletak berdekatan dengan aliran Ci Tanduy dan Ci Kidang. Tingkat bahaya banjir tinggi secara fisiografi terdapat pada bentuk medan yang datar, dengan ketinggian

ABSTRACT
Although flood is a natural disaster that mostly occurs in downstream areas, in several condition flood occurs in upstream area. The duration of floods in the upstream does not last long, but still can cause losses and damage the infrastructure. Sukaresik District, Tasikmalaya Regency, is an annual flood area. The area is passed by Ci Kidang and Ci Tanduy stream. The occurrence of siltation in the river causes the dike to not withstand the overflow of water causing flooding in the surrounding area. This study aims to analyze and map the pattern of flood hazard and the flood exposure area in Sukaresik District. Exposure of the region to flood was analyzed by grid unit with 90m x 90m width. This research uses four variables 1 characteristics of flood frequency, the depth, and flood duration 2 physiography aspects 3 population aspects and 4 land use. Flood characteristic variable was processed by spline interpolation method, then analyzed by scoring and overlay method. Flood hazard pattern in Sukaresik District always lies adjacent to Ci Tanduy and Ci Kidang. The high flood hazard rate based physiography contained in flat land form, with a height."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Fajriyah
"Prevalensi kekurangan energi protein (EP) di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2007 mencapai 17,16% dengan kasus gizi buruk sebanyak 0,40% sedangkan data di Puskesmas Sukaresik penderita gizi buruk mencapai 33 orang tahun 2008. Penyebab langsung gizi buruk adalah kurang konsumsi energi protein dan infeksi, sehingga salah satu penanggulangannya adalah pemberian makanan tambahan (PMT). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh PMT terhadap status gizi balita buruk di Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian eksperimen semu dengan pendekatan pretest posttest one group design. Populasi balita gizi buruk (BB/U < -3 sd) sebanyak 33 anak dan sampel darah yang memenuhi kriteria inklusi menghabiskan sebanyak 80% PMT yang diberikan. di akhir penelitian ada 8 anak yang tidak bisa mencapai 80% PMT sehingga jumlah sampel menjadi 25 anak. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan status gizi sebelum dan setelah PMT (p=0,019) dengan selisih perbedaan status gizi (BB/U skor) sebesar 0,07. Variabel pengganggu (tingkat kecukupan energi dan protein dari konsumsi harian) secara statistik tidak ada hubungan dengan variable terikat (status gizi). Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya untuk melanjutkan program PMT kepada balita gizi buruk dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan status gizi balita gizi buruk melalui pemberian penyuluhan pemamfaatan produk lokal untuk konsumsi balita."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, 2005
JKKI 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Febri Nanda
"Longsor merupakan bencana terbesar ketiga yang terjadi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Probolinggo. Menganalisis pola keterpaparan wilayah terhadap bencana longsor akibat hujan lebat yang memicu longsor di Kabupaten Probolinggo merupakan tujuan dari penelitian ini. Data curah hujan harian tahun 1990-2015 digunakan untuk mendapatkan wilayah frekuensi curah hujan lebat (>50mm/hari, >100mm/tiga hari dan >150mm/lima hari) berbasis metode interpolasi poligon thiessen. Wilayah potensi longsor diperoleh dengan menggunakan model SINMAP yang diverifikasi dengan data kejadian longsor tahun 2015-2016.
Analisis spasial deskriptif menggunakan teknik overlay menunjukan bahwa seluas 50,30% (85.358 Ha) wilayah di Kabupaten Probolinggo memiliki potensi longsor terutama di Kecamatan Krucil, tanah Andisol, wilayah lereng 15-40%, dan wilayah curah hujan 1500-2000mm/tahun. Keterpaparan wilayah terhadap bencana longsor akibat hujan lebat di Kabupaten Probolinggo memiliki pola semakin tinggi potensi longsor dan frekuensi curah hujan lebat suatu wilayah maka tingkat keterpaparan wilayah terhadap bencana longsor akibat hujan lebat akan semakin tinggi.

