Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147357 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aviva Lutfiana
"Kebahagiaan merupakan tujuan setiap individu. Emerging adulthood usia 18-29 tahun memiliki tugas perkembangan yang sangat penting dan hal tersebut dapat memengaruhi pemaknaan kabahagiaannya. Salah satu cara untuk memenuhi tugas perkembangan dan kebahagiaan pada emerging adulthood adalah dengan mengikuti kegiatan kerelawanan. Akan tetapi, manfaat yang dirasakan dari kegiatan kerelawanan bergantung pada motivasi kerelawanan yang mendasarinya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan kebahagiaan pada emerging adulthood. Responden dalam penelitian ini merupakan relawan yang berjumlah 2001 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Motivasi kerelawanan diukur dengan menggunakan alat ukur Volunteer Function Inventory VFI dan kebahagiaan diukur dengan menggunakan Subjective Happiness Scale SHS . Keduanya telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerelawanan pada dimensi values, understanding, social berhubungan positif dan signifikan dengan kebahagiaan. Sementara, dimensi protective berhubungan negatif dan signifikan dengan kebahagiaan, dan dimensi career dan enhancement tidak berhubungan signifikan dengan kebahagiaan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerelawanan yang berbeda memiliki hubungan yang berbeda dengan kebahagiaan pada relawan emerging adulthood.

Happiness is the purpose of every individual rsquo s life. Emerging adulthood age 18 29 have an important developmental task and it can affect their meaning of happiness. One of the way to fulfil that developmental task and happiness among emerging adulthood is with join in volunteering activities. But, benefits from volunteering activities is depends on their motivation to volunteer. 2001 volunteer around Indonesia had participated in this study. Motivation to volunteer were measured by Volunteer Function Inventory VFI and happiness were measured by Subjective Happiness Scale SHS . Both of instrument had adopted to Bahasa Indonesia.
The result indicated there were significant positive correlations between values, understanding, and social motivation to volunteer dimension with happiness. It was also found that there was significant and negative correlation between protective dimension with happiness, and there wasn rsquo t significant correlation between career and enhancement dimension with happiness. This result indicates that different motivation to volunteers have a different relationship with happiness in emerging adulthood.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhanni Rahman
"Mengetahui pentingnya mempertahankan hubungan penuh rasa percaya antar sesama, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan kepercayaan interpersonal. Metode penelitian yang dipakai adalah korelasional dan partisipan dalam penelitian ini merupakan relawan yang berasal dari kalangan usia emerging adulthood yaitu 18 s.d. 29 tahun yang berjumlah 1334 orang dari berbagai kota di Indonesia. Kepercayaan interpersonal diukur dengan menggunakan alat ukur Propensity to Trust Scale yang dikembangkan oleh Evans dan Revelle 2008 , sementara itu motivasi kerelawanan diukur dengan Volunteer Functions Inventory yang dikembangkan oleh Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, dan Miene 1998.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari enam dimensi motivasi kerelawanan mdash;values, social, dan understanding mdash;berhubungan positif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal, sedangkan dimensi protective berhubungan negatif dan signifikan terhadap kepercayaan interpersonal. Hasil analisis lebih lanjut juga menunjukkan adanya pengaruh motivasi kerelawanan pada keenam dimensi motivasi kerelawanan, terutama pada dimensi values dan understanding. Kedua dimensi tersebut berpengaruh lebih kuat terhadap kepercayaan interpersonal dibandingkan dengan keempat dimensi motivasi kerelawanan lainnya; yaitu protective, career, social, dan enhancement.

