Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hidayah
"Industri nikel adalah industry yang memerlukan energy dengan jumlah yang sangat besar. Pada sejarah perkembangan teknologi, Rotary Kiln Nickel merupakan proses inti dari pengolahan nikel. Pada proses ini dibutuhkan jumlah energy yang sangat banyak dimana sumber energy nya berasal dari batubara. Sedangkan ketersediaan batubara semakin lama akan semakin menipis. Apabila ketersediaan nya semakin menipis dan jumlah permintaan selalu meningkat, maka harga batubara pun akan meningkat. Untuk mengatasi krisis ketersediaan bahan bakar, digunakanlah bahan bakar alternative seperti biomassa. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengatahui kemungkinan dilakukanya diversifikasi bahan bakar tanpa mengurangi jumlah dan kualitas kalsin yang dihasilkan serta mencari potensi penghematan yang dapat dilakukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa agar didapatkan jumlah dan kualitas yang sama, diperlukan persamaan terhadap rasio kalori pembakaran dengan mengubah jumlah konsumsi bahan bakar. Potensi penghematan yang akan didapatkan dengan melakukan diversifikasi bahan bakar menggunakan pellet kayu kaliandra merah adalah sekitar 42,94 atau Rp.74,2 Milyar dalam 5 tahun. Sedangkan dengan menggunakan pellet tandan kosong kelapa sawit memiliki potensi sebesar 62,87 dari total penggunaan bahan bakar batubara, atau senilai Rp.108 Milyar dalam 5 tahun. Namun perlu diperhatikan bahwa hasil perhitungan potensi penghematan yang didapatkan menggunakan parameter perhitungan yang terbatas.

The nickel industry is an industry that use large amount of energy. In the history of technology rsquo s development, a rotary kiln nickel is center process nickel plants. In this process requires a large energy where the main source of energy comes from coal. However,the availability of coal is decreasing. If the supply is decreasing and the demand is always increasing, then the price of coal will be increasing. To overcome the fuel availability crisis, alternative fuels such as biomass are used. The goal of this thesis is to know the possibility of diversification of fuel without reducing the quality and the quantity of calcine that produced and to look for some savings potential that can be done. The result showed that in order to get the same quality and quantity, required the calculation of the equation on the calorie ratio of combustion by changing the amount of fuel consumption. The saving potential that can be gained by diversifying fuels using red timber pellets is about 42.94 of total coal fuel consumption or Rp,74 Billion for 5 years .While using the empty palm has potential about 62.87 of total coal fuel consumption or Rp,108 Billion for 5 years. However it should be noted that the calculation of the potential savings calculated using a limited calculation parameters."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwan Novarullah
"Korosi merupakan kerusakan atau berkurangnya mutu suatu material logam karena bereaksi dengan lingkungannya. Terdapat beberapa macam jenis korosi, seperti korosi seragam, korosi galvanik, korosi sumuran, dan korosi retak tegang. Pada penelitian ini dilakukan pengujian ketahanan korosi pada material baja sponge rotary kiln (SRK), yang tergolong baja karbon rendah.
Pengujian ketahanan korosi ini dilakukan dengan menggunakan variabel tegangan aplikasi dan pH lingkungan. Material baja sponge rotary kiln diberi tegangan aplikasi yang berbeda, kemudian dicelup pada lingkungan asam (pH 3), netral (pH 7), dan basa (pH 12) selama 115 jam. Dari hasil pengujian ini kemudian dilakukan karakterisasi korosi yang terjadi dengan melakukan perhitungan pengurangan berat dan laju korosi, pengukuran diameter dan kedalaman korosi sumuran, serta pengamatan struktur mikro permukaan material dengan menggunakan mikroskop optik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar tegangan aplikasi yang diberikan, maka terjadi peningkatan pengurangan berat, laju korosi, diameter dan kedalaman korosi sumuran. Sementara bila pH lingkungan semakin rendah (asam), maka terjadi peningkatan terhadap pengurangan berat dan laju korosi, namun terjadi penurunan terhadap diameter dan kedalaman korosi sumuran.

