Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marco Ardiles
"Mesin bantu pada kapal berfungsi untuk menyediakan tenaga guna menggerakan generator penghasil utama listrik pada kapal. Melihat pentingnya peran dari Auxiliary Engine ini maka perlu diperhatikan perawatan mesin agar terhindar dari kegagalan. Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Plan Maintenance System PMS merupakan sistem perawatan terencana yang dilakukan berkala untuk mengurangi tejadinya kegagalan dan mempermudah dalam memantau kinerja mesin. Pada penelitian ini dilakukan analisa menggunakan metode FMEA Failure Mode and Effetcs Analisys dengan menghitung nilai RPN Risk Priority Number beberapa komponen penting pada Auxiliary Engine. Berdasarkan hasil dari analisa tersebut dapat dijadikan acuan dalam merancang PMS Plan Maintenance System. Hasil rancangan PMS Plan Maintenance System ini direkomendasikan penulis untuk diterapkan dalam perawatan mesin bantu pada Kapal Tipe K.

Auxiliary Engine on a ship has function to supply power for moving a generator which produce the electricity. Base on its function, it need to be concerned over the treatment of the Auxiliary Engine in order to avoid failures. Maintenance in industrial field is one of important factor to support the production process for increasing competitiveness in the market. PMS Plan Maintