Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180166 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulaan, Julio
"ABSTRAK
Latar Belakang:
Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang banyak ditemukan
di negara maju maupun negara berkembang. Obesitas menjadi salah satu faktor
risiko timbulnya penyakit kardiovaskular. Diketahui bahwa populasi obesitas
memiliki kadar plasma BNP yang rendah dibanding kelompok normal. BNP
adalah suatu hormon yang disintesis oleh miosit atrium yang berperan dalam
meregulasi hemodinamik tubuh. Selain itu BNP memiliki efek anti fibrosis dan
anti hipertrofi pada jantung. Dipikirkan bahwa adanya gangguan sintesis BNP di
miosit jantung sebagai salah satu penyebab. Maka, penelitian ini bertujuan untuk
melihat profil ekspresi mRNA BNP, NPR-A dan NPR-C pada populasi obesitas.
Metode:
Studi potong lintang dilakukan di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita (RSJPDHK). Jaringan miosit tersimpan yang sudah dilakukan
ekstraksi RNA dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan IMT, kelompok obesitas
(IMT ≥27) dan kelompok normal (IMT <27) dan sesuai kriteria inklusi dan
eksklusi. RNA kedua kelompok dilakukan sintesis cDNA, ekstraksi protein dan
Real-Time PCR untuk mendapatkan mean ΔCt. Kemudian dilakukan
penghitungan menggunakan metode Livak untuk mendapatkan nilai ekspresi
relatif mRNA. Data kemudian di analisis statistik menggunakan SPSS 20.
Hasil Penelitian:
Sebanyak 48 pasien diikutsertakan dalam penelitian ini dengan jumlah kelompok
normal 34 orang dan kelompok obesitas 14 orang. Hasil ekspresi mRNA BNP,
NPR-A dan NPR-C lebih rendah pada kelompok obesitas dibanding kelompok
normal. Namun, tidak didapatkan perbedaan bermakna ekspresi mRNA BNP (p
0,768), NPR-A (p 0,838) dan NPR-C (p 0,768) antara kelompok obesitas
dibanding kelompok normal.
Kesimpulan:
Penelitian ini tidak menemukan perbedaan ekspresi mRNA BNP, NPR-A dan NPR-C yang bermakna antara kelompok obesitas dengan kelompok normal.

ABSTRACT
Background:
Obesity is presenting as a significant health problem across the world. Obesity is a
risk factor for cardiovascular diseases. The plasma level of B-type natriuretic
peptide (BNP) has been identified to be lower in obese people compare to normal.
As we know, BNP is one of the cardiac hormones synthesized by atrial myocyte
that plays a role in hemodynamic regulations. In addition, BNP exerts its anti
fibrotic and anti hypertrophic effects in the heart. It has been hypothesized that
one of the possible mechanism responsible for this inverse relationship is the
impaired synthesize of BNP by cardiomyocytes. Therefore, the aim of our study is
to evaluate the mRNA expression profile of BNP, Natriuretic peptide receptor
type-A (NPR-A) and Natriuretic peptide receptor type-C (NPR-C) in
cardiomyocytes of obese population.
Method:
A cross-sectional study was conducted in Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita (RSJPDHK). Cardiomyocytes that have been performed the
RNA extraction proses were divided into 2 groups, Obese group (BMI ≥27) and
Normal group (BMI <27), according to BMI and inclusion and exclusion criteria.
Synthesize cDNA, protein extraction and Real-Time PCR were performed in
order to have the mean of ΔCt. Livak method was used to determine the relative
expression mRNA value. SPSS 20 for Windows was used for the purpose of
statistical analyses.
Results:
48 patients were included in this study that consist of 34 patients in normal group
and 14 patients in obese group. The mRNA expression of BNP, NPR-A and NPRC
were
lower in obese group compared to normal group. However, there was no
significant difference between groups.
Conclusion:
In conclusion, there is no significant difference of mRNA expression of BNP, NPR-A and NPR-C between obese and normal group.;Background:
Obesity is presenting as a significant health problem across the world. Obesity is a
risk factor for cardiovascular diseases. The plasma level of B-type natriuretic
peptide (BNP) has been identified to be lower in obese people compare to normal.
As we know, BNP is one of the cardiac hormones synthesized by atrial myocyte
that plays a role in hemodynamic regulations. In addition, BNP exerts its anti
fibrotic and anti hypertrophic effects in the heart. It has been hypothesized that
one of the possible mechanism responsible for this inverse relationship is the
impaired synthesize of BNP by cardiomyocytes. Therefore, the aim of our study is
to evaluate the mRNA expression profile of BNP, Natriuretic peptide receptor
type-A (NPR-A) and Natriuretic peptide receptor type-C (NPR-C) in
cardiomyocytes of obese population.
