Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185629 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debby Rachel
"Logam tantalum dan niobium dikategorikan sebagai logam refraktori yang mana banyak dibutuhkan dalam dunia industri tetapi sayngnya keberadan kedua logam ini kembali masuk kedalam kategori critical raw materials. Berdasarkan ketersediaan sumber, terak timah dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mendapatkan logam tantalum dan niobium. Dalam penelitian ini dilakukan rangkaian proses untuk mneningkatkan kadar niobium dan tantalum dalam terak timah yang memiliki kadar awal 0,23 dan Nb sebesar 0,47, dengan melakukan pemanggangan 2 jam di suhu 900 C, dilanjutkan dengan pelindian NaOH 8 M, dan terakhir dilakukan pelindian asam dengan menambahkan variasi konsentrasi H3PO4 pada larutan HNO3 dikondisi atmosferik. Dari hasil pemanggangan didapatkan ada kerenggangan antar partikel dan terjadi aglomerasi.pada partikel. Pelindian NaOH dapat melarutkan senyawa Si, Al, Fe dan Zr. Kadar optimal yang dihasilkan dari pelindian campuran HNO3 2 M: H3PO4 1,5 M dengan nilai kadar untuk tantalum dan niobium adalah secara berturut-turut 0,9 dan 1,54.

Tantalum and niobium are categorized as refractory metal, which needed in many industries. Unfortunately, both of this metals are categorized as critical raw material. Due to the supply of source, tin slag can be considered ad alternative source of tantalum and niobium. The aim of this research is to upgrade the grade of niobium and tantalum of tin slag which have initial grade 0,23 Ta2O5 and 0,47 Nb2O5, with roasting at 900 C for 2 hour, continued by NaOH 8 M leaching, and acid leaching with adding variation concentration of H3PO4 on HNO3. The result showed that there is loosing among particles and also aglomeration of particles. NaOH leaching would dissolve the impurities such as Si, Al, Fe, and Zr. The optimal grade of Ta and Nb was reached by the leaching 2M HNO3 1,5 M H3PO4 with 0.9 Ta and 1,54 Nb."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Fahrezi Akli
"Logam tantalum dan niobium merupakan logam bernilai ekonomi tinggi yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi terutama sebagai kapasitor dan paduan pada baja paduan super, tetapi keberadaan logam ini digolongkan ke dalam 14 critical materials. Terak timah hasil dari proses peleburan konsentrat bijih timah merupakan mineral yang memiliki potensi sebagai sumber sekunder dalam pengolahan logam tantalum dan niobium. Penelitian ini berfokus pada peningkatan kadar unsur tantalum dan niobium dari terak timah PT Timah Tbk dengan kadar Ta 0,23 dan Nb 0,47 melalui metode pelindian NaOH dan variasi konsentrasi asam fosfat. Sebelum proses pelindian, sampel terak timah dilakukan pemanggangan pada temperatur 900 oC selama 2 jam dan pendinginan cepat dalam media air untuk melihat morfologi struktur yang memiliki celah antar butir, dikarakterisasi dengan SEM. Kemudian, dilakukan pelindian menggunakan NaOH dan H3PO4, dimana masing-masing residunya dikarakterisasi dengan XRF sementara filtrat hasil pelindian dikarakterisasi dengan AAS dan ICP-OES. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelindian NaOH dapat menurunkan kadar unsur pengotor Fe, Ca, Ti, Al pada residu serta diperoleh kadar Ta tertinggi sebesar 0,85 pada pelindian H3PO4 0.5 M dan kadar Nb tertinggi sebesar 1,45 pada pelindian H3PO4 1.0 M.

