Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157242 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fuji Astuti Jalil
"Kelurahan Kapuk merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Cengkareng yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu sebesar 150.144 jiwa dan kepadatan penduduk tertinggi. Banyaknya jumlah penduduk berpengaruh pada timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Saat ini sampah yang dihasilkan dari tiap RW di Kelurahan Kapuk hanya di kumpulkan pada Tempat Penampungan Sementara TPS dan diagkut ke TPA tanpa pengolahan. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya TPS dan TPS-3R yang memadai di kelurahan Kapuk. Keterbatasan sarana yang disediakan mengakibatkan banyaknya masyarakat yang membuat TPS ilegal, sehingga sampah hanya dibiarkan menumpuk di angkut ke TPA oleh petugas karena tidak terdaftar sebagai TPS resmi kelurahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan TPS di Kelurahan Kapuk, sehingga diperlukan pengukuran terhadap timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan setiap harinya dengan mengacu pada SNI 19-3964-1994.
Dari hasil penelitian didapatkan timbulan sampah sebesar 0,26 kg/orang/hari dan timbulan sampah total kelurahan Kapuk sebesar 3.841 kg/hari atau 3,841 ton/hari. Komposisi sampah terbesar berasal dari sampah sisa makanan dengan presentase sebesar 35,9 . Estimasi kebutuhan TPS menggunakan acuan SNI 3242-2008. Hasil pengolahan data menunjukkan jumlah TPS yang harus disediakan pada tahun 2017 adalah 5 TPS. Untuk mengetahui jumlah TPS di masa mendatang dilakukan proyeksi sampai 20 tahun kedepan yaitu tahun 2037 dengan hasil perkiraan timbulan sampah sebesar 60.492 kg/hari 60,492 ton/hari dan jumlah TPS yang diperlukan sebanyak 8 TPS.

Study of Waste Generation and Composition of Household waste as the basis determination TPS. Case Study Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat Kapuk is one of the urban villages located in Cengkareng district which has the larger populations of 150.144 as well as highest population density. The amount of population is positively correlated with the amount of household waste disposal. Currently the household waste produced by each community association RW in Kapuk village are only gathered in solid waste transfer stations TPS and being moved to final disposal TPA without any further process. This is due to the lack of the availability of TPS and TPS 3R in that village. Under this condition, people are forced to establish illegal TPS in particular areas. Therefore, the waste becomes uncontrollable and piled because the existing TPS is unregistered.
This research aim to examine the needs of registered TPS in Kapuk Village, hence it requires measuring the total of wasteand its compositions that are produced everyday based on SNI 3964 1994.
The findings reveals that the total waste is about 0,26 kg person day and the total waste in Kapuk village is 3.841 kg day 3,841 ton day. Biggest composition of waste resulted from food waste with the precentage 0f 35,9 . The need of solid waste transfer station TPS is esyimated using SNI 3242 2008 as reference. The finding shows that 5 TPS should be established in 2017. By using a forecastng for 20 years ahead, in 2037 the estimated amount of waste is 60.492 kg day 60,492 ton day with total TPS needed is 8 TPS.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Dwi Larasati
"Penelitian ini membahas timbulan dan komposisi sampah di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah load count analysis dan SNI 19-3964-1994. Hasil akhir penelitian ini adalah desain sistem penanganan sampah dan Unit Pengolahan Sampah yang dapat diterapkan untuk mengurangi timbulan sampah. Timbulan sampah di TMR keseluruhan adalah sebesar 0,035 l/m2/hari atau 0,0058 kg/m2/hari, sedangkan timbulan sampah untuk sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sebesar 6,08 l/o/hari atau 0,87 kg/o/hari. Komposisi sampahnya terdiri dari 66,20% organik, 8,95% kertas, 13,78% plastik, 0,10% logam, 2,07% styrofoam, 0,19% karet, 1,43% kaca, 0,82% tisu, 1,59% pampers dan pembalut, 1,87% tekstil, 0,002% baterai, 1,17% kayu, dan 1,85% lainnya. Perencanaan sistem penanganan sampah meliputi pemilahan dan pewadahan di sumber, pengumpulan, pemilahan dan pengolahan, pengangkutan, dan pemrosesan akhir sampah. Luas minimum UPS adalah 1.896 m2 yang mencakup area tipping floor, area pemilahan, area pemrosesan, ruang penyimpanan, ruang kantor, ruang khusus petugas, area penyimpanan residu, area parkir, dan area penanganan lindi.

