Ditemukan 65538 dokumen yang sesuai dengan query
Novia Fatma Annisa
"
ABSTRAKDesain industri berawal dari pemisahan proses desain menjadi mental dan manual pada tahun 1700-an. Pemisahan ini bertujuan untuk memudahkan produksi barang dalam jumlah banyak dan bentuk yang seragam. Seiring perkembangan teknologi manufaktur pada industri, penyediaan produk massa menjadi semakin mudah. Dengan industri manufaktur dan keinginan konsumsi masyarakat, Barcelona Chair sebagai sebuah karya otentik dan bernilai intelektual tidak luput dari produksi massa. Masyarakat sebagai konsumen memiliki peran penting dalam produksi massa Barcelona Chair karena keinginannya yang selalu ingin dipuaskan. Sementara, industri yang bertujuan meraih keuntungan komersial bertanggungjawab pada pengarahan preferensi masyarakat melalui metode individualisasi desain dan fetishization. Pengarahan preferensi ini dilakukan untuk membuat masyarakat mendambakan Barcelona Chair dan akhirnya melakukan konsumsi. Akibat produksi massa, nilai-nilai intelektual atau aura Barcelona Chair sebagai high art terstandardisasi dan terendahkan. Proses desain Mies van der Rohe, sejarah penggunaan material, dan seluruh elemen yang melatarbelakangi lahirnya Barcelona Chair sebagai high art menjadi disepelekan akibat penyesuaian produksi massa yang dilakukan industri. Pemisahan Barcelona Chair dari konteksnya hingga perubahan material membuat Barcelona Chair tidak lagi unik dan otentik, melainkan hanya menjadi sebuah komoditas yang dapat dinikmati siapa saja dan dalam kondisi apa saja.
ABSTRACTIndustrial design started from the separation of the design process into mental and manual processes in the 1700s. This separation aims to facilitate the production of goods in large quantities and a uniform form. Along with the development of manufacturing technology in the industry, the provision of mass products becomes easier. With the manufacturing industry and people 39 s consumption intentions, Barcelona Chair as an authentic and intellectually valued work did not escape the mass production. Society as a consumer has an important role in the mass production of Barcelona Chair because of their desire that always wants to be satisfied. Meanwhile, industries which aim at achieving commercial profit are responsible for the direction of community preference through the method of design individualization and fetishization. The direction of this preference is made to make people crave Barcelona Chair and finally do the consumption. Due to mass production, the intellectual values or aura of Barcelona Chair as a high art is standardized or degraded. Mies van der Rohe rsquo s design process, the history of material use, and all the elements behind the birth of Barcelona Chair as a high art become underestimated due to the adjustment of mass production by the industry. The separation of Barcelona Chair from its context to material change makes the Barcelona Chair no longer unique and authentic, but merely becomes a commodity that anyone under any circumstances can enjoy."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Carla Fitriyani Maududy
"
ABSTRAKMaterial Imitasi adalah material yang dibuat menyerupai material asli tetapi menggunakan bahan dasar berbeda. Dalam perancangannya, kualitas material asli diadaptasi ke dalam material imitasi namun properti dari materialnya tidak sama. Material imitasi ini umumnya mempunyai keunggulan karena menggunakan teknologi yang lebih tinggi dalam pengolahan material. Pada umumnya, material imitasi memiliki kualitas visual yang sama dengan material asli untuk membentuk persepsi atas material tersebut. Sebagian besar alasan para perancang dalam memilih material imitasi adalah ketahanan fisik yang lebih baik dan biaya yang cenderung lebih rendah. Penggunaan material imitasi banyak ditemukan di dalam perancangan interior. Skripsi ini membahas penggunaan material imitasi dalam desain interior kaitannya dengan kualitas sensoris yang dihadirkan dan properti material yang dimiliki . Selain itu dibahas pula properti material dan sejauh mana penggunan material imitasi dapat menggantikan material yang diduplikasinya.
ABSTRACTImitation Material is material to resemble the original material by using different substance. In the design, the qualities of the original material are adapted to the imitation material but the material properties are different. This imitation material has advantage of using higher technology in processing materials. Generally, imitation materials have the same visual quality as the original material to make perceptions of the material. Most of designers reasons in choosing imitation materials they are better in physical performance and has lower cost. The use of imitation materials is found in interior design. This thesis discusses the use of imitation materials in interior design and sensory quality that is presented with the imitation material. It also discusses material properties and the extent to which the use of imitation materials can replace the material it duplicates."
