Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182538 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilik Mudloyati Choiriyah
"ABSTRAK
Stress memiliki prevalensi yang tinggi di masyarakat. Pada usia remaja, potensi munculnya stress akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga dan stress dengan moderator positive religious coping pada remaja akhir. Pengukuran variabel keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur Family Assessment Device FAD skala general fuctioning untuk mengukur keberfungsian keluarga secara umum. Pengukuran stress menggunakan alat ukur Perceived Stress Scale PSS . Pengukuran positive religious coping menggunakan alat ukur The Brief RCOPE. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 426 94 laki-laki dan 332 perempuan dengan rentang usia 18-21 tahun. Pengujian hipotesis menggunakan teknik multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga berhubungan dengan stress secara signifikan. Namun, positive religious coping tidak memberikan pengaruh secara signifikan R=0,429, p>.05 dalam hubungan antara keberfungsian keluarga dan stress. Hubungan moderasi yang tidak signifikan tersebut diasumsikan karena 1 hubungan keberfungsian keluarga dan stress sudah terlalu kuat, 2 adanya hubungan signifikan antara keberfungsian keluarga dan positive religious coping, dan 3 positive religious coping tidak efektif sebagai strategi coping pada usia remaja akhir.

ABSTRAK
Stress has a high prevalence in society. In adolescence, the potential for stress will increase. This research was conducted to see the relationship between family functioning and stress with religious coping as a moderator among the late adolescents. The measurement of family functioning variable was using the instrument of Family Assessment Device FAD general functioning scale to measure family functioning in general. The measurement of stress variable was using the Perceived Stress Scale PSS . The measurement of positive religious coping variable was using the Brief RCOPE. The participants in this study were 426 subjects 94 men and 332 women with the range of age between 18 21 years old. Hypothesis testing used the multiple regression technique. The result of this study showed that family functioning significantly correlated with stress. However, positive religious coping could not significantly moderate R 0,429, p .05 the relationship of family functioning and stress. This insignificant moderation relationship was assumed to be due 1 the relationship of family functioning and stress was too strong, 2 there was a significant relationship between family functioning and positive religious coping, and 3 positive religious coping was not effective as coping strategy in late adolescence."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Dian Larasati
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga dan coping stres pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama. Sebanyak 315 responden mengisi kuesioner alat ukur keberfungsian keluarga (FACES-II dan Family Communication Scale) dan coping stres (Brief COPE). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki keberfungsian keluarga yang cukup baik dan coping stres yang cukup adaptif. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keberfungsian keluarga dan coping stres (r = .133, p < .05).

The aim of this research was to examine the relationship between family functioning and coping stress among Universitas Indonesia’s first-year college students. A total of 315 respondents complete questionnaires on family functioning (FACES-II and Family Communication Scale) and coping stress (Brief COPE). In this research, the result points out that the respondents have moderate family functioning and moderately adaptive coping stress. The result of this research also indicates a positive and significant relationship between family functioning and coping stress (r = .133, p < .05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Alvonciani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religious coping dan resiliensi pada remaja yang mengalami stres. Resiliensi adalah kualitas-kualitas dalam diri individu yang memampukannya untuk melalui situasi sulit. Keterlibatan religi dalam coping disebut dengan religious coping yang dapat berpola positive religious coping PRC dan negative religious coping NRC. Peneliti menyusun alat ukur resiliensi secara khusus untuk penelitian ini dengan menggunakan karakteristik resiliensi dari Earvolino-Ramirez 2007 ditambah dua karakteristik resiliensi dari Wagnild dan Young 1993. Religious coping diukur menggunakan Brief RCOPE yang dikembangkan oleh Pargament, Smith, Koenig, dan Perez 1998. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan melibatkan 128 remaja berusia 18-24 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara PRC dan resiliensi, namun tidak ditemukan hubungan antara NRC dan resiliensi. Ditemukan pula perbedaan yang signifikan antara skor PRC dan NRC laki-laki dan perempuan. Implikasi dari penelitian ini penting untuk didiskusikan dan dapat dimanfaatkan untuk ranah konseling remaja.