The focus of this study is solid waste generation and composition at Ragunan Zoological Park, South Jakarta. The methods which being used are load count analysis and SNI 19-3964-1994. The result of this study is a design for solid waste handling system and Municipal Recovery Facility which can be applied to reduce the solid waste generation. Total solid waste generation in Ragunan Zoological Park is equal to 0,035 l/m2/day or 0,0058 kg/m2/day meanwhile for the householdlike waste is equal to 6,08 l/person/day or 0,87 kg/person/day. Solid waste composition consists of 66,20% organic, 8,95% paper, 13,78% plastic, 0,10% metal, 2,07% styrofoam, 0,19% rubber, 1,43% glass, 0,82% tissue, 1,59% diapers and sanitary napkins, 1,87% textile, 0,002% battery, 1,17% wood, and the other 1,85%. Design of solid waste handling system includes separation and storage at the source, collection, separation and processing, transport, and final disposal. Minimum area of MRF is 1.896 m2 including tipping floor area, separation area, processing area, storage area, office area, staff area, residue storage area, parking area, and leachate handling area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Catur Kisami
"ABSTRACT
Fenomena tawuran merupakan suatu tindakan yang termasuk dalam kategori perilaku agresif yang dapat membahayakan keselamatan diri baik bagi individu yang melakukan atau bagi orang lain disekitarnya. Fenomena ini kerap terjadi di permukiman apalagi permukiman kumuh padat yang kondisinya serba marjinal. Fenomena ini biasa dilakukan oleh remaja yang sedang berada dalam masa pencarian jati diri, penuh tekanan dan kerap dilanda stress. Dibutuhkan suatu keterampilan dalam diri individu untuk mencegah atau tidak dilakukannya tindakan tersebut. Salah satu kemampuan atau keterampilan tersebut ialah keterampilan sosial dalam aspek perilaku asertif. Perilaku asertif merupakan suatu perilaku yang didominasi oleh kemampuan-kemampuan yang membuat individu dapat menampilkan perilaku yang tepat dalam situasi yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku asertif remaja yang pernah melakukan perilaku agresi yaitu tawuran di RW 16 Kelurahan Kapuk Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini mejelaskan bahwa mereka yang pernah melakukan tindak agresif tawuran masih memiliki perilaku asertif yakni berupa sikap keterbukaan, menghargai, menolak sesuatu yang tidak rasional dan mengekspresikan kekecewaan atau kemarahan di situasi atau kondisi yang tepat.

ABSTRACT
The phenomenon of brawl is an action that is included in the category of aggressive behavior that may endanger the safety of themselves better for individuals who do or for others around him. This phenomenon often occurs in the settlements let alone the slums of the solid condition all round marginal. This phenomenon is commonly done by teenagers who are in the search of identity, full of pressure and often hit by stress. It takes a skill in the individual to prevent or did not commit such actions. One of the abilities or skills is social skills in the aspect of assertive behavior. Assertive behavior is a behavior which is dominated by the ability the ability that makes the individual can show proper behavior in a situation that is expected. This study aims to describe the assertive behavior of adolescents who ever did the behavior of aggression, namely the brawl at the RW 16 Kelurahan Kapuk Cengkareng, West Jakarta. This research is qualitative research with descriptive research type. The results of this study explain that they ever do follow aggressive brawl still has assertive behavior."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D.T. Saraswati
"Pertumbuhan penduduk perkotaan merupakan fenomena yang sedang dihadapi di Indonesia dimana saat ini jumlah penduduk perkotaan mencapai 36% dari total jumlah penduduk Indonesia. Selain daripada itu akibat tingginya laju urbanisasi tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan, menyebabkan berkembangnya kawasan permukiman padat penduduk dan kumuh di wilayah perkotaan. Akibatnya terjadi peningkatan kualitas orang-orang yang datang dan menetap di kota menjadikan kota semakin padat. Sebagian besar penduduk kota adalah masyarakat berpenghasilan rendah.