Tantalum and niobium metal are high value metals that widely used in various applications, especially as capacitors and alloys in super alloy steel, but the presence of these metals is classified into 14 critical materials. Tin slag that produced from tin ore concentrate smelting process is a mineral that has a potential as a secondary source in the processing of tantalum and niobium. This study focuses on upgrading of tantalum and niobium content from tin slag PT Timah Tbk with content of Ta is 0.23 and Nb 0,47 by NaOH leaching process and variable concentration of phosphoric acid as a leaching agent. Before leaching process, the tin slag sample was roasted at 900 C for 2 hours and water quenching to observe the morphology of gap between the grains, characterized by SEM. Then, leaching was done using NaOH and H3PO4, where each residue was characterized by XRF while the leaching filtrate was characterized by AAS and ICP OES. The results showed that NaOH leaching could decrease the content of Fe, Ca, Ti, Al on residues and obtained the highest Ta content of 0.85 in leaching H3PO4 0.5 M and the highest Nb content of 1.45 in leaching H3PO4 1.0 M."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadli
"Terak timah merupakan produk sampingan hasil proses pengolahan dan peleburan bijih timah di mana mengandung banyak mineral berharga, antara lain tantalum dan niobium. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konsenstrasi larutan HNO3 sebagai pelindi terhadap peningkatan kadar tantalum pentoksida dan niobium pentoksida dalam terak timah. Terak timah yang digunakan pada penelitian ini adalah terak timah I Indonesia dengan kandungan 0.30 Ta2O5 dan 0.58 Nb2O5. Pemanggangan pada temperatur 900 C dan pencelupan dengan media larutan NaOH dilakukan terhadap terak timah, kemudian analisa XRF.
Hasil analisa menunjukkan terak timah ukuran butir 100 dengan kadar 0.10 Ta2O5 dan 0.20 Nb2O5 memiliki kadar senyawa pengikut paling sedikit sebesar 62.70 . Keseluruhan penelitian memperoleh kadar Ta2O5 tertinggi sebesar 0.35 pada terak timah hasil pelindian HNO3 8 M dan kadar Nb2O5 tertinggi sebesar 0.67 pada terak timah hasil pelindian HNO3 6 M.

Tin slag is a byproduct result of processing and smelting of tin ore which contains many valuable minerals, including tantalum and niobium. This research aims to look the effect of concentration of HNO3 solution as leaching reagent to increase the content of tantalum pentoxide and niobium pentoxide in tin slag. Tin slag used in this research was Indonesian tin I slag containing 0.30 Ta2O5 and 0.58 Nb2O5. Roasting at temperature of 900 C and quenching with NaOH solution were done to the tin slag, then XRF analysis.
The analysis showed tin slag grain size 100 with grades of 0.10 Ta2O5 and 0.20 Nb2O5 had the least grade of adherent compounds in the amount of 62.70 . Overall the research obtained the highest grade of Ta2O5 in the amount of 0.35 in tin slag leached with HNO3 8 M and the highest grade of Nb2O5 0.67 in tin slag leached with HNO3 6 M.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Masnita
"Tantalum dan Niobium masuk kedalam logam critical in mid term yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020. Berdasarkan ketersediaan sumber, terak timah dapat menjadi sumber alternatif untuk mendapatkan logam tantalum dan niobium dalam bentuk Tantalum Pentaoksida Ta2O5 dan Niobium Nb2O5 . Di terak timah juga mengandung Logam Tanah Jarang LTJ oksida yang dapat ditingkatkan kadarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kadar Tantalum, Niobium dan LTJ dengan menggunakan proses pelindian dengan variabel bebas temperatur pelindian Terak timah dilakukan pemanggangan di temperatur 900 C selama 2 jam lalu didinginkan dengan cepat menggunakan larutan NaOH 0.5 M, kemudian dilakukan pengayakan dengan ukuran 100, minus;100 120, minus;120 180. Setelah itu dilakukan pelinidan dengan menggunakan larutan HCl 6 M, S/L 1:30, dan lama pelindian ialah 50 menit. Pelindian dilakukan dengan variabel bebas yaitu temperatur pelindian. Temperatur pelindian yang digunakan ialah 25 , 45 , 65 C.
