Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150512 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alphasius Omegadixon
"N2O merupakan salah satu gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan emisi limbah pertanian. Dalam upaya pengurangan emisi N2O, dapat dilakukan proses pemisahan dengan beberapa cara, salah satu cara yang paling umum adalah Gas Scrubbing menggunakan Packed Tower. Akan tetapi, kelemahan dari proses ini adalah kemungkinan terjadinya emulsion, flooding, unloading, dan foaming. Teknologi kontaktor membran merupakan salah satu metode pemisahan yang sedang berkembang dan dapat mengatasi kekurangan metode lainnya. Kontaktor membran yang digunakan dalam penelitian ini bersifat superhidrofobik. Sebagai pelarut, larutan H2O2 digunakan bersama HNO3.
Dalam penelitian ini, diamati pengaruh laju alir gas dan pelarut terhadap daya absorbsi N2O dengan teknologi kontaktor membran serat berongga super hidrofobik. Variasi laju alir gas yang digunakan adalah 0,1 ; 0,15 dan 0,2 L/menit dengan laju pelarut 100, 200, 300, 400 dan 500 mL/menit Adapun konsentrasi pelarut yang digunakan adalah 0,5 wt untuk H2O2 dan 0,5 M untuk HNO3.
Hasil variasi kenaikan laju alir gas menunjukan kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa, jumlah mol terserap dan N2O Loading. Untuk setiap kenaikan laju pelarut, terjadi kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa dan jumlah mol terserap. Namun untuk N2O Loading, terjadi penurunan nilai. Persentase pemisahan N2O tertinggi didapat sebesar 84.

N2O is one of the gases produced from burning fossil fuels and crops waste. In attempt to reduce N2O emission, several ways can be done. One of the most common way is Gas Scrubbing using Packed Tower. However, the disadvantages of this process are the possibility of emulsion, flooding, unloading, and foaming. Membrane contactor technology is one of the developing methods of separation that can overcome the shortcomings of other methods. Membrane contactors used in this study are super hydrophobic membrane. As solvent, H2O2 is used with HNO3 in liquid scrubbing.
In this research, we will find the effect of gas and solvent flow rate on absorption effectivity of N2O with super hydrophobic hollow fibre membrane contactor technology. Variations of gas flow rate used are 0.1 0.15 and 0.2 L min. with solvent rate variations 100,200,300,400 and 500 ml min. The solvent concentration used is 0.5 wt for H2O2 and 0.5 M for HNO3.
The result of gas flow rate increases are equal to flux, mass transfer coefficient, absorbed mole and N2O Loading increases. For every solvent rate increases, the flux, mass transfer coefficient and absorbed mole are also increases. However, the trend of N2O Loading is decreasing in this variation. The highest percentage of N2O separation occurred is 84 removal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Shabanindita
"Nitrogen oksida NOx merupakan salah satu gas yang sangat berbahaya karena sifatnya yang beracun. Salah satu kandungannya, yaitu Dinitrogen Monoksida merupakan gas rumah kaca yang dengan potensi pemanasan global yang sangat besar. Untuk mengatasinya, telah muncul teknologi absorpsi menggunakan kontaktor membran. Kontaktor membran juga mempunyai keunggulan seperti rasio luas kontak dan volum peralatan yang tinggi. Proses absorpsi berlangsung dengan cara melarutkannya dalam absorben yang merupakan campuran oksidator, H2O2 dan HNO3. Variabel bebas yang diuji adalah laju alir absorben antara 100 ndash; 500 cm3/menit serta jumlah serat membrane 2000, 4000, dan 6000.
Pada penelitian ini diketahui bahwa nilai koefisien perpindahan massa, fluks, jumlah N2O terserap, efisiensi penyerapan, dan penurunan tekanan semakin meningkat dengan meningkatnya laju alir pelarut. Sebaliknya, jumlah N2O loading akan semakin kecil. Selain itu, nilai koefisien dan fluks perpindahan massa menurun dengan bertambahnya jumlah serat membran. Sedangkan, jumlah N2O terserap, efisiensi penyerapan dan N2O loading malah akan meningkat.

