Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Madani
"Permasalahan energi mendorong dikembangkannya bahan bakar alternatif terbarukan yaitu biodiesel. Namun penggunaan biodiesel terkendala karena memiliki kekurangan yaitu rendahnya stabilitas oksidasi. Reaksi oksidasi menyebabkan biodiesel mengalami perubahan sifat sehingga mengakibatkan korosi, penyumbatan jalur bahan bakar, dan pengotoran saat biodiesel digunakan. Oksidasi biodiesel dapat dihindari dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol merupakan antioksidan yang memiliki efektivitas paling tinggi dibandingkan antioksidan lain. Akan tetapi, pyrogallol memiliki kekurangan yaitu sulit larut dalam biodiesel. Untuk mengoptimalkan performa pyrogallol dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel maka dispersi pyrogallol harus ditingkatkan.
Pada penelitian ini surfaktan sorbitan monooleate ditambahkan ke dalam biodiesel untuk meningkatkan dispersi pyrogallol karena merupakan surfaktan nonionic yang baik sebagai pengemulsi water in oil. Penambahan sorbitan monooleate dilakukan dengan variasi konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui jumlah komposisi sorbitan monooleate terbaik yang dapat meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Stabilitas oksidasi biodiesel diukur berdasarkan penambahan angka asam dan viskositas kinematic selama enam belas hari masa penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan surfaktan sorbitan monooleate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menjaga stabilitas oksidasi biodiesel. Selain itu konsentrasi surfaktan sorbitan monooleate yang ditambahkan berpengaruh terhadap kinerja antioksidan. Penambahan surfaktan sorbitan monooleate 300 ppm dan pyrogallol 1000 ppm rasio 3:10 merupakan penambahan yang paling baik yang dapat menjaga oksidasi biodiesel.

Energy problems encourage for development of alternative renewable fuel, biodiesel. However usage of biodiesel is obstructed because of its weakness, low oxidation stability. Oxidation reaction makes change of biodiesel properties so it causes corrosion, plugging of fuel lines, and fouling when it is used. Oxidation of biodiesel can be prevented by adding antioxidant. Pyrogallol is one of antioxidant which has the highest effectivity than other antioxidant. However pyrogallol has weakness, it is easier to soluble in water than in biodiesel. To optimize pyrogallol performance in increasing oxidation stability of biodiesel, pyrogallol dispersion need to be improved.
In this research surfactant sorbitan monooelate is added in increasing pyrogallol dispersion because it is nonionic surfactant which is good as emulsifier water in oil. Sorbitan monooelate surfactant is added by varying its concentration to know the best composition of sorbitan monooleate which can increase oxidation stability of biodiesel. Oxidation stability is measured by acid and viscosity in sixteen days of storage.
Result shows that addition of surfactant sorbitan monoolete can increase dispersion of pyrogallol in biodiesel and performance of pyrogallol to keep oxidation stability of biodiesel. Concentration of surfactant sorbitan monooleate which is added also has effect to performance of antioxidant pyrogallol. Adding surfactant sorbitan monooleate 300 ppm and pyrogallol 1000 ppm rasio 3 10 is the best for keep oxidation stability of biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Irawan
"Penggunaan biodiesel di Indonesia saat ini belum sepenuhnya dijalankan karena biodiesel mudah teroksidasi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah oksidasi biodiesel adalah dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol adalah antioksidan yang umum digunakan, tetapi pyrogallol dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga menyebabkan keduanya tidak terdistribusi dengan baik. Perlu dilakukan peningkatan distribusi pyrogallol di dalam biodiesel dengan penambahan surfaktan. Surfaktan adalah senyawa yang digunakan untuk meningkatkan dispersi antara dua senyawa yang tidak saling larut. Glycerol monostearate adalah surfaktan yang umum digunakan untuk mencampurkan bahan aditif yang bersifat polar pada minyak nabati.