Method:
A cross-sectional study was conducted in Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita (RSJPDHK). Cardiomyocytes that have been performed the
RNA extraction proses were divided into 2 groups, Obese group (BMI ≥27) and
Normal group (BMI <27), according to BMI and inclusion and exclusion criteria.
Synthesize cDNA, protein extraction and Real-Time PCR were performed in
order to have the mean of ΔCt. Livak method was used to determine the relative
expression mRNA value. SPSS 20 for Windows was used for the purpose of
statistical analyses.
Results:
48 patients were included in this study that consist of 34 patients in normal group
and 14 patients in obese group. The mRNA expression of BNP, NPR-A and NPRC
were
lower in obese group compared to normal group. However, there was no
significant difference between groups.
Conclusion:
In conclusion, there is no significant difference of mRNA expression of BNP, NPR-A and NPR-C between obese and normal group.
"
2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Hotlina
"ABSTRAK
Latar Belakang: Komplikasi diabetes pada jantung dapat terjadi oleh karena produksi reactive oxygen spesies (ROS) berlebih. Beberapa studi menunjukkan stres oksidatif berperan dalam patogenesis komplikasi diabetes seperti kardiomiopati. Kurkumin telah terbukti memiliki khasiat sebagai antioksidan dan kardioprotektif. Tetapi kurkumin memiliki bioavailabilitas yang rendah didalam tubuh. Oleh karena itu kurkumin dibuat dalam bentuk nanokurkumin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nanokurkumin terhadap stres oksidatif pada jantung tikus yang di induksi diabetes.
Metode: Tikus Sprague-Dawley jantan di induksi diabetes dengan nikotinamide (NA) 100 mg/kgBB dan streptozotocin (STZ) 55 mg/kgBB secara intraperitoneal dan dosis tunggal. Terdapat 4 kelompok tikus antara lain, kelompok normal (tikus yang tidak di induksi), kelompok kontrol diabetes (CMC 0,5%), kelompok tikus diabetes yang diberi kurkumin oral 100mg/kg/hari dan kelompok tikus diabetes yang diberi nanokurkumin oral 100mg/kg/hari. Pengamatan dilakukan selama 30 hari. Kadar glukosa darah, aktivitas enzim creatine kinase myocardial band (CKMB), kadar malondialdehid (MDA), aktivitas enzim superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx) dan histopatologi otot jantung dianalisis dengan statistik menggunakan uji ANOVA, perbedaan dianggap bermakna secara statistik bila p<0.05.
Hasil: Pemberian nanokurkumin dan kurkumin tidak mempengaruhi kadar glukosa darah dan cenderung menurunkan aktivitas CKMB pada serum. Nanokurkumin menurunkan kadar MDA jantung. Selain itu, nanokurkumin dan kurkumin dapat meningkatkan aktivitas enzim GPx tetapi tidak mempengaruhi aktivitas enzim SOD. Kurkumin memperbaiki kerusakan otot jantung dan lebih baik dibanding nanokurkumin.
Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa induksi diabetes dan pengamatan selama 30 hari belum memicu kondisi stres oksidatif yang nyata. Nanokurkumin tidak mampu memperbaiki kerusakan otot jantung tetapi mempunyai efek menekan kadar MDA dan meningkatkan aktivitas GPx.

ABSTRACT
Background: Complications of diabetic in the heart may occur due to the excess production of reactive oxygen spesies (ROS). Previous studies showed that oxidative stress played a role in the pathogenesis of diabetic complications such as cardiomyopathy. Curcumin has potential and efficacy as an antioxidant and cardioprotective agent. However, curcumin has low bioavailability in the body. In the present study we investigate the effects of curcumin in the form of nanocurcumin against oxidative stress in the heart from streptozotocinnicotinamide- induced diabetic rats.
Methods: Sprague-Dawley rats were induced diabetes with nicotinamide 100mg/kg and streptozotocin55 mg/kg intraperitoneally. Rats were divided into nondiabetic group, diabetic control group (CMC 0,5 %) and two treated groups which were orally given curcumin at a dose of 100 mg/kg/day and nanocurcumin at a dose of 100 mg/kg/day, respectively. After 30 days of observation, the blood glucose levels, activity of the enzyme creatine kinase myocardial band (CKMB), levels of malondialdehyde (MDA), activity of the enzyme superoxide dismutase (SOD), glutathione peroxidase (GPx) and histopathology of the heart muscle were analyzed and the data were assessed using ANOVA test with the level of significancy of p <0.05.