Nitrogen oxide NOx is a dangerous gas due to its toxic nature. One of it, namely Dinitrogen Monoxide is a greenhouse gas with high global warming potential. Absorption using membrane contactros is develop to overcome these problems. Another advantages is the high ratio of contact area and equipment volume. The absorption process occurs by dissolving it in the absorbent which is a mixture of oxidizer, H2O2 and HNO3. The independent variables tested were absorbent flow rate between 100 500 cm3 min and number of membrane fibers 2000, 4000, and 6000.
In this research, is obtained that the mass transfer coefficient, flux, N2O absorb, absorption efficiency, and pressure decrease is increasing as solvent flow rate increasing. Conversely, N2O loading is decreasing. In addition, coefficient and mass transfer flux value is decreasing as the increasing number of membrane fibers. Meanwhile, the N2O absorb, absorption efficiency and N2O loading is increasing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Radifan Sumarna
"In this study, the effectiveness of the absorption of CO2 using hollow fiber membrane contactors is evaluated based on variations in the gas flow rate, and the number of membrane. This study used membrane composed of 1000, 3000, 5000 fiber PVC and solvent PEG 300. The gas flow rate variation is 197, 300 and 380 mL min, while the rate of solvent used is 300 mL min. Variation in this research is gas flow rate, and membrane fibers. Based on the research mass transfer coefficient is 5,4 13,88 x 10 7 m s, flux is 1,99 ndash 9,11 x 10 5 mol m2.s, the amount of absorbed CO2 is 9,43 18,34 x 10 3 mmol s, dan absorption efficieny is 17,90 22,22.

Dalam studi ini, efektivitas penyerapan CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga dievaluasi berdasarkan variasi laju alir gas, dan dan jumlah membrane. Pada studi ini digunakan kontaktor membran yang terdiri dari 1000, 3000, dan 5000 serat PVC dan pelarut PEG-300. Laju alir gas yang digunakan adalah 197, 300, dan 380 mL/min, sedangkan laju pelarut yang digunakan adalah 300 mL/min. Gas yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran CO2-CH4. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 5,4-13,88 x 10-7 m/s, fluks 1,99 ndash;9,11 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 9,43-18,34 x 10-3 mmol/s, , dan efisieni penyerapan sebesar 17,90-22,22."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Syandika
"Karbon dioksida adalah senyawa yang banyak terdapat pada flue gas dan merupakan penyebab paling serius dari global warming. Teknologi alternatif baru yang potensial untuk pemisahan CO2 ini adalah kontaktor membran. Penelitian ini akan meninjau pengaruh laju alir gas terhadap kinerja penyerapan gas CO2 dari flue gas melalui kontaktor membran serat berongga dengan bahan material membran bersifat super hidrofobik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persen penyerapan gas karbon dioksida dari pelarut DEA serta untuk mengetahui pengaruh laju alir gas umpan terhadap perpindahan massa yang terjadi pada membran. Dari perpindahan massa yang terjadi, didapatkan kinerja kontaktor membran serat berongga superhidrofobik dalam proses absorbsi gas karbon dioksida.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, jumlah gas karbon dioksida yang terserap sebesar 0,565 - 1,310 mmol/min untuk modul dengan jumlah serat 5000; untuk modul dengan jumlah serat 2000 menyerap gas CO2 sebesar 0,465 ? 1,167 mmol/min, dan 0,308 - 0,954 mmol/min untuk modul dengan jumlah serat 1000. Nilai koefisien perpindahan massa yang didapatkan untuk modul dengan jumlah serat 5000 adalah sebesar 6,278×10-5 - 0,000186 cm/s, modul dengan jumlah serat 2000 sebesar 9,45×10-5 - 0,00292 cm/s, dan modul dengan jumlah serat 1000 sebesar 9,45×10-5 - 0,000366 cm/s untuk variasi laju alir gas sebesar 120, 170, dan 260 cm3/min dengan laju alir pelarut DEA yang tetap sebesar 300 cm3/min.

Carbon dioxide is a compound that exist in large amount in flue gas and is the most serious cause of the global warming. A new potential alternative technology for this CO2 separation is the membrane contactor. This riset will reviewing the effects of the gas flowrate to the CO2 absorption performance from flue gas through hollow fiber membrane contactor with superhydophobic membrane material.
