Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102504 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Ramadhanti
"ABSTRAK
Kenaikan jumlah konsumsi ikan nila Oreochromis niloticus menunjukkan bahwa masyarakat sekarang sudah mengerti pentingnya nutrisi yang terkandung dalam ikan. Sayangnya, banyak masyarakat yang bekerja di bidang budidaya ikan tidak sadar akan bahaya yang mungkin ada apabila lokasi budidayanya berada di tempat yang tidak aman. Salah satu contohnya adalah budidaya ikan air tawar yang berlokasi di sekitar BATAN, Serpong. BATAN Serpong sekarang sedang mengembangkan Reaktor Daya Eksperimental RDE yang memiliki probabilitas untuk melepaskan radionuklida seperti 137Cs sebagai produk dari reaksi fisi. 137Cs yang dilepaskan akan masuk ke atmosfer, mengalami proses global fallout, diabsorbsi oleh tanah dan terakumulasi di air. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis proses bioakumulasi 137Cs oleh O.niloticus dan kajian resiko dengan menghitung Bio Concentration Factor BCF . Nilai BCF yang didapat dengan ukuran 7.00 cm, 7.70 cm, 8.70 cm, dan 9.80 cm secara berurutan adalah sebesar 20.02, 9.12, 4.45, dan 2.88. nilai BCF kemudian digunakan pada software Erica tool untuk menghitung dosis total 137Cs yang terkandung dalam makhluk hidup di ekosistem tersebut. Distribusi 137Cs juga dianalisis melalui pembedahan dan didapatkan hasil bahwa akumulasi terbesar berturut-turut berada di otot, insang, dan isi perut. Keseluruhan hasil yang didapat kemudian dikombinasikan untuk menentukan apakah biota ini berada dalam nilai ambang batas.

ABSTRACT
The rise of consumption of Nile Tilapia Oreochromis niloticus shows how people now understand the importance of the nutrients contained by fishes. However, people who work on the site of aquaculture sometimes do not realize how tangible the threats are if the site is unsafe. One of the examples is the aquaculture site located near BATAN, Serpong. BATAN Serpong is currently working on its Experimental Power Reactor ERP which has the probability to release radionuclide such as 137Cs as a fission product from nuclear reactors. 137Cs released into the atmosphere will undergo the process of global fallout, absorbed in the soil and accumulated in the water. Thus, the aim of this study was to analyze the process of bioaccumulation of 137Cs by O.niloticus and its risk assessment by calculating the bioconcentration factor BCF . The values of BCF with the size of 7.00 cm, 7.70 cm, 8.70 cm, and 9.80 cm are 20.02, 9.12, 4.45, and 2.88 respectively. These values of BCF will then be inserted to Erica Tool in order to calculate the total dose of 137Cs contained in living organisms. The distribution of 137Cs inside the body of O.niloticus was also analyzed through dissection. The result shows that highest accumulation of 137Cs was located in the muscle, the second highest was in the gills, and the lowest was in the viscera. All the results were combined to decide whether these organisms are safe to be consumed or not."
2017
S70168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Yusuf
"ABSTRACT
Agen (patogen) yang ditemukan di nila tilapia (Oreochromis niloticus, Linnaeus 1758) adalah umumnya disebabkan oleh bakteri Gram-negatif bernama Aeromonas hydrophila dan Grampositive
Bakteri bernama Streptococcus agalactiae, keduanya menyebabkan penyakit wabah. Kedua jenis bakteri tersebut adalah penyebab penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) dan
Streptococcosis yang dapat menyebabkan kematian tinggi dan menurun kualitas produk perikanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji imunogenik potensi kemanjuran vaksin polivalen dari S. agalactiae dan A. hydrophila secara oral aplikasi melalui pakan pada budidaya nila nila, O. niloticus. Dua tahap ini penelitian dirancang untuk membantu membuat keputusan. Yang pertama, menganalisis kekebalan tubuh respons terhadap campuran A.hydrophila (AHL 0905-2) dan S.agalactiae (non-hemolitik dan sel-sel antigen hemolitik) sebagai ukuran keberhasilan vaksinasi nil nila dengan vaksin polyvalent. Analisis respons imun pada bakterisida serum aktivitas dapat digunakan sebagai komponen untuk melihat viabilitas patogen dalam inang yang ditunjukkan oleh titer antibodi nila nila. Yang kedua, menganalisis persentase kelangsungan hidup relatif (RPS) nilai pasca-vaksinasi dengan antigen campuran dari A. hydrophila dan S. Bakteri agalactiae untuk melihat keawetan nila tilapia pada MAS dan Streptococcosis penyakit. Hasil penelitian menunjukkan titer antibodi kelompok vaksinasi pada minggu pertama sampai minggu kelima secara signifikan lebih tinggi dari kontrol (P <0,05) setelah ditantang dengan S. agalactiae (non-hemolitik), sedangkan nilai-nilai RPS vaksin adalah pengobatan polivalen B dan pengobatan C campuran seluruh sel S. agalactiae (non-hemolitik dan hemolitik) dan A. hydrophila (AHL 0905-2) mencapai lebih rendah daripada nilai referensi RPS (> 50%) dalam uji tantangan infeksi tunggal.