Results: Nanocurcumin and curcumin did not decrease blood glucose levels and tended to reduce the activity of CKMB in serum. Nanocurcumin reduced cardiac MDA. Nanocurcumin and curcumin enhanced the activity of GPx enzyme, but did not influence the activity of SOD enzyme. Curcumin appeared to be able to repair injured heart muscle and was better than nanocurcumin.
Conclusion: The results of studyindicate that induction of diabetes by streptozotocin-nicotinamide did not result in severe oxidative stress in the rats. Nanocurcumin is not able to repair injured heart muscle but could suppress MDA levels and increase the activity of GPx.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Audia Nizhma Nabila
"Latar Belakang: Hiperglikemia kronik pada diabetes akan menyebabkan peningkatan produksi reactive oxygen species ROS yang berkontribusi terhadap progresifitas nefropati. Kurkumin telah terbukti memiliki khasiat renoprotektif pada nefropati diabetik melalui efek antioksidan. Tetapi, kurkumin memiliki kekurangan yaitu, bioavailabilitas rendah, metabolisme lintas pertama yang ekstensif, dan kelarutan yang buruk. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui efek kurkumin dalam bentuk nanopartikel nanokurkumin terhadap tikus diabetes yang diinduksi Streptozotocine-Nikotinamide terhadap progresifitas nefropati melalui hambatan stress oksidatif.
Metode: Tikus jantan Sprague Dawley diinduksi diabetes melalui pemberian Nikotinamide 100 mg/kg , dilanjutkan dengan Streptozotocine 55 mg/kg , dosis tunggal, intraperitoneal. Kemudian, tikus dibagi menjadi 4 kelompok; normal, DM tanpa treatment, DM treatment kurkumin 100 mg/kg, dan DM treatment nanokurkumin 100 mg/kg, selama 30 hari. Fungsi fisiologis dinilai berdasarkan BB, GDP, dan rasio berat ginjal. Fungsi ginjal dinilai berdasarkan klirens kreatinin, BUN, dan proteinuria. Kerusakan histologis dinilai dari scoring pewarnaan HE. Stress oksidatif diukur dari kadar malondialdehyde MDA dan kadar superoxide dismutase SOD.
Hasil: Meski tidak signifikan, pemberian nanokurkumin menunjukkan efek yang lebih baik daripada pemberian kurkumin berdasarkan parameter SOD, GDP, berat badan, rasio berat ginjal, klirens kreatinin, protein urin, dan gambaran histopatologi. Pemberian nanokurkumin secara signifikan menurunkan kadar BUN.
Kesimpulan: Setelah 30 hari pemberian nanokurkumin 100 mg/kg BB maupun kurkumin dengan dosis sama tidak dapat menurunkan stress oksidatif, namun dapat mencegah progresifitas nefropati diabetikum.

Background: Chronic hyperglycaemia in diabetes leads to the overproduction of reactive oxygen species ROS that these contribute to the development of diabetic nephropathy. Curcumin, has been recently discovered to have renoprotective effects on diabetic nephropathy DN through its antioxidant properties. However, low peroral bioavailability, extensive first pass metabolism, and low solubility is a major limiting factor for the success of clinical utilization of curcumin. The present study was undertaken to examine the effect of curcumin formed in nanoparticles nanocurcumin treatment in Streptozotocine Nicotinamide induced diabetic rat on the progressivity of nephropathy through its stress oxidative inhibition.
Method: Diabetes was induced by Nicotinamide 100 mg kg followed by Streptozotocine 55 mg kg, single dose, intraperitoneal, in male Sprague Dawley rats. Then rats divided into four groups, namely normal, diabetic, diabetic treated with curcumin 100 mg kg, and diabetic treated with nanocurcumin 100 mg kg for 30 days. Physiological function was assessed by body weight, FBG, and kidney weight ratio. Renal function was assessed by creatinine clearance, BUN, and proteinuria. Diabetic renal damage was determined by Hematoxyclin Eosin HE staining. Oxidative stress was measured by renal malonaldehyde MDA level, and superoxide dismutase SOD level.
Result: Although did not significant, nanocurcumin showed better effect than curcumin based on SOD, FBG, body weight, kidney weght ratio, creatinine clearance, proteinuria, and renal histopathological changes. Nanocurcumin showed significant decreases in BUN level.