Krisis ekonomi yang terjadi semakin mempercepat penurunan kualitas lingkungan fisik di kawasan permukiman padat penduduk dan kumuh. Kemampuan daya beli masyarakat menjadi menurun termasuk pemeliharaan prasarana dan sarana di kawasan permukiman, pula krisis tersebut meningkatkan jumlah penduduk miskin termasuk di wilayah permukiman kumuh.
Dan dalam rangka mengupayakan percepatan pengentasan kemiskinan, salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah adalah menata kawasan permukiman kumuh di perkotaan dengan meluncurkan program-program penataan kawasan kumuh yakni program perbaikan fisik permukiman, program perbaikan dan peningkatan ekonomi serta program pemberdayaan masyarakat untuk perbaikan dan peningkatan sosial - budaya masyarakat. Kebijakan yang diterapkan dalam pelaksanaan program tersebut melalui konsep pendekatan Tribina dan pengembangannya dengan konsep Catur Bina Teknologi. Namun dalam pelaksanaannya program-program tersebut tidak dapat berjalan dengan lancar, bahkan masyarakat tidak peduli akan pelaksanaan program tersebut. Hal ini dikarenakan masih berlakunya sistim top down programme yang diberlakukan oleh pemerintah walaupun skalanya kecil serta tidak adanya sosialisasi peluncuran program secara transparan, sehingga masyarakat tidak mempunyai kesempatan untuk mengusulkan keinginannya sesuai dengan kepentingan masyarakat, sehingga hal tersebut menimbulkan konflik kepentingan antara pemerintah dan masyarakat.
Untuk mengetahui sampai seberapa jauh konflik kepentingan tersebut, dan untuk memecahkan penelitian, maka ditentukan lokasi studi kasus yaitu Kelurahan Kapuk Kecamatan Cengkareng Kodya Jakarta Barat dengan pertimbangan wilayah tersebut termasuk permukiman yang tingkat kekumuhannya di DKI Jakarta sangat tinggi. Selain itu kondisi ,wilayahnya sangat tidak mendukung, berada 1-2 meter diatas permukaan laut, yang mengakibatkan wilayah tersebut mudah sekali tergenang banjir, sehingga setiap kali program perbaikan kampung dilaksanakan, hanya dapat bertahan sampai dengan 3 tahun. Setelah itu rusak kembali atau kumuh kembali; selain itu juga tidak adanya dukungan partisipasi dari masyarakat setempat.
Bertolak dari kenyataan tersebut diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi konsep dan kebijakan untuk penanganan kawasan permukiman kumuh di perkotaan, sejauh mana tingkat keberhasilannya dan berupaya untuk dapat memecahkan konflik kepentingan yang sering terjadi antara pemerintah dan masyarakat di kelurahan Kapuk.
Analisa dilakukan dengan menggunakan metode Game Theory dengan AHP untuk memecahkan konflik kepentingan yang terjadi dan menentukan alternatif kebijakan yang baik yang dapat diterima oleh masyarakat dan pemerintah yang seimbang sehingga setiap program yang diluncurkan dapat dilaksanakan secara terpadu dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Dengan kata lain masyarakat dapat merasa memiliki seluruh hasil pembangunan baik fisik, ekonomi dan sosial - budaya.
Dari hasil analisa dengan AHP dan Game Theory didapatkan hasil akhir payoff antara pemerintah dan masyarakat terjadi keseimbangan strategi yaitu pada strategi peningkatan usaha masyarakat yaitu dengan memberikan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang produktif kepada masyarakat sehingga mendapatkan niiai tambah dan mendukung usaha-usaha masyarakat serta membangun, merehabilitasi dan melengkapi fasilitas usaha seperti prasarana dan sarana tempat usaha, yang merupakan strategi terbaik dalam menghadapi strategi masyarakat yakni menempati bangunan rumah seadanya yang notabene non standard dengan tujuan utama dapat berteduh dari panas dan hujan untuk selanjutnya dapat mengkonsentrasikan diri dalam mencari nafkah, demikian pula sebaliknya. Kedua strategi tersebut (pemerintah dan masyarakat) sama kuatnya.
Dengan berjalannya waktu dan perubahan-perubahan yang akan terjadi maka tugas Pemerintah termasuk pemerintah daerah lebih terkonsentrasi sebagai regulator dan pembuat kebijakan. Untuk itu analisis yang sangat mungkin terjadi adalah masyarakat menentukan terlebih dahulu strategi yang akan dijalankan, kemudian diikuti dengan strategi yang dipilih oleh pemerintah yaitu peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam segala bidang pembangunan baik ekonomi, fisik dan sosial - budaya. Dengan demikian diharapkan tidak akan terjadi lagi konflik kepentingan antara pemerintah dan masyarakat.