ABSTRACT
The agent (pathogen) found in tilapia (Oreochromis niloticus, Linnaeus 1758) is commonly caused by Gram-negative bacteria called Aeromonas hydrophila and Grampositive
Bacteria called Streptococcus agalactiae, both of which cause plague. Both types of bacteria are the cause of Motile Aeromonas Septicemia (MAS) and Streptococcosis which can cause high mortality and decrease the quality of fishery products. The purpose of this study was to examine the immunogenic potential efficacy of polyvalent vaccines from S. agalactiae and A. hydrophila orally by application through feed in the cultivation of tilapia, O. niloticus. These two stages of research are designed to help make decisions. The first is analyzing the body's response to a mixture of A.hydrophila (AHL 0905-2) and S.agalactiae (non-hemolytic and hemolytic antigen cells) as a measure of the success of tilapia vaccination with a polyvalent vaccine. Analysis of immune responses to serum bactericidal activity can be used as a component to see the viability of pathogens in the host shown by tilapia tilapia antibodies. Second, analyze the percentage of relative survival (RPS) of post-vaccination values ​​with mixed antigens from A. hydrophila and S. Bacterial agalactiae to see the durability of tilapia in MAS and Streptococcosis. The results showed the vaccination group antibody titers in the first week to the fifth week were significantly higher than controls (P <0.05) after being challenged with S. agalactiae (non-hemolytic), while the RPS vaccine values ​​were polyvalent B treatment and treatment C mixture of all S. agalactiae cells (non-hemolytic and hemolytic) and A. hydrophila (AHL 0905-2) reached lower than the RPS reference value (> 50%) in a single infection challenge test"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Dwi Ananda
"Waduk Ria Rio merupakan perairan tawar di Jakarta Timur yang dimanfaatkan masyarakat setempat untuk menangkap ikan. Jenis ikan yang paling sering ditangkap adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio kelamin, tingkat dan indeks kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur ikan nila di Waduk Ria Rio. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari 2023. Metode purposive sampling digunakan di sembilan stasiun untuk pengambilan sampel air, sedangkan pengambilan sampel ikan berdasarkan lokasi ikan sering ditemukan menggunakan jala tebar. Pengukuran panjang dan penimbangan berat ikan dilakukan secara langsung di lapangan. Gonad diawetkan dalam alkohol 70% dan diamati di Laboratorium Ekologi Departemen Biologi FMIPA UI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio kelamin jantan dan betina ikan nila tidak seimbang dengan perbandingan 1 : 2,04 yang didominasi oleh betina. Ikan nila betina yang diperoleh sebanyak 49 ekor, sedangkan ikan jantan sebanyak 24 ekor. Tingkat kematangan gonad bervariasi yang menunjukkan ikan nila dapat memijah sepanjang tahun. Ikan nila yang didapatkan sedang memasuki masa pemijahan dilihat dari banyaknya jumlah ikan yang telah matang gonad (TKG III dan IV). Nilai indeks kematangan gonad kurang dari 20% dengan kisaran 0,01—3,78%. Fekunditas ikan nila berkisar 258—1190 butir. Ukuran diameter panjang telur berkisar 0,86—2,75 mm dan diameter lebar telur berkisar 0,64—2,39 mm. Berdasarkan sebaran diameter telur, diketahui ikan nila memiliki pola pemijahan partial spawner.