Pada riset ini, biodiesel akan diberikan aditif pyrogallol dan glycerol monostearate. Penambahan pyrogallol dilakukan dengan konsentrasi tetap pada seluruh sampel, sementara konsentrasi glycerol monostearate divariasikan. Karakteristik biodiesel yang dilihat untuk melihat stabilitas oksidasi adalah bilangan asam dan viskositas selama enam belas hari penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan penambahan glycerol monostearate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menahan perubahan karakteristik biodiesel terkait oksidasi. Terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi surfaktan glycerol monostearate terhadap penambahan kinerja antioksidan pyrogallol dimana penambahan glycerol monostearate 300 ppm dan pyrogallol sebesar 1000 ppm rasio 3:10 merupakan penambahan yang dapat mempertahankan karakteristik biodiesel paling baik.

The utilization of biodiesel in Indonesia today isn rsquo t fully applied because of its vulnerability to oxidation. One of the way to counter this problem is by adding antioxidant. Pyrogallol is a widely used antioxidant for biodiesel but its difference in polarity flawed its solubility. The distribution of pyrogallol in biodiesel needs to be increased by adding surfactant. Surfactant is a type of compounds used to increase the dispersion of two compounds with different polarity. Glycerol monostearate is a type of surfactant commonly used to mix polar additives with palm oil.
In this research, biodiesel is given pyrogallol and glycerol monostearate as additives. Pyrogallol is added in same concentration for all samples, while glycerol monostearate concentration is varied. The characteristics of biodiesel used to determine oxidation stability is acid number and viscosity within sixteen days of storage.
The result shows that the addition of glycerol monostearate can increase the dispersion of pyrogallol in biodiesel and improve the antioxidant activity of pyrogallol. An effect of glycerol monostearate concentration to the improvement of antioxidant activity of pyrogallol is also detected, where the addition of 300 ppm glycerol monostearate and 1000 ppm pyrogallol ratio 3 10 is the best to improve oxidation stability of biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya
"Biodiesel merupakan salah satu solusi bahan bakar alternatif yang tepat digunakan di Indonesia karena Indonesia merupakan salah satu produsen Crude Palm Oil CPO terbesar di dunia. Saat ini, Biodiesel digunakan sebagai campuran dari diesel dari minyak bumi Solar. Masalah utama yang terjadi adalah kecenderungan biodiesel untuk teroksidasi sehingga menurunkan storage life. Masalah tersebut dapat diatasi dengan penambahan aditif antioksidan seperti tert-Butylhydroquinone TBHQ yang harganya murah dan banyak tersedia di pasaran. Performa TBHQ kurang memuaskan karena dispersinya yang buruk saat dicampur pada biodiesel. Oleh karena itu, TBHQ dicampurkan kedalam biodiesel dengan bantuan surfaktan Sorbitan monooleate yang bertujuan untuk meningkatkan dispersi sehingga performanya sebagai antioksidan lebih baik. Pencampuran tersebut dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu pertama-tama mencampurkan TBHQ dengan surfaktan, kemudian dicampurkan kedalam biodiesel, serta dilakukan uji dispersi. Biodiesel diuji ketahanan oksidasinya sebelum dan setelah dicampurkan TBHQ dan surfaktan dengan bilangan asam dan bilangan iodin. Pengujian tersebut menunjukkan bahwa penambahan surfaktan Sorbitan Monooleate mampu meningkatkan dispersi TBHQ pada biodiesel. Peningkatan ketahanan oksidasi pada biodiesel paling baik terjadi setelah penambahan surfaktan Sorbitan Monooleate 300 ppm dan TBHQ 2000 ppm.

