Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dicky Handika Marta
"Terminal Pulo Gebang merupakan terminal tipe A yang mempunyai kewajiban melayani perjalanan antar kota antar provinsi dengan moda transportasi bus Antar Kota Antar Provinsi AKAP , dengan pengelolaan di bawah pemerintah daerah. Terminal Pulo Gebang mendapat pengalihfungsian operasional bus AKAP dari Terminal Pulo Gadung. Setelah beroperasi dan setelah adanya penambahan beban operasional pindahan dari terminal Pulo Gadung diperlukan adanya evaluasi kinerja operasional bus AKAP. Penilitian ini menjadi gambaran pengelolaan operasional bus AKAP yang sudah berjalan. Proses penelitian ini dilakukan dengan metode statis dan dinamis pada jam sibuk pagi dan sore hari agar didapatkan hasil yang valid. Survey dilakukan untuk mendapatkan data penumpang, data bus, pola perjalanan calon penumpang, karakteristik parkir bus, antrian bus serta kapasitas terminal bagi operasional bus AKAP. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pola perjalanan calon penumpang berasal dari daerah Bekasi dan Jakarta Timur. Untuk akumulasi parkir berkisar dari 52 ndash; 53 bus pada sore hari dari 80 slot bus yang tersedia. Tingkat pelayanan bus AKAP sebesar 10.22 bus per jam untuk kedatangan dan 5.69 bus untuk keberangkatan. Serta nilai perhitungan kapasitas terminal masih lebih kecil diabanding luas eksisting Terminal Pulo Gebang.

Pulo Gebang Terminal is a type A terminal that has the obligation to serve inter city travel between provinces with Inter City Inter Province AKAP bus transportation modes, under management under local government. Pulo Gebang terminal gets transfer of AKAP bus operational function from Terminal Pulo Gadung. After operation and after the addition of operational load from Pulo Gadung terminal it is necessary to evaluate the operational performance of AKAP bus. This research becomes an overview of operational management of AKAP bus that has been running. This research process is done by static and dynamic method during morning and afternoon rush hour to get valid result. The survey was conducted to obtain passenger data, bus data, passenger travel pattern, bus parking characteristic, bus queue and terminal capacity for AKAP bus operation. The result of this research shows that the pattern of passengers 39 travel is from Bekasi and East Jakarta. For parking accumulation ranges from 52 53 buses in the afternoon from 80 available bus slots. AKAP bus service level is 10.22 bus per hour for arrival and 5.69 bus for departure. And the calculation of terminal capacity is still smaller than the existing width of Pulo Gebang terminal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Toni
"Angkutan umum sampai saat ini belum mendapat perhatian yang layak dari pemerintah. Indikasinya terlihat pada hal-hal seperti dijadikannya pelayanan jasa angkutan umum ini menjadi ajang persaingan sehingga berdampak pada ketidakefisienan layanan jasa tersebut dalam mencapai tujuannya sebagai barang publik. Soal pelayanan angkutan umum ini terlihat pula pada angkutan antar kota antar provinsi (AKAP). Contoh buruknya layanan jasa ini terlihat pada adanya rute yang tumpang tindih, ketidakseragaman jarak yang ditempuh setiap bus, tidak adanya penjadwalan, kondisi bus yang sudah tidak layak dan lain sebagainya. Belum adanya sistem pendanaan dan kontrol yang pasti membuat masalahmasalah tersebut di atas tidak pernah teratasi.
Perubahan dari sistem persaingan bebas menjadi monopoli negara atas barang publik seperti diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 2 akan meningkatkan kinerja dan kualitas layanan terhadap pengguna jasa angkutan kota antar provinsi. Rancangan sistem berupa penggabungan kepemilikan aset-aset pemilik Perusahaan Otobus (PO) menjadi hanya satu perusahaan otobus perlu dirumuskan untuk menghindari benturan-benturan kepentingan. Penggabungan tersebut dimodelkan dalam penggabungan neraca keuangan.
Dalam tesis ini akan dirancang sebuah PO sebut saja, PO Kuda Terbang, hasil akuisisi atas berbagai PO yang ada dengan kepemilikan bersama pemerintah. Rancangan ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan sisi keuangan dan teknik dalam angkutan umum antara kota antar provinsi, serta penilaian atas kelayakannya.