Ria Rio Reservoir is a freshwater ecosystem in East Jakarta that is used by local people to catch fish. The most commonly caught fish is nile tilapia (Oreochromis niloticus). The aims of this research were to determine sex ratio, gonad maturity stage, gonadal-somatic index, fecundity, and egg diameter of nile tilapia in Ria Rio Reservoir. Sampling was carried out in February 2023. Purposive sampling method was used in nine stations for water sampling, while fish sampling based on fish location is often found using cast net. Measurement of the length and weighing of fish is carried out in the field. The gonads were preserved in 70% alcohol and observed in the Ecology Laboratory of Departement of Biology FMIPA UI. The results showed that sex ratio of male and female was unbalanced with a ratio of 1 : 2,04 and was dominated by females. The female caught were 49 fish, while the male were 24 fish. Gonad maturity stage was varies, indicating that nile tilapia can spawn throughout the year. The nile tilapia obtained was entering the spawning period seen from the large number of fish that have matured (stage III and IV). Gonadal-somatic index was less than 20% with a ranged of 0,01—3,78%. Fecundity of fish ranged from 258—1190 eggs. Egg length diameter ranged from 0,86—2,75 mm and egg width diameter ranged from 0,64—2,39 mm. Based on distribution of egg diameter, nile tilapia is a partial spawner."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasya Aqila Firmanza
"Waduk Ria Rio, Jakarta Timur merupakan perairan yang berbatasan langsung dengan wilayah perkotaan. Aktivitas memancing merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat setempat dan sebagian besar hasil tangkapan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Aktitivitas tersebut tentu membutuhkan manajemen pengelolaan sumberdaya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan panjang-berat, faktor kondisi, dan kelimpahan ikan nila menggunakan metode Catch per Unit of Effort (CPUE) sehingga informasi tersebut dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam kebijakan pengembangan Waduk Ria Rio. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari 2023. Metode purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel air, sementara itu pengambilan sampel ikan menggunakan jala tebar sesuai dengan daerah sering ditemukannya ikan. Parameter fisikia dan kimia yang diukur terdiri dari suhu, kecerahan, turbiditas, pH, dan DO. Total jumlah sampel ikan yaitu 144 ekor yang terdiri dari 100 ekor betina dan 44 ekor jantan. Hasil penelitian menunjukkan jumlah ikan yang sering tertangkap memiliki panjang 12—16 cm, terdiri dari 18 ekor jantan dan 34 ekor betina. Berat tubuh ikan yang sering tertangkap adalah 30—61 g, terdiri dari 25 ekor jantan dan 58 ekor betina. Kelimpahan ikan nila secara umum relatif tinggi dengan total hasil tangkapan sebesar 24 ekor/jam. Analisis hubungan panjang dan berat menunjukkan pola pertumbuhan alometrik positif. Nilai faktor kondisi Fulton sebesar 1,7 dan faktor kondisi relatif sebesar 200. Hasil pengukuran kualitas air menunjukkan nilai suhu, pH, dan DO masih berada dalam batas toleransi atau normal. Nilai kecerahan dan turbiditas tidak sesuai batas toleransi yang ada. Kesimpulan penelitian ini adalah ikan nila di Waduk Ria Rio memiliki kelimpahan yang relatif tinggi tetapi belum layak untuk ditangkap karena masuk ke dalam kategori juvenil atau masih berumur muda berdasarkan panjang dan beratnya.

Waduk Ria Rio, East Jakarta is a reservoir that is directly adjacent to the urban areas. Fishing is an activity that is often carried out by the local community and most of the catch is nile tilapia (Oreochromis niloticus). This activity prompted the need for fish resource management. This study aims to determine the length-weight relationship, condition factors, and tilapia abundance using the Catch per Unit of Effort (CPUE) method so that the information can be used as a basis for consideration in the development policy of the Rio Ria Reservoir. The study was conducted in February 2023. The purposive sampling method is used for water sampling, while fish sampling is carried out using cast nets according to the area where fish are often found. Physical and chemical parameters measured consist of temperature, brightness, turbidity, pH, and DO. The total number of nile tilapia samples was 144, consisting of 100 females and 44 males. The results showed that nile tilapia that were often caught had a length of 12—16 cm, consisting of 18 males and 34 females. The body weight that is often caught is 30—61 g, consisting of 25 males and 58 females. The abundance of nile tilapia is relatively high with a total catch of 24 fish/hour. Analysis of the length-weight relationship showed a positive allometric growth pattern. A Fulton condition factor value of 1,7 and a relative condition factor of 200 were gained. The result of water quality measurements showed temperature, pH, and DO values are still within a tolerable range. Brightness and turbidity do not match the existing tolerable range. This study concludes that nile tilapia in Ria Rio Reservoir has a relatively high abundance but is not yet suitable for catching because most of the fish are still in the juvenile category based on their length and weight."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Bayu Perdana
"Penelitian untuk mengetahui keanekaragaman genetik bakteri dari usus ikan nila melalui teknik metagenom sequence-based telah dilakukan. Hasil amplifikasi gen 16S rRNA dari usus sebesar 1550 pb, kemudian dilakukan sequencing pada isolat dari Kolam Laboratorium PTPP, Serpong (L1, L2); Tambak Ikan Nila Salin, Karawang (Mu, Pu); dan KJA Waduk Cirata, Purwakarta (A1, C1). Identifikasi ke-6 isolat bakteri berdasarkan BLAST menunjukkan bahwa terdapat similaritas terhadap 4 spesies bakteri dengan nilai max identity tertinggi.