Given the importance of maintaining trustful relationship, the goal of the present research was to determine whether volunteer motivations correlate with interpersonal trust. A correlational design was employed and measures were obtained from 1334 volunteers from various cities in Indonesia. Interpersonal trust was measured using Propensity to Trust Scale by Evans and Revelle 2008 , while volunteer motivations were measured using Volunteer Functions Inventory by Clary, Snyder, Ridge, Copeland, Stukas, Haugen, and Miene 1998.
The results demonstrated that three of six designated dimensions of volunteer motivations mdash values, social, and understanding mdash were positively correlated with interpersonal trust while the other dimension namely protective was found negatively correlated with interpersonal trust. Advanced analysis also determined that six designated dimensions of volunteer motivations have influence on interpersonal trust, especially values and understanding. Both dimensions have stronger influences towards interpersonal trust compared to the other dimensions they are protective, career, social, and enhancement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mugi Silih Mulyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara motivasi kerelawanan dan distres psikologis pada relawan usia 18-29 tahun emerging adulthood. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan responden relawan yang berjumlah 909 orang dengan jenis kegiatan kerelawanan yang berbeda-beda. Motivasi kerelawanan diukur dengan menggunakan Volunteer Functions Inventory VFI, dan distres psikologis diukur dengan menggunakan Hopkins Symptom Checklist-25 HSCL-25, kedua instrumen tersebut telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Terdapat enam dimensi motivasi kerelawanan yaitu perlindungan, nilai, karir, sosial, pemahaman, dan pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan positif antara motivasi kerelawanan dimensi perlindungan dan distres psikologis. Sementara itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dimensi nilai, sosial, karir, pemahaman, dan pengembangan dengan distres psikologis.

The purpose of this research is to examine the correlation between volunteering motivation and psychological distress among volunteer with age 18 29 years old emerging adulthood. This research uses correlational method with 909 respondents that have participated in various volunteering activity. Volunteering motivation was measured by Volunteer Functions Inventory VFI, and psychological distress was measured by Hopkins Symptom Checklist 25 HSCL 25, both have been adapted into Indonesian. Volunteering motivation consist of six dimensions, protective, values, career, social, understanding, and enhancement. Result shows that there was significant positive correlation between one dimensions of volunteering motivation protective with psychological distress. There was not significant correlation between five dimension of volunteering motivation values, social, career, understanding, enhancement and psychological distress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara motivasi kerelawanan dan kepribadian narsisistik pada relawan di Indonesia yang berusia 18-29 tahun emerging adulthood. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan responden relawan yang berjumlah 2002 responden. Motivasi kerelawanan diukur dengan menggunakan Volunteer Function Inventory VFI, dan kepribadian narsisistik diukur dengan menggunakan Narcissism Personality Inventory NPI-13, kedua instrumen tersebut telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Pada motivasi kerelawanan, terdapat enam dimensi motivasi kerelawanan, yaitu nilai, karir, sosial, pemahaman, peningkatan harga diri, dan protektif. Pada kepribadian narsisistik, terdapat tiga dimensi kepribadian narsisistik, yaitu leadership/authority, grandiose exhibitionism, dan entitlement/exploitativeness. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara motivasi nilai dengan kepribadian narsisistik grandiose exhibitionism, 2 terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi karir dengan ketiga kepribadian narsisistik leadership/authority, grandiose exhibitionism, dan entitlement/exploitativeness, 3 terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara motivasi sosial dengan kepribadian narsisistik entitlement/exploitativeness, 4 terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara motivasi pemahaman dengan kepribadian narsisistik leadership/authority dan entitlement/exploitativeness, 5 terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerelawanan peningkatan harga diri dengan kepribadian narsisistik leadership/authority dan entitlement/exploitativeness, 6 terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi protektif dengan kepribadian narsisistik entitlement/exploitativeness.