Public transportations still not have proper attention from our government until nowdays. The main indicator of this problem is the condition of making the public transportation service as a competition stage that, has been impacting to inefeciency in achieving its goals as the public service. The problem in this public transportations is also seem in intercity and interprovince transportations (AKAP). The overlapping route, unfair route distance for every public bus, no scheduling, the bad condition(sparepart) of the bus, and many others, are strong evidence about the negative aspects of this service. Because there is no a monetery system and strict control in the public service, so far, the problems never be solved.
The change of free competition system to nation monopoly on public goods as determined in Indonesia Constitution (UUD 1945 psl. 33 ayat 2) will improve performance and quality service to intercity interprovince transportation users. A system design that merging all assets ownership in this outobus business (PO) into one business company should be formulated in order to overcome any clash of interests. The merger is modelling in a merger of balance sheet.
In this thesis, an outobus business company was disigned, suppose it?s name PO Kuda Terbang, as a result of an acquisition of some outobus business companies (PO) into an ownership together with the goverment. This design concluding things that concern with monetery and technical aspects in public transportation intercity, interprovince, and also an assesment to it?s properness.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T30274
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Agus Widono
"Berkembangnya ekonomi di kota Jakarta diikuti dengan meningkatnya kegiatan transportasi salah satunya kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Kendaraan berat yang beraktifitas di pelabuhan membutuhkan tempat parkir salah satunya terminal angkutan barang Pulo Gebang. Fasilitas parkir di terminal terlihat penuh dan banyak terjadi parkir ganda. Diperlukan kajian untuk mengetahui apakah terminal telah berjalan cukup efektif. Karakteristik parkir di terminal berupa turn over, indeks parkir, indeks aktifitas parkir (IAP), dan V/C ratio, menunjukkan bahwa terminal selalu penuh walaupun V/C ratio bernilai antara 45 ? 59 % sehingga dapat dikatakan cukup efektif. Terminal masih memiliki potensi dikembangkan sehingga kapasitas statis terminal meningkat hingga 30,54%.

Economy development in Jakarta city is followed by transportation activity increasing as one of them is loading and unloading at harbor. Heavy vehicle that working in the harbor need parking area and one of them is at Pulo gebang Terminal. The parking area in that terminal seems full and has many double parking vehicle. Assessment is needed to find out is the terminal has operate effectively. Parking characteristics in terminal like turn over, parking index, parking activity index (PAI), and V/C ratio shows that the terminal always full although has V/C ratio between 45 - 59 % so that can be taken as effective enough. The terminal still has room for optimization so that the static capacity of the terminal increased to reach 30,54%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Refa Perdana
"Industri transportasi saat ini sedang berkembang pesat di Indonesia, khususnya bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). PO Haryanto merupakan salah satu perusahaan bus AKAP besar yang harus bersaing dengan kompetitornya. Memastikan kualitas pelayanan sangat penting bagi PO Haryanto untuk memberikan kepuasan pelanggan dan menjaga loyalitas pelanggan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, penelitian ini mengidentifikasi kesenjangan (gap) yang terjadi akibat ketidaksesuaian antara harapan dan persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diterima penumpang. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan prioritas perbaikan aspek-aspek kualitas pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bus PO Haryanto. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode SERVQUAL dan Importance Performance Analysis (IPA) dengan lima dimensi kualitas pelayanan yaitu reliability, assurance, tangible, empathy dan responsiveness.

The transportation industry is currently developing rapidly in Indonesia, especially the Intercity buses. PO Haryanto is one of the large Intercity bus companies that must compete with their competitors. Ensuring service quality is very important for PO Haryanto to provide customer satisfaction and maintain customer loyalty. To improve service quality, this study identifies gaps that occur due to mismatches between consumers' expectations and perceptions of the quality of service received by passengers. The purpose of this study is to determine priorities for improving aspects of service quality to improve PO Haryanto bus service quality. This study uses the SERVQUAL method approach and Importance Performance Analysis (IPA) with five dimensions of service quality, namely reliability, assurance, tangible, empathy and responsiveness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putriayu Hartini
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) memiliki risiko pekerjaan, keadaan tersebut dapat menjadi faktor risiko psikososial pekerjaan bagi pengemudi dan berpotensi menjadi faktor risiko hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara faktor psikososial pekerjaan dengan hipertensi pada pengemudi bus AKAP di Terminal X Jakarta.