Landslide is the third largest disaster occurred in Indonesia, including in Probolinggo District. Analyze the place exposure patterns toward landslide disaster due to heavy rainfall which triggering the landslide in Probolinggo District is the purpose of this study. Daily rainfall data in 1990-2015 are used to obtain the frequency of heavy rainfall regions (> 50 mm/day, >100mm/three days and >150mm/five days) using the interpolation method based on Thiessen Polygon. The potential landslide region are obtained by using SINMAP models which is verified by the landslide location data from 2015 to 2016.
Descriptive spatial analysis using the overlay technique showed that 50,30% (85.358 Ha) area in Probolinggo District has the potential of landslide, especially in Sub District Krucil, Andisol Soil region, the slopes of 15-40% region, and the rainfall of 1500-2000mm/year region. The place exposure patterns toward landslide disaster due to heavy rainfall in Probolinggo District is in the region which has the higher potential of landslides and heavy rainfall frequency, the level of place exposure to landslides disaster due to heavy rainfall will be higher.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Rachmawati
"ABSTRAK
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang kaya akan sumber daya. Namun, wilayah pesisir juga merupakan wilayah yang rentan terhadap bencana alam. Salah satu bencana yang sering melanda wilayah pesisir adalah banjir rob. Banjir rob merupakan fenomena alam pasang surut air laut akibat gaya tarik gravitasi benda-benda langit. Banjir rob juga diperkirakan akan menjadi bencana alam yang serius bagi wilayah pesisir di masa mendatang. Salah satu daerah yang sering dilanda banjir rob adalah Pantai Cirebon. Banjir rob yang melanda Pantai Cirebon didukung oleh topografi Pesisir Cirebon yang terletak di sepanjang garis pantai utara dan masuk ke dataran rendah dan pantai yang memiliki ketinggian antara 0-10 meter di atas permukaan laut. Sehingga hal ini mengakibatkan wilayah Pesisir Cirebon menjadi wilayah yang berbahaya dan rentan terhadap banjir rob. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kerawanan banjir rob di Pantai Cirebon dan menganalisis kerentanan wilayah tersebut terhadap banjir rob di Pantai Cirebon. Lokasi penelitian berada di Pantai Cirebon tepatnya di 39 Kelurahan/Desa yang berbatasan langsung dengan garis pantai. Metode yang digunakan adalah overlay dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerawanan di Pantai Cirebon didominasi oleh tingkat kerawanan kelas tidak berbahaya dengan luas 10951,2 ha. Kerentanan wilayah terhadap banjir rob juga berkorelasi dengan kondisi kerawanan sosial, kerawanan ekonomi, dan tingkat bahaya di wilayah Pesisir Cirebon. Dimana kerawanan wilayah terhadap banjir rob menunjukkan bahwa kerawanan wilayah kelas rendah merupakan kelas yang paling mendominasi di wilayah Pesisir Cirebon dengan luas 1.296,13 ha.
ABSTRACT
The coastal area is a transitional area between land and marine ecosystems that are rich in resources. However, coastal areas are also areas that are vulnerable to natural disasters. One of the disasters that often hit coastal areas is tidal flooding. Tidal flooding is a natural phenomenon of sea tides due to the gravitational attraction of celestial bodies. Tidal flooding is also expected to become a serious natural disaster for coastal areas in the future. One area that is often hit by tidal flooding is Cirebon Beach. Tidal flooding that hit Cirebon Beach is supported by the topography of the Cirebon Coast which is located along the northern coastline and enters the lowlands and beaches which have an altitude between 0-10 meters above sea level. So this has resulted in the Cirebon Coastal area being a dangerous area and vulnerable to tidal flooding. The purpose of this study is to analyze the level of tidal flood vulnerability on Cirebon Beach and analyze the area's vulnerability to tidal