The purpose of this research is to examine the correlation between volunteering motivation and narcissistic personality among volunteer in Indonesia within age of 18 29 years old emerging adulthood. This research uses correlational method with 2002. Volunteering motivation was measured by Volunteer Function Inventory VFI and narcissistic personality was measured by Narcissism Personality Inventory NPI 13, both have been adapted to Bahasa Indonesia. Volunteering motivation consist of six dimensions which are values, career, social, understanding, enhancement, and protective. Narcissistic personality consists of three dimensions which are Leadership Authority, Grandiose Exhibitionism, and Entitlement Exploitativeness. The result indicated 1 there was significant negative correlation between value motivation and grandiose exhibitionism personality, 2 there was significant positive correlation between career motivation and three of the narcissistic personality leadership authority, grandiose exhibitionism, and entitlement exploitativeness, 3 there was significant negative correlation between social motivation and entitlement exploitativeness personality, 4 there was significant negative correlation between understanding motivation and two of the narcissistic personality, which are leadership authority and entitlement exploitativeness, 5 there was significant positive correlation between enhancement motivation and two of the narcissism personality, which are leadership authority and entitlement exploitativeness, 6 there was significant positive correlation between protective motivation and entitlement exploitativeness personality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gies Andika
"Kebahagiaan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Terdapat berbagai macam dampak ppositif yang didapatkan jika individu dalam keadaan bahagia. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara belas kasih diri dan kebahagiaan pada emerging adulthood. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk dalam jenis korelasional karena melihat hubungan dua variabel, yaitu variabel belas kasih diri dan kebahagiaan. Adapun responden pada penelitian ini merupakan emerging adulthood (N=264) yang memiliki rentang usia 18-29 tahun berjumlah 264 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Cara mendapatkan responden dengan menggunakan teknik non-probability sampling, yaitu convenience sampling atau accidental sampling. Belas kasih diri diukur dengan menggunakan alat ukur Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), sedangkan kebahagiaan diukur dengan menggunakan Subjective Happiness Scale (SHS). Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa belah kasih diri berkorelasi positif dengan kebahagiaan pada emerging adulthood (r=0,471, n=264, p<0,01, two tails). Artinya semakin tinggi belas kasih diri seseorang maka kebahagiaannya juga tinggi.

Happiness is an important thing for human life. There are various kinds of positive impacts that can be obtained if the individual is happy. This study aims to look at the relationship between self-compassion and happiness in emerging adulthood. Based on the objective, this study is a correlational type because it sees the relationship between two variables, namely the variables of self-compassion and happiness. As for the respondents in this study were emerging adulthood (N = 264) which had an age range of 18-29 years totaling 264 people from various regions in Indonesia. How to get respondents using non-probability sampling techniques, namely convenience sampling or accidental sampling. Self-compassion is measured using the Self Compassion Scale-Short Form (SCS-SF) measurement tool, while happiness is measured using the Subjective Happiness Scale (SHS). Findings from the study showed that self-compassion was positively correlated with happiness in emerging adulthood (r =0,471, n= 264, p<0,01, two tails). This means that the higher one's self-compassion, the higher one's happiness"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bianda Retno Widyani
"Menemukan tujuan hidup merupakan salah satu tugas perkembangan emerging adult usia 18-29 tahun. Salah satu cara untuk menemukannya adalah dengan mengikuti kegiatan relawan. Akan tetapi, manfaat yang dirasakan dari kegiatan relawan bergantung pada motivasi yang mereka miliki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan tujuan hidup pada relawan Indonesia usia 18-29 tahun emerging adulthood. Sebanyak 2007 relawan mengisi alat ukur Volunteer Function Inventory VFI untuk mengukur motivasi relawan dan Brief Purpose Measure BPM untuk mengukur tujuan hidup. Keduanya telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil analisis menggunakan partial correlation menunjukkan bahwa hanya empat dari enam dimensi motivasi yang berhubungan signifikan dengan penetapan tujuan hidup. Motivasi nilai, motivasi pemahaman dan motivasi sosial berhubungan signifikan secara positif dengan tujuan hidup.

