Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wafa Sholihah
"ABSTRAK
Penting bagi konsumen untuk mengetahui apakah ikan itu segar atau tidak. Ikan yang segar dan busuk dapat dibedakan dengan cara mendeteksi gas yang dikeluarkan nya, salah satunya adalah Amonia. Kondisi ini mendorong perlunya penelitian untuk mendeteksi gas amonia sebagai simulasi untuk mendeteksi kebusukan ikan dengan metode sederhana dan mudah dalam praktik sehari-hari yaitu dilakukan melalui metode kolorimetri. Bertujuan untuk membuat label kolorimetri, ekstrak bunga Ruellia Simplex digunakan dalam penelitian ini sebagai indikator yang secara visual mendeteksi gas amonia. Ekstrak berfungsi sebagai bahan cerdas yang berubah warnanya sesuai dengan kondisi pH lingkungan ekstrak. Untuk mengembangkan indikator berbasis kertas, kertas selulosa 1cm x 6cm digunakan untuk substrat. Ujung kertas selulosa telah dilapisi dengan ekstrak yang dikondisikan pada pH 2, 7 dan 11. Dengan menggunakan gas amonia yang mempunyai konsentrasi antara 10 dan 104 ?L frasl;L, pengujian pada label kolorimetri dilakukan. Setelah itu, label kolorimetri diuji untuk menguji kesegaran ikan. Perubahan warna yang terjadi pada label kolorimetri diamati sebagai fungsi waktu deteksi dan kemudian dianalisis melalui penganalisis warna RGB. Apa yang terjadi sebagai hasil percobaan menunjukkan bahwa label kolorimetri mengalami perubahan warna pada deteksi gas amonia. Perubahan warna tergantung konsentrasi gas yang terdeteksi. Label kolorimetri dengan nilai pH 2 merupakan label yang paling baik untuk diaplikasikan pada pendeteksian ikan karena memiliki kontras paling optimum dalam perubahan warna. Label kolorimetri memperlihatkan perubahan warna dari pink keunguan menjadi kuning ketika mendeteksi gas amonia dengan konsentrasi yang bertambah besar. Secara umum, ada indikasi bahwa suhu pengukuran dapat mempengaruhi waktu untuk perubahan warna label indikator dalam memantau pembusukan ikan. Meningkatnya suhu kemudian memicu perubahan warna dari label kolorimetri menjadi lebih cepat. Secara keseluruhan, terbukti dengan penelitian bahwa pemantauan pembusukan ikan bisa dilakukan secara sederhana dan praktis dengan menggunakan label kolorimetri yang dikembangkan. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk tujuan mendeteksi kesegaran pangan lain nya.

ABSTRAK
It is important for consumers to know whether the fish is fresh or not. Fresh and decayed fish can be distinguished by detecting its released gases, one of which is Ammonia. This condition encourages the need for research to detect ammonia gas as a simulation to detect fish rot with simple and easy method in everyday practice that is done through colorimetric method. Aiming to create a colorimetric label, the Ruellia Simplex flower extract was used in this study as an indicator that visually detects ammonia gas. The extract serves as an intelligent material that changes its color according to the pH environment of the extract conditions. To develop paper based indicators, cellulose paper 1cm x 6cm is used for the substrate. The tip of the cellulose paper has been coated with an extract conditioned at pH 2, 7 and 11. Using an ammonia gas having concentrations between 10 and 104 L L, the test on the colorimetric label is performed. After that, the colorimetric label was tested to test the freshness of the fish. Color changes that occur on the colorimetric label are observed as a function of detection time and then analyzed through RGB color analyzer. What