flooding on Cirebon Beach. The research location is on Cirebon Beach, precisely in 39 Kelurahan / Villages which are directly adjacent to the coastline. The method used is overlay using descriptive analysis. The results of this study indicate that the vulnerability in Cirebon Beach is dominated by the level of vulnerability of the harmless class with an area of ​​10951.2 ha. Regional vulnerability to tidal flooding is also correlated with conditions of social vulnerability, economic vulnerability, and the level of danger in the Cirebon Coastal area. Where the area's vulnerability to tidal flooding shows that the low-class area vulnerability is the most dominating class in the Cirebon Coastal area with an area of ​​1,296.13 ha."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Kekeringan merupakan bencana alam yang terjadi secara perlahan-lahan hasil dari berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu yang lama. Bencana ini dapat berdampak sangat besar dan mencakup daerah yang luas. Mitigasi untuk menanggulangi bencana ini adalah dengan mengetahui karakteristik wilayah yang terpapar kekeringan, melalui indikator durasi, intensitas dan frekuensi kekeringan. Penilaian kekeringan menggunakan data curah hujan dari 32 stasiun hujan di Kabupaten Kebumen selama periode 1985 - 2015 menggunakan metode de Boer.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keterpaparan kekeringan tinggi di Kabupaten Kebumen cenderung berada di wilayah bagian tengah mengarah ke timur laut kabupaten, yang meliputi 15 kecamatan, yang sebagian besar berada di Kecamatan Karangsambung, Karanggayam, Alian, Pejagoan, Sruweng dan Kebumen. Wilayah yang paling terpapar kekeringan di Kabupaten Kebumen merupakan wilayah dengan penggunaan tanah sawah irigasi 2x padi/tahun, kepadatan penduduk 500-1249 jiwa/km2 dan kepadatan penduduk agraris 51-250 jiwa/km2.

Drought is natural disaster that occurs gradually, resulted from long term declines in rainfall rate. The disaster would not be realized at first, but the impacts caused could be severe. One example of countermeasure efforts is to understand the regional characteristics of the drought exposed regions. Indicators used to assess levels of exposure are the duration, intensity and frequency of droughts. Drought assessment used rainfall rate data from 32 rain stations in Kebumen during 1985-2015 period with de Boer method.
The results obtained from this study indicate that high level of exposures to drought in Kebumen are distributed in the center part to the northeast part of the region. The high level of exposures covered 15 districts, and concentrated in Subdistrict Karangsambung, Karanggayam, Alian, Pejagoan, Sruweng and Kebumen. In Kebumen, the region that most exposed to drought is attributed with the paddy rice fields land use that harvested 2 times a year, a population density of 500-1249 inhabitants/km2 and peasant population density of 51-250 inhabitants/km2.;
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Rupaidah
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi secara spatial persebaran dan luas tingkat kekritisan lahan di wilayah pengembangan selatan Kabupaten Tasikmalaya serta mengetahui hubungannya dengan produktivitas lahan. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan luas lahan kritis menurut tingkatannya sesuai dengan wilayah ketinggian. Wilayah terluas adalah lahan potensial kritis, paling banyak dijumpai pada ketinggian 0-200 mdpl dan paling sedikit berada pada ketinggian lebih dari 500 mdpl, dimana posisinya cenderung menyebar. Sedangkan lahan dengan luasan terkecil adalah lahan kritis, sebagian besar terdapat di bagian timur wilayah ketinggian 0-200 mdpl dan luasan terkecil terdapat di bagian barat wilayah ketinggian lebih dari 500 mdpl. Lahan kritis berasosiasi dengan produktivitas lahan, terlihat pada nilai produktivitas lahan semakin menurun bersamaan dengan tingginya tingkat kekritisan lahan yang terjadi.