Finding a life purpose is a task of emerging adult. One of the ways to find it is through volunteering. However, a person 39s reasons for volunteering vary. This research aims to determine the relationship between volunteering motivations with life purpose in Indonesian volunteers aged 18 29 emerging adulthood . As many as 2007 volunteers filled out the Volunteer Function Inventory VFI to measure volunteer motivations and Brief Purpose Measure BPM to measure life purpose. Both instruments had ben adapted into Indonesian. The analysis results, conducted using partial correlation, shows that only four out of five motivation dimensions correlate significantly with life purpose. Value motivation, understanding motivation, and social motivation all have significant positive correlations with life purpose."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhillan Zhalyla
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan sosioseksualitas pada emerging adulthood. Keterlibatan ayah diartikan sebagai sejauh mana ayah terlibat dalam berbagai aspek di kehidupan anak Finley, Mira, Schwartz, 2008 dan sosioseksualitas diartikan sebagai perbedaan individual pada keinginan seseorang untuk terlibat dalam hubungan seksual tanpa komitmen Penke Asendorpf, 2008.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterlibatan ayah adalah Nurturant Fathering Scale domain afektif dan Father Involvement Scale domain perilaku yang dikembangkan oleh Finley dan Schwartz 2004. Untuk mengukur sosioseksualitas digunakan Revised Sociosexual Orientation Inventory dari Penke dan Asendorpf 2008.
Responden penelitian ini merupakan 526 individu yang berada di periode emerging adulthood 18-25 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah, baik pada domain afektif dan domain perilaku, dengan sosioseksualitas pada emerging adulthood.

This study was conducted to examine the correlation between father involvement and sociosexuality among emerging adults. Father involvement defined as the extent to which father's participation in all aspects of children's life Finley Schwartz, 2004. Meanwhile, sociosexuality defined as individual differences of someone's willingness to have sex without a commitment Pendke Asendopf, 2008.
The instruments used in this study are Nurturant Fathering Scale for affective domain and Father Involvement Scale conative domain developed by Finley and Schwartz 2004. To measure father involvement and Revised Sociosexual Orientation Inventory Penke Asendorpf, 2008 to measure sociosexuality.
Respondents of this study are 526 emerging adults 18 25 years old. The result indicated that there is a negative and significant relationship between father involvement, both on affective domain or conative domain, and sociosexuality on emerging adulthood.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daeng Azizah Rahmatia
"Penelitian ini membahas mengenai hubungan trait kepribadian dengan motivasi kerelawanan yang dimiliki oleh para relawan yang berada pada rentang usia tahap perkembangan emerging adulthood di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Volunteer Functions Inventory VFI untuk mengukur motivasi kerelawanan dan Big Five Inventory 2 Extra Short Form untuk mengukur trait kepribadian. Dimensi motivasi kerelawanan yang diukur yaitu dimensi protective, values, career, social, understanding, dan enhancement. Trait kepribadian yang dikur mencakup extraversion, agreeableness, conscientiousness, negative emotionality, dan open-mindedness.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa trait kepribadian extraversion memiliki hubungan positif secara signifikan dengan dimensi motivasi values, social, understanding, dan enhancement. Trait kepribadian agreeableness dan conscientiousness memiliki hubungan positif secara signifikan dengan dimensi motivasi values, social, dan understanding. Trait kepribadian negative emotionality memiliki hubungan positif yang signifikan dengan dimensi motivasi protective, namun memiliki hubungan negatif signifikan dengan dimensi motivasi social dan understanding. Trait kepribadian open-mindedness memiliki hubungan positif secara signifikan dengan dimensi motivasi values dan understanding, serta memiliki hubungan negatif signifikan dengan dimensi motivasi enhancement.