Corrosion is the destructive result of chemical reaction between a metal or metal alloy and its environment. Corrosion can take many forms, such as uniform corrosion, galvanic corrosion, pitting corrosion, and stress corrosion cracking. In this research, corrosion testing conducted on Sponge Rotary Kiln (SRK) steel, which included in low carbon steel.
The variables on this testing are applied stress and environment pH. Different applied stress were given to sponge rotary kiln steel, and then immersed it in acid (pH 3), neutral (pH 7), and basic (pH 12) environment for 115 hour. Measurement of corrosion characteristics includes weight loss, corrosion rate, diameter and depth of pitting, and also examination the microstructure of material surface using optical microscope.
This research shows that increased applied stress could increase weight loss, corrosion rate, diameter and depth of pitting. While decrease acidity (pH) could increase weight loss and corrosion rate, but decrease the diameter and depth of pitting."
2008
S41694
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iqbal
"Salah satu cara mereduksi bijih besi tersebut dengan menggunakan rotary kiln. Rotary kiln pada umumnya memiliki panjang 100m dan diameter 3m, namun pembangunan rotary kiln tersebut membutuhkan biaya modal serta biaya operasi yang tinggi. Rotary kiln sederhana memiliki panjang 3m dan diameter 40cm. Proses yang berlangsung di rotary kiln sederhana merupakan proses reduksi langsung yang menggunakan arang sebagai reduktor, blower sebagai pensuplai oksigen, rotor sederhana sebagai penggerak. Terdapat beberapa parameter proses reduksi langsung pada rotary kiln salah satunya adalah variasi reduktor. Pada penelitian ini dilakukan investigasi pengaruh perbedaan reduktor terhadap senyawa besi yang dihasilkan pada proses reduksi langsung. Reduktor sebelumnya diukur nilai GCV dengan bomb calorimeter dan analisa proksimat. Reduktor yang digunakan sebagai perbandingan yaitu arang kayu, arang batok, dan briket batubara. Kandungan senyawa besi yang dihasilkan dianalisa menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Hasil pengujian menunjukkan bahwa arang kayu memiliki hasil paling optimal dengan senyawa besi yang terbentuk pada hasil akhir reduksi langsung yaitu hematit (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4).

Rotary kiln is one of many way to process an iron ore. Rotary kilns generally have a length of 100m and 3m in diameter, but the manufacture of the general rotary kiln has high capital and operating costs. Simple rotary kiln has a length of 3m and 40cm in diameter. The process that takes place in a simple rotary kiln is a direct reduction process that uses charcoal as , the blower as a supplier of oxygen, and the rotor as a mover. There are several parameters in the direct reduction process rotary kiln one of which is a variation of reductant. In this research, i investigate the effect of different reductant on iron compounds produced on the direct reduction process. Reductant previously measured value of GCV with bomb Calorimeter and proximate analysis. Reductant are used for comparison, wood charcoal, coconut shell charcoal, and coal briquettes. The content of iron compounds produced were analyzed using X-Ray Diffraction (XRD). The test results showed that charcoal has the most optimal results with iron compounds that are formed on the end result which is a direct reduction of hematite (Fe2O3) and magnetite (Fe3O4)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Ashari
"Limbah cair dengan kandungan utama nikel berasal dari banyak aktitilas industri, terutama operasi plating. Limbah cair ini memiliki kandungan nikel yang tinggi sehingga lidak dapal langsung dibuang ke lingkungan. Limbah cair ini perlu diolah (waxed) lsflebih dahulu agar sebagian besar nikel yang, terlann di dalamnya dapat dipisahkan Hasil olahan Iimbah ini mengandung nike! dengan kadar yang zinggi. Perolehan kembali logam berharga dari olahan limbah memberil-:an keuntungan ganda berupa: I) penurunan konsentrasi logam dalam limbah cair untuk memenuhi standar yang direrapkan pemerimah, dan 2) memperoieh keuntungan ekonomis dari pemakaian kembali atau harga jual Iogam yang diperoleh.