The purpose of this study is to give spatial information on the distribution and area critical land level in the southern development region of the Tasikmalaya Regency and discovering its relationship with land productivity. The results show that there are a range of differences of critical land based on the regional height. The largest region in the study is critical land potential lies in the regions with the elevation of 0-200 m and the smallest with an elevation > 500 m above sea level. The distribution of scattered lands is scattered. As for the smallest region for this study is critical land, the majority are distributed in the eastern part of region with an elevation of 0-200 m and the lesser are distributed in the west with an elevation > 500 m above sea level. Critical land is associated with land productivity, by considering the decreasing value of productivity the area of critical land increases."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34200
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chindy Octavia
"Hingga saat ini sering terjadi banjir di Kabupaten Lebak, khususnya di pusat kota yaitu Rangkasbitung dan sekitarnya yang merugikan masyarakat sekitar. Permasalahan banjir ini belum sepenuhnya terselesaikan, walaupun terdapat indikasi peningkatan, baik dari segi frekuensi, durasi dan sebaran di wilayah penelitian. Daerah penelitian adalah 3 kecamatan di Kabupaten Lebak yang dilintasi Sungai Ciujung Hilir, yaitu Kecamatan Cibadak, Kecamatan Kalanganyar dan Kecamatan Rangkasbitung dengan jumlah 38 desa. Dalam menentukan tingkat bahaya banjir digunakan peta banjir dari BNPB, kemudian dilakukan georeferensi dan digitasi, serta metode rata-rata berimbang untuk menentukan tingkat bahaya di setiap desa/kelurahan. Analisis kerentanan dilakukan dengan menggabungkan kriteria keren tanan fisik, kerentanan sosial, dan kerentanan ekonomi menggunakan metode spasial MCDA/overlay dan metode pembobotan dan skoring. Kemudian risiko banjir dianalisis dengan menggabungkan komponen bahaya dan kerentanan banjir dengan matriks penentu kelas risiko. Berdasarkan analisis metode rata-rata setimbang Kecamatan Rangkasbitung dan sekitarnya dominan memiliki bahaya banjir tingkat tinggi dengan total 18 desa/kelurahan atau 73% dari jumlah desa pada wilayah penelitian. Kerentanan banjir di dominasi oleh tingkat rendah sebanyak 18 desa/kelurahan atau 47% dari jumlah desa pada wilayah penelitian. Dari hasil analisis risiko terlihat bahwa wilayah dengan bahaya tinggi belum tentu memiliki risiko yang tinggi tetapi ditentukan oleh tingkat kerentanan wilayah tersebut dalam menghadapi bencana.

Until now, floods have often occurred in Lebak Regency, especially in the city center, namely Rangkasbitung and its surroundings, which has harmed the surrounding community. The problem of flooding has not been resolved, there are indications of an increase, both in terms of frequency, duration, and distribution in the study area. The research areas are three sub-districts in the Lebak Regency which are crossed by the Ciujung Hilir River, that is say Cibadak District, Kalanganyar District, and Rangkasbitung District with a total of 38 villages. In determining the level of flood hazard, a flood map from BNPB is used, georeference and digitization are carried out, as well as a balanced average method to determine the level of danger in each village. The analysis was carried out with the criteria of physical stress, social vulnerability, and economic vulnerability using spatial methods MCDA/overlay, weighting and scoring methods. Then the flood risk is analyzed by combining the hazard and flood vulnerability components with a risk class determining matrix. Based on the analysis of the equilibrium average method, Rangkasbitung District and its surroundings have a dominant high level of flood hazard with a total of 18 villages or 73% of the total villages in the study area. The low level of flood diversity is dominated by 18 villages or 47% of the total villages in the study area. From the results of the risk analysis, it can be seen that an area with high danger is unnecessary the risk that is determined by the level of vulnerability of the area in facing disasters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Ramadhanti P
"Kejadian gempa yang terjadi dalam periode tertentu serta kondisi fisik wilayah yang mudah terkena dampak getaran seismik menjadikan wilayah Tasikmalaya menjadi wilayah rawan. Kerawanan wilayah Tasikmalaya dapat ditentukan dengan menggunakan metode skoring berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2007 dengan variabel berupa kondisi geologi berupa jenis batuan, kemiringan lereng, dan PGA. Selain kerawanan wilayah, penelitian ini menghasilkan kerentanan wilayah terhadap gempa bumi berdasarkan aspek fisik berupa kerawanan wilayah dan juga aspek sosial ekonomi berupa kepadatan bangunan, keluarga miskin, kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk dan persentase penduduk wanita dengan menggunakan metode pembobotan yang menghasilkan tiga tingkat kerentanan dimana kerentanan wilayah tertinggi berada di Kecamatan Culamega. Berdasarkan metode pembobotan dengan mengurangi variabel struktur geologi, maka pengaruh kondisi fisik lebih mendominasi dibandingkan kondisi sosialnya.