Biodiesel is one of the best alternative fuels solutions to be used in Indonesia because Indonesia is one of the largest producers of Crude Palm Oil CPO in the world. Currently, Biodiesel is used as a mixture of diesel from petroleum Solar. The main problem that occurs is the tendency of biodiesel to oxidize, thus lowering the shelf life. The problem can be solved by the addition of antioxidant additives such as tert Butylhydroquinone TBHQ which is cheap and widely available in the market. TBHQ performance is less satisfactory because of poor dispersion when mixed in biodiesel. Therefore, TBHQ is incorporated into biodiesel with the help of Sorbitan monooleate surfactant which aims to increase dispersion so that its performance as an antioxidant is better. Mixing can be done with several steps, namely first mixing TBHQ with surfactant, then mixed into biodiesel, and conducted by dispersion test. Biodiesel tested its oxidation resistance before and after mixed TBHQ and surfactant with acid number and iodine number. The tests showed that the addition of Sorbitan Monooleate surfactant increased the dispersion of TBHQ antioxidant additive in biodiesel. The best improvement of oxidative stability of biodiesel occur after adding the Sorbitan Monooleate 300 ppm and TBHQ 2000 ppm to the biodiesel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Hana Dhia
"Penggunaan biodiesel sebagai sumber energi alternative terbarukan terkendala karena rendahnya stabilitas oksidasi yang menyebabkan biodiesel mengalami penurunan kualitas dan memiliki masa penyimpanan yang singkat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah oksidasi biodiesel adalah dengan penambahan aditif antioksidan. Pyrogallol adalah aditif antioksidan yang umum digunakan untuk biodiesel. Tetapi, pyrogallol dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga menyebabkan pyrogallol tidak terdistribusi dengan baik pada biodiesel. Polyglyceryl-4-isostearate adalah surfaktan non ionik yang umum digunakan dalam industri kosmetik sebagai pengemulsi water in oil untuk mencampurkan bahan-bahan industri kosmetik agar lebih homogen.
Pada riset ini, biodiesel diberikan aditif berupa pyrogallol dan polyglyceryl-4-isostearate. Karakteristik dari biodiesel yang dilihat untuk menentukan stabilitas oksidasi adalah perubahan bilangan asam dan iodin selama empat minggu masa penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan polyglyceryl-4-isostearate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol di dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menahan oksidasi. Selain itu, penambahan surfaktan polyglyceryl-4-isostearate hingga 300 ppm dan pyrogallol 1000 ppm atau rasio 3:10 mampu meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel.

The used of biodiesel as renewable energy resources is constrained due to low oxidation stability that causes the decreasing quality of biodiesel and has a short storage period. The addition of antioxidant additives is needed to prevent the oxidation. Pyrogallol is an effective antioxidant additive and it is commonly used in industry. But, the use of pyrogallol is not maximized due to differences in polarity between pyrogallol and biodiesel, causing the pyrogallol are not mutually soluble or not distributed well. Polyglyceryl 4 isostearate is a non ionic surfactant that commonly used in the cosmetics industry as a water in oil emulsifier for mixing cosmetic industry ingredients to be more homogeneous.
In this research, biodiesel will be given pyrogallol as antioxidant additives and polyglyceryl 4 isostearate as surfactant. The parameter used to determine the biodiesel oxidation stability are acid number and iodine number in four weeks of storage.
It is found that after the addition of polyglyceryl 4 isostearate, the dispersion between pyrogallol and biodiesel is increased and performace of pyrogallol for maintaining the oxidation stability improved. Also, adding surfactant polyglyceryl 4 isostearate until 300 ppm and pyrogallol 1000 ppm or 3 10 ratio can cause the oxidation stability improved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rafif
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang dapat dihasilkan dari minyak kelapa sawit. Meskipun biodiesel memiliki karakteristik seperti diesel konvensional, biodiesel memiliki kekurangan yakni mudah teroksidasi karena memiliki ikatan tak jenuh pada rantai esternya. Antioksidan seperti Pyrogallol (PY), Ter-butyl Hydroquinone (TBHQ) dan Butyl Hydroxytoluene (BHT) terbukti efektif dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Pada penelitian ini, antioksidan biner berbasis PY dikombinasikan dengan TBHQ dan BHT sebagai aditif untuk meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel kelapa sawit. Formulasi optimum penambahan antioksidan didapatkan dengan menguji bilangan asam, bilangan iodin serta periode induksi dengan metode Rancimat pada sampel biodiesel yang ditambahkan antioksidan biner PY:TBHQ dan PY:BHT sebesar 100ppm, 250ppm, dan 500ppm serta rasio antioksidan biner sebesar 1:3, 1:1 dan 3:1. Pengambilan data pengujian dilakukan sebanyak 1 kali seminggu dari minggu ke-0 hingga minggu ke-4 waktu penyimpanan. Hasil uji stabilitas oksidasi dengan metode Rancimat menunjukkan bahwa antioksidan biner PY:TBHQ dengan rasio 1:1 memiliki kinerja terbaik dimana penambahan 500ppm antioksidan dapat meningkatkan periode induksi biodiesel kelapa sawit dari 6,59 jam menjadi 38,48 jam. Dengan demikian, maka penambahan antioksidan biner PY:TBHQ terbukti dapat meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel kelapa sawit.