Pengolahan Iimbah cair dengan kandungan utarna nike! umumnya dilakukan dengan pengendapan nikel hidroksida. Penambahan suatu larutan alkali hidroksida kepada limbah cair ini akan mengendapkan nike] terlarul sebagai nikel hidroksida. Dengan pengendapan ini, nikel dapat dipisahkan dari limbah cair. Perolehan kembali (recovery) logam dari Iimbah cair dilakukan terhadap logam yang relatif berharga seperti tembagzg perak, dan nikel, Perolehan kembali logam berharga ini dapal dilakukan dengan metode elektrolitik. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Hafitara
"Pertumbuhan ekonomi dan populasi penduduk di Indonesia akan menyebabkan pemenuhan kebutuhan terhadap energi terus mengalami peningkatan. Pemilihan jenis bahan bakar dan teknologi yang digunukan akan berdampak pada pertambahannya emisi gas CO2 yang dihasilkan dari pembakaran sumber energi menuju atmosfir dan dalam jumlah tertentu hal tersebut akan berdampak terhadap pemanasan global. Pemanfaatan energi terbarukan seperti biomass langkah pemerintah dalam konservasi bahan bakar dan mengurangi jumlah pemakaian energi fosil agar berkurangnya efek dari rumah kaca. Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan dan dapat mengurangi emisi gas CO2. Biomassa harus mengalami proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai sumber energi. Pada proses pengolahan biomassa, pengeringan merupakan salah satu tahap yang sangat penting untuk menghasilkan kualitas bahan bakar biomassa yang baik. Penelitian ini akan menyelidiki mesin pengering rotari dengan bahan bakar pelet biomassa untuk mengeringkan limbah organik. Variabel yang dilakukan dalam pengujian alat pengering rotari ini menggunakan ukuran pelet kayu diameter 8mm dengan laju konsumsi 123 gram/menit, putaran drum pengering 1; 1.25; dan 1.5 rpm beserta laju aliran udara pengering 33435.8; 57346.1, dan 75139.8 lpm.

Economic growth and population in Indonesia will cause the fulfillment of energy needs to continue to increase. The choice of fuel and technology used will have an impact on the increase in CO2 emissions resulting from the burning of energy sources into the atmosphere and in certain amounts it will have an impact on global warming. Utilization of renewable energy such as biomass is a step of the government in conserving fuels and reducing the amount of fossil energy use so that the greenhouse effect is reduced. Biomass energy sources have several advantages including being a renewable energy source so that it can provide a sustainable energy source and can reduce CO2 gas emissions. Biomass must undergo processing before it can be used as an energy source. In the process of biomass processing, drying is one of the most important steps to produce good quality biomass fuel. This research will investigate a rotary drying machine with biomass pellet fuel to dry organic waste. The variables carried out in this rotary dryer test using a diameter of 8mm wooden pellets with a consumption rate of 123 grams / minute, a drum rotation speed of 1; 1.25; and 1.5 rpm along with a drying air flow rate of 33435.8; 57346.1; and 75139.8 lpm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galpina Priohardono
"Terdapat serangkaian siklus penanaman di hutan, yakni siklus/fase penanaman, pemeliharaan hutan, eksploitasi, penebangan, pengangkutan hasil hutan dan penanaman kembali (reboisasi). Sejalan dengan siklus kehidupan tersebut diperlukan berbagai peralatan produksi dan eksploitasi. Peralatan-peralatan berat ini sering disebut utility logging heavy equipment. Peralatan tersebut harus memenuhi persyaratan keselamatan kerja yang tinggi, selain harus memenuhi kriteria kekuatan, kecepatan kerja, produktivitas dan kriteria kebutuhan konsumen yang lain. Salah satu peralatan yang sangat diperlukan pada fase penebangan dan pengangkutan kayu adalah rotary log grapple (RLG). Peralatan ini beroperasi bersamaan dengan logging truck dan buldozer. Rotary log grapple yang mempunyai base machine berupa excavator, berfungsi untuk menumpuk kayu dan mengangkut (loading-unloading) kayu ke logging truck, tongkang dan kendaraan angkut lainnya. Desain peralatan RLG ini dibuat mengikuti tahapan-tahapan dan metode desain yang dikembangkan oleh Ulricht-Eppinger. Metode ini secara komprehensif memasukkan pertimbangan desain dari kebutuhan pasar, ergonomi dan manufakturing. Selain itu tahap-tahap desain dan proses pengambilan keputusan diperhitungkan dengan cermat. Rotary log grapple yang innovatif ini sebagai attachment pada excavator base machine mempunyai kapasitas gripping area 1,8 m2 di atas consument requirement 1,5 m2. Komponen utama RLG ini adalah hanger, rotator, box, claw in dan claw out. Dimana digunakan link type connetion diantara kedua claw untuk keseimbangan geraknya (synchronize claws motion). Pada thesis ini penulis membatasi lingkup pekerjaan pada desain Claw-in and Claw-out pada Rotary Log Grapple (Excavator klas 30 ton). Dimana komponen utama ini berfungsi untuk menjepit kayu pada operasi loading dan unloading.