happens as a result of the experiment shows that colorimetric labels change color in ammonia gas detection. The color change depends on the concentration of the gas detected. Colorimetric label with pH value 2 is the best label to apply to the detection of fish because it has the most optimum contrast in color change. Colorimetric labels show the discoloration of pink purple to yellow when it detects an ammonia gas with increasing concentration. In general, there are indications that the measurement temperature may affect the time for the color change of the indicator label in monitoring the fish 39 s decay. Rising temperatures then trigger color change from colorimetric labels to faster. Overall, it was proved by research that monitoring of fish decay can be done simply and practically using colorimetric labels developed. This research can be further developed for the purpose of detecting the freshness of other foods."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Listyarini
"Pengemasan makanan cerdas modern yang dapat memantau kualitas dan keamanan makanan merupakan faktor penting dalam perdagangan komersial modern. Diperlukan penelitian tentang pembuatan label kolorimetri ramah lingkungan yang secara sederhana dapat menunjukkan kesegaran makanan melalui perubahan warna. Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan Rosela merupakan tanaman yang mudah ditumbuhkan dan banyak ditanam pada daerah tropis. Pada buah Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan bunga rosela dijumpai sejumlah antosianin yang merupakan zat warna alami yang berubah warna sesuai dengan kondisi pH lingkungan. Ekstrak zat warna dari buah Syzygium oleana, bunga Ruelia dan bunga rosela didapatkan dengan metode maserasi atau perendaman yang kemudian dipekatkan. Pembuatan label kesegaran berbahan dasar kertas menggunakan metode imersi yaitu dengan mencelupkan kertas ke dalam larutan ekstrak kemudian dikeringkan. Sebagai matriks biodegradable polimer digunakan bahan dasar tapioka yang diperkuat dengan polivinil alkohol (PVA) dan nanoselulosa. Konsentrasi optimum masing-masing PVA dan nanoselulosa ditentukan sebesar 50% dan 3% dalam komposit masing-masing. Metode yang digunakan untuk mendapatkan label plastik dengan menggunakan metode casting atau evaporasi. Label dikarakterisasi sifat mekaniknya seperti tensile strength dan elongasi, sifat barriernya dan juga uji respon terhadap uap ammonia. Selanjutnya untuk aplikasi, label kertas maupun label dari biodegradable plastik digunakan untuk memonitor kesegaran udang/ikan. Ekstrak zat warna alam, label kertas ataupun label plastik memberikan perubahan warna yang serupa pada saat uji respon terahdap uap ammonia yaitu perubahan warna dari merah menjadi ungu, kemudian biru dan selanjutnya kuning. Label plastik dari ekstrak bunga Ruelia simplex memberikan nilai perubahan warna relatif yang lebih besar dari label-label lainnya yaitu sekitar 43% ketika mendeteksi ammonia konsentrasi 0,5% setelah 3 jam waktu paparan. Penggunaan label kertas dan plastik untuk kesegaran udang menghasilkan perubahan warna label yang awalnya berwarna merah akan menjadi ungu setelah udang tidak layak dikonsumsi dan kuning ketika udang sudah terlalu busuk. Nilai kebusukan udang divalidasi dengan nilai total volatile nitogen (TVBN). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa label kertas dan label plastic dari ketiga ekstrak zat warna alami yang digunakan dapat berfungsi sebagai indikator uap ammonia ataupun kesegaran udang.