Dan kebijakan pemerintah dengan membiarkan warga menempati bangunan seadanya merupakan kebijakan dalam jangka pendek mengingat kondisi perekonomian negara masih dalam kondisi krisis, dimana masyarakat yang berpenghasilan rendah mengutamakan mencari nafkah tanpa mempedulikan kondisi bangunan tempat tinggal maupun lingkungannya.
Selanjutnya untuk mencapai target yang telah ditentukan dapat direkomendasikan kebijakan untuk jangka menengah dan panjang, yang mengacu dari hasil analisa Game Theory yaitu pertama kebijakan peningkatan dan pengembangan kesempatan kerja dan kegiatan usaha baik usaha yang bersifat tradisional maupun pengembangan usaha baru; kedua kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan, melalui kelompok-kelompok swadaya masyarakat dan ketiga kebijakan pembangunan rumah susun sewa bagi masyarakat berpenghasilan rendah perlu dilanjutkan dan ditingkatkan.
Sedangkan dari hasil analisa sensitivitas secara keseluruhan menunjukkan bahwa hirarki kurang sensitif terhadap perubahan prioritas, artinya apabila prioritas kriteria yang dilakukan oleh pemerintah di rubah, maka strategi kebijakan yang paling baik dilaksanakan oleh pemerintah adalah peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam setiap kegiatan pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Sedangkan hasil analisa sensitivitas dari hasil analisa konflik yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa strategi kebijakan yang paling baik saat ini dalam arti untuk jangka pendek dilaksanakan oleh pemerintah adalah meningkatkan dan mendukung usaha-usaha masyarakat dengan memberikan kesempatan kerja dan kesempatan usaha produktif seluas-luasnya kepada masyarakat serta membangun dan merehabilitasi fasilitas-fasilitas seperti prasarana dan sarana tempat usaha.
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik bahwa bagaimanapun bentuk program penanganan kawasan permukiman kumuh di perkotaan dilaksanakan, maka yang paling penting dilakukan oleh pemerintah adalah mengajak serta masyarakat untuk ikut andil mulai dari usulan program, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengoperasiannya dan pemeliharaannya, sehingga program-program tersebut benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu yang tidak kalah pentingnya yakni pemerintah harus duduk bersama-sama dengan masyarakat untuk mensosialisasikan program-program yang akan dilaksanakan secara transparan sehingga masyarakat mengerti benar akan hal-hal yang harus dilaksanakan sesuai dengan kapasitasnya sebagai penerima program."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T7159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fius Buildhanadi
"Sampah dapat menjadi masalah karena dalam setiap kegiatan yang dilakukan akan selalu menghasilkan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengelolaan sampah di Kecamatan Jatiasih serta mengetahui jumlah timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan dari rumah tangga dengan tingkat ekonomi rendah, menengah dan tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan dari SNI-19-3694-1994. Timbulan sampah yang didapatkan yaitu tingkat ekonomi rendah 0,265 kg/orang/hari, menengah 0,338 kg/orang/hari dan tinggi 0,317 kg/orang/hari. Komposisi sampah yang dihasilkan pada masing-masing tingkat ekonomi didominasi oleh sampah makanan dengan persentase 67?75%. Alternatif pengelolaan sampah direncanakan dari tahun 2013-2025 dengan tahapan pelayanan sampah mencapai 85%.