There is a sequence of plantation operation in forest, which is plantation phase, maintenance forest, exploitation, cutting and transporting logging and re-plantation. Correlated with that sequence of forest life, people require various equipments. Those equipments are used for production and exploitation. That heavy equipment is usually called utility logging heavy equipment. The equipment should comply with highest safety regulation, speed of work, productivity and another customer criteria. One of the equipment that require in cutting and transporting logs is Rotary Log Grapple (RLG). This utility is operated concurrently with logging truck and bulldozer. RLG utilize base machine excavator model, have function to stacking logs and loading-unloading logs to trucks, phonton and another transporting utility and vice versa. Design of RLG equipment is made refer to step and design method, which developed, by Ulrich-Eppinger. This method is comprehensively inputting design consideration comes from market needs, ergonomics and manufacturing. Furthermore step of design and decision process is precisely considered. The innovative RLG is utility attachment of hydraulics excavator have gripping area 1.8 m2 is beyond customer requirement 1.5 m2. The main component of RLG is hanger, rotator, box, claw-in and claw-out. Which link type connection is used between claw pairs to synchronize claws move. In this thesis designer is define scope of work in Claw-in and Claw-out design of Rotary Log Grapple (Excavator 30 tonne class). The main claw function is gripping log in loading-unloading operation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baron Nurwendo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S36026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eristra Nungsatria Tresna Ernawan
"Produksi limbah ferronikel berupa terak nikel di Indonesia mencapai 13 juta ton metrik per tahun. Terak nikel ini belum sepenuhnya diolah dengan baik. Berbagai penelitian telah menyatakan potensi yang dimiliki terak nikel sebagai agregat halus dalam beton. Performa terak nikel sebagai agregat halus beton tercatat cukup baik berdasarkan uji kekuatan berbagai penelitian. Skripsi ini membahas properti mekanik beton dengan substitusi agregat halus terak nikel 0%, 50%, dan 100% dengan agregat halus kontrol pasir manufaktur (M-sand). Penelitian ini akan menganalisis workabilitas, kuat tekan, homogenitas menggunakan UPV, serta karakteristik deformasi dan regangan, berupa kekakuan, modulus elastisitas, dan Poisson’s ratio menggunakan digital image correlation (DIC) analysis dan strain gauge. Hasil analisis beton dengan terak nikel secara garis besar memiliki properti mekanis yang lebih baik dibandingkan dengan beton tanpa terak nikel. Beton dengan substitusi terak nikel menunjukkan hasil workabilitas lebih baik, kuat tekan, kecepatan gelombang UPV, dan kekakuan yang lebih besar, serta nilai Poisson’s ratio yang lebih rendah dibandingkan beton tanpa substitusi terak nikel. Sedangkan modulus elastisitas dalam penelitian ini masih belum setara dengan perhitungan teoritis. Performa terak nikel sebagai agregat halus beton dalam penelitian ini mengonfirmasi penelitian terdahulu, di mana terak nikel memiliki potensi dan dapat memenuhi potensi tersebut sebagai alternatif agregat halus beton pengganti pasir alami.