Hasil penelitian ini menunjukan setelah pemanggangan dan pendinginan cepat distribusi ukuran terbanyak di ukuran 100 dan terjadi penurunan kadar Tantalum, Niobium, dan LTJ. Hasil pelindian menunjukan semakin tinggi temperatur maka kadar Tantalum, Niobium, dan LTJ di terak timah meningkat, didapatkan temperatur optimun pelindian di 45 C dengan peningkatan sebesar 240 untuk Niobium dan 164.3 untuk Tantalum.

Tantalum and Niobium were known include as critical in mid term, expected to be exhausted in 2020. Based on availability sources, Tin Slag can be an alternative source for Tantalum Pentaoxide Ta2O5 , Niobium Pentaoxide Nb2O5 and Rare Earth Elements REE.
This research aimed to find out effect of effect Natrium Hydroxide as quenching media and leaching process with variable of temperatur leaching for increasing Tantalum, Nobium, and REE oxides grade with leaching process. Tin slang roasted at 900 C for two hours and quenched in NaOH 0.5 M, the sieved to the size of 100, minus 100 120, minus 120 180. Leaching process with Chloride Acid 6 M, S L 1 30, and leached for 50 minutes. The leaching variable temperature used were 25 , 45 , 65 C.
The roasting and quencheds result showed the highest mass distribution at 100 and the grade were decreased. The result of leaching, higher temperature leaching then Tantalum, Niobium, and REE oxides grade increased. The optimum temperature was 45 C, increased 240 for Niobium and 164.3 for Tantalum.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Azzah Kharisma
"Terak timah merupakan residu peleburan timah yang memiliki potensi sebagai sumber sekunder untuk mendapatkan critical metals, seperti niobium, tantalum dan logam tanah jarang LTJ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan NaOH, yaitu 6 M dan 8 M, pada proses pelindian NaOH selama 1 jam diikuti pelindian HClO4 dengan konsentrasi 0.8 M selama 2 jam, terhadap peningkatan kadar niobium, tantalum dan LTJ dalam terak timah. Pada penelitian ini digunakan terak timah yang melalui pemanggangan pada temperatur 900? diikuti pendinginan cepat. Hasil pemanggangan dikarakterisasi dengan menggunakan SEM Scanning Electron Microscope dan sebagian lainnya dilakukan proses pelindian. Residu setiap pelindian dikarakterisasi menggunakan XRF X-Ray Fluorescence , sedangkan filtrat setiap pelindian dikarakterisasi dengan menggunakan ICP-OES Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry dan AAS Atomic Absorption Spectroscopy . Dari hasil pelindian NaOH, pada konsentrasi 8 M NaOH terjadi penurunan kadar niobium di dalam terak timah sebesar 6.25 . Namun, perolehan kadar tantalum dan cerium tertinggi terdapat pada konsentrasi 8 M yaitu sebesar 0.21 dan 4.01 , secara berurutan. Dari hasil pelindian HClO4, larutan HClO4 diketahui dapat meningkatkan kadar niobium dan tantalum. Sedangkan LTJ mengalami penurunan kadar di dalam residu setelah pelindian HClO4. Pelindian HClO4 mampu menurunkan kadar unsur ikutan seperti aluminium dan kalsium.

Tin slag, the residue from tin smelting process, has big potential as alternative sources to obtain critical metals, such as niobium, tantalum and rare earth elements REEs . The aims of this study is to discover the effect of NaOH leaching, in various leaching concentations of 6 M and 8 M for 1 hour, followed by HClO4 0.8 M leaching for 2 hours on the enhancement grades of niobium, tantalum and REEs. In this process, tin slag was roasted at 900 in 2 hours, followed by water quenching, then sieved. One part of roasted tin slag was characterized by SEM Scanning Electron Microscope , and the other part was used for leaching process. Each residues characterized with XRF X Ray Fluorescence , while each filtrates characterized with ICP OES Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry and AAS Atomic Absorption Spectroscopy . From NaOH leaching process, at concentration of 8 M NaOH there was a decrease of niobium grades in tin slag residue of 6.25 . However, the highest tantalum and cerium grades was found at 8 M concentrations of 0.21 and 4.01 , respectively. From HClO4 leaching process, it is known that HClO4 can increase niobium and tantalum grades in leaching residue. While REEs tend to decrease in leaching residue and it is known to decrease the grades of aluminium and calcium in leaching residue."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shiva Frida Vincia
"Logam niobium, tantalum dan logam tanah jarang LTJ merupakan logam yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi. Terak timah dijadikan sumber sekunder untuk mendapatkan Nb, Ta dan LTJ. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh dari pelindian asam dengan HClO4 pada konsentrasi 0,1 M; 0,4 M; 0,8 M selama 2 jam dengan temperatur 25 C terhadap terak timah. Sampel terak timah yang digunakan mengandung Nb 0,47; Ta 0,23; La 0,13; Ce 1,0.57; Th 0,15.