This riset aims to know the percent absorption of CO2 of the solvent DEA and to know the effects of feed gas flowrate to the mass transfer that occurs in the membrane. From the mass transfer that occurs, we will obtain the superhydophobic hollow fiber membrane contactor performance in the CO2 absorption process.
According to this riset, the rates of CO2 absorption are 0,565 - 1,310 mmol/min for module with amount of fiber of 5000; for module with amount of fiber 2000 absorps CO2 of 0,465 - 1,167 mmol/min, and 0,308 - 0,954 mmol/min for module with amount of fiber 1000. The values of mass transfer coefficient for module with amount of fiber 5000 are 6,278×10-5 - 0,000186 cm/s, module with amount of fiber 2000 are 9,45×10-5 - 0,00292 cm/s, and module with amount of fiber 1000 are 9,45×10-5 - 0,000366 cm/s for gas flowrate variation of 120, 170, and 260 cm3/min with constant solvent DEA flowrate of 300 cm3/min.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Alexander
"Karbon dioksida merupakan senyawa pengotor pada gas alam yang dapat mengurangi nilai kalor dan bersifat korosif pada perpipaan. Salah satu metode pemisahan CO2 dari gas alam adalah dengan menggunakan kontaktor membran. Penggunaan kontaktor membran membran superhidrofobik digunakan sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan CO2 dengan area kontak yang besar pada ukuran yang compact dan mempunyai ketahanan yang baik akan pembahasan yang terjadi oleh larutan absorben.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja kontaktor membran superhidrofobik pada penyerapan gas CO2. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas CO2 dan CH4 sebagai pendekatan dari gas alam yang sesungguhnya. Pada penelitian ini, gas campuran CO2-CH4 dialirkan di bagian shell dan absorben PEG-300 di bagian lumen dalam membran kontaktor. Pengambilan sampel dilakukan setelah 15 menit dan kandungan CO2-CH4 yang tersisa dianalisis dengan Gas Chromatography. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan, konsentrasi pelarut PEG-300, dan jumlah serat membran kontaktor.
Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 0,99-4.29 x 10-7 m/s, fluks 0,39 ndash; 1.05 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 1,94-5.33 x 10-3 mmol/s, CO2 Loading 2.33-6.40 x 10-3, dan efisieni penyerapan sebesar 3.39-7.98.

Carbon dioxide is pollutant in natural gas that could decrease heating value of gas and corrosive due to pipeline gas. One of the separataion method of CO2 from natural gas using membrane contactor. The usage of contactor membrane hidrofobic as alternative method because of a huge surface of contactor area in a compact size. Also it has good resistance from wetting that caused by solvent.
The purpose of this research is to know the performance super hidrofobic membrance contactor on absorbing carbon dioxide gas. Gas that used in this research is the mixed of CO2 and CH4 to approach on real natural gas composition. In this research CO2 CH4 is flown on shell side and the absorbent PEG 300 is in lument site of membrane. Sampling time is done in 15 minutes. After 15 minutes the gas will be analysed using Gas Chromatography. Variation in this research is gas flow rate, PEG 300 solvent concentration, and membrane fibre.
Based on the research mass transfer coefficient is 0,99 4.29 x 10 7 m s, flux is 0,39 ndash 1.05 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1,94 5.33 x 10 3 mmol s, CO2 Loading 2.33 6.40 x 10 3, dan absorption efficieny is 3.39 7.98.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febiant Adi Rahmanto
"ABSTRAK
N2O merupakan gas salah satu gas yang termasuk golongan gas NOx dan berbahaya bagi ozon. Eliminasi N2O diteliti lebih lanjut dalam upaya menangani perubahan iklim global dan mencegah penipisan lapisan ozon. Teknologi membran kemudian lebih lanjut diteliti untuk absorpsi N2O dikarenakan rasio surface-to-volume yang tinggi dibanding teknologi konvensional dan kelebihan-kelebihan lainnya. Pada penelitian kali ini, dilakukan eliminasi N2O dengan metode absorpsi pada hollow fiber membrane contactor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pelarut peroksida 0,5 -wt dengan HNO3 0,5 M. Pada penelitian ini, digunakan variasi laju alir gas yaitu 100 mL/menit, 150 mL/menit, dan 200 mL/menit dan variasi jumlah serat membran yaitu 2000,4000, dan 6000. Setiap percobaan dilakukan pada laju alir pelarut yang sama yaitu 500 mL/menit. Uji hidrodinamika menghasilkan penurunan tekanan terbesar yaitu 0,066 bar dan rasio presure drop maksimum 2,285. Nilai maksimum untuk parameter perpindahan massa yang diperoleh ialah koefisien perpindahan massa 4,5467 x 10-6 m/s, fluks perpindahan massa 0,0001376 mol/m2s, N2O terserap 8,4923 x 10-5 mol/s, N2O loading 0,0693 mol N2O/mol H2O2, dan efisiensi penyerapan 74 .