Modern intelligent food packaging that can monitor food quality and safety is an important factor in modern commercial commerce. Research is needed on the manufacture of environmentally friendly colorimetric labels that can simply indicate the freshness of food through color changes. Syzygium oleana, Ruelia simplex and Rosella flowers are easy-to-grow plants and are widely grown in the tropics. In Syzygium oleana fruit, Ruelia simplex flower and roselle flower found a number of anthocyanins which are natural dyes that change color according to environmental pH conditions. The dye extract from Syzygium oleana fruit, Ruelia flower and roselle flower was obtained by maceration method which was then concentrated. By using a paper matrix and biodegradable polymer, the dye extract can be used as a food freshness label. The manufacture of paper-based freshness labels uses the immersion method, by dipping the paper into an extract solution and then drying it. The paper labels obtained were tested for the ability to bind the dye. As a biodegradable polymer matrix, tapioca base material is used which is reinforced with polyvinyl alcohol (PVA) and nanocellulose. Furthermore, for applications, paper labels and labels from biodegradable plastic are used to monitor the freshness of shrimp. Extracts of natural dyes, paper labels or plastic labels give a similar color change during the response test to ammonia vapor, a color change from red to purple, then blue and then yellow. Plastic labels from Ruelia simplex flower extract gave a higher relative color change value than other labels, which was around 43% when detecting 0.5% ammonia concentration after 3 hours of exposure. The use of paper and plastic labels for shrimp freshness results in a change in the color of the label from red to purple when the shrimp is unfit for consumption and yellow when the shrimp is too rotten. Shrimp spoilage value was validated by the value of total volatile nitrogen (TVBN). Based on the results of the study, it was concluded that paper labels and plastic labels from the three extracts of natural dyes used could function as indicators of ammonia vapor or shrimp freshness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Listyarini
"Pengemasan makanan cerdas modern yang dapat memantau kualitas dan keamanan makanan merupakan faktor penting dalam perdagangan komersial modern. Diperlukan penelitian tentang pembuatan label kolorimetri ramah lingkungan yang secara sederhana dapat menunjukkan kesegaran makanan melalui perubahan warna. Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan Rosela merupakan tanaman yang mudah ditumbuhkan dan banyak ditanam pada daerah tropis. Pada buah Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan bunga rosela dijumpai sejumlah antosianin yang merupakan zat warna alami yang berubah warna sesuai dengan kondisi pH lingkungan. Ekstrak zat warna dari buah Syzygium oleana, bunga Ruelia dan bunga rosela didapatkan dengan metode maserasi atau perendaman yang kemudian dipekatkan. Pembuatan label kesegaran berbahan dasar kertas menggunakan metode imersi yaitu dengan mencelupkan kertas ke dalam larutan ekstrak kemudian dikeringkan. Sebagai matriks biodegradable polimer digunakan bahan dasar tapioka yang diperkuat dengan polivinil alkohol (PVA) dan nanoselulosa. Konsentrasi optimum masing-masing PVA dan nanoselulosa ditentukan sebesar 50% dan 3% dalam komposit masing-masing. Metode yang digunakan untuk mendapatkan label plastik dengan menggunakan metode casting atau evaporasi. Label dikarakterisasi sifat mekaniknya seperti tensile strength dan elongasi, sifat barriernya dan juga uji respon terhadap uap ammonia. Selanjutnya untuk aplikasi, label kertas maupun label dari biodegradable plastik digunakan untuk memonitor kesegaran udang/ikan. Ekstrak zat warna alam, label kertas ataupun label plastik memberikan perubahan warna yang serupa pada saat uji respon terahdap uap ammonia yaitu perubahan warna dari merah menjadi ungu, kemudian biru dan selanjutnya kuning. Label plastik dari ekstrak bunga Ruelia simplex memberikan nilai perubahan warna relatif yang lebih besar dari label-label lainnya yaitu sekitar 43% ketika mendeteksi ammonia konsentrasi 0,5% setelah 3 jam waktu paparan. Penggunaan label kertas dan plastik untuk kesegaran udang menghasilkan perubahan warna label yang awalnya berwarna merah akan menjadi ungu setelah udang tidak layak dikonsumsi dan kuning ketika udang sudah terlalu busuk. Nilai kebusukan udang divalidasi dengan nilai total volatile nitogen (TVBN). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa label kertas dan label plastic dari ketiga ekstrak zat warna alami yang digunakan dapat berfungsi sebagai indikator uap ammonia ataupun kesegaran udang.