Biodiesel is one of alternative energy that can be produced from palm oil. Eventhought biodiesel has similar properties to conventional diesel, it has low oxidation stability due to the unsaturated bond in its ester chains. Antioxidant, such as Pyrogallol (PY), ter-Butyl Hydroquinone (TBHQ) and Butylated Hydroxytoluene (BHT) are proven as an effective solution to increase oxidation stability of biodiesel. In this research, PY-based binary antioxidants were combined with TBHQ and BHT as additives to improve the oxidation stability of palm oil biodiesel. The optimum formulation of antioxidant addition was obtained by testing the acid number, iodine number and Rancimat induction period method on biodiesel samples which added binary antioxidant PY: TBHQ and PY: BHT at 100ppm, 250ppm, and 500ppm and ratios 1: 3, 1: 1 and 3:1. The tests done once a week from week 0 to week 4 of storage time. The results of the oxidation stability test using the Rancimat method showed that binary antioxidant PY: TBHQ with ratio of 1: 1 had the highest performance where an addition of 500ppm of antioxidants could increase the induction period of palm oil biodiesel from 6.59 hours to 38.48 hours. Thus, the addition of binary antioxidant PY: TBHQ has been shown to increase the oxidation stability of palm oil biodiesel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Dermanto
"Pada penelitian ini dilakukan pengujian dan analisa pengaruh penggunaan CPO sebagai bahan bakar mesin genset, yang divariasikan terhadap campuran bahan bakarnya. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan parameter-parameter unjuk kerja mesin genset yang meliputi konsumsi bahan bakar spesifik, temperatur gas buang, kualitas gas buang, efisiensi thermal serta dampak kerusakan/keausan yang terjadi.
Sebagai pembanding dilakukan pengujian mesin genset yang sejenis dengan menggunakan bahan bakar solar murni. Hasil analisa akan digunakan untuk membuat kesimpulan tentang seberapa jauh pengaruh penggunaan CPO sebagai bahan bakar terhadap parameter-parameter operasi maupun parameter unjuk kerja mesin diesel genset tersebut.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sampai sejauh mana bahan bakar CPO dapat diaplikasikan dalam mesin jenset yang digunakan (sampai berapa persen CPO dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin jenset pada suhu ambient CPO).

This research was tested and analyzed CPO effect as jenset engine fuel on fuel consentration variation. One aim of this research are get generator engine performances variable, consist of specific fuel consumption, exhaust gas temperature, exhaust gas quality, thermal efficiency, and keausan yang terjadi.
As comparation, tested same type of generator engine used HSD fuel. Output of analyze will use to make conclusion about CPO effect as fuel to generator operation variable or generator engine performance variable.