Hasil analisis pohon filogenetik menggunakan metode neighbor-joining memperlihatkan bahwa isolat L1, L2 dan C1 diduga berkerabat dekat dengan bakteri Ochrobactrum anthropi, isolat A1 diduga berkerabat dekat dengan Lysinibacillus boronitolerans, isolat Pu diduga berkerabat dekat dengan Stenotrophomonas maltophilia, sementara isolat Mu diduga berkerabat dekat dengan Cetobacterium somerae. Berdasarkan hasil yang didapat, maka terbukti bahwa terdapat keanekaragaman gen 16S rRNA dari usus ikan nila yang dianalisis melalui teknik metagenom sequence-based.

Research to know the genetic diversity of intestinal bacterias in Tilapia gut had been done using sequence-based metagenome. 16S rRNA gene amplification produced PCR fragment with 1550 bp length, then followed by sequencing of isolates from Outdoor Laboratory, Serpong (L1, L2); Saline Tilapia Ponds, Karawang (Mu, Pu); and Cirata Reservoir, Purwakarta (A1, C1). Identification six bacteria isolates based on BLAST showed that there are 4 different species of bacteria with the highest value of max identity.
Phylogenetic analysis using neighbor-joining method showed that L1, L2, and C1 isolates is close relatives to Orchrobacterum anthropi, while A1 isolates is close relative to Lysinibacillus boronitolerans, Pu isolate is having close relationship with Stenotrophomonas maltophilia, and Mu isolates with Cetobacterium somerae. Thus, based on the results, it is proven that there is 16S rRNA gene diversity from tilapia intestines using metagenome sequence-based method.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1277
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Khoirul Anam
"Pencemaran mikroplastik menjadi ancaman bagi kehidupan biota. Mikroplastik yang terakumulasi dalam saluran pencernaan biota dapat menghambat pertumbuhan, mempengaruhi reproduksi, dan kerusakan organ internal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan  bentuk mikroplastik pada air, sedimen, insang, dan saluran pencernaan Ikan Nila Oreochromis niloticus di Situ Rawa Besar, Depok. Sampel air dan sedimen di ambil pada 3 stasiun pengambilan sampel dari situ. Sampel Ikan Nila diambil 5 ekor masing-masing pada 3 stasiun. Sampel insang dan saluran pencernaan dihancurkan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) 65%. Sampel air diambil 20 L dan disaring menggunakan plankton net. Sampel sedimen dikeringkan dalam oven sebanyak 25 gram. Larutan NaCl jenuh digunakan untuk memisahkan mikroplastik dengan pengotor. Sebanyak 1 mL sampel diteteskan pada Sedgewick Rafter Chamber kemudian diamati dan dihitung berdasarkan bentuk mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian pada Juli 2022 menunjukkan bahwa kelimpahan mikroplastik berkisar antara 15,00-23,33 partikel L-1 pada air, 20.330,00-45.330,00 partikel kg-1 pada sedimen, 182,67-593,33 partikel ind-1 pada insang, dan 596,00-701,33 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Kelimpahan mikroplastik tersebut lebih rendah dari kelimpahannya pada September 2023, yaitu berkisar antara 24,33-34,67 partikel L-1 pada air, 31.000,00-65.670,00 partikel kg-1 pada sedimen, 317,33-744,00 partikel ind-1 pada insang, dan 844,00-1.120,00 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Bentuk mikroplastik yang paling dominan adalah fragmen pada air, Ikan Nila, dan sedimen. Penelitian ini menunjukkan peningkatan jumlah mikroplastik di Situ Rawa Besar seiring berjalannya waktu yang didukung oleh beberapa faktor seperti peningkatan populasi, peningkatan sampah plastik, aktivitas antropogenik, dan curah hujan.