Pengujian XRF dilakukan untuk melihat kadar pada residu hasil dari proses pelindian dimana kadar maksimum dari Nb 1,28; Ta 0,79; La 0,59; Ce 3,72; Th 0,38. Proses pelindian dengan HClO4 dapat melarutkan CaO, Al2O 3, dan Fe2O3. Hasil pada pengujian ICP-OES menunjukkan kadar maksimum Nb 0,208 ppm dan Th 0,138 ppm, sedangkan dari pengujian AAS kadar dari Ca dan Fe semakin meningkat saat konsentrasi HClO4 semakin besar.

Niobium, tantalum and rare earth elements REE are often used in many applications. Tin slag is a secondary source for Nb, Ta and REE. In this research will be seen the effect of acid leaching with HClO4 at concentration 0.1 M 0.4 M 0.8 M for 2 hours with temperature 25 C to tin slag. The tin slag sample used contained 0.47 Nb Ta 0.23 La 0.13 Ce 1.57 Th 0.15.
XRF test was performed to see the grade of residue result from leaching process where maximum content of Nb 1.28 Ta 0.79 La 0.59 Ce 3.72 Th 0.38 . The leaching process with HClO4 can dissolve Ca, Al, and Fe. The results of the ICP OES test showed maximum levels of Nb 0.208 ppm and Th 0.138 ppm, result from the AAS test the grade of Ca and Fe increased as the HClO4 concentration grew larger.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Amilia
"Tantalum dan niobium termasuk dalam logam kritis dalam kategori midterm and diestimasikan akan habis pada tahun 2020. Tantalum dan niobium memiliki aplikasi yang sangat luas di dunia. Indonesia, sebagai penghasil timbah terbesar kedua didunia tentunya memiliki produksi yang tinggi dan menghasilkan terak timah dengan jumlah yang tinggi pula. Terak timah ini mengandung tantalum dan niobium.
Pada penelitian ini, akan difokuskan pada recovery dari tantalum dan niobium dan dilakukan observasi pada metode dalam meningkatkan kadar tantalum dan niobium. Dimana metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah, pemanganggan pada 900oC yang dilanjutkan dengan pendinginan air. Pelindian NaOH dan diikuti dengan pelindianHClO4 dengan tambahan H2SO4. Sampel awal dan sampel pemanganggan akan dilakukan pengujian dengan XRF dan SEM EDS.
Hasil dari pemanggangan kemudian dilakukan pelindian dengan NaOH dan dilanjutkan dengan pelindian HClO4 dengan penambahan H2SO4. Sampel hasil pelindian masing-masing dilakukan pengujian XRF, SEM EDS, ICP dan AAS, ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari H2SO4. Dalam pelindian HCLO4.
Pada kasus ini, pelindian HCLO4dengan penambahan H2SO4dapat meningkatkan kadar ekstraksi tantalum dan niobium. Dan ditemukan bahwa pelindian HCLO4 meningkatkan kadar pada residu, dimana Nb sebesar 255 dan kenaikan kadar Ta ditemukan sebesar 65 .Dan pengaruh penambahan H2SO4dapat meningkatkan kadar pengendapan tantalum dan niobium dengan sebesar 32,39 dan 23,62 pada konsenterasi optimum H2SO4 yaitu 0,8M.