This research discusses about the correlation between personality traits and volunteer motivation among volunteers who are in emerging adulthood developmental stage in Indonesia. This is a quantitative research. Volunteer Functions Inventory VFI was used to measure volunteer motivation and Big Five Inventory 2 Extra Short Form was used to measure personality traits. There are six dimensions of volunteer motivation that are measured by VFI which are protective, values, career, social, understanding, and enhancement dimensions. Personality traits that are measured were extraversion, agreeableness, conscientiousness, negative emotionality, and open mindedness.
The results show that there were significant positive correlations between trait extraversion and values, social, understanding, and enhancement dimensions of volunteer motivation. Both traits agreeableness and conscientiousness significantly correlate positively with values, social, and understanding dimensions of volunteer motivation. Trait negative emotionality significantly correlate positively with protective dimension of motivation, but significantly correlate negatively with social and understanding dimensions of volunteer motivation. There were significant positive correlation between trait open mindedness and values and understanding dimensions of volunteer motivation. There was also significant negative correlation between trait open mindedness and enhancement dimension of volunteer motivation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathan Akbar
"Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang kaya akan keragaman suku, agama, ras, dan budaya. Keragaman demikian salah satunya mendorong penerapan budaya kolektivisme di mana tercermin melalui semangat gotong royong. Selain itu, Indonesia turut dipandang sebagai negara beragama. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara religiusitas dan kolektivisme pada emerging adulthood. Studi kuantitatif korelasional dilaksanakan terhadap sebanyak 241 partisipan yang merupakan Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia, berusia 18-25 tahun, minimal telah menempuh pendidikan SMA/SMK sederajat, serta penganut salah satu dari enam agama yang sah di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas dan kolektivisme memiliki hubungan positif yang signifikan pada emerging adulthood. Individu dapat membangun religiusitas sebagai sarana memupuk budaya gotong royong dan mengeksplorasi identitas melalui penerapan budaya kolektivisme.

Indonesia is a counry rich in ethnic, religious, racial and cultural diversity. Such diveristy encourages the application of a culture of collectivism, which is reflected through the spirit of gotong royong. In addition, Indonesia is also seen as a religios country. This study aims to examine the relationship between religiosity and collectivism in emerging adulthood. A quantitative correlation study was conducted on 241 participants who were citizens of the Republic of Indonesia, aged 18 – 25 years, had at least a high school education, and adhered to one of the six legal religions in Indonesia. The results showed that religiosity and collectivism have a significant positive relationship in emerging adulthood. Individuals can build religiosity as a means of fostering a culture of gotong royong and exploring identity through the application of a culture of collectivism."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Salsabila Putri Herfina
"Nilai merupakan tujuan yang bervariasi dalam kepentingannya dan berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan manusia. Sosialisasi budaya pada kehidupan individu juga dapat memengaruhi pemilihan perilaku mereka, serta prioritas nilai yang mungkin terbentuk dalam hidup mereka. Salah satu bentuk orientasi budaya merupakan budaya kolektivisme, dimana individu mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari kelompok dan mengutamakan tujuan kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara nilai dan kolektivisme pada emerging adulthood. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Portrait Value Questionnaire (PVQ)-21 untuk pengukuran nilai dan The Individualism-Collectivism Interpersonal Assessment Inventory (ICIAI) untuk pengukuran kolektivisme. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 258 partisipan emerging adults menggunakan analisis korelasional menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara 9 tipe nilai, yaitu stimulation, hedonism, achievement, power, security, conformity, tradition, benevolence, dan universalism dan empat jenis hubungan kolektivisme, yaitu keluarga, teman dekat, kolega, dan orang yang tidak dikenal, pada emerging adulthood. Adanya korelasi antara nilai dan kolektivisme diharapkan dapat menjadi sarana penanaman nilai yang positif dalam masyarakat untuk pencapaian tujuan bersama yang positif.

Values are goals that vary in importance and serve as guidelines in human life. Cultural socialization in an individual's life can also influence their choice of behavior, as well as the value priorities that may form in their lives. One form of cultural orientation is collectivism, where individuals identify themselves as part of a group and prioritize group goals. This study aims to see if there is a relationship between values and collectivism in emerging adulthood. The instruments used in this study are the Portrait Value Questionnaire (PVQ)-21 for measuring values and The Individualism-Collectivism Interpersonal Assessment Inventory (ICIAI) for measuring collectivism. The results of a study conducted on 258 emerging adults using correlational analysis showed that there is a significant relationship between 9 types of values, which are stimulation, hedonism, achievement, power, security, conformity, tradition, benevolence, and universalism and four types of collectivism relationships, which are family, close friends, colleagues, and strangers, in emerging adulthood. The correlation between value and collectivism is expected to be a means of instilling positive values in society for the achievement of positive common goals."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>