Essential aim of this research is know about acceptability of CPO that applicated in generator engine ( to know precentage of CPO that accepted as generator engine fuel on ambient temperature).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anya Prilla Azaria
"ABSTRAK
Pemakaian campuran 20% biodiesel dengan minyak solar (B-20) dilaporkan menyebabkan tersumbatnya filter bahan bakar kendaraan diesel terutama pada suhu dingin dingin. Penyumbatan tersebut disebabkan oleh adanya endapan dari aglomerasi Monogliserida (MG). Adanya endapan tersebut mempengaruhi karakteristik biodiesel yaitu flow properties yang dapat diukur dengan 5 parameter : viskositas, densitas, Cloud Point (CP), Pour Point (PP), dan Cold Filter Plugging Point (CFPP). Berdasarkan penelitian sebelumnya, penambahan surfaktan Sorbitan Monooleat (SMO) pada biodiesel dapat menurunkan CP dan PP berturut-turut sampai 3°C. Dilaporkan bahwa, penambahan alkohol sebagai co-surfaktan dapat meningkatkan kinerja SMO. Pada penelitian ini, digunakan surfaktan SMO dengan co-surfaktan octanol. Octanol yang merupakan jenis alkohol dengan rantai panjang dan dapat berinteraksi lebih baik dengan SMO. Pada setiap biodiesel dengan kandungan MG yang berbeda, penambahan SMO divariasikan sebesar 0,1-1% volume biodiesel. Perbandingan fraksi mol SMO/octanol yang digunakan adalah 1:1. Penyimpanan sampel biodiesel dikondisikan pada suhu ruang (±27°C) dan suhu dingin (±16°C). Pengaruh SMO dan octanol terhadap suhu awal pembentukan kristal MG pada biodiesel dianalisa dengan metode Differential Scanning Calorimetry (DSC). Karakterisasi awal biodiesel juga dilakukan untuk mengetahui kadar MG, flash point, dan acid number. Pengaruh terhadap flow properties diukur berdasarkan 5 parameter yaitu : viskositas, densitas, CP, PP, dan CFPP. Sedangkan perubahan diameter partikel MG dianalisa dengan Particle Size Analyzer (PSA), dan interaksi antara MG dan SMO dengan Octanol dianalisa dengan Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy (FTIR). Penggunaan SMO dan octanol dapat menurunkan CP, PP, dan CFPP secara berturut-turut sebesar ±4,6°C, ±4°C, dan ±3°C yang menyebabkan perubahan suhu melting MG dari 9,79°C menjadi 4,97°C untuk biodiesel dengan kadar MG sebesar 0,4% (B-100A) dan 22,21°C menjadi 21,54°C untuk biodiesel dengan kadar MG sebesar 0,6% (B-100C). Perubahan diameter partikel MG sebelum dan setelah penambahan SMO dan octanol berturut-turut sebagai berikut, 8,18 menjadi 0,30 μm, 38,17 menjadi 3,63 μm, dan 68,28 menjadi 8,90 μm. Analisa FTIR mengindikasikan adanya pergeseran bilangan gelombang pada MG sebelum dan sesudah penambahan SMO dan octanol yang mengindikasikan terjadinya ikatan hidrogen intermolekular yang dapat mengurangi tegangan permukaan biodiesel dan menyebabkan perbaikan flow properties biodiesel.