ABSTRACT
N2O is a gas that belongs to NOx family and harmful for the ozone. The elimination of N2O is further investigated in an effort to tackle global climate change and prevent ozone layer depletion. Membrane technology is then further investigated in N2O absorption process, due to high surface to volume ratio compared to conventional contactor and other advantages. In this research, elimination of N2O is based on absorption method occuring in hollow fiber membrane contactor. This study was held using peroxide 0,5 wt and HNO3 0,5 M as the solvent for the study, variation of gas flow will be 100 mL min, 150 mL min, dan 200 mL min and variation in the number of membrane fibers are 2000,4000, dan 6000. Every experiment is held on the same solvent flow which is 500 mL min. Hydrodynamics results on maximum pressure drop at 0,066 bar and maximum pressure drop ratio 2,285. For maximum mass transfer parameters, mass transfer coefficient is 4,5467 x 10 6 m s, mass transfer flux 0,0001376 mol m2s, N2O absorbed 8,4923 x 10 5 mol s, N2O loading 0,0693 mol N2O mol H2O2, dan and absorption efficiency 74 ."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Adelwin
"[Gas alam sudah menjadi alternatif bahan bakar maupun digunakan sebagai bahan baku industri. Gas alam terdiri dari senyawa hidrokarbon berupa gas, seperti metana, etana, propana, butana, dan kondensat. Namun gas alam memiliki kandungan pengotor berupa air, nitrogen, karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan merkuri yang harus dihilangkan. Teknologi kontaktor membran merupakan salah
satu cara dalam menghilangkan kandungan karbon dioksida yang terdapat di dalam gas alam. Pada penelitian ini digunakan teknologi kontaktor membran serat berongga superhidrofobik dengan menggunakan pelarut DEA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persen penyerapan gas karbon dioksida dari pelarut DEA serta untuk mengetahui pengaruh laju alir gas umpan terhadap fenomena perpindahan massa yang terjadi di membran. Dari fenomena perpindahan massa yang terjadi, akan didapatkan kinerja dari kontaktor membran serat berongga superhidrofobik dalam proses absorbsi gas karbon dioksida. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, jumlah gas karbon dioksida yang terserap sebesar 0,03128-0,05331 mmol/s untuk modul dengan jumlah serat 8000 dan untuk modul dengan jumlah serat 2000 mampu menyerap gas CO2 sebesar 0,0268-0,02994 mmol/s. Nilai koefisien perpindahan massa yang didapatkan untuk modul dengan jumlah serat 2000 adalah sebesar 1,93x10-4-2,5x10-4 cm/s dan modul dengan jumlah serat 8000 sebesar 9,8x10-5 – 1,44x10-4 cm/s untuk variasi laju alir gas sebesar 170, 255, dan 340 cm3/min dengan laju alir pelarut DEA yang tetap sebesar 500 cm3/min.

Natural gas has been used as alternative fuel or used as industrial raw materials. Natural gas consists of hydrocarbon compounds such as methane, ethane, propane, butane, dan condensats. However, natural gas also consists of impurities such as water, nitrogen, carbon dioxide, hydrogen sulfide, and mercury which have to remove. Membrane contactor technology is one of the methods which is used to remove carbon dioxide contents that contained in natural gas. In this study, we use hollow fiber membrane contactor using DEA as the solvent. The aim of this study is to know the absorption percentage of carbon dioxide and to know the effect of feed gas flow to mass transfer phenomenon which is occurred in membrane contactor. From the mass transfer phenomenon, we will obtain the performance of superhydrophobic hollow fiber membrane contactor in the absorption process. According to this study, the amount of carbon dioxide absorbed are about 0,03128-0,05331 mmol/s for the module with 8000 fibers and for the module with 2000 fibers able to absorb CO2 about 0,0268-0,02994 mmol/s. The value of mass transfer coefficient which yang is obtained from the module with 2000 fibers are 1,93x10-4-2,5x10-4 cm/s and for the module with 8000 fibers are 9,8x10-5-1,44x10-4 cm/s for the variation of the feed gas flow: 170, 255, dan 340 cm3/min with the DEA constant flowrate about 500 cm3/min., Natural gas has been used as alternative fuel or used as industrial raw materials.