Tantalum and niobium is including in the critical metals which in midterm category, and estimated that will run out in 2020. Whereas tantalum and niobium have a wide application in the world. Indonesia, as the second largest tin producer in the world absolutely have a big production and also will produce a significant amount of tailing and tin slag. Tin slag is containing tantalum and niobium.
In this study focuses on the recovery of tantalum and niobium. There was an observation about the method to increase tantalum and niobium through several processes, begin with roasted in 900oC and water quenched, NaOH leaching and followed by HClO4 with addition of H2SO4. Initial sample and roasted sample was characterized by usingX Ray Fluorecent XRF and SEM EDS.
One part of roasted sample was dissolved in NaOH then characterized by using Inductively Coupled Plasma ICP , AAS and XRF. And afterthat, the sample was dissolved again in HClO4 with addition of H2SO4.Each sample was characterized also by using Inductively Coupled Plasma ICP , AAS and XRF. And finally, roasted sample was compared to sample which dissolved with NaOH and HClO4 with addition of H2SO4, it aimed to know how the effect of addition H2SO4.
In this case, HClO4 leaching with addition of H2SO4 aimed to increase the extraction of tantalum and niobium. And the result is HCLO4leaching increasing niobium content in residue until 255 and tantalum until 65 . And addition of H2SO4is also increasing niobium concent until 32.39 and 23.62 for tantalum with the optimum concentration of H2SO4 is 0.8M.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, Jonathan Kriswanto
"[ABSTRAK
Logam tantalum dan niobium merupakan logam yang sumbernya termasuk ke dalam kategori critical in mid term. Terak timah merupakan limbah yang dapat dijadikan sebagai sumber cadangan kedua. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh pemanggangan pada 700 oC serta pengaruh variasi konsentrasi larutan NaOH dan HCl sebagai larutan lindi, sampel terak timah yang digunakan berasal dari Indonesia dengan kadar 0,33% Ta2O5 dan 0,64% Nb2O5. Pengujian XRF digunakan untuk melihat perubahan kadar Ta2O5 dan Nb2O5 setelah proses pemanggangan dan pelindian. Hasil pemanggangan didapatkan distribusi massa terbanyak pada ukuran mesh +100 dan terjadi peningkatan kadar Ta2O5 dan Nb2O5 berturut-turut meningkat sebanyak 21,1% dan 37,5%. Kadar yang dihasilkan dari pelindian dengan 4 M NaOH meningkat sebanyak 3,48 dan 1,75 kali lipat dari Ta2O5 dan Nb2O5 awal. Secara keseluruhan rangkaian penelitian khususnya setelah pelindian HCl memperoleh peningkatan kadar mencapai 1,51% Ta2O5 pada 1 M HCl dan 1,41% Nb2O5 pada 4 M HCl.
ABSTRACT
The source of tantalum and niobium were known include as critical in mid term. The tin slag is a waste which could be a secondary resource. This research to found the effect of 700 oC roasting and concentration variable of NaOH and HCl solution as leaching reagent, the sample used Indonesian tin slag which have initial grade 0.33% Ta2O5 dan 0.64% Nb2O5.The change of Ta2O5 and Nb2O5 grades were determined by XRF test after roasting and leaching. The highest mass distribution on +100 mesh as the roasting result and the grades were increased 21.1% and 37.5% for Ta2O5 and Nb2O5. The results of leaching 4 M NaOH were increased of about 3.48 and 1.75 times from initial grade. From the whole of results, especially after HCl leaching were increased to 1.51% Ta2O5 on 1 M HCl and 1.41% Nb2O5 on 4 M HCl.