This study aims to understand the relationship between religious coping and resilience in adolescents with stress. Resilience is qualities within individual that enable them to go through difficult situation. Religious involvement in coping is called religious coping, which have two patterns, positive religious coping PRC and negative religous coping NRC. Researcher specifically constructed resilience measurement for this study using resilience characteristics from Earvolino Ramirez 2007 added with two characteristics from Wagnild and Young 1993. Religious coping is measured using Brief RCOPE which is developed by Pargament, Smith, Koenig, and Perez 1998. This study use quantitave method and involve 128 adolescent from 18 to 24 years. Results show that PRC and resilience relate significantly positive but no relationship between NRC and resilience. In addition, there is significant difference in PRC and NRC scores between male and female. This study has important implication to be discussed and can be used in adolescent counseling.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afini Wirasenjaya
"Nyeri kronis pada populasi dewasa muda dapat mengganggu aktivitas dan keberfungsian sehari-hari. Penderita nyeri bahkan terancam mengalami kehilangan fungsi tubuh tertentu apabila terlibat dalam pain catastrophizing. Berdasarkan fear-avoidance model, sifat cemas dapat mempengaruhi penderita nyeri untuk melakukan pain catastrophizing yang kemudian mengarah pada pemulihan yang tertunda. Peneliti lain mencoba mengembangkan model yang hanya fokus pada faktor negatif ini, dengan memasukkan faktor positif yang dapat membantu pemulihan nyeri individu, yaitu resiliensi. Stres yang dialami penderita nyeri kronis juga perlu diatasi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan positive religious coping. Pada studi ini, penulis ingin melihat peran resiliensi dan positive religious coping sebagai moderator di antara interaksi sifat cemas dan pain catastrophizing, sedangkan negative religious coping dianalisis sebagai kovariat. Penelitian dilakukan terhadap 275 penderita nyeri di Indonesia berusia 18-35 tahun. Partisipan memberi persetujuan untuk mengikuti penelitian ini dan mengisi kuesioner yang menggambarkan pengalaman nyeri mereka. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa positive religious coping berperan sebagai moderator dalam interaksi sifat cemas dan pain catastrophizing, namun resiliensi tidak. Memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama, dan diri sendiri dapat membantu penderita nyeri kronis dalam menghadapi nyerinya. Melihat hasil studi ini, profesional dapat mempertimbangkan positive religious coping sebagai salah satu sasaran intervensi saat menangani pasien nyeri kronis.