Ferronickel waste production in the form of nickel slag in Indonesia carry out up to 13 milion metric ton a year. These nickel slags are not yet treated with good measure. A couple of research stated the potential of nickel slag to be used as concrete’s fine aggregate. Nickel slag’s performance as fine aggregate recorded to be as good as common fine aggregate based on previous research. This report will discuss the mechanical properties concrete with nickel slag fine aggregate 0%, 50%, and 10% substitute with manufactured sand (M-sand) as fine aggregate control. This research will analyse workability, compressive strength, homogenity using UPV, as well as deformation and strain characteristic, such as stiffness, modulus of elasticity, and Poisson’s ratio using digital image correlation analysis and strain gauge. The analysis outcome of concrete using nickel slag has better mechanical properties compared to concrete without nickel slag. Concrete with nickel slag substitute shows better workability, higher compressive strength, pulse velocity, and stiffness, as well as a lower value of Poisson’s ratio compared to concrete without nickel slag. Whilst the result of modulus of elasticity in this research have not reach it’s theoritical value. Nickel slag’s performance as concete’s fine aggregate in this research confirm preceding research, where nickel slag has potentials and can fulfill those potentials to becomen concrete fine aggregate alternative as opposed to natural sand."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
I Anna Tul Munikhah
"Tesis ini membahas mengenai ketahanan rantai pasok pada industri Nikel di Indonesia. Permasalahan yang terjadi pada rantai pasok industri nikel Indonesia adalah adanya undang-undang mengenai pelarangan ekspor bijih nikel dan kebijakan mengenai hilirisasi industri yang menyebabkan terhambatnya proses produksi olahan nikel. Hal ini disebabkan karena industri pertambangan Indonesia masih belum mampu melakukan hilirisasi. Selain itu bencana alam yang kemungkinan akan terjadi di industri pertambangan juga menghambat proses produksi karna beberapa usaha pertambangan menghentikan produksi sehingga kapasitas produksi nikel menurun drastis. Ketika diberlakukannya pelarangan ekspor bijih nikel, maka jumlah permintaan merosot tajam yang menyebabkan harga nikel acuan turun sehingga berdampak pada terhambatnya proses produksi nikel di Indonesia. Emisi karbon yang dihasilkan dari proses pertambangan dan pengolahan nikel juga dapat merusak lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik. Rantai pasok dihadapkan pada peristiwa yang dinamis dan kompleks sehingga dapat mengganggu aktivitas operasional. Rantai pasok perlu menahan gangguan dan pulih dari gangguan dengan cepat. Oleh karena itu dibutuhkan Supply Chain Resilience yang merupakan kemampuan bertahan, beradaptasi, dan pulih dari gangguan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Sistem dinamis digunakan pada penelitian ini karena mampu menganalisis sistem yang kompleks dan dinamis sehingga dapat memberikan saran kebijakan yang lebih efektif.

This thesis discusses supply chain resilience in the nickel industry in Indonesia. Problems that occur in the supply chain for the Indonesian nickel industry are the existence of laws regarding the export ban on nickel ore and policies regarding industrial downstream which hamper the process of nickel refined production. This is because the Indonesian mining industry is still unable to carry out downstream activities. Apart from that, natural disasters that are likely to occur in the mining industry also hamper the production process because several mining businesses have stopped production so that nickel production capacity has drastically decreased. When the export ban on nickel ore was imposed, the demand for nickel fell sharply which caused the reference nickel price to fall, which resulted in the obstruction of the nickel production process in Indonesia. Carbon emissions resulting from mining and nickel processing can also damage the environment if not handled properly. The supply chain is faced with dynamic and complex events that can disrupt operational activities. The supply chain needs to withstand disruption and recover from a disruption quickly. Therefore, Supply Chain Resilience is needed, which is the ability to survive, adapt, and recover from disruption so that it can meet customer needs. Dynamic systems are used in this study because they can analyze complex and dynamic systems so that they can provide more effective policy advice."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>