Metode: Desain adalah potong lintang pada 120 pengemudi bus AKAP, laki-laki usia 18-60 tahun di Terminal X Jakarta. Pengambilan sampel dengan convenience sampling dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner serta pemeriksaan tekanan darah. Faktor risiko psikososial yang diukur adalah dukungan atasan, partisipasi pengambilan keputusan, kemajuan karier, sistem penggajian tidak sesuai, konflik, istirahat yang cukup, cukup waktu bersama keluarga, kondisi bus laik, kemacetan lalu lintas, perlakuan penumpang baik dengan mempergunakan kuesioner. Hasil: Prevalensi hipertensi pada pengemudi bus 38,3%. Variabel sistem penggajian sesuai pekerjan yang paling berhubungan dengan hipertensi pada penelitian ini, dengan OR 3,19 dan CI 95% (1,025-9,94).
Kesimpulan: Prevalensi hipertensi pada pengemudi bus AKAP di Terminal X cukup tinggi dibandingkan populasi umum Riskesdas 2018 yakni 34,1%. Faktor risiko psikososial pekerjaan (sistem penggajian tidak sesuai pekerjaan) berhubungan dengan hipertensi. Dibutuhkan pemeriksaan tekanan pada pengemudi bus AKAP dan edukasi pencegahan risiko psikososial pekerjaan secara berkala.

ABSTRACT
Background: Inter-provincial inter-city (IPIC) bus drivers are exposed to specific occupational hazards which may be associated with hypertension. The purpose of this study was to analyze the relationship between hypertension and occupational psychosocial factors among IPIC bus drivers from X Terminal East Jakarta.
Methods: A cross-sectional study with 120 IPIC male bus drivers, aged 18-60 years in X Terminal East Jakarta was conducted. Convenience sampling method was used and data was colleced by guided interviews using a questionnaire and blood pressure measurement. Hypertension risk factors measured were age, Body Mass Index (BMI), smoking habits, caffeine drinking habits, family history of hypertension, weekly driving hours and years of working. Psychosocial risk factors measured were supervisor support, participation in decision-making, career development, fair waging system, conflict, sufficient rest, sufficient time for the family, bus condition, traffic congestion, and passengers treatment by using a questionnaire.
Results: The prevalence of hypertension was 38.3%. Unfair waging system was most related to hypertension in this study with OR 3.19 CI 95% (1.25 to 9.94).
Conclusion: The hypertension prevalence among IPIC bus driver is quite high compared to the general prevalence from National Basic Health Survey 2018 which is 34.1%. Occupational psychosocial risk factors (unfair waging system) had association with hypertension. Blood pressure measurement and education about occupational pychosocial risk factors prevention should be done periodically."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Eka Puspitasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Driver Performance pada pengemudi bus Perum DAMRI Antar Kota Antar Provinsi AKAP Lampung tahun 2017. Variabel yang di teliti adalah faktor individu umur, masa kerja dan tingkat pendidikan , faktor pekerjaan jadwal kerja dan waktu istirahat dan faktor lingkungan sarana prasarana jalan, gangguan selama perjalanan dan kondisi kendaraan .Driver Performance diukur berdasarkan pada 5 indikator dari Driver and Vehicle Standards Agency DVSA yaitu persiapan sebelum perjalanan, kontrol pengemudi, kepatuhan lalu lintas, keselamatan berkendara dan peninjauan peningkatan mengemudi. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif observasional dengan menggunakan studi cross sectional melalui penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 53 responden dan observasi lapangan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan univariat menggunakan analisis distribusi dan analisis bivariat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik.Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa Driver Performance responden sebagian besar adalah baik 67,9 . Hasil analisis bivariat menyatakan ada hubungan yang secara statistik bermakna antara driver performance dengan variabel kondisi kendaraan.