Chronic pain in young adults can interfere with daily activity and functioning. Pain patients are threatened with dysfunction when they are engaged in pain catastrophizing. According to the fear-avoidance model, trait anxiety affects one’s involvement in pain catastrophizing, leading to delayed recovery. Other researchers tried to expand the model, which focuses only on the negative factors, by incorporating the positive factors, i.e., resilience, that can promote positive adaptation to chronic pain. The stress that chronic pain patients face also needs to be overcome. One of the strategies is using positive religious coping. In this study, the author examined the role of resilience and positive religious coping as moderators in the interaction of trait anxiety and pain catastrophizing, while negative religious coping is analyzed as a covariate. A total of 275 individuals with chronic pain aged 18-35 participated in this study. Participants informed their consent and filled out a set of questionnaires that described their pain experiences. The regression analysis results show that positive religious coping moderates the interaction between trait anxiety and pain catastrophizing, and resilience does not. Having a good connection with God or a higher being, as well as others and oneself, can help chronic pain patients deal with their pain. From this finding, professionals can consider positive religious coping an intervention target when helping chronic pain patients."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga
dan identitas ego pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama. Sebanyak
315 responden mengisi kuesioner alat ukur keberfungsian keluarga (FACES-II
dan Family Communication Scale) dan identitas ego (Ego Identity Process
Questionnaire). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden memiliki keberfungsian keluarga dan identitas ego yang tergolong
cukup baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif
dan signifikan antara keberfungsian keluarga dan identitas ego (r = .220, p < .01).
Hubungan tersebut dapat terjadi karena pembentukan identitas ego dipengaruhi
oleh setting sosial individu, khususnya keluarga, walaupun juga dapat dipengaruhi
oleh setting lain seperti hubungan pertemanan di sekolah., The aim of this research is to examine the relationship between family functioning
and ego identity in Universitas Indonesia’s first-year college students. A total of
315 respondents complete questionnaires on family functioning (FACES-II and
Family Communication Scale) and ego identity (Ego Identity Process
Questionnaire). In this research, the result points out that the respondents have
moderate family functioning and ego identity. The result of this research also
indicates a positive and significant relationship between family functioning and
ego identity (r = .220, p < .01). This relationship exists since the development of
ego identity is influenced by individual’s social settings, especially family, even
though it is also influenced by other social settings, such as peer relations at
school.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ayu Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perceived parenting style dan coping style to school related stress pada remaja. 442 siswa/I SMA kelas 3 turut berkontribusi dalam penelitian ini. Perceived Parenting Style diukur dengan kuesioner Parenting Style Questionaire PSQ yang dikembangkan oleh Lamborn et al 1991, sedangkan Coping style to school Related Stress diukur dengan menggunakan Coping Across Situation Questionaire CASQ yang dikembangkan oleh Seiffge-Krenke et al 2001.
Hasil penelitian memaparkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan F= 2,748, p0,05 antara perceived parenting style dan internal coping style pada remaja. Gambaran mengenai jenis persepsi parenting style juga dapat dilihat dari penelitian ini. Diketahui pula bahwa anak yang menggunakan active coping style cenderung mempersepsikan orang tua mereka dengan gaya pengasuhan yang authoritative dibanding dengan gaya pengasuhan lainnya.

This research was investigated the relationship between perceived parenting style and coping style to school related stress in adolescence. 442 students was participated in this research. Perceived Parenting Style was measured by Parenting Style Questionaire PSQ that previously developed by Lamborn et al 1991, and Coping style to school Related Stress was measured by Coping Across Situation Questionaire CASQ that was developed by Seiffge Krenke et al 2001.
Result of this study found that there was significant correlation F 2,748, p0,05 perceived parenting style and internal coping style in adolsence. Description about type of perceived parenting style also conducted in this study. This research uncover that adolescence who uses active coping style tend to perceived their parents as authoritative parenting style than the others style of parenting.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Cendra
"ABSTRAK
Kesepian merupakan perasaan yang paling sering muncul dan menimbulkan
masalah pada masa remaja dibandingkan pada usia lainnya. Faktor keluarga yaitu
keberfungsian keluarga diduga mempengaruhi munculnya rasa kesepian pada
remaja di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara
keberfungsian keluarga dan kesepian. Partisipan penelitian berjumlah 200 orang
remaja laki-laki dan perempuan yang berusia antara 13-21 tahun. Penelitian ini
adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur family assessment
device sementara kesepian diukur menggunakan revised UCLA Loneliness Scale.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
keberfungsian keluarga dan kesepian pada remaja Indonesia (r = -.375, p < 0.01).
Sebagai tambahan, hasil penelitian menemukan bahwa dimensi komunikasi dari
keberfungsian keluarga paling berkorelasi dengan kesepian remaja. Tahap
perkembangan remaja akhir juga menunjukkan rasa kesepian yang lebih tinggi
dibandingkan remaja awal maupun tengah.