Waste could be a problem because any activities always generate waste. This study is aimed to find the state of the waste management practices in the Jatiasih Sub District and the rate of waste generation and composition from households based on economic level which are low, middle and high income. The method conducted in this study based on SNI-19-3694-1994. The result showed that waste generation acquired rate at low, middle and high economic income households are 0,265 kg/person/day, 0,338 kg/person/day and 0,317 kg/person/day, respectively. Waste composition at all economic levels is dominated by food waste as a percentage approximately 67-75%. Alternative waste management recommendations planned for the period of 2013-2025 with waste management services to approach 85% gradually."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Nur Kurniawati
"TPA Cipayung merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang melayani timbulan sampah kota Depok. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah timbulan sampah yang dihasilkan pun semakin besar. Dengan sistem pengelolaan sampah yang saat ini diterapkan, timbulan sampah yang besar mengakibatkan TPA Cipayung mengalami kelebihan kapasitas. Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata timbulan sampah yang masuk ke TPA Cipayung sebesar 798,97 m3/hari atau 79,634 ton/hari. Komposisi timbulan sampah tersebut terdiri dari 76,96 % sampah organik dan 23,04 % sampah non-organik (7,05 % kertas, 11,37 % plastik, 0,22 % logam, dan 4,18 % jenis sampah lainnya). Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kelebihan kapsitas pada TPA Cipayung antara lain timbulan sampah yang besar, komposisi timbulan sampah anorganik sebesar 23,04 % yang ikut ditimbun, dan faktor pemadatan yang tidak sempurna.

Cipayung landfill is a municipal solid waste (MSW) landfill that serving Depok city. Along with the increase of population, amount of solid waste generated even bigger. With waste management systems currently applied, large amount of solid waste generated made Cipayung landfill over capacity. Based on the results of measurements, the average solid waste entering the landfill Cipayung is 798.97 m3/day or 79.634 tons / day. Composition of solid waste consists of organic waste 76.96 % and 23.04 % non-organic waste (7.05 % papers, 11.37 %, plastics, 0.22 % metals, and 4.18 % other solid waste types). Some of the factors that caused the over capacity of the landfill Cipayung area large amount of solid waste generated, 23.04 % of inorganic solid waste also buried in landfill, and the compaction of the solid waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50484
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan
"Timbulan sampah di Kota Jakarta Selatan mencapai 1,937.54 ton per hari di tahun 2021. Rata-rata timbulan sampah terus merangkak naik hingga 17 ton setiap tahunnya. Permasalahan ini diakibatkan oleh pengelolaan sampah yang kurang baik, salah satunya pengelolaan di tempat penampungan sampah (TPS). Kelurahan Pejaten Barat memiliki TPS yang berlokasi di belakang Kantor Kelurahan Pejaten Barat yang dinamakan TPS Siaga. TPS Siaga menampung sampah dari seluruh RW di Kelurahan Pejaten Barat dan lokasi lainnya. Dalam situs SIPSN, sampah yang masuk pada TPS Siaga di tahun 2022 mencapai 19,130.36 ton per tahun. Sedangkan sampah yang terkelola hanya sebesar 222.7 ton per tahun, perbedaan antara sampah yang masuk dengan yang dikelola sangat signifikan. TPS Siaga juga bersinggungan dengan kali, ketika hujan lebat dan/atau kali meluap terjadi bencana banjir. Penelitian dilakukan untuk mengkaji pengelolaan dan pengolahan sampah di TPS Siaga, mengukur berat dan volume timbulan sampah yang masuk, mengidentifikasi komposisi limbah dan persentase jenis sampah sesuai, dan menganalisis potensi reduksi sampah yang mampu dicapai oleh TPS Siaga. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara untuk mengetahui pengelolaan sampah yang dilakukan pada TPS Siaga, pengukuran timbulan sampah menggunakan metode load-count analysis, dan identifikasi komposisi menggunakan SNI 19-3964-1994. Hasil penelitian menunjukkan timbulan sampah yang masuk ke TPS Siaga dari wilayah pelayanan Kelurahan Pejaten Barat sebesar 3,477.368 kg per hari dengan volume sebesar 31.174 m3 serta timbulan sampah sebesar 0.081 kg/orang/hari atau 0.729 L/orang/hari. Komposisi sampah didominasi oleh sisa makanan sebesar 46.61%. Persentase komposisi sampah lainnya ialah kayu/ranting/daun sebesar 1.16%, kertas/karton 10.78%, plastik 18.17%, logam 1.05%, kain/tekstil 6.38%, karet/kulit 0.23%, kaca 1.69%, B3 0.71% dan sampah lainnya 13.21%. Pengelolaan sampah dari Kelurahan Pejaten Barat di TPS Siaga belum dilakukan dengan maksimal, karena nilai reduksi sampah hanya sebesar 27.77%. Hal ini menyebabkan timbulan sampah yang diangkut ke TPST Bantar Gebang mencapai 72.32% atau 2,511.768 kg per hari. Apabila sampah anorganik dipilah secara maksimal, dan sampah organik direduksi menggunakan maggot BSF dan pengomposan, maka nilai potensi reduksi sampah dapat mencapai 84.37% atau 2,933.805 kg per hari. Jumlah timbulan sampah yang tereduksi ke TPST Bantar Gebang mencapai 56.6% atau 1,968.205 kg per hari.