This study aims to explain the factors associated with Driver Performance on DAMRI Lampung Intercity bus drivers. Variables in the observation are the individual factors age, years of service and education level , work factors work schedule and rest period and environmental factors road infrastructure, disruption during trip and vehicle conditions . Driver performance are measured based on the 5 indicators of the Driver and Vehicle Standards Agency DVSA of pre trip preparation, driver control, traffic compliance, driving safety and improved driver review. This study was conducted through an observational quantitative approach using cross sectional study through the spreading of questionnaires with the number of samples of 53 respondents and field observation. The data obtained in this study were analyzed by univariate using distribution analysis and bivariate analysis to know whether there was a significant relationship statistically. The result of univariate analysis shows that the Driver Performance of respondent is mostly good 67,9 . The result of bivariate analysis stated that there was a statistically significant relationship between driver performance and vehicle condition."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Dennise Distelita
"Latar belakang: Kecelakaan bus dan truk tahun 2019 tercatat 500 peristiwa dengan 119 korban jiwa. Penyebab kecelakaan 60% berasal dari faktor manusia. Salah satunya adalah dangerous driving behavior dan kualitas tidur. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dan faktor lain terhadap dangerous driving behavior pada pengemudi bus antar kota antar provinsi (AKAP).
Metode: Dilakukan pada Oktober 2022, desain analitik potong lintang. Metode consecutive sampling digunakan dengan minimal 78 pengemudi bus. Instrumen yang digunakan Dula Dangerous Driving Behavior Index (DDDI) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) telah di validasi dalam Bahasa Indonesia. Analisa multivariat regresi logistik digunakan untuk memprediksi faktor dominan.
Hasil: Total 133 pengemudi bus komersial, 55,6% mempunyai kualitas tidur buruk dan dangerous driving behavior rendah-sangat rendah (83,5%). Kualitas tidur memiliki hubungan signifikan dengan dangerous driving behavior (p-value=0,03, aOR (adjusted Odds Ratio=9,1). Faktor lain yakni kebiasaan merokok (p=0,01, aOR=26). Nilai R square yang didapat adalah 0,48.
Kesimpulan: Pengemudi dengan kualitas tidur buruk dan dangerous driving behavior tinggi mempunyai proporsi lebih kecil. Namun ada hubungan antara keduanya dimana semakin buruk kualitas tidur pengemudi maka beresiko lebih tinggi berperilaku dangerous driving behavior. Faktor resiko lain yang berhubungan adalah kebiasaan merokok.

Background: There were 500 bus and truck accidents in 2019 with 119 fatalities. 60% of accidents are caused by the human factor. One of them is dangerous driving behavior and sleep quality. The aim of the study was to determine the relationship between sleep quality and other factors on dangerous driving behavior among intercity bus drivers.
Method: Performed in October 2022, cross-sectional analytical design. The consecutive sampling method was used with a minimum of 78 bus drivers. The instruments used by the Dula Dangerous Driving Behavior Index (DDDI) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) have been validated in Indonesian. Multivariate logistic regression analysis was used to predict the dominant factor.
Results: Of a total of 133 commercial bus drivers, 55.6% had poor sleep quality and low-very low dangerous driving behavior (83.5%). Sleep quality has a significant relationship with dangerous driving behavior (p-value=0.03, aOR (adjusted Odds Ratio=9.1). Another factor is smoking habits (p=0.01, aOR=26). R square value obtained is 0.48.