Natural gas consists of hydrocarbon compounds such as methane, ethane,
propane, butane, dan condensats. However, natural gas also consists of impurities
such as water, nitrogen, carbon dioxide, hydrogen sulfide, and mercury which
have to remove. Membrane contactor technology is one of the methods which is
used to remove carbon dioxide contents that contained in natural gas. In this
study, we use hollow fiber membrane contactor using DEA as the solvent. The
aim of this study is to know the absorption percentage of carbon dioxide and to
know the effect of feed gas flow to mass transfer phenomenon which is occurred
in membrane contactor. From the mass transfer phenomenon, we will obtain the
performance of superhydrophobic hollow fiber membrane contactor in the
absorption process. According to this study, the amount of carbon dioxide
absorbed are about 0,03128 – 0,05331 mmol/s for the module with 8000 fibers
and for the module with 2000 fibers able to absorb CO2 about 0,0268 – 0,02994
mmol/s. The value of mass transfer coefficient which yang is obtained from the
module with 2000 fibers are 1,93x10-4 – 2,5x10-4 cm/s and for the module with
8000 fibers are 9,8x10-5 – 1,44x10-4 cm/s for the variation of the feed gas flow:
170, 255, dan 340 cm3/min with the DEA constant flowrate about 500 cm3/min.]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imanuel Bagas Sugiarto
"ABSTRAK
Gas Nitrogen Oksida (NOx) yang tergolong sebagai pencemar udara primer seperti Nitrogen Monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2) memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Kadar NOx yang sangat tinggi di lingkungan akibat dari kendaraan bermotor dan industri menyebabkan peristiwa hujan asam dan eutrofikasi terjadi. Oleh karena itu, proses absorpsi yang dikombinasikan dengan membran serat berongga dapat menjadi alternatif untuk menjadi metode untuk mengurangi gas NOx sehingga mengurangi emisi gas yang dibuang ke lingkungan sesuai dengan regulasi yang ada. Proses absorpsi menggunakan pelarut sodium klorit (NaClO2) dan sodium hidroksida (NaOH). Penelitian dilakukan dengan sumber gas NOx dengan komposisi NO sebesar 34,51 ppm dan NO2 sebesar 525,68 ppm. Pada penelitian ini divariasikan laju alir gas NOx dengan laju 100-200 mL/menit, konsentrasi NaClO2 0,02-0,1 M dan serat membran 50, 100, 150. Nilai tertinggi untuk efisiensi penyerapan NOx, koefisien perpindahan massa, dan fluks perpindahan yang diperoleh pada penelitian secara beturut-turut adalah 94,88%, 0,01534 cm/s, 9,4 x 10-8 mmol/cm2.s."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Si Eun
"Emissions of NOx, SO2, and CO gas, which mainly result from human activities, pose significant health and environmental risks. While various technologies have been developed to tackle these emissions individually, there's a growing need for a solution that can address all of them at once. Membrane contactor technology offers a promising approach due to its efficiency and greener footprint compared to conventional methods. In this study, the simultaneous removal of NOx, SO2, and CO emissions from diesel engine exhaust gas using a polysulfone hollow fiber membrane contactor combined with a nanobubble treated sodium chlorate (NaClO3) and sodium hydroxide (NaOH) as absorbents is discussed. The exhaust gas flows continuously into the tube side, while the shell side contains the absorbents. The independent variables of this research are diesel engine gas feed flow rate and NaClO3, NaOH concentration. The most effective flow rate for removing the exhaust gas is 100 mL/minute, and the concentrations of NaClO3 and NaOH each are 1M and 0.01M.