Waste generation in South Jakarta City is up to 1,937.54 tons per day in 2021. The average waste generation continues to climb up to 17 tons every year. This problem is caused by poor waste management, such as what happened in the garbage collection site (TPS). Kelurahan Pejaten Barat has a TPS located behind Kelurahan Pejaten Barat Office called TPS Siaga. TPS Siaga accommodates waste from all RWs in Kelurahan Pejaten Barat and other locations. According to the SIPSN website, the waste entering TPS Siaga in 2022 is up to 19,130.36 tons per year. While the managed waste is only 222.7 tons per year, the difference between incoming and managed waste is very significant. TPS Siaga also intersects with rivers, when it rains heavily and/or overflows, floods occur. This research was conducted to study the management and processing of waste at TPS Siaga, measure the weight and volume of incoming waste generation, identify the composition of waste and the percentage of appropriate types of waste, and analyze the waste reduction potential that TPS Siaga can achieve. The research methods used in this study were observation and interviews to find out the waste management carried out at TPS Siaga, measurement of waste generation using the load-count analysis method, and composition identification using SNI 19-3964-1994. The results showed that waste generation that entered TPS Siaga from Kelurahan Pejaten Barat service area was 3,477,368 kg per day with a volume of 31,174 m3 and waste generation was 0,081 kg/person/day or 0,729 L/person/day. While the composition of the waste is dominated by food waste by 46.61%. The percentage composition of other waste is wood/branches/leaves of 1.16%, paper/cardboard 10.78%, plastic 18.17%, metal 1.05%, cloth/textile 6.38%, rubber/leather 0.23%, glass 1.69%, B3 0.71% and other waste 13.21%. Waste management from Kelurahan Pejaten Barat at TPS Siaga has not been carried out optimally, because the waste reduction value is only 27.77%. This causes the generation of waste transported to TPST Bantar Gebang up to 72.32% or 2,511.768 kg per day. If inorganic waste is optimally processed and organic waste is reduced using BSF maggot and composting, the potential value of waste reduction can be up to 84.37% or 2,933.805 kg per day. The amount of waste generated that is reduced to TPST Bantar Gebang is up to 56.6% or 1,968,205 kg per day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Yovieta Christanty
"Rumah Pemotongan hewan (RPH) babi Kapuk merupakan RPH babi terbesar di DKI Jakarta, yang mulai beroperasi sejak tahun 1975. Babi yang terdapat di RPH babi Kapuk ini berjumlah sekitar 500 ekor setiap harinya. Masalah yang timbul akibat keberadaan RPH babi Kapuk ini adalah pencemaran udara oleh gas amoniak yang bersumber dari kotoran babi.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsentrasi gas amoniak pada RPH babi Kapuk. Pengukuran konsentrasi gas amoniak dilakukan dengan menggunakan metode Spektrofotometer-Nessler pada panjang gelombang 425 nm. Titik sampling diambil di luar dan didalam kandang babi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi gas amoniak minimum pada kawasan RPH babi Kapuk adalah 6,75 ppm, sedangkan konsentrasi maksimum adalah 20,5 ppm. Adapun konsentrasi gas amoniak rata-rata pada kawasan RPH babi Kapuk adalah 14,15 ppm. Hal ini berarti konsentrasi gas amoniak pada RPH babi Kapuk berada dibawah standar yang berlaku.

Kapuk swine slaughter house is the biggest in DKI Jakarta that has been operated since 1975. Total swine in this Kapuk swine slaughter house is about 500 swines per day. The problem that caused by the existence of Kapuk swine slaughter is air pollution by ammonia gas that sourced from pig manure.
This study analyzes ammonia gas concentration in Kapuk swine slaughter house. Ammonia gas concentration was measured by Spectophotometer-Nessler method with 425 nm wavelength. Sampling point was taken outside and inside the swine pen.