ABSTRAK
Loneliness is a feeling that most frequently arise and cause problems in
adolescence than at any other age. Family factors such as family functioning are
thought to influence the emergence of loneliness in adolescents in Indonesia. This
study was conducted to find the relationship between family functioning and
loneliness in Indonesian adolescents. Participants study of 200 teenage boys and
girls between the ages of 13-21 years. The study was a correlational study using a
quantitative approach. The results showed a significant relationship between
family functioning and loneliness (r = -.375, p < 0.01). In addition, this research
found that the communication dimension of family functioning most correlated
with a lonely teen. Final stages of adolescent development also showed a sense of
loneliness which is higher than the early adolescent and middle adolescent."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian dirancang untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dan penalaran moral pada mahasiswa tahun pertama di Universitas
Indonesia. Keberfungsian keluarga diukur dengan Family Adaptability and
Cohesion Evaluation Scale (FACES) II dan Family Communication Scale (FCS)
berdasarkan Circumplex Model of Marital and Family System, sedangkan penalaran moral diukur dengan Defining Issues Test (DIT). Ada sebanyak 608
yang tersebar di 14 fakultas. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dan penalaran moral (r=0.016, p>0.05). Rata-rata keberfungsian keluarga responden tergolong adekuat (M=170.47), sedangkan rata-rata penalaran moral responden tergolong sedang., This study was designed to investigate correlation between family functioning and moral reasoning among freshmen in Universitas Indonesia. Family functioning was measured by Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale (FACES) II and Family Communication Scale (FCS) in Circumplex Model of Marital and Family System, and moral reasoning was measured by Defining Issues Test (DIT). There were 608 participants from 14 faculties in Universitas Indonesia. The result show insignificant correlation between family functioning and moral reasoning (r=0.016, p>0.05). Mean of participants had adequate family functioning (M=170.47), and had moderate moral reasoning.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Atikah Mawaddah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi keberfungsian keluarga terhadap autonomy pada remaja akhir. Keberfungsian keluarga diukur dengan Family Assessment Device Eipstein, Baldwin, Bishop, 1983 sedangkan autonomy diukur dengan Adolescent Autonomy Questionnaire yang dikembangkan oleh Noom, Dekovic dan Meeus 1999 dan telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Sumayyah 2014. Sebanyak 192 remaja 18-21 tahun menjadi responden dalam penelitian ini M=19.45 tahun, SD=1.20 tahun. Analisis dengan teknik regresi menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga dapat menjadi prediktor autonomy pada remaja akhir R= 0.312.

The aim of this study was to examine the contribution of family functioning towards autonomy in late adolescence. Family functioning was measured by using Family Assessment Device Eipstein, Baldwin, Bishop,1983 while autonomy was measured by Adolescent Autonomy Questionnaire Noom, Dekovic, Meeus,1999 and had been adapted into Indonesian by Sumayyah 2014. The participants in this study consist of 192 late adolescents aged 18 21 years old M 19.45 years, SD 1.20 years. By using regression analysis, the results of this study indicated that family functioning could predict autonomy in late adolescence R 0.312."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai hubungan antara keberfungsian keluarga dan college self efficacy pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Keberfungsian keluarga didefinisikan sebagai cara masing-masing anggota keluarga untuk memenuhi peran yang dimiliki dan menjalankan tugas-tugas praktis yang dapat membantu keluarga untuk hidup bersama dan berkembang dari waktu ke waktu. College self efficacy didefinisikan sebagai derajat keyakinan bahwa individu mampu untuk sukses untuk melaksanakan tugas yang berkaitan dengan universitas. Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan alat ukur Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale (FACES) II yang disusun oleh Olson et al. (1982) dan Family Communication Scale (FCS). Pengukuran college self efficacy menggunakan alat ukur College Self Efficacy Inventory (CSEI) yang disusun oleh Solberg et al. (1993). Partisipan penelitian berjumlah 672 mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Melalui teknik statistik Pearson Correlation, diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara keberfungsian keluarga dan college self efficacy yang signifikan., This research was conducted to find the correlation between family functioning and college self efficacy among first year student in Universitas Indonesia. Family functioning defined as the manner in which family members fulfill necessary roles and perform practical tasks that help the family live together and move ahead through time. College self efficacy defined as a student’s degree of confidence that they could successfully complete a given college-related tasks. Family functioning was measured using an instrument named Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale (FACES) II made by Olson et al. (1982) and Family Communication Scale (FCS). College self efficacy was measured using College Self Efficacy Inventory (CSEI) made by Solberg ei al. (1993). Participants of this research were 672 first year student in Universitas Indonesia. The Pearson Correlation indicates positive significant correlation between family functioning and college self efficacy]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>