Modern intelligent food packaging that can monitor food quality and safety is an important factor in modern commercial commerce. Research is needed on the manufacture of environmentally friendly colorimetric labels that can simply indicate the freshness of food through color changes. Syzygium oleana, Ruelia simplex and Rosella flowers are easy-to-grow plants and are widely grown in the tropics. In Syzygium oleana fruit, Ruelia simplex flower and roselle flower found a number of anthocyanins which are natural dyes that change color according to environmental pH conditions. The dye extract from Syzygium oleana fruit, Ruelia flower and roselle flower was obtained by maceration method which was then concentrated. By using a paper matrix and biodegradable polymer, the dye extract can be used as a food freshness label. The manufacture of paper-based freshness labels uses the immersion method, by dipping the paper into an extract solution and then drying it. The paper labels obtained were tested for the ability to bind the dye. As a biodegradable polymer matrix, tapioca base material is used which is reinforced with polyvinyl alcohol (PVA) and nanocellulose. Furthermore, for applications, paper labels and labels from biodegradable plastic are used to monitor the freshness of shrimp. Extracts of natural dyes, paper labels or plastic labels give a similar color change during the response test to ammonia vapor, a color change from red to purple, then blue and then yellow. Plastic labels from Ruelia simplex flower extract gave a higher relative color change value than other labels, which was around 43% when detecting 0.5% ammonia concentration after 3 hours of exposure. The use of paper and plastic labels for shrimp freshness results in a change in the color of the label from red to purple when the shrimp is unfit for consumption and yellow when the shrimp is too rotten. Shrimp spoilage value was validated by the value of total volatile nitrogen (TVBN). Based on the results of the study, it was concluded that paper labels and plastic labels from the three extracts of natural dyes used could function as indicators of ammonia vapor or shrimp freshness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fitriana
"Berbagai metode telah dikembangkan dalam mendeteksi kesegaran susu, metode kolorimetri berupa label indikator merupakan pengembangan metode terbaru yang sederhana. Label indikator ini didesain untuk merespon zat kimia uap asam yang dihasilkan oleh susu sebagai hasil dari pembusukan atau kerusakan akibat mikroorganisme yang dapat dilihat dari perubahan warna labelnya. Label terbuat dari ekstrak ubi ungu dan kertas saring whatman nomor 1. Pendeteksian kesegaran susu ini dilakukan dengan pengujian uap asam asetat dan pengujian langsung pada susu. Pada pengujian label dengan uap asam asetat dilihat pengaruh pH ekstrak pH 2, 7, dan 11 , konsentrasi 0 ?L/L, 100 ?L/L, 10.000 ?L/L, 100.000 ?L/L, dan 200.000 ?L/L , waktu deteksi 30 dan 90 menit , dan temperatur 4?C, 23?C, dan 40?C . Sedangkan uji label pada susu hanya dipengaruhi oleh pengaruh pH ekstrak dan suhu.
Hasil spektrum UV-Vis ekstrak ubi ungu pada pH 2-11 memperlihatkan perubahan warna dari merah muda ke hijau yakni dari puncak panjang gelombang 530 nm hingga 603 nm. Pada uji susu selama 48 jam, hasil menunjukkan bahwa label indikator pH=11 merupakan label yang paling baik dalam mendeteksi kesegaran susu dikarenakan perubahan warna yang dihasilkan signifikan yakni dari hijau menjadi krem kekuningan.
Maka kesimpulannya adalah semakin tinggi temperatur penyimpanan, maka semakin cepat susu menjadi basi ditandai dengan semakin asam susu tersebut pH semakin rendah , dan perubahan warna label yang semakin terang intensitas RGB total semakin tinggi . Hasil tersebut dapat diperkuat dengan pengukuran nilai pH susu setelah 48 jam diuji yakni pada suhu 4?C pH susu bernilai 6,60, pada suhu 23?C pH susu bernilai 6,00, dan pada suhu 40?C pH susu bernilai 5,28.

Various methods have been developed in detecting freshness of milk, the colorimetric method in the form of indicator label is the development of the newest simple method. This indicator label is designed to respond the chemicals acid gas produced by milk as a result of decay or damage caused by microorganisms growth that can be seen from the color change of the label. The label is made from purple sweet potato extract and whatman filter paper number 1. Detection freshness of milk is done by testing acetic acid gas and direct test on milk. In the label test with acetic acid gas, the effect of pH of extract pH 2, 7, and 11 , concentrations 0 L L, 100 L L, 10,000 L L, 100,000 L L and 200,000 L L , detection period 30 and 90 minutes , and temperature 4 C, 23 C, and 40 C are observed. While the label test on milk is only observed by the influence of pH of extract and temperature.