Conclusion: After 30 days of treatment, both nanocurcumin and curcumin 100 mg kg did not decreases oxidative stress but showed inhibition in progressivity of nephropathy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zia Ade Achmad
"Latar Belakang: Murraya koenigii (MKE) atau daun kari memiliki efek antihiperglikemik. Akan tetapi, bukti mekanisme molekuler dari efek antidiabetes tumbuhan ini masih belum cukup. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo untuk mengetahui ekspresi relatif mRNA PCK1 pada hati tikus Sprague-Dawley. Kelompok hati tikus dibagi menjadi enam kelompok, yaitu kelompok normal, kelompok normal + MKE 400 mg/kgBB/hari (NMK), kelompok diabetes, kelompok diabetes + MKE 200 mg/kgBB/hari (MK 200), kelompok diabetes + MKE 400 mg/kgBB/hari (MK 400), dan kelompok diabetes + glibenklamid 1 mg/kgBB/hari (DM). Hasil: Ekspresi mRNA PCK1 pada kelompok DM meningkat daripada kelompok normal secara signifikan. Selain itu, ekspresi mRNA PCK1 pada kelompok MK 200, MK 400, dan GB mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok DM. Ekspresi mRNA PCK1 pada kelompok MK 200 menurun secara signifikan dibandingkan dengan kelompok GB. Sayangnya, tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok MK 400 dan GB. Kesimpulan: Ekspresi PCK1 kelompok diabetes lebih tinggi daripada kelompok normal. Di samping itu, pemberian ekstrak MKE sebanyak 200 mg/kgBB/hari dan 400 mg/kgBB/hari pada tikus diabetes menurunkan ekspresi PCK1. Selain itu, efek pemberian ekstrak MKE tidak bergantung pada dosis. Ekstrak MKE dosis 200 mg/kgBB/hari terbukti lebih efekif menurunkan ekspresi PCK 1 dibandingkan dengan glibenklamid.

Background: Murraya koenigii (MKE) or curry leave has antihyperglycemic effects, but molecular mechanisms of its antidiabetic effect is still insufficient. Method: This research is in vivo experimental study to determine the relative expression of PCK1 mRNA in Sprague-Dawley rat’s liver tissue.We devided the group of rat’s liver in 6 groups, normal group, normal group + MKE 400 mg/kgBW/day (NMK), diabetic group, diabetic group + MKE 200 mg/kgBW/day (MK 200), diabetic group + MKE 400 mg/kgBW/day (MK 400), and diabetic group + glybenclamide 1 mg/kgBW/day as a positive control (GB). Result: PCK1 mRNA expression in DM group was increased than normal group significantly. Moreover, expression in MK 200, MK 400, and GB groups was decreased than DM group significantly. PCK1 mRNA expression in the MK 200 group was decreased than GB group significantly. Unfortunately, we could not find any significant result in comparison MKE 400 with GB group. Conclusion: PCK1 expression in liver tissue of DM group higher than normal group. Moreover, PCK 1 expression in MK 200 and MK 400 groups are decreased than DM group. Additionally, the effect of MKE extract is not dose dependent. Furthermore, MK 200 appeared to be more effective than glibenclamide in reducing PCK1 expression."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Danasha Utomo
"B-type natriuretic peptide(BNP), merupakan suatu bagian dari keluarga peptida natriuretik yang diproduksi oleh kardiak miosit dan disekreksi ke sirkulasi dalam merespon adanya peningkatan volume intrakardiakyangmenyebabkan diuresis, natriuresis dan vasodilatasi, juga menghambat sistem renin-angiotensin- aldosteron dan aktivitas simpatik. Anak dengan kelainan jantung bawaan akan terjadi peningkatan volumedan tekanan intrakardiaak yang signifikan sehingga diikuti peningkatan NT-proBNPdi sirkulasi.NilaiNT-proBNP akan meningkat pada awal kehidupan dan mulai turun secara drastissetelahnya.Malnutrisi merupakan penyebab morbiditas yang utama pada anak dengan penyakit jantung bawaan.
Penelitian cross sectional observasional dengan jumlah 80 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang akan menjalani operasi bedah jantung terbuka di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dan yang akan menjalani pemeriksaan darah rutin dan direncanakan operasidi Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan kita pada bulan Februari - Mei 2019. Data pasien berupa data karakteristik demografis (usia, jenis kelamin, berat badandan tinggi badan) dan diagnostik pasien dicatat. Kadar NT-proBNP akan diambil prabedah. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney.
Data nilai NT-proBNP pada pasien tanpa penyakit jantung bawaan sesuai rentang usia > 1bulan - <1 tahun dengan nilai tengah 142,5 pg/mL ( 49-935 pg/mL), >1 tahun - £2 tahun dengan nilai tengah 142 pg/mL ( 44-545 pg/mL) dan >2 tahun - £7 dengan nilai tengah 70 pg/mL ( 14-1440 pg/mL). Sedangkan nilai NT-pro BNP pasien dengan penyakit jantung bawaan dengan nilai tengah 2558, nilai terendah 426 pg/mL dan nilai tertinggi 33166 pg/mL. Hasilnya terdapat perbedaan bermakna (p = 0,001) nilai NT-pro BNP pada pasien tanpa penyakit jantung bawaan dan pasien dengan penyakit jantung bawaan.