Conclusion: Drivers with poor sleep quality and high dangerous driving behavior have a smaller proportion. However, there is a relationship between the two where the poorer the sleep quality of the driver, the higher the risk of dangerous driving behavior. Another related risk factor is smoking habit.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Reniel Putri
"Tahun 2021 timbulan sampah pada Kota Depok meningkat sebesar 6.806,52 ton dan Jakarta Timur meningkat sebesar 7.223,34 ton. Peningkatan timbulan sampah ini menjadi permasalahan pada kedua wilayah tersebut. Terobosan yang diharapkan mampu mengoptimalkan pengelolaan sampah di Kota Depok dan Jakarta Timur adalah Bank Sampah. Oleh karena itu dilakukan penelitian pada Bank Sampah Hasvil, Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok dan Bank Sampah Sekar Wangi, Kelurahan Pulo Gebang, Jakarta Timur, untuk mengevaluasi kinerja dan potensi reduksi sampah pada kedua bank sampah. Dalam penelitian ini metode pengambilan data primer dengan observasi, wawancara, dan kuesioner pada 104 responden. Kinerja pada kedua bank sampah tersebut telah berjalan dengan baik. Berdasarkan data kesesuaian fasilitas dan tata kelola pada Permen LHK RI No 14 Tahun 2021 diperoleh persentase kesesuaian pada Bank Sampah Hasvil sebesar 81% dan 70%, sedangkan pada Bank Sampah Sekar Wangi sebesar 74% dan 80%. Dari hasil analisis dan pengolahan data diperoleh rata-rata timbulan sampah pada Bank Sampah Hasvil sebesar 0,08 kg/orang/hari dan Bank Sampah Sekar Wangi sebesar 0,12 kg/orang/hari, yang didominasi oleh sampah kertas. Bank Sampah Hasvil mereduksi timbulan sampah perorangan yang masuk ke TPA sebesar 33% pada ±120 orang, sedangkan Bank Sampah Sekar Wangi mereduksi timbulan sampah perorangan yang masuk ke TPA sebesar 52% pada ± 80 orang.

In 2021, the waste generation in Depok City increased by 6,806.52 tons and East Jakarta increased by 7,223.34 tons. This increase in waste generation is a problem in both regions. The breakthrough that is expected to optimize waste management in Depok City and East Jakarta is the waste bank. Therefore, a study was conducted at Hasvil Waste Bank, Pancoran Mas Village, Depok City and Sekar Wangi Waste Bank, Pulo Gebang Village, East Jakarta, to evaluate the two waste banks' performance and reduction potential. This study’s primary data collection method was observation, interviews, and questionnaires to 104 respondents. The performance of the two waste banks has been running well. Based on data on the suitability of facilities and governance in Permen LHK RI No. 14 of 2021, the percentage of suitability at Hasvil Waste Bank is 81% and 70%, while at Sekar Wangi Waste Bank it is 74% and 80%. The results of data analysis and processing obtained an average waste generation at Hasvil Waste Bank of 0,08 kg/person/day and Sekar Wangi Waste Bank of 0,12 kg/person/day, which is dominated by paper waste. Hasvil Waste Bank reduced individual waste generation that goes to landfill by 33% for ± 120 people, while Sekar Wangi Waste Bank reduced individual waste generation that goes to landfill by 52% for ± 80 people."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyrissa Putri Dewandari
"Kepuasan pelayanan Terminal berhubungan langsung dengan kemauan masyarakat dalam memilih perjalanannya. Dengan kata lain, kepuasan dan ketidakpuasan pengguna terhadap suatu produk atau layanan akan mempengaruhi perilaku penumpang selanjutnya. Di masa pandemi ini, inovasi perlu dilakukan guna meningkatkan keselamatan penumpang, terutama di Terminal yang meliputi naik turun penumpang, arus kendaraan, serta pengecekan dan sterilisasi angkutan umum dan pegawai.
Studi yang sudah ada menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan penumpang dan dampaknya terhadap niat pengguna angkutan umum.
Penelitian ini menggunakan uji instrumen penelitian untuk menjawab permasalahan tersebut untuk lebih memahami hubungan antara variabel yang berhubungan dengan suara dan perilaku konsumen melalui penerapan Partial Least Square Structure Equation Model (PLS-SEM) dan Importance Performances Matrix Analysis (IPMA). PLS-SEM memperkirakan hubungan antara variabel laten (yaitu, kepuasan mereka) dan menentukan seberapa baik model menjelaskan konstruksi target yang diminati. IPMA mengidentifikasi indikator-indikator penting terkait suara konsumen yang perlu dikembangkan dan merancang strategi yang dilakukan oleh penyedia layanan, dalam hal ini operator dan regulator.
Berdasarkan hasil analisis, dimensi responsiveness memiliki nilai kinerja terendah dengan tingkat kepentingan tertinggi. Selain itu juga terdapat 1 indikator dimensi Realibility, 1 indikator dimensi empati dan 4 indikator dimensi Responsiveness yang berada pada kuadran 2 yang perlu dilakukan perbaikan. Antara lain terkait petugas pelayanan yang kurang sigap dan ramah, media sosial yang kurang informatif dan fasilitas yang tersedia tidak jelas dan memadai.