2017
S69466
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mitton, Maureen
New York: John Wiley & Sons, [date of publication not identified]
729.028 MIT i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Mitton,Maureen
New York: John Wiley, 1999
729.028 MIT i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
London : Bloomsbury Academic, 2013
729 HAN
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Wilda Maulina
"Kegiatan membuka jendela merupakan kegiatan praktik interior karena tindakan tersebut mempengaruhi ruang interior. Kegiatan yang mempengaruhi keadaan ruang interior ini terdapat alam yang ikut berperan pada peristiwa tersebut. Pembahasan mengenai peran alam pada ruang tempat manusia hidup dibahas pada teori biophilia. Pola desain biophilic merupakan ranah bidang fungsional untuk biophilia dengan fokusan desain lingkungan. Melalui studi literatur terhadap praktik interior dan pola desain biophilic menemukan aspek penting yang menyatukan ke dua hal ini, skripsi ini menunjukkan bahwa kegiatan membuka jendela merupakan salah satu bentuk kegiatan yang mencangkup kedua hal tersebut. Aspek penting tersebut digunakan untuk melihat bagaimana kegiatan membuka jendela pada ruang beraktivitas melalui wawancara dan observasi fisikal. Hasil wawancara dianalisis berdasarkan aspek penting dan spatial parameternya sehingga menunjukkan bahwa kegiatan membuka jendela ruang tersebut merupakan bentuk kegiatan praktik interior dan desain biophilic dengan bentuk pengaruh spatial yang beragam.
Opening the window could be considered as interior practice because it affects the interior space. This activity is a nature participating event that directly involve nature within the activity. The discussion of the role of nature in the space in which humans live is discussed in biophilia theory. Biophilic design patterns are the functional areas of biophilia that focus on environmental design. Through a literature study of interior practices and biophilic design patterns to find an important aspects that unites these two things, this thesis shows that the activity of opening a window is one form of activity that includes both of them. These important aspects become the basis for interviews and physical observation to see how opening the window is practiced in the interior space. Interview results are analyzed based on the important and spatial aspects of the parameters thus indicating that opening a window is a form of interior practice and biophilic design with a variety of spatial influences."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Linton, Harold
New York : McGraw-Hill, 1999
747.94 LIN c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
New York: Wiley, 1997
747.09 BLA h
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Pile, John F.
New York : H.N. Abrams, 1995
729 PIL i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nabila Arifai Arrieta
"Bahasa seperti yang kita ketahui merupakan alat untuk berkomunikasi bagi manusia. Selama ini kita sering menggunakan istilah dalam bahasa asing untuk menunjukkan suatu konsep. Kita sendiri pun memahami bahwa suatu istilah bahasa asing tidak dapat diterjemahkan begitu saja karena adanya pergeseran konsep jika diartikan secara sembarangan. Di dalam denah rumah Perancis terdapat dua istilah yang memiliki makna setara, yaitu la salle dan le salon. Kedua ruangan tersebut dapat disetarakan dengan ruang keluarga dalam denah rumah di Indonesia. Dari kedua istilah tersebut, Le Corbusier memilih menggunakan istilah la salle dalam denah rumahnya yang dinamakan "Ma Maison". Dengan menggunakan ilmu bahasa sebagai dasar kajian, skripsi ini mencoba menelaah perbedaan konsep yang dimiliki oleh la salle dan le salon, dan juga pemilihan penggunaan kata la salle oleh Le Corbusier.
Language, as we know, is a tool to communicate among humans. We often use the term in a foreign language to denote a concept. We also understand that a foreign language terms can not be translated casually due to a friction concept if interpreted at random. In the French house plans there are two terms that have a similar meaning, namely la salle and le salon. Those terms are equivalent to ruang keluarga in Indonesian houses. From both terms, Le Corbusier house plan named "Ma Maison" that were designed in the modern era, preferred to use ?la salle? than le salon. Using linguistic as the base of this study, this paper attempts to examine different concepts owned by la salle and le salon, as well as use of the term la salle preferred by Le Corbusier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59211
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library