Terjadi peningkatan nilai tengah kadar NT-pro BNP > 20 kali antara anak tanpa penyakit jantung bawaan dan anak dengan penyakit jantung bawaan.Terdapat perbedaan yang bermakna kadar NT-pro BNP pada subjek tanpa penyakit jantung bawaan dan dengan penyakit jantung bawaan. Terjadi peningkatan kadar NT- pro BNP pada bayi baru lahir dan akan menurun seiring bertambah nya usia. Proporsi gangguan status gizi pada pasien dengan penyakit jantung bawaan mengalami peningkatan.

B-type natriuretic peptide (BNP), a member of the natriuretic peptide family, is produced in cardiac myocytes and secreted into circulation in response to cardiac volume load, that causing diuresis, natriuresis and vasodilatation, as well as inhibition of the renin-aldosteron system and sympathetic activity. Children with heart disease caused increase pressure and cardiac volume followed by elevated NT-proBNP in circulation. NT-proBNP levels were significantly elevated in the first days of life and gradually decresed into normal level in child without heart disease. Malnutrition was the cause of morbidity for child with congenital heart disease.
We conducted a cross-sectional trial on 80 subjects who are fulfilled our study criteria. The study was performed at the National Cardiovascular Centre Harapan Kita and Mother and Child Hospital Harapan Kita Indonesia, in the period of February-Mei 2019. Subjects demographic data (age, gender, weight and height) and diagnoastic data were recorded. Levels of NT-proBNP were acquired presurgically. We utilized Mann - Whitney test to analysed the data.
NT-ProBNP levels data was observed from child without heart disease based on interval of age> 1month -£1 year with median value 142,5 pg/mL ( 49-935 pg/mL), >1 month -£2 year with median value 142 pg/mL ( 44-545 pg/mL) and >2 year - £7 year with median value 70 pg/ml ( 14-1440 pg/mL). Whereas NT-proBNP levels from child with heart disease median value 2558 pg/mL, minimum levels 426 pg/mL and maximum levels 33166 pg/ml. Statistically significant was observed (p=0,001) between NT-proBNP level of child without heart disease and child with heart disease.
There were 20 x times significantly increase levels of NT-proBNP of child with heart disease. There was statistically significant of levels NT-proBNP between child without heart disease and with heart disease. Study show high levels of NT-proBNP immediately after birth and gradually decline during childhood. The proportion of undernourished of child with congenital heart disease showed higher.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Laurentius
"Menurut International Diabetes Federation, lebih dari 382 juta penduduk dunia yang menderita diabetes mellitus di tahun 2013 dengan tingkat insidensi global yang mencapai 9,5 juta jiwa tiap tahunnya. Sesuai dengan data kesehatan Kemenkes tahun 2013, insidensi diabetes mellitus adalah sebesar 54% dari total penduduk Indonesia. Pengobatan DM yang tidak murah dengan efek samping beragam telah membatasi terapi tersebut dengan kondisi Indonesia saat ini. Walaupun demikian, tingkat biodiversitas Indonesia yang tinggi menyediakan suplai tumbuhan bagi peneliti yang diketahui memiliki efek terapeutik. Oleh karena itu, pengobatan herbal alternatif menggunakan ekstrak daun kari (Murraya koenigii) sebagai potensi antidiabetes melalui kontrol ekspresi mRNA G6Pase sebagai kunci regulator metabolisme glukosa pada hati tikus diabetes mellitus hasil induksi streptozotosin-nikotinamid akan menjadi tujuan utama dari studi ini. Daun kari telah digunakan orang banyak dan mudah untuk diproses, sehingga menjanjikan daun kari sebagai kandidat utama obat herbal antidiabetes. Studi eksperimental yang melibatkan jaringan hati beku dari tikus Sprague-Dawley dimulai dengan ekstraksi RNA total. Jaringan hati tersebut diperoleh dari enam kelompok tikus dengan berbagai perlakuan selama 30 hari. mRNA G6Pase yang terdapat di dalam ekstrak RNA akan mengalami reverse transcription menjadi cDNA untuk amplifikasi RT-qPCR. Kuantifikasi tingkat ekspresi G6Pase dilakukan dengan metode Livak-Schmittgen dari nilai Ct hasil RT-qPCR. Perbandingan signifikansi ekspresi G6Pase hati antar kelompok tikus dianalisis dengan menggunakan one-way ANOVA. Kelompok tikus diabetes mellitus hasil induksi streptozotosin-nikotinamid mengalami peningkatan ekspresi relatif G6Pase dibandingkan dengan kelompok normal (3,04 kali lipat, p<0,001). Sebagai tambahan, pemberian ekstrak daun kari per oral pada kelompok tikus diabetes menunjukkan perbedaan tingkat ekspresi G6Pase hati yang tidak signifikan dibandingkan dengan kelompok normal pada dosis ekstrak 200 mg/kg/hari (1,5 kali lipat, p=0,24) dan 400 mg/kg/hari (1,37 kali lipat, p=0,204), namun berhasil menurunkan ekspresi relatif dari G6Pase tikus DM saat diberi ekstrak daun kari pada dosis 200 mg/kg/hari (0,55 kali lipat, p<0,001) dan 400 mg/kg/hari (0,5 kali lipat, p<0,001). Terapi glibenklamid (1 mg/kg/hari) pada kelompok tikus diabetes menghasilkan ekspresi relatif G6Pase yang mirip dengan kelompok normal (1,1 kali lipat, p=0,164), sehingga menunjukkan efektivitas antihiperglikemik yang sama dengan ekstrak daun kari. Ekstrak daun kari berperan sebagai potensi terapi antidiabetes melalui kontrol ekspresi dari enzim hati G6Pase.