;The source of tantalum and niobium were known include as critical in mid term. The tin slag is a waste which could be a secondary resource. This research to found the effect of 700 oC roasting and concentration variable of NaOH and HCl solution as leaching reagent, the sample used Indonesian tin slag which have initial grade 0.33% Ta2O5 dan 0.64% Nb2O5.The change of Ta2O5 and Nb2O5 grades were determined by XRF test after roasting and leaching. The highest mass distribution on +100 mesh as the roasting result and the grades were increased 21.1% and 37.5% for Ta2O5 and Nb2O5. The results of leaching 4 M NaOH were increased of about 3.48 and 1.75 times from initial grade. From the whole of results, especially after HCl leaching were increased to 1.51% Ta2O5 on 1 M HCl and 1.41% Nb2O5 on 4 M HCl.
, The source of tantalum and niobium were known include as critical in mid term. The tin slag is a waste which could be a secondary resource. This research to found the effect of 700 oC roasting and concentration variable of NaOH and HCl solution as leaching reagent, the sample used Indonesian tin slag which have initial grade 0.33% Ta2O5 dan 0.64% Nb2O5.The change of Ta2O5 and Nb2O5 grades were determined by XRF test after roasting and leaching. The highest mass distribution on +100 mesh as the roasting result and the grades were increased 21.1% and 37.5% for Ta2O5 and Nb2O5. The results of leaching 4 M NaOH were increased of about 3.48 and 1.75 times from initial grade. From the whole of results, especially after HCl leaching were increased to 1.51% Ta2O5 on 1 M HCl and 1.41% Nb2O5 on 4 M HCl.
]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryand Adhyputra
"ABSTRAK
Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh pemanasan terak timah pada 800℃ yang disertai pendinginan cepat terhadap ukuran butir terak timah, serta variasi waktu pelindian terhadap kadar tantalum dan niobium serta pengotor – pengotornya. Pengujian XRF digunakan untuk melihat perubahan pada terak timah setelah diberi perlakuan pemanasan, pelindian basa dengan NaOH dan pelindian asam dengan HCl. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa ukuran butir terak timah mengalami reduksi setelah dilakukan pemanasan yang disertai pendinginan cepat. Proses pemanasan, lalu pelindian basa yang diikuti pelindian asam mengakibatkan peningkatan kandungan tantalum dan niobium masing - masing sebesar 374% menjadi 1,564% dan 72% menjadi 1,1%.Waktu optimum untuk pelindian basa adalah 20 menit dan pelindian asam 50 menit.

ABSTRACT
n this research, the heating effect of tin slag at 800℃ followed by rapid cooling and time variation of leaching process to value of tantalum, niobium and its impurities will be observed. XRF test was used to determine the change of tin slag after heating, base leaching and acid leaching process. According to the result, the grain size of tin slag are reduced after the heating process followed by rapid cooling. Heating-rapid cooling process, base leaching and acid leaching have effect on increasing the value of tantalum and niobium in the residue with an enrichment of 374% and 72% respectively. The optimum time of leaching process is 20 minutes for base leaching and 50 minutes for acid leaching.
"
2015
S61586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaksana Permana
"Saat ini tantalum dan niobium yang merupakan salah satu dari empat belas unsur kritis di dunia telah mengalami defisit pasokan sejak tahun 2015. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk mendapatkan sumber lain dalam rangka memenuhi kebutuhan tantalum dan niobium di berbagai segmen industri yang semakin meningkat. Salah satu sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan tantalum dan niobium tersebut adalah terak timah Bangka (TTB) yang mengandung Ta2O5 0,33 % berat dan Nb2O5 0,64 % berat.
Tinjauan pada terak timah Bangka yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya menyatakan bahwa perolehan nilai rasio pengayaan yang rendah disebabkan kurang efektifnya proses pelindian, baik melalui rute asam-basa maupun basa-asam. Oleh karena itu, kebaruan penelitian ini difokuskan pada penggunaan proses roastingquenching (pemanggangan diikuti dengan pencelupan secara cepat ke dalam air) sebagai pre-treatment proses pelindian dengan lima rute berbeda. Dengan proses roasting-quenching tersebut diharapkan akan terjadi peretakan panas (thermal cracking), reduksi ukuran partikel yang akhirnya memperluas area pembasahan. Dengan lebih luasnya area pembasahan akan memudahkan terjadinya reaksi antara oksida berharga maupun oksida lain dengan larutan pelindi dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan rasio pengayaan tantalum oksida dan niobium oksida dalam TTB tersebut. TTB yang telah mengalami pemanggangan pada suhu 900⁰C diikuti dengan pencelupan secara cepat ke dalam air dan pengayakan, hasil prosesnya disingkat TTB-TPP.