The UV Vis spectra of purple sweet potato extract in the pH range of 2 11 were studied and the color clearly change from pink to green that has wavelength peak from 530 nm to 603 nm. In the milk test for 48 hours, the results show that the indicator label pH 11 is the best label in detecting freshness of milk due to the significant color change from green to creamy yellowish.
Finally, the conclusion is that the higher the storage temperature, the faster the milk becomes spoilage, which is marked by the increasingly acidity level of milk the lower the pH and the lighter color changes of label the higher the total RGB intensity . That statement can be strengthened by measuring the pH value of milk after 48 hours tested at a temperature 4 C the pH of milk is 6.60, at temperature 23 C the pH of milk is 6.00, and at temperature 40 C the pH of milk is 5.28
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Romauli S.
"ABSTRAK
Kebutuhan senyawa-senyawa steroid pada saat ini sangat meningkat, sehingga a1ternati f perolehannya harus di cari dengan biaya dan khasiat produk yang seefisien mungkin. Proses biokonversi merupakan pemecahan yang amat tepat mengingat proses reaksi yang cukup singkat, aman, dan basil produksi yang cukup tinggi.
Senyawa ADD dapat diisolasi dengan melakukan pemisahan dari media biokonversi dan senyawa kompleks 1ainnya, menggunakan kromatografi 1 apis tipis dengan 1empeng si1ika gel F 254 teba1 0,2 mm dan fasa gerak sikloheksan-eti1 asetat-ai r (80;20:O,1) 1 a 1u d i t a r i k dengan kloroform serta kristalisasi dengan eti1 asetat. Sampe1 ADD basil isolasi menunjukkan titik 1 ebur 132^^0, spek trum infra merah dan spektrum massa yang .menun jukkan struk tur karakteristik senyawa ADD, sedangkan tR dan Rf yang dipero1eh dari hasi1 KCKT dan KLT menunjukkan harga yang sama dengan ADD baku."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harknett, Philippa
London: Thorsons , 1994
616.951 8 HAR h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Chrysna
"Temperatur merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan perubahan kualitas dan keamanan pengonsumsian produk. Hal ini mendorong untuk dibuatnya Time-Temperature Indicator yang dapat diaplikasikan saat pendistribusian dan penyimpanan produk. Pengaplikasiannya pada bidang pangan menjadi alasan untuk menjadikan bahan alami sebagai bahan dasar dalam indikator ini. Bahan alami yang dapat digunakan adalah kedelai hitam yang didalamnya mengandung antosianin. Antosianin ini memiliki kestabilan terhadap temperatur yang mana ketika terpapar suhu tinggi warna objek akan berubah menjadi tidak berwarna. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode simultan-casting. Dengan memanfaatkan kitosan sebagai matriks dan ekstrak kedelai hitam diharapkan label yang didapatkan mempunyai cakupan perubahan warna yang bisa terlihat dengan mudah. Label indikator diuji pada suhu 10, 25, dan 40 C. Hasilnya, didapatkan perubahan warna yang terjadi pada label dengan menggunakan matriks kitosan dan kitosan-gliserol dari warna merah keunguan menjadi biru dan akhirnya menjadi kuning dan label indikator dengan menggunakan matriks kitosan-glutaraldehida dari warna kuning transparan ke warna kuning kecoklatan. Label indikator yang terbuat dari matriks kitosan dan kitosan-gliserol memiliki cakupan warna yang baik untuk dijadikan Time-Temperature Indicator.