ABSTRACT
The use of mixture of 20% biodiesel with diesel oil (B-20) is reported to cause blockage of diesel vehicle fuel filters, especially at cold temperatures. The blockage is caused by the agglomeration of Monoglycerides (MG). The presence of these deposits affects the characteristics of biodiesel's flow properties which can be measured by 5 parameters: viscosity, density, Cloud Point (CP), Pour Point (PP), and Cold Filter Plugging Point (CFPP). Based on the previous research, the addition of Sorbitan Monooleate (SMO) to biodiesel can reduce CP and PP, respectively, up to 3°C. It was reported that the addition of alcohol as co-surfactant can improve the SMO's performance. In this study, the SMO surfactant were used with the octanol co-surfactants. Octanol is a type of alcohol with a long chain and can interact better with the SMO. For each biodiesel with different MG's level, the addition of SMO was varied by 0,1-1% by volume biodiesel. The molar ratio of SMO/octanol used is 1:1. Biodiesel samples were storaged at room temperatures (±27°C) and cold temperatures (±16°C). The effect of SMO and octanol on the initial temperature of MG's crystal formation on biodiesel was analyzed by the Differential Scanning Calorimetry (DSC) method. The initial characterization of biodiesel was also analyzed to determine the MG's level, flash point, and acid number. The effect on flow properties was measured based on 5 parameters: viscosity, density, CP, PP, and CFPP. Whereas changes in MG's particle diameter were analyzed by Particle Size Analyzer (PSA), and the interaction between MG and SMO with octanol were analyzed by Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy (FTIR). The use of SMO and octanol could reduce CP, PP, and CFPP respectively by ±4,6°C, ±4°C, and ±3°C which caused changes in MG melting temperature from 9,79 to 4,97°C for biodiesel with MG's level of 0,4% (B-100A) and 22,21°C to 21,54°C for biodiesel with MG's level of 0.6% (B-100C). Changes in the diameter of MG's particle before and after the addition of SMO and octanol are respectively, 8,18 to 0,30 μm, 38,17 to 3,63 μm, and 68,28 to 8,90 μm. FTIR analysis indicated wavenumber's shifts in MG before and after the addition of SMO and octanol which indicates the intermolecular hydrogen bonds that can reduce the surface tension of biodiesel and cause improvements in biodiesel's flow properties.
"
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Prasetio Ajie
"Kebutuhan bahan bakar dalam menunjang ketersediaan energi bagi masyarakat terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi manusia. Disatu sisi cadangan bahan bakar seperti minyak bumi terus menipis, sehingga dari kebutuhan tersebut mendorong dikembangkannya bahan bakar alternatif yang terbarukan salah satunya biodiesel. Pemakaian biodiesel memiliki kekurangan mudah teroksidasi akibat ikatan rangkap dua pada struktur molekul yang dimilikinya, sehingga berpotensi untuk terjadinya degradasi dalam masa penyimpanan. Ikatan rangkap pada biodiesel dapat teroksidasi dengan mudah menghasilkan produk samping peroksida yang dapat merusak biodiesel terutama selama proses pembakaran. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut supaya biodiesel memiliki spesifikasi ketahanannya terhadap oksidasi sehingga layak dipakai dan digunakan dapat dilakukan penambahan antioksidan ke dalam biodiesel. Dalam rangka meningkatkan performa antioksidan dalam biodiesel dapat dilakukan dengan mencampurkan dua antioksidan membentuk antioksidan biner. Dalam penelitian ini biodiesel ditambahkan dengan antioksidan biner campuran pyrogallol dengan antioksidan monohidrik dalam beberapa variasi rasio konsentrasi antara pyrogallol dengan antioksidan monohidrik. Biodiesel yang sudah dicampur dengan antioksidan akan diukur stabilitas oksidasinya dengan pengujian bilangan asam, bilangan iodin dan periode induksi Rancimat selama 4 minggu. Dari uji yang telah dilakukan penambahan antioksidan PY:BHA dengan perbandingan 1:1 pada 500 ppm dapat meningkatkan periode induksi Rancimat biodiesel dari 6,49 jam menjadi 31,24 jam. Sedangkan pada bilangan asam dan iodin penambahan antioksidan dapat menurunkan kenaikan bilangan asam dan menurunkan laju penurunan bilangan iodin pada biodiesel dibandingkan dengan biodiesel tanpa penambahan antioksidan.