According to International Diabetes Federation, more than 382 million people suffered diabetes mellitus in 2013 of which the global incidences could increase up to 9.5 million annually. Based on the Indonesia Ministry of Health data, incidence level of diabetes mellitus has been discovered up to 54% in 2013. Unaffordable diabetes medication with numbers of side effects have restricted its optimal pharmacotherapy within Indonesia’s economic condition; nevertheless, its local biodiversity has augmented supplies of plants that are known to have therapeutic effect. Hence, alternative herbal medicine of using curry leaves (Murraya koenigii) extract as potential antidiabetics towards expression level of liver G6Pase on streptozotocin-nicotinamide-induced rat model of diabetes mellitus would be the main objective of this study. That curry leaves are widely used in population makes them as the primary candidate for diabetes mellitus therapy. Experimental study using frozen liver tissues of Sprague-Dawley rat variant begins with total RNA extraction. The respective tissues are obtained from six groups of rats with prior different treatments. mRNA of G6Pase found in the RNA extract is reversely transcribed into cDNA for further real time qPCR amplification. Quantification of G6Pase expression level is done via Livak-Schmittgen method utilizing Ct value results of RT-qPCR. Comparison of statistical significance between groups are then analysed with ANOVA. Streptozotocin-nicotinamide induced diabetic rat group has an increased G6Pase relative expression level compared with normal group (3.04 folds, p<0.001). Additionally, administration of curry leaves extract per oral in the diabetic rat group shows no significant difference of G6Pase expression compared to normal groups on both 200 mg/kg/day (1.5 folds, p=0.24) and 400 mg/kg/day dosage (1.37 folds, p=0.204). Glibenclamide (1 mg/kg/day) given to the diabetic rat group as control treatment contributes to similar expression level of liver G6Pase (1.1 folds, p=0.164) compared to normal, thus showing the same effectiveness with curry leaves extract. Besides, it significantly reduces the relative expression of G6Pase in DM mice given with the extract of 200 mg/kg/day (0.55 folds, p<0.001) and 400 mg/kg/day dosage (0.5 folds, p<0.001). Curry leaves extract could serve as potential antidiabetic therapy via evidence of liver G6Pase expression level control."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Krishna Murthi
"Defisiensi kobalamin dapat menyebabkan berkurangnya donor metil yang berpotensi menggangu metabolisme jantung. Defisiensi kobalamin dapat terjadi pada pasien dengan malnutrisi, ulkus peptikum, diabetes melitus, dan alkoholisme. Berbagai studi pada defisiensi vitamin B12 masih berfokus pada aterogenesis dan stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi defisiensi vitamin B12 dengan penurunan fungsi jantung melalui gambaran EKG, ekspresi protein PGC-1α dan protein BNP. Empat belas tikus Sprague-Dawley jantan usia 24-28 minggu dibagi dalam 2 kelompok (kontrol dan perlakuan). Kelompok kontrol diberikan pakan standar dengan nutrisi lengkap, sementara kelompok perlakuan diberikan pakan AIN-93M termodifikasi defisien vitamin B12. Kedua kelompok diberikan pakan dalam periode yang sama yakni selama 16 minggu. Pada akhir minggu ke-16 dilakukan pemeriksaan EKG, pemeriksaan ELISA vitamin B12 plasma, Hcy plasma, ekspresi PGC-1α dan kadar BNP-45 plasma. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan menunjukkan terdapat penurunan kadar vitamin B12 plasma, peningkatan kadar Hcy plasma disertai dengan penurunan ekspresi protein PGC-1α dan peningkatan kadar BNP-45 plasma. Pada kelompok perlakuan didapatkan hasil tebal miokardium lebih besar dari kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan juga didapatkan aritmia pada rekam EKG 2 dari 7 tikus. Terdapat korelasi negatif dengan kekuatan sedang antara penurunan ekspresi PGC-1α dengan peningkatan BNP-45 plasma. Defisiensi kobalamin terbukti menyebabkan gangguan metabolisme energi kardiomiosit yang ditandai dengan penurunan ekspresi protein PGC-1α dan berujung pada aritmia serta hipertrofi/pembesaran ventrikel kiri yang ditandai dengan peningkatan tebal miokardium dan peningkatan kadar BNP-45 plasma.