Microplastic pollution poses a threat to the life of aquatic organisms. Accumulated microplastics in the digestive tracts of these organisms can hinder growth, affect reproduction, and cause internal organ damage. This research aims to determine the abundance and forms of microplastics in water, sediment, gills, and digestive tracts of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) in Situ Rawa Besar, Depok. Water and sediment samples were collected from three sampling stations in the lake. Five Nile Tilapia samples were taken from each station. Gill and digestive tract samples were digested using 65% nitric acid (HNO3) solution. Twenty liters of water were collected and filtered using a plankton net. Sediment samples were dried in an oven, with 25 grams used for analysis. A saturated NaCl solution was employed to separate microplastics from impurities. One milliliter of the sample was dropped onto a Sedgewick Rafter Chamber, then observed and counted based on microplastic forms under a microscope. The research results in July 2022 indicated that microplastic abundance ranged from 15.00 to 23.33 particles L-1 in water, 20,330.00 to 45,330.00 particles kg-1 in sediment, 182.67 to 593.33 particles ind-1 in gills, and 596.00 to 701.33 particles ind-1 in the digestive tract. These abundances were lower than those in September 2023, ranging from 24.33 to 34.67 particles L-1 in water, 31,000.00 to 65,670.00 particles kg-1 in sediment, 317.33 to 744.00 particles ind-1 in gills, and 844.00 to 1,120.00 particles ind-1 in the digestive tract. The most dominant form of microplastics was fragments in water, Nile Tilapia, and sediment. This research indicates an increase in the quantity of microplastics in Situ Rawa Besar over time, supported by factors such as population growth, increased plastic waste, anthropogenic activities, and rainfall."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Taufiq Soekarno
"Gen tilapia Growth Hormone (tiGH) merupakan gen pengkode hormon pertumbuhan dari ikan nila yang berperan untuk meningkatkan pertumbuhan. Penelitian bertujuan melakukan kloning dan ekspresi gen tiGH untuk memproduksi protein rekombinan hormon pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian meliputi tahapan isolasi gen tiGH dari pMBA_tiGH, ligasi ke dalam pETBlue-2, serta transformasi vektor rekombinan ke dalam sel inang dengan menggunakan elektroporasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa vektor rekombinan dapat ditransformasi ke dalam sel inang E. coli BL2 dengan efisiensi transformasi 1,12x103 cfu/μg. Ekspresi gen tiGH dilakukan menggunakan induksi IPTG 0,4 mM dan dipurifikasi menjadi protein rekombinan growth hormone dengan berat molekul sebesar 22 kDa.

Tilapia growth hormone gene (tiGH) is a gene encoding growth hormone from the tilapia whose folr is to increase the growth. The research objective is to do cloning and expression tiGH gene to produce growth hormone recombinant proteins of tilapia (Oreochromis niloticus). Stages of research include isolation tiGH gene from pMBA_tiGH, ligation into pETBlue-2, and the transformation recombinant vector into host cells by using electroporation.