Hasil yang diperoleh dari analisis untuk memberikan rekomendasi kepada Pemerintah selaku Regulator serta Operator untuk meningkatkan pelayanan Terminal dari segi kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan.

The satisfaction of Bus Station services is directly related to the willingness on how people choose their trips. In another way, user satisfaction and dissatisfaction with a product or service will affect subsequent passenger behavior. During this pandemic, innovations need to be ensured for passenger's safety, especially at Bus Station. Included embark and disembarking passengers, the vehicles' flow, and checking and sterilization of the public transportation and the employees.
Existing studies showed many factors could influence passenger satisfaction and its impact on the intentions of public transport users.
This study uses a research instrument test to answer these problems to understand better the relationship between variables related to the consumer voice and behavior through the implementation of Partial Least Square Structure Equation Model (PLS-SEM) and Importance Performances Matrix Analysis (IPMA). PLS-SEM estimates the relationships between the latent variables (i.e., their satisfaction) and determines how well the model explains the target constructs of interest. IPMA to identify important indicators related to consumer voice that needs to be developed and design strategies carried out by service providers, in this case, operators and regulators.
Based on the results of the analysis, the responsiveness dimension has the lowest performance value with the highest level of importance. In addition, there are also 1 indicator of the Realibility dimension, 1 indicator of the empathy dimension and 4 indicators of the Responsiveness dimension that are in quadrant 2 where improvements need to be made. Among other things related to service officers who are less alert and friendly, social media that is less informative and the available facilities are not clear and adequate.
The results obtained from the analysis to provide recommendations to the Government as Regulators or Operators to improve Bus Station services in terms of comfort, security, safety, and health.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afief Riyadi
"ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa karakteristik perjalanan primer (point to point) dari truk angkutan barang di kawasan Tanjung Priok, dengan memilih angkutan yang menggunakan Terminal Angkutan Barang (TAB) Tanah Merdeka dan TAB Pulo Gebang sebagai tempat perhentian sementaranya. Analisa terhadap karakteristik ini ditujukan untuk mendapat gambaran tentang produktivitas angkutan barang serta menggunakannya sebagai bahan untuk memperbaiki logistik kota yang ada saat ini. Produktivitas perjalanan angkutan barang sangat terkait dengan kegiatan “bergerak” dan “diam”. Oleh karenanya, produktivitas digambarkan oleh indikator kecepatan untuk kondisi truk bergerak dan indikator waktu untuk kondisi truk dalam keadaan diam. Melalui Travel Diary Survey diperoleh kesimpulan bahwa persentase waktu diam truk ternyata lebih lama dibandingkan waktu bergeraknya (52.15% untuk TAB Pulo Gebang dan 52.21% untuk TAB Tanah Merdeka), dimana porsi terbesar waktu diam terjadi di area pabrik atau industri untuk melakukan bongkar muat. Upaya perbaikan dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem penjadwalan bongkar muat di pabrik maupun pelabuhan serta pengurangan kemacetan, yang kesemuanya dapat mengurangi waktu siklus truk hingga 19,80% per perjalanan dari waktu eksisting.

ABSTRACT
This study is aimed to analyze the characteristic of primary trip (point to point) of freight trucks in Tanjung Priok area, particularly the ones who use Tanah Merdeka Freight Terminal and Pulo Gebang Freight terminal as their transit point. The analysis is intended to get the overview of truck productivity, and then use it for further improvement on city logistic system. Trip productivity is related to the activities of “moving” and “stay”. Hence, trip productivity is described by the speed indicator to represent the trucks on moving, and time indicator to represent the stay condition. The Travel Diary Survey shows that the portion of idle time is bigger than the one of movement time (52.15% and 52.21% are idle times for Pulo Gebang and Tanah Merdeka, respectively), where the biggest portion of the idle time occurred at the industry and factoy area for loading unloading acitivities. Improvement can be made by improving the scheduling system of load /unload in factory/industry and port area, and reducing the congestion. They are expected to reduce the truck cycle time up to 19.80% per trip.
"
2015
S61190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>