The need for fuel to support the availability of energy for the community continues to increase along with the increasing human population. On the other hand, conventional fuel such as petroleum are running low, so that these needs encourage the development of renewable alternative fuels, one of which is biodiesel. The use of biodiesel has the disadvantages of being easily oxidized due to its double bond in the molecular structure it has, so that it has the potential for degradation during the storage period. The double bond on biodiesel can be oxidized easily to produce peroxide products which can damage biodiesel especially during the combustion process. To minimize these deficiencies so that biodiesel has a specification of its resistance to oxidation so that it is suitable for use and can be used to add antioxidants to biodiesel. In order to improve the performance of antioxidants in biodiesel can be done by mixing two antioxidants to form binary antioxidants. In this study, biodiesel was added with a binary antioxidant pyrogallol mixture with monohydric antioxidants in several variations in the ratio of the concentration between pyrogallol and monohydric antioxidants. Biodiesel mixed with antioxidants will be measured for oxidation stability by testing acid numbers, iodine numbers and Rancimat induction periods for 4 weeks. From the tests that have been carried out with the addition of antioxidant PY: BHA with a ratio of 1: 1 at 500 ppm can increase the period of induction of Rancimat biodiesel from 6.49 hours to 31.24 hours. While the acid number and iodine addition of antioxidants can reduce the increase in acid numbers and decrease the rate of decrease in iodine number in biodiesel compared to biodiesel without the addition of antioxidants. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardina Ayu Wulandari
"Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif terbarukan yang berasal dari bahan bakar fosil biologis. Biodiesel memiliki sifat mudah teroksidasi sehingga biodiesel mengalami Penurunan kualitas. Beberapa antioksidan digunakan untuk meningkatkan stabilitas biodiesel. PY adalah aditif antioksidan yang paling efektif. Tapi PY \dan biodiesel memiliki polaritas yang berbeda sehingga tidak dapat terdistribusi dengan baik. Beberapa penelitian telah dilakukan dengan menggunakan kombinasi biner dari berbagai antioksidan. Upaya lain dilakukan dengan menambahkan surfaktan. Pada penelitian ini dilakukan penambahan surfaktan Dalam campuran antioksidan biner PY dan TBHQ, surfaktan yang ditambahkan adalah SMO dan GMS dengan variasi konsentrasi 200, 400 dan 600 ppm. Tes dispersi menunjukkan bahwa surfaktan dapat meningkatkan dispersi antioksidan biner dalam
biodiesel. Peningkatan dispersi antioksidan dapat meningkatkan stabilitas oksidasi dibuktikan dengan peningkatan dispersi antioksidan 0,06% mampu meningkatkan periode induksi 2,44 jam. Penambahan surfaktan lebih dari 200 ppm terbukti menimbulkan endapan coklat tua. Komposisi optimal diperoleh pada penambahan surfaktan SMO dengan konsentrasi 200 ppm dengan periode induksi 39,74 jam dan komposisi tidak menimbulkan sedimen. Peningkatan stabilitas oksidasi biodiesel disebabkan oleh peningkatan dispersi disebabkan oleh peningkatan dispersi antioksidan karena interaksi sinergis antara PY, TBHQ dan SMO dibuktikan dengan adanya gugus C=O melalui uji FTIR
Biodiesel is a renewable alternative energy derived from biological fossil fuels. Biodiesel has the property of being easily oxidized so that biodiesel has decreased in quality. Several antioxidants are used to increase the stability of biodiesel. PY is the most effective antioxidant additive. But PY \ and biodiesel have different polarities so they can't be distributed properly. Several studies have been conducted using binary combinations of various antioxidants. Another attempt was made by adding surfactants. In this study, surfactant was added. In a mixture of binary antioxidants PY and TBHQ, the surfactants added were SMO and GMS with varying concentrations of 200, 400 and 600 ppm. Dispersion tests showed that surfactants could increase the dispersion of binary antioxidants in biodiesel. Increasing antioxidant dispersion can increase oxidation stability as evidenced by an increase in antioxidant dispersion of 0.06% which can increase the induction period of 2.44 hours. The addition of surfactants of more than 200 ppm was proven to cause dark brown deposits. The optimal composition was obtained by adding SMO surfactant with a concentration of 200 ppm with an induction period of 39.74 hours and the composition did not cause sediment. The increase in the oxidation stability of biodiesel was caused by the increase in dispersion caused by the increase in antioxidant dispersion due to the synergistic interaction between PY, TBHQ and SMO as evidenced by the presence of C=O groups through the FTIR test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Sutanto