The result of this research show that minimum concentration of ammonia gas at Kapuk swine slaughter house was 6.75 ppm, whereas the maximum concentration was 20.5 ppm. The average ammonia concentration was 14.15 ppm. It means that the concentration of ammonia gas at Kapuk swine slaughter below the applicable standards.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43212
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Amantari
"ABSTRAK
Fasilitas MCK umum merupakan kebutuhan primer pada masyarakat perkotaan yang tinggal di permukiman kumuh liar. Fasilitas MCK umum menjadi kebutuhan primer karena di dalam tempat tinggal mereka tidak tersedia sarana untuk memenuhi kebutuhan untuk mandi, cuci dan kakus.
Fasilitas MCK umum yang terdapat di permukiman kumuh liar tersebar di tanah kosong, diantara bangunan, dan ada yang didalam bangunan. Fasilitas MCK umum yang ada disediakan oleh masyarakat setempat.
Penelitian difokuskan pada corak, pola, dan proses penyediaan fasilitas MCK, berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku dalam kebudayaan mereka, khususnya mengenai penataan ruang yang ada di permukiman kumuh liar. Untuk memahami corak, pola dan proses penyediaan fasilitas MCK maka dilakukan pembahasan penentuan lokasi, interaksi masyarakat dalam proses penyediaan fasilitas MCK, bentuk-bentuk MCK, cara dan siapa yang mengorganisasi MCK.
Sasaran penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di permukiman liar di Kelurahan kapuk, Kecamatan Cengkareng, DKI Jakarta. Mereka adalah masyarakat pendatang yang tinggal di Jakarta sebagai "penduduk? dan bekerja sebagai buruh.
Dalam proses pengumpulan data, mengacu pada pendekatan kualitatif dan menggunakan metode pengamatan. Disamping itu dilakukan pemotretan dan pembuatan gambar fisik MCK untuk melihat berbagai bentuk MCK.
Hasil penelitian disimpulkan Cara penentuan lokasi, siapa saga yang terlibat dalam penyediaan dan pengorganisasian, dan bagaimana bentuk-bentuk fisik fasilitas MCK umum yang ada di permukiman kumuh liar. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Paramita Sarastami
"Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis menjadi salah satu penghasil sampah terbesar di Indonesia. Penduduk yang terus bertambah menyebabkan Jakarta menjadi semakin padat. Sehingga dilakukan penelitian di Dipo Moong yang berlokasi di padat penduduk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui timbulan dan komposisi sampah, mengetahui kondisi pengelolaan sampah eksisting, mengetahui kualitas pupuk kompos yang telah dihasilkan, dan menghitung nilai jual sampah anorganik. Pengukuran timbulan dan komposisi sampah mengacu pada SNI-19-3964-1994. Dari penelitian diperoleh timbulan sampah sebesar 0,37 kg/o/h, dengan komposisi sampah didominasi oleh sisa makanan sebesar 52,46%. Kegiatan yang dilakukan di TPS ini ialah mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, adanya bank sampah, dan pemilahan sampah. Kompos yang dihasilkan telah memenuhi kematangan kompos, diketahui dari nilai rasio C/N yang dihasilkan dan kompos memiliki bau dan tekstur seperti tanah. Namun, belum memenuhi standar kualitas kompos secara keselurahan. Potensi dari nilai jual sampah anorganik perharinya sebesar Rp272.900,00 atau perbulannya sebesar Rp8.187.000,00.

Jakarta as the center of government and business center is one of the largest waste producers in Indonesia. The population continues to grow, causing Jakarta to become increasingly dense. So that research was carried out at Dipo Moong which is located in a densely populated area. The purpose of this study was to determine the generation and composition of waste, to determine the condition of existing waste management, to determine the quality of the compost produced, and to calculate the selling value of inorganic waste. Measurement of waste generation and composition refers to SNI-19-3964-1994. From the research, it was found that the waste generation was 0,37 kg/o/h, with the composition of the waste being dominated by food waste at 52,46%. Activities carried out at this TPS are processing organic waste into compost, having a waste bank, and waste sorting. The compost produced has matured, it is known from the value of the C/N ratio produced and the compost has a smell and texture like soil. However, it has not met the overall compost quality standards. The potential selling value of waste per day is IDR 272.900,00 or per month is IDR 8.187.000,00."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>