Earthquake events that happened in certain period, as well as the physical condition of the area that susceptible to seismic tremor cause the Tasikmalaya area become a fluid area. The fluidity of Tasikmalaya area can be determined by using scoring method in accordance with The Provision of Minister of Public Works No. 21 of 2007 with variables in geological conditions, such as rock types, slope and PGA. Other than/besides the fluidity of the area, this research results in a vulnerability of the area over the earthquake based on physical aspects, such as the fluidity of the area and also social economy aspects, such as plants density, poor families, population density, population growth rate and women population percentage by using weighting method resulting in three vulnerability levels where the greatest area vulnerability is in Culamega district. According to the weighting method by decreasing geology structure variables, the physical condition more dominates than the social condition."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1008
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teni Supriyani
"ABSTRAK
Pulau Jawa adalah salah satu sasaran eliminasi malaria nasional tahun 2015. Jawa Barat dikategorikan sebagai salah satu wilayah endemis malaria, dengan 5 kabupaten endemis, salah satunya Tasikmalaya. Penderita malaria terbanyak di daerah pegunungan dan perkebunan di Kabupaten Tasikmalaya terdapat di Kecamatan Cineam. Terjadi peningkatan jumlah kasus malaria di Kecamatan Cineam selama kurun waktu 2009 hingga 2013. Tingginya jumlah kasus tersebut didukung oleh keberadaan vektor dan daya dukung lingkungan terhadap perkembangan malaria.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran spasial kejadian malaria di wilayah Kecamatan Cineam. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian adalah seluruh penderita malaria positif di Kecamatan Cineam tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kasus tahun 2013 adalah kasus impor. Meski demikian, variabel penelitian menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan Cineam potensial untuk kejadian malaria. Secara spasial, tempat perkembangbiakan Anopheles ditemukan tersebar dan dekat dengan kasus, mulai dari jarak satuan hingga ratusan meter. Keberadaan ternak besar (sapi dan kerbau) yang diharapkan sebagai cattle barrier yang terdapat di sekitar kasus, jumlahnya sedikit. Lokasi pelayanan kesehatan terjangkau dari tempat tinggal kasus, kurang dari 1,5 km.

ABSTRACT
Java is one of the national goals of malaria elimination in 2015. West Java categorized as one of the malaria?s endemic areas, with five endemic districts. One of them is Tasikmalaya District. Most of malaria patients in mountainous and plantations areas of Tasikmalaya District are in Cineam Sub-District. During 2009 to 2013, number of malaria cases in Cineam Sub-District increased. The high number of those cases was supported by existence of the vector and carrying capacity of the environment to the escalation of malaria.
The purpose of this study is to describe the spatial distribution of malaria in Cineam Sub-District. This is quantitative descriptive study. The samples in this study was all patients with positive malaria in Cineam Sub-District year 2013. The results showed that all cases in 2013 were imported cases. However, research indicated that the variables in Cineam Sub-District are potential for malaria. Spatially, Anopheles breeding sites were spread and found near the cases, with a range of distances ranging from a few meters to hundreds meters. The number of existence of big cattle (cow and buffalo), that is expected as cattle barrier around the cases, is low. Location of healthcare is accessible from cases, less than 1.5 km.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enok Nurliawati
"Kegagalan ASI yang sering ditemukan antara lain karena ibu menjalani seksio sesarea, oleh karena itu maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan produksi ASI pada ibu pasca seksio sesarea. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional. Tehnik pengambilan sampel non-probability sampling yaitu consecutive sampling dengan sampel sebanyak 112.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden yaitu umur, paritas, tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak berhubungan dengan produksi ASI. Faktor yang berhubungan dengan produksi ASI adalah nyeri, asupan cairan, kecemasan, motivasi, dukungan suami dan atau keluarga dan informasi tentang ASI. Analisis lebih lanjut menunjukan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap produksi ASI adalah motivasi (OR= 21,737).

Failure which is often found in breast feeding, because the mother underwent cesarean section, therefore the objective of this research was to identify factors related to milk production of post cesarean section women. This research method was analytical descriptive with cross-sectional approach using consecutive sampling involving 112 samples.
The research result showed that there was no correlation between respondences? characteristics (age, parities, education level, and occupation) and milk production. Factors that related to milk production are pain, fluid intake, anxiety, motivation, husband or family support, and information about lactation. Further analysis showed that the most influential factor to milk production was motivation (OR= 21,737).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29402
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>