Aktivitas manusia menghasilkan gas NOx, SO2, dan CO dalam jumlah besar. Emisi gas-gas tersebut memberikan resiko yang signifikan pada kesehatan dan lingkungan. Hingga kini berbagai teknologi telah di kembangkan untuk menangani masalah emisi gas-gas tersebut secara terpisah, sejalannya waktu kebutuhan untuk solusi yang dapat menangani semua masalah secara bersamaan terus meningkat. Teknologi Membran Kontaktor merupakan pendekatan yang menjanjikan dikarenakan efisiensitas dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode konvensional. Dalam studi ini, kami ingin mengkaji emisi NOx, SO2, dan CO dapat dihilangkan secara bersamaan dari gas buangan mesin diesel menggunakan "Polysulfone Hollow Fiber Membrane Contactor" dengan "Nanobubble treated Sodium Chlorate" (NaClO3) dan "Sodium Hydroxide" (NaOH) sebagai media serapan. Gas buang mengalir secara terus-menerus ke dalam tube, sementara pada sisi shell terdapat media serap. Variabel independen pada riset ini adalah jumlah laju aliran dari gas buang mesin diesel dan kejenuhan NaClO3. Efek dari variabel independen ini akan dikaji ulang dengan variabel lain diantaranya efisiensi serapan (%R), mass transfer flux (J), dan nilai loading dari gas NOx, SO2, dan CO. Laju alir gas buang terefektif untuk CO adalah 100 mL/menit dan konsentrasi NaClO3 and NaOH masing-masing adalah 1M dan 0.01M. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angeline Paramitha
"Teknologi alternatif yang potensial untuk pemisahan CO2 dari gas alam adalah kontaktor membran. Teknologi tersebut terus dikembangkan sampai sekarang karena kontaktor membran memiliki kekurangan seperti selektivitas yang semakin lama semakin menurun. Pada kali ini, pemisahan CO2 dari gas alam akan dilakukan dengan pelarut fisika, yaitu PEG. Pemisahan gas dengan pelarut fisika dapat memberikan keuntungan, dapat menghasilkan selektivitas yang cukup tinggi terhadap CO2 serta lebih tidak korosif dibandingkan dengan pelarut kimia. Ada tiga buah jumlah serat membran yang digunakan, yaitu 1000, 3000, 5000. Laju alir pelarut divariasikan dari 100-500 cm3/s. Konsentrasi pelarut divariasikan dari 5-20 b/v. Laju alir gas yang digunakan tetap yaitu sebesar 305 mL/menit. Penelitian dilakukan pada tekanan dan temperatur ambien. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas sintetik CO2 dan CH4 dengan komposisi masing-masing 30 dan 70.
Berdasarkan penelitian, didapatkan jumlah CO2 terabsorpsi mencapai 1,07 x 10-5 mol/s dan efisiensi penyerapan mencapai 12,44 . Koefisien dan fluks perpindahan massa masing-masing mencapai 4,47 x 10-7 m/s dan 2,05 x 10-5 mol/m2.s, serta acid loading mencapai 1,3 x 10-2 mol CO2/mol PEG untuk variasi laju alir dan jumlah serat membran. Sedangkan untuk variasi konsentrasi, kondisi optimumnya adalah PEG 10 b/v.

Alternative technology for CO2 separation is a membrane contactor. This technology continuous to be developed untul now to overcome the weaknesses of the membran itself such as the selectivity progressively decreased as the time goes by. The present study will be done with a physical solvent, PEG. Gas separation with physical solvent provides benefits such as it can produce sufficiently high selectivity towards CO2 and less corrosive than the chemical solvents. There are 3 total membrane fiber that we used, 1000, 3000, and 5000. The solvent flow rate varied from 100 500 cm3 s. Solvent concentration varied from 5 20 wt. The gas flow rate used remains at 305 mL min. The study was conducted at ambient pressure and temperature. The gas used in this study is a synthetic gas mixture of CO2 and CH4 with the composition of their respective 30 and 70.
Based on research, it was obtained the amount of CO2 absorbed reached 1.07 x 10 5 mol s and absorption efficiency reached 12.44 . Mass transfer coefficient and flux respectively reached 4.47 x 10 7 m s and 2.05 x 10 5 mol m2.s, as well as acid loading of 1.3 x 10 2 mol CO2 mol PEG for the variation of solvent flow rate and total membrane fiber. Whereas for the concentration variation, the optimum condition was PEG 10 wt.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>