Pada studi ini TTB-PPP dilakukan pelindian dengan 5 rute variasi pelarut dan variasi konsentrasi pelarut. Adapun 5 rute variasi pelarut adalah: (i) HF; (ii) HCl; dilanjutkan ke dalam NaOH; (iii) NaOH dilanjutkan ke dalam HClO4; (iv) NaOH dilanjutkan ke dalam H3PO4 dan (v) NaOH dilanjutkan ke dalam HClO4 terakhir H2SO4.
Hasil karakterisasi menggunakan X-Ray Fluorescence (XRF), Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Analysis (SEM-EDAX), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dan Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES) yang dilakukan terhadap TTB, TTB-PPP, residu dan filtrate hasil pelindian ditemukan bahwa TTB-PPP yang dilakukan pelindian dengan larutan NaOH 8 M (2 jam), dilanjutkan pelindian dengan larutan HClO4 0,8 M (2 jam), dan terakhir dilakukan pelindian dengan larutan H2SO4 0,8 M (2 jam), menghasilkan rasio pengayaan paling optimum yaitu 4,09 untuk tantalum oksida dan 3,34 untuk niobium oksida. Sedangkan pelindian TTB-PPP dengan NaOH 8 M (2 jam) dilanjutkan dengan H3PO4 1,5 M (2 jam) menghasilkan rasio pengayaan tantalum oksida 3,7 dan niobium oksida 3,02.

Currently tantalum and niobium which are one of the fourteen critical elements in the world has experienced supply deficits since 2015. Therefore, efforts are needed to obtain alternative sources in order to meet the supplies of tantalum and niobium in various industry segments that are increased. One alternative source to meet the needs of tantalum and niobium is Bangka tin slag (BTS) containing Ta2O5 0.33 % wt and Nb2O5 0.64 % wt.
A review of the Bangka tin slag that has been performed by previous researchers stated that low enrichment ratio values are due to ineffective leaching processes, both acid-base and acid-base routes. Therefore, the novelty of this research is focused on the use of roasting-quenching process (roasting followed by rapid quenching into water) as pre-treatment of leaching process with five different routes. With the roastingquenching process it is expected to provide thermal cracking, reduction of particle size which eventually expanded the wetting area. With a wider area of the wetting will facilitate the reaction between the precious oxide and other oxides with the leachate solution and ultimately it is expected to increase the ratio of enrichment of tantalum oxide and niobium oxide in tin slag Bangka. In the 900⁰C roasted BTS followed by a rapid quenching into the water and sieving, the result of the process is abbreviated as BTS-RQS.
In this study, BTS-RQS leached with 5 routes of solvent variation and variation of solvent concentration. The 5 routes of solvent variation are: (i) HF; (ii) HCl is continued into NaOH; (iii) NaOH is continued into HClO4; (iv) NaOH is continued into H3PO4 and (v) NaOH is continued into HClO4 and the final into H2SO4.
The results of characterization using X-Ray Fluorescence (XRF), Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Analysis (SEM-EDAX), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) and Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES) performed on BTS, BTS-RQS, leaching residues and leaching filtrates found that BTS-RQS leached by 8 M NaOH solution (2 h), followed by leaching with HClO4 0.8 M (2 h), and lastly leached with a solution of H2SO4 0.8 M (2 h), yielding the most optimum enrichment ratio of 4.09 for Ta2O5 and 3.34 for Nb2O5. While BTS-RQS leaching with 8 M NaOH (2 h) followed by 1.5 M H3PO4 (2 h) resulted in an enrichment ratio of 3.7 for Ta2O5 and 3.02 for Nb2O5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2448
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>