Ditemukan 119282 dokumen yang sesuai dengan query
Angela Kristofani
"Skripsi ini membahas mengenai distopia dalam film dan kualitas distopia dalam ruang interior. Distopia merupakan konsep yang menggambarkan cacat pada suatu sistem berkehidupan yang menyebabkan tidak tercapainya kesejahteraan pada seorang individu. Konsep ini sering diangkat ke dalam film, yang lambat laun membentuk persepsi masyarakat mengenai konsep distopia. Film, sebagai produk sinematis yang dekat dengan gambaran kehidupan nyata dianggap mampu memberikan pengalaman ruang bagi penonton secara spasial. Interioritas yang dirasakan saat menonton film distopia memberikan pengalaman ruang yang negatif pada posisi seseorang dalam ruang interior. Melalui studi konsep distopia dalam interior film, didapatkan metode-metode yang menentukan kualitas distopia dalam suatu ruang interior pada kehidupan nyata.
This thesis discusses dystopia in film an the dystopian quality in interior space. Dystopia is a concept that portrays a defect in a society that affects the well being of an individual. This concept is often delivered in films, which slowly constructs the audiences rsquo perception about a dystopian society. Film, as a cinematic product that can deliver a depiction of reality is considered to be able to present an ambience and spatial experience to the viewer. The interiority that is felt during watching a dystopian movie provides a negative spatial experience to the viewer in an interior space. This study about dystopian concept found in interior space in films will obtain some methods that will later determine a dystopian quality in a real life interior space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anak Agung Ayu Suci Warakanyaka
"Skripsi ini membahas mengenai peran film dan ruang sinematis dalam perkembangan perancangan arsitektur interior. Film merupakan media yang sangat terikat dengan waktu dan perubahan. Ruang sinematis yang muncul akibat keadaan temporal ini membuat film selangkah lebih maju dari media penyampaian lain yang cenderung statis dan membuat film menjadi media yang paling berpengaruh saat ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana unsur film dan teknik pembentukan ruang sinematisnya dapat diaplikasikan pada perancangan ruang arsitektur interior. Skripsi ini juga membahas mengenai kualitas dan karakteristik film yang sekiranya dapat menjadi pembelajaran untuk memperkaya bidang arsitektur interior.
This thesis discusses the role of film and it`s cinematic space in interior architecture design developments. Film is a medium of space, time and change. Cinematic space, which arising from temporal condition, dynamicization film and differs it from other medium which tend to be static. Cinematic space made film to be the most influential mass media today.The aims of this writings is to determine how film and it`s cinematic techniques can be applied in interior architecture design process. Other aims is to examine the quality and characteristic of cinematic space in interior architecture field enrichment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42459
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Rona Permata Hati
"Perilaku yang dilakukan manusia adalah suatu bentuk respon terhadap lingkungan yang dialaminya. Setting interior merupakan salah satu konteks lingkungan yang biasa dialami manusia. Setting interior terdiri dari objek-objek di dalamnya dan objek-objek tersebut memicu perceived affordance. Di sebuah setting interior, manusia memanfaatkan objek-objek yang ada sebagai respon keberadaan dirinya. Namun, terdapat perbedaan perilaku yang dilakukan tiap individu pada konteks dan situasi yang sama. Perceived affordance merupakan proses berpikir manusia yang menghasilkan perilaku. Perceived affordance dimulai dari pembacaan ruang dan dikonfirmasi oleh dua aspek yang akan dibahas pada tulisan ini. Aspek konfirmasi tersebut adalah familiaritas dan anthropometri. Tulisan ini akan membahas keterkaitan pembacaan ruang, familiaritas, dan anthropometri pada perceived affordance yang menyebabkan perbedaan perilaku di setting interior.
Human behavior is a form of responses to environment around them. Interior setting is one of the environmental contexts commonly experienced by humans. The interior setting consists of objects and these objects lead human rsquo s perception to perceived affordance. In interior setting, human utilizes existing objects as a respons of their existence. But, the differences in human behaviors are possible, even in the same context and situation. Perceived affordance is a process of human thinking that produces behavior. Perceived affordance begins with space reading and confirmed by two aspects that will be discussed in this paper. These confirmation aspects are familiarity and anthropometry. This paper will discuss about the relevance of space readings, familiarity, and anthropometry on perceived affordance that will leads to different form of behavior in interior setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67920
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Malnar, Joy Monice
Newyork: John Wiley & Sons, 1992
729 MAL i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
McCarter, Robert, 1955
London: Reaktion Books Ltd, 2016
729 MCC s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ching, Francis D.K., 1943-
Danver: John Wiley & Sons, 1987
729.24 CHI i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ching, Francis D.K., 1943-
Jakarta: Erlangga, 1996
729.24 CHI it
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ching, Francis D.K., 1943-
New York: Van Nostrand Reinhold, 1987
729.24 CHI i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Karlen, Mark
Jakarta: Erlangga, 2007
729 KAR dt (1);729 KAR dt (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Lumombo, Lorina
"Titik dapat mengalami perpanjangan menjadi garis garis dapat mengalami perpanjangan menjadi bidang dan kemudian bidang dapat mengalami perpanjangan menjadi volum Tahap tahap ini merupakan tahap yang pada umumnya terjadi dalam pembentukan volum Sehingga volum yang dapat dianalogikan sebagai ruang terbentuk dengan batasan batasan bidang di sekitarnya Namun garis dapat melompati satu tahap tanpa menjadi bidang dan langsung membentuk volum Garis garis ini kemudian meruang dan memenuhi kebutuhan kebutuhan aktivitas yang terjadi dalam ruang tersebut Berbagai aktivitas yang berbeda dapat ditumpuk menjadi satu dan diikat oleh sebuah kombinasi garis besar Sehingga garis garis tersebut dapat bertransformasi mengikuti kebutuhan aktivitas yang berbeda beda di dalam sebuah ruang interior
Point can be extended into the line line can be extended into the plane and then plane can be extended into the volume That is the stages which generally occurs in formation of volume So that the volume which can be analogous to space formed with the boundaries from the plane But the line may skip a stage without plane and immediately formed a volume These lines can make space and fulfill the needs from the activities in that space Different activities can be stacked and tied together by combination of a big line So that the lines can be transformed to follow the needs of different activities in an interior space "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54666
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library