Temperature is one of the factors that could change quality and safety of consuming a product. This encourages the creation of a Time Temperature Indicator that could be applied when distributing and storing products. Foodstuffs are the reason for using the natural ingredients as the basic ingredients in this indicator. The natural ingredients are black soybeans which contain anthocyanin. Anthocyanin has a stability against temperature, the color will turn into colorless when placed at high temperature. The method in this research is the simultaneous casting method. By utilize chitosan as a matrix and black soybean extracted as a dye, it is expected that the label obtained range color that could be seen easily. The indicator label is tested at 10, 25, and 40 C. As a result, the color change from red purple to blue and finally become yellow using chitosan and chitosan glycerol matrix. On the other side, the color change from transparent yellow to brownish yellow using chitosan glutaraldehyde matrix. Results showed that label indicator using chitosan and chitosan glycerol matrix have a good color range to serve as Time Temperature Indicator."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Raihana Syam Rafifah
"Formaldehid merupakan bahan yang digunakan secara ilegal sebagai pengawet dan penguat warna serta bau pada makanan. Berbagai upaya dilakukan untuk menganalisis formaldehid dengan menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography), kromatografi gas, elektrokimia dan fluorometri. Namun demikian, metode tersebut memiliki kelemahan spesifik dan kurang efektif digunakan pada pendeteksian on-site. Hal ini mendorong pengembangan sensor kolorimetri yang didasarkan pada perubahan warna akibat pergeseran panjang gelombang pada daerah cahaya tampak. Nanopartikel perak memiliki sifat optik unik yang diakibatkan oleh LSPR (Localized Surface Plasmon Resonance). Pada penelitian ini, nanopartikel perak akan dimodifikasi dengan menggunakan reagen Tollens Untuk melakukan pendeteksian formaldehid. Selain itu dilakukan investigasi variasi konsentrasi AgNO3 pada reagen Tollens, waktu inkubasi serta selektivitas dari nanopartikel perak termodifikasi reagen Tollens yang telah dibuat. Pada penelitian ini Material yang didapatkan melalui sintesis akan dikarakterisasi dengan menggunakan Transmission Electron Microscope (TEM), spektrofotometer UV-Vis. Metode pendeteksian ini dapat melakukan deteksi pada interval 100-350 μM dengan LOD 121.8 μM dan LOQ yang didapatkan adalah 150.68 μM

Formaldehyde is one of the ingredients that is used illegally as a preservative for  enhancing color and odor in food. Various attempts were made to analyze formaldehyde using HPLC (High Performance Liquid Chromatography), gas chromatography, electrochemistry and fluorometry. However, this method has specific weaknesses and is less effective for on-site detection. This prompted the development of colorimetric sensors based on changes in color due to shifts in wavelength in the visible light region. Silver nanoparticles have unique optical properties due to LSPR (Localized Surface Plasmon Resonance). In this study, silver nanoparticles will be modified using Tollens reagent for formaldehyde detection. In addition, incubation time, Variation of AgNO3 concentration in Tollens reagent and selectivity of silver nanoparticles modified Tollens reagent were investigated. The material obtained through the synthesis will be characterized using a Transmission Electron Microscope (TEM) and UV-Vis spectrophotometer. This method could detect formaldehyde in range 100-350 μM with LOD 121.8 μM and LO1 150.68 uM."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eugenia Mardanugraha
"Lemuru merupakan jenis ikan utama di Selat Bali. Sekitar 80% dari hasil tangkapan nelayan di Selat Bali adalah ikan Lemuru. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan perikanan mencapai sekitar 61%. Dengan demikian, analisis mengenai perekonomian di Selat Bali sangat erat kaitannya dengan analisis mengenai perekonomian Lemuru.
Analisis ekonomi dinamis dapat dilakukan dengan menghitung tangkapan optimum yang memaksimumkan keuntungan bersih dari pengusahaan Lemuru. Kondisi biologis ikan Lemuru yaitu sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan Lemuru serta keterkaitan antara produksi Lemuru muda dan Lemuru dewasa menjadi kendala dalam persoalan maksimisasi di atas. Persoalan optimasi ini diselesaikan dengan menggunakan pengganda LAGRANGE dan kondisi KUHN TUCKER. Metode KUHN TUCKER merupakan salah satu teknik dalam menyelesaikan persoalan nonlinear programming.
Dalam menggambarkan kondisi biologisnya, Lemuru dibagi menjadi Lemuru muda dan Lemuru dewasa. Dalam satu tahun, Lemuru muda bertumbuh menjadi Lemuru dewasa dan Lemuru dewasa melakukan reproduksi menghasilkan Lemuru muda. Di pasar, Lemuru muda mempunyai harga jual lebih rendah- dibandingkan ikan Lemuru dewasa.