The result showed that recombinant vectors have been successfully transformed into the host cell E.coli BL21with transformation efficiency reached 1.12 x103 cfu/μg. Expression tiGH gene performed using 0.4 mM IPTG induction and purified recombinant protein growth hormone with a molecular weight of 22 kDa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1351
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiar Asita Baramanda
"Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN sebagai institusi di Indonesia yang mengurusi pengaplikasian energi nuklir untuk Indonesia telah mengoperasionalkan RSG 30Mwatt di Kawasan Puspitek Serpong sejak tahun 1987. Reaktor ini berpotensi melepaskan radiasi dari unsur-unsur radioaktif dari hasil reaksi fisi unsur tersebut. Potensi cemaran ini dikhawatirkan dapat mengganggu keseimbangan dan kesehatan lingkungan sekitar, khususnya lingkungan perariran terdekat seperti Sungai Cisadane. Beberapa radionuklida antropogenik seperti 137Cs sulit terdeteksi sehingga diperlukan adanya metode evaluasi kualitas lingkungan berdasarkan analisisnya tehadap jaringan molekul suatu organisme yang terpapar radionuklida tersebut, metode ini disebut Biomonitoring. Pada penelitian ini dilakukan eksperimen biokinetik dengan penentuan nilai Faktor Konsentrasi CF dan Faktor Biokonsentrasi BCF radionuklida 137Cs oleh Ikan Mas Cyprinus carpio melalui jalur air tawar yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan akuatiknya , yaitu konsentrasi Ion Kalium K Percobaan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu akumulasi/pengambilan, depurasi/pelepasan dan pembedahan organ. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan konsentrasi K dalam media menurunkan nilai CF pada Cyprinus carpio. Nilai faktor konsentrasi CF 137Cs oleh Cyprinus carpio setelah akhir akumulasi dalam kondisi media dengan variasi konsentrasi Kalium 2,5 ; 5 ;7,5 ; dan 10 ppm berturut ndash; turut adalah 2,762 ; 2,645 ; 2,637 ; 2,586 ml.g-1 dan nilai Faktor Biokonsentrasi BCF variasi konsentrasi ion K 2,5 ; 5 ; 7,5 ; dan 10 ppm berturut-turut adalah 1,32 ; 2,12 ; 1,77 ; 2,07 ml.g-1. Berdasarkan nilai-nilai tersebut , Ikan Mas Cyprinus carpio dapat dikategorikan sebagai bioindikator dari 137Cs.

Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN as an institution in Indonesia that developed nuclear energy in Indonesia has operated RSG 30 MWatt in Puspitek Serpong Area since 1987. This reactor has the potential to emit radiation from radioactive elements produced by fission reaction of the elements. The environmental hazard potential is feared to disrupt the balance and health of surrounding environment, especially the nearby waters like Cisadane River. Few anthropogenic radionuclides like 137Cs are difficult to detect that the need for a method to evaluate environment quality based on molecular network of an organism exposed to the radionuclide arises, and the said method is called Biomonitoring. In this study biokinetic experiment is conducted with determination of Concentration Factor CF and Bioaccumulation Factor values of 137Cs by Goldfish Cyprinus carpio by means of freshwater influenced by its aquatic environment condition, which is Potassium ion concentration K . This test is conducted through three steps, which is accumulation sampling, depuration release, and organ dissection. The results of the tests showed the increase of K concentration in the medium decrease CF value of Cyprinus carpio. CF value of 137Cs concentration by Cyprinus carpio after the end accumulation in media conditioned with variation of Potassium concentration 2.5 5 7.5 and 10 ppm respectively are 2.762 2.645 2.637 2.568 ml.g 1 and Bioconcentration Factor BCF for variation of K ion concentration 2.5 5 7.5 and 10 ppm respectively are 1.32 2.12 1.77 2.07 ml.g 1. Based on those values, Goldfish Cyprinus carpio can be categorized as bioindicator for 137Cs. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S70102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradilla Maulina
"Operasional Reaktor Serba Guna (RSG) 30 MW di kawasan Puspitek, Serpong yang memungkinkan terjadinya pelepasan radionuklida yang akan mengkontaminasi sistem perairan, salah saatunya adalah Cesium-137. Biota laut mampu mengakumulasi zat radioaktif sehingga konsentrasinya pada tubuh biota menjadi berlipat dibandingkan konsentrasi zat radioaktif di lingkungan. Kontaminasi dapat terjadi melalui jalur internal (ingesti) maupun jalur eksternal (radiasi lingkungan). Didukung oleh hal tersebut maka dilakukan studi bioakumulasi 137Cs oleh ikan kerong-kerong (Therapon jarbua) dari perairan Teluk Jakarta melalui jalur air laut.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme bioakumulasi 137Cs dengan faktor pengaruh salinitas dan suhu air pada T. jarbua dengan menggunakan metode biokinetika kompartemen tunggal melalui tiga tahap percobaan yaitu, aklimatisasi, kontaminasi dan depurasi serta dilakukan pengukuran aktivitas 137Cs dengan spektrometer gamma HPGE. Hasil penelitian menunjukkan Nilai faktor biokonsentrasi (BCF) pada salinitas 26?; 29?; 32?; dan 35? berturut-turut adalah 2.22; 2.14; 1.56; dan 6.17 mL g-1, sedangkan nilai BCF pada suhu 28˚C; 31 ˚C;34 ˚C; dan 37 ˚C berturut-turut adalah sebesar 2.78; 3.25; 3.79; dan 3.51 mL g-1.