"Biodiesel adalah bahan bakar nabati terbarukan sebagai alternatif untuk bahan bakar diesel fosil yang memiliki banyak keunggulan. Namun, kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi menyebabkan ketidakstabilan oksidasi selama penyimpanan. Sejumlah aditif telah digunakan dan dikembangkan untuk mengatasi masalah ini seperti penggunaan antioksidan berbasis senyawa fenolik. Pyrogallol dilaporkan sebagai salah satu antioksidan fenolik terbaik untuk biodiesel. Akan tetapi, pyrogallol memiliki kelarutan yang rendah dalam larutan minyak. Dalam penelitian ini, kelarutan pyrogallol ditingkatkan dengan mensintesis turunan pirogallol melalui reaksi antara pyrogallol dan metil linoleat dengan menggunakan radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl atau DPPH. Metode spektrofotometri digunakan untuk uji kelarutan. Potensi antioksidan diperiksa menggunakan penentuan jumlah asam selama periode penyimpanan 4 minggu serta uji Rancimat untuk melihat kinerjanya dalam kondisi oksidasi yang dipercepat dan dibandingkan dengan senyawa aditif lain serta penggunaan surfaktan. Reaksi sintesis ini menghasilkan molekul yang memiliki berat molekul 418 g/mol, struktur molekul yang dihasilkan dari 1H-NMR, 13C-NMR dan 2D-HMQC adalah methyl (10E,12E)- 9-(2,6-dihydroxyphenoxy)octadeca-10,12-dienoate dan isomer methyl (9E,11E)-13-(2,6-dihydroxyphenoxy)octadeca-9,11-dienoate dengan yield 12.86% yang merupakan turunan pirogalol yang memiliki ikatan C-O baru dengan metil linoleat. Dibandingkan dengan pyrogallol dan tert-butylhydroquinone (TBHQ), turunan pyrogallol memiliki kelarutan tertinggi yaitu 19.438g/l biodiesel serta stabilitas angka asam dan bilangan iodin terbaik selama masa penyimpanan 4 pekan. Hasil induction time (IP) Rancimat dari produk tercatat 16.17 jam, hasil ini berada di atas standar SNI 7182:2015, ASTM D 6751, dan EN 14112 yaitu 6 jam.

Biodiesel is a renewable plant-based fuel as an alternative for fossil diesel fuel which has many advantages. However, its high content of unsaturated fatty acid causes an oxidation instability during storage. Numerous additives have been used and developed to overcome this problem such as the application of phenolic compound-based antioxidants. Pyrogallol is reported as one of the best phenolic antioxidants for biodiesel. Unfortunately, pyrogallol has a low solubility in oil solution. In this research, pyrogallol solubility is increased by preparing a pyrogallol derivative through a reaction between pyrogallol and methyl linoleate in the presence of radical 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl or DPPH. The spectrophotometric method was used for solubility test. Antioxidant potential was examined using acid number determination during a 4 week storage period as well as the Rancimat test to see its performance under accelerated oxidation condition and compared to the other biodiesels additives. The reaction produced a molecule which has a molecular weight of 418 g/mol. By using 1H-NMR, 13C-NMR and 2D-HMQC the molecule was suggested to be methyl (10E,12E)- 9-(2,6-dihydroxyphenoxy)octadeca-10,12-dienoate and isomer methyl (9E,11E)-13-(2,6-dihydroxyphenoxy)octadeca-9,11-dienoate with a yield of 12.86%. Compared to pyrogallol and tert-butylhydroquinone (TBHQ), the pyrogallol derivative has the highest solubility with a value of 19.438g/l biodiesel, better activity in acid number and iodine value during 4 weeks storage. The induction period (IP) result of the pyrogallol derivative is 16.17 hours, above the SNI 7182:2015, ASTM D 6751 and EN 14112 standards in the accelerated oxidation (rancimat) test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2749
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>