Populasi Lemuru diperkirakan mencapai keseimbangan pada tahun 2010 pada tingkat 245,634.395 ton untuk ikan Lemuru dewasa dan 110,070.564 ton untuk ikan Lemuru muda. Untuk mencapai kondisi keseimbangan, maka tingkat tangkapan yang harus dilakukan adalah 95,309.640 ton untuk ikan Lemuru dewasa dan 29,768.135 ton untuk ikan Lemuru muda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T20524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Raudah Jinan
"Herpes adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Herpes Simplex Virus.
Herpes Simplex Virus dapat ditularkan melalui hubungan seksual baik secara vaginal,
anal, maupun oral WHO (2022). Pada umumnya, terdapat dua jenis Herpes Simplex
Virus yang menyebabkan penyakit Herpes yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 merupakan
tipe yang menyebabkan munculnya lesi kecil berisi cairan yang disebut cold sore atau
fever blister pada daerah bibir atau sekitar mulut (CDC, 2022). Sedangkan HSV-2
merupakan jenis virus yang seringkali menyebabkan penyakit herpes genital. Namun,
HSV-2 juga dapat menyebabkan herpes mulut dikarenakan aktivitas seksual dengan
mulut (CDC, 2022). Kedua jenis Herpes Simplex Virus dapat menginfeksi individu tanpa
memandang usia baik remaja maupun lansia. Berbagai upaya dilakukan untuk
mengendalikan Herpes. Salah satu strategi yang dilakukan yaitu kampanye pendidikan
mengenai aktivitas seksual yang harus dihindari serta penggunaan alat kontrasepsi.
Selain itu, pengendalian Herpes dapat juga dilakukan dengan menjalani pengobatan
berupa mengkonsumsi obat antivirus dengan durasi tertentu kepada individu yang
terinfeksi HSV-1 maupun HSV-2 . Pada penelitian ini, dikonstruksi model penyebaran
Herpes terhadap aktivitas seksual. Model matematika tersebut dikaji secara analitik dan
simulasi numerik. Kajian analitiknya antara lain mengenai eksistensi titik keseimbangan
bebas penyakit, kestabilan titik kesimbangan bebas penyakit, titik keseimbangan
endemik, dan basic reproduction number (R0). Dari hasil R0 diperoleh bahwa
kampanye pendidikan aktivitas seksual dan penggunaan kontrasepsi berpengaruh
terhadap penyebaran penyakit. Simulasi numerik juga dilakukan agar dapat
menggambarkan fenomena di lapangan dan memahami dinamika jangka panjang dari
model yang dikonstruksi.

Herpes is a sexually transmitted disease caused by the Herpes Simplex Virus. Herpes Simplex Virus can be transmitted through sexual intercourse either vaginally, anal, or orally (WHO, 2022). In general, there are two types of Herpes Simplex the viruses that cause herpes are HSV-1 and HSV-2. HSV-1 is the type that causes small, fluid-filled lesions called cold sores or fever blisters on the lips or around the mouth (CDC, 2022). While HSV-2 is a type of virus that often causes genital herpes. However, HSV-2 can also cause oral herpes due to sexual activity mouth (CDC, 2022). Of the two types of Herpes Simplex Virus can infect individuals regardless of age, both teenagers and the elderly. Various attempts have been made to control Herpes. One of the strategies carried out is an educational campaign about activities of sexual intercourse that should be avoided and the use of contraceptives. Plus, control of Herpes can also be done by undergoing treatment in the form of taking drugs and antiviral agents with a specific duration for individuals infected with HSV-1 and HSV-2. In this study, a model for the spread of herpes to sexual activity was constructed. The mathematical model has been studied analytically and in numerical simulation. Study the analysis includes, among other things, the existence of a disease-free equilibrium point, the stability of the disease-free equilibrium point, the endemic equilibrium point, and the basic reproduction number R0. From the results of R0 it is obtained that the education campaign on sexual activity and the use of contraception affect the spread of disease. Numerical simulations are also carried out in order to describe the phenomena in the field and understand the long-term dynamics of the constructed model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>