The 30MW-Serba Guna Reactors (RSG) in puspitek ,Serpong may allow the release of the radionuclides that would contaminate the water system, one of them, is Caesium-137. Marine organisms are capable of accumulating the radioactive substances, resulting a higher concentration of it inside their body in contrast to the environment. Contamination can occur through internal pathways (ingestion) or external pathway (radiation in the environment). Supported by these statement, the 137Cs bioaccumulation study was performed by observing Target Fish (Therapon jarbua) from the Jakarta Bay.
This research is intended to study the bioaccumulation's mechanism of 137Cs with the influence of salinity and water temperature on T. jarbua using a single-compartment biokinetic model by doing three experimental processes, namely acclimatization, contamination, and depuration. The activity of 137Cs was measured by High-purity Germanium (HPGE) gamma spectrometer. The results shows the values of bioconcentration factor (BCF) on T. jarbua at 26 ?; 29 ?; 32 ?; and 35 ? salinity, which are 2.22; 2.14; 1.56; and 6.17 mL g-1, respectively. On the other hand, the BCF values at 28°C; 31 °C; 34 ° C; and 37 ° C temperature are 2.78; 3.25; 3.79; and 3.51 mL g-1, respectively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kintan Dienda Dienizar
"

Mikroplastik merupakan partikel plastik yang terdegradasi di lingkungan dengan ukuran < 5 mm. Kandungan mikroplastik di perairan tawar berpotensi membahayakan kelangsungan hidup biota di dalamnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelimpahan dan persentase komposisi bentuk mikroplastik pada insang dan saluran pencernaan ikan nila Oreochromis niloticus (Linnaeus,1758) di Ciliwung daerah Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Insang dan saluran pencernaan (lambung dan usus) dari 10 sampel ikan nila diekstraksi dan dihancurkan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) 65%. Sampel yang telah diekstraksi kemudian diberi larutan NaCl jenuh agar mikroplastik mengapung ke permukaan. Sampel diteteskan sebanyak 1 ml pada Sedgwick Rafter Chamber kemudian diamati di bawah mikroskop dan dihitung jumlah mikroplastik berdasarkan bentuk partikelnya. Hasil penelitian terdapat kelimpahan mikroplastik pada sampel insang, lambung, dan usus ikan nila diantaranya bentuk fiber, film, fragmen, dan granula. Total kelimpahan rata-rata mikroplastik di insang sebanyak 4.135 ± 3.297,20 partikel/ind, di lambung sebanyak 2.772 ± 1.030,43 partikel/ind, dan di usus sebanyak 3.598 ± 1.582,18 partikel/ind ditemukan pada ikan nila. Persentase komposisi bentuk mikroplastik yang ditemukan dominan pada ikan nila terdapat bentuk fiber sebesar 57,85% di insang; 53,21% di lambung dan 53,06% di usus.

 


Microplastics are plastic particles that degrade in the environment with a size of <5 mm. The content of microplastics in freshwater has the potential to endanger the survival of the biota in it. This study aims to analyze the abundance and percentage composition of microplastic forms in the gills and digestive tract of Nile Tilapia fish Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) in Ciliwung, Srengseng Sawah, South Jakarta. The gills and digestive tract (stomach and intestines) of 10 samples of nile tilapia fish were extracted and crushed using a 65% nitric acid (HNO3) solution. The extracted sample is then given a saturated NaCl solution so that the microplastic floats to the surface. The sample was dropped as much as 1 ml into the Sedgwick Rafter Chamber and then observed under a microscope and the number of microplastics was calculated based on the shape of the particles. The results showed an abundance of microplastics in the samples of gill, stomach, and intestines of tilapia including the form of fiber, film, fragments, and granules. The total abundance of microplastics in the gills was 4.135 ± 3.297,20 particles / ind, 2.772 ± 1.030,43 particles / ind in the stomach, and 3.598 ± 1.582,18 particles / ind in the intestine, which was found in tilapia. The percentage composition of the microplastic form that was found predominantly in tilapia contained a fiber form of 57,85% in the gills; 53,21% in the stomach and 53,06% in the intestine.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>