Cobalamin deficiency may cause lack of dietary methyl donors which alter heart metabolism. Cobalamin deficiency are common in patients with malnutrition, gastrics ulcers, diabetes mellitus, and alcoholism. Most studies on cobalamin deficiencies are focused on its relationship with oxidative stress and atherogenesis. Therefore, this study aims to find the corelation between cobalamin deficiency and heart function deterioration through analysis of ECG pattern, expression of PGC-1α protein, and plasma BNP-45 level. Fourteen male Sprague-Dawley rats (age 24-28 weeks) were divided into 2 groups: control group and treatment group. The control group was given standard diet while the treatment group received a modified diet type AIN-93M. Both groups are fed with the same 16-weeks period. ECG and ELISA was performed to evaluate plasma vitamin B12, Hcy levels, expression of PGC-1α protein and plasma BNP-45 levels in each group at the end of the treatment period. At the end of study period, higher Hcy level was observed in the treatment group with lower plasma cobalamin followed by two rats has developed arrythmias and decreased expression of PGC-1α protein and also increased in plasma BNP-45 levels. There is a relatively strong correlation between deterioration of PGC-1α protein with the increased in plasma BNP-45 levels. Cobalamin deficiency has proven to alter cardiomyocites energy metabolism which resulted in arrythmia and tendency to developed left ventricular hypertrophy."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzul Husna
"ABSTRAK
Latar belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang prevalensinya semakin meningkat. Data RisKesDas menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia memanfaatkan obat herbal untuk mengatasi DM. Daun kari (Murraya koenigii) adalah salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai rempah dan penambah aroma makanan, telah digunakan sebagai herbal untuk mengatasi hiperglikemia pada masyarakat khususnya oleh masyarakat Aceh. Sehubungan dengan itu diperlukan penelitian untuk membuktikan efek antihiperglikemia daun kari untuk memperoleh bukti ilmiah mengenai keamanan dan efikasi penggunaan daun kari untuk mengatasi DM.
Tujuan penelitian. Membuktikan efek antihiperglikemia dan mekanisme dasar efek antihiperglikemia daun kari (Murraya koenigii) pada tikus diabetes yang diinduksi dengan streptozotosin dan nikotinamid.
Metode penelitian. Studi eksperimental in vivo menggunakan 30 tikus Spraque-Dawley yang diinduksi hiperglikemia dengan streptozotosin 55 mg/kg.BB dan nikotinamid 120 mg/kg.BB (STZ-NA). Selanjutnya kelompok tikus diberikan ekstrak etanol daun kari (Murraya koenigii) 200 mg/kg.BB, 400 mg/kg.BB dan glibenklamid 1 mg/kg.BB selama 30 hari. Berat badan dan kadar glukosa darah dihitung secara berkala. Parameter yang diperiksan adalah insulin plasma, kadar MDA dan GSH, aktivitas enzim heksokinase dan glukosa-6-fosfat dehidrogenase, ekspresi mRNA GLUT4, TNF-α dan IL-1β, Fungsi hati dan ginjal dan histopatologi pankreas serta hati yang diwarnai Hematoksilin-Eosin.
Hasil. Ekstrak etanol Murraya koenigii (MKE) dosis 200 and 400 mg/kg.BB menurunkan kadar glukosa darah dan indeks HOMA-IR tikus diabetes secara signifikan dibanding dengan tikus diabetes yang tidak diterapi. Pemberian MKE pada tikus diabetes memperbaiki aktivitas rate limitting enzyme yang terlibat dalam metabolisme glukosa dan meningkatan ekspresi mRNA GLUT4 pada otot skelet yang terlibat dalam homeostasis glukosa. Pemberian MKE juga memodulasi efek inflamasi pada tikus diabetes secara signifikan dan mengendalikan stres oksidatif akibat diabetes.
Kesimpulan. Ekstrak etanol Murraya koenigii (MKE) 200 dan 400 mg/kg.BB mempunyai efek antihiperglikemia. Mekanisme efek antihiperglikemia MKE melalui perannya dalam meningkatkan kapasitas antioksidan, meningkatkan aktivitas rate limiting enzyme yang terlibat dalam metabolisme glukosa, meregulasi transporter glukosa dan meregulasi mediator pro-inflamasi.

ABSTRACT
Background. Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by hyperglycemia with increasing prevalence in the world. Data from RISKESDAS 2013 showed that certain Indonesian use herbal medicines to treat DM. Curry leaf (Murraya koenigii) is commonly used as a spice and food enhancer and has been used as an herb to treat hyperglycemia in the community, especially by Acehnese. Research to prove the antihiperglycemia effect of curry leaves is scientifically needed to support evidence regarding the safety and efficacy of using curry leaves to the treatment of DM
Aims. The present study aimed to investigate the antihyperglycemic effect and the mechanism of the antihyperglycemic effect of curry leaves (Murraya koenigii) in diabetic rats induced by streptozotocin and nicotinamide.
Methods Thirty Spraque-Dawley rats were induced hyperglycemia by streptozotocin 55 mg/kg b.w and nicotinamide 120 mg/kg b.w (STZ-NA). The hyperglycemic rats were treated with an ethanolic extract of Murraya koenigii 200 mg/kg b.w, 400 mg/kg b.w, and glibenclamide 1 mg/kg b.w 30 days. The body weight and blood glucose levels were recorded. Plasma insulin, MDA and GSH levels, hexokinase and glucose-6-phosphate dehydrogenase activity GLUT4, TNF-α, and IL-1β mRNA expression were examined after 30 days treatment and pancreatic and liver histopathology assessed by Hematoxylin-Eosin staining.
Results. Ethanolic extract of Murraya koenigii (MKE) of 200 and 400 mg/kg b.w showed a significant reduction in blood glucose level and HOMA-IR. Administration of MKE improved the activity of rate-limiting enzymes involved in glucose metabolism and increased GLUT4 mRNA expression in skeletal muscles involved in glucose homeostasis. Besides, supplementation of MKE appeared to modulate the inflammatory reaction in diabetic rats significantly and controled oxidative stress due to hyperglycemia
Conclusions The present study reveals that ethanol extract of Murraya koenigii 200 and 400 mg/kg b.w. possess antihyperglycemic effect. The antihyperglycemic mechanism of the MKE carried out by means of its role in increasing antioxidant capacity, increase the activity of the rate-limiting enzymes involved in glucose metabolism, regulate glucose transporter and modulate pro-inflammatory mediators."
2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Ardiana Kartika Nugraheni
"ABSTRAK
Diabetes mellitus DM adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama dan prevalensinya akhir-akhir ini meningkat secara dramatis. Teh putih merupakan jenis teh yang diharapkan dapat dijadikan alternatif penanganan diabetes mellitus karena penggunaan obat antidiabetes oral sintetik sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala terkait dengan efek samping yang ditimbulkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui LD50 dan tingkat keamanan ekstrak daun teh putih, serta pengaruhnya terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus. Uji toksisitas akut dilakukan pada mencit jantan dan betina galur DDY dengan dosis 1,25; 2,5; 5; dan 10 g/kg bb yang diberikan dalam dosis tunggal. Uji aktivitas antidiabetes dilakukan pada tikus Sprague Dawley jantan diabetes yang diinduksi streptozotocin-nikotinamid, melalui pemberian ekstrak daun teh putih dosis 50, 100 dan 200 mg/kg bb yang diberikan selama 14 hari. Hasil perhitungan diperoleh LD50 pada mencit jantan adalah 4,58 g/kg bb dan 2,73 g/kg bb untuk mencit betina. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun teh putih selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol negatif P.

ABSTRACT
Diabetes mellitus DM is a major public health problem and its incidence has increased dramatically. White tea is a type of tea is expected to be used as an alternative in treatment of diabetes mellitus because of side effect of oral synthetic antidiabetic drugs. This study aims to determine LD50 and the level of safety of white tea leaf extract, and its effect on reducing blood glucose levels in diabetic rats. The acute oral toxicity study performed at dose 1,25 2,5 5 and 10 g kg bw of male and female DDY mice in single dose administration. Antidiabetic activity study of white tea extract was performed on diabetic Sprague Dawley male rats induced streptozotocin nicotinamide, at dose 50, 100 and 200 mg kg BW for 14 days. This studies showed that the oral LD50 of white tea extract is 4.58 g kg bw in male mice and 2.73 g kg bw for female mice. The administration of white tea leaves extracts for 14 days showed decreased blood glucose level significantly compared to negative control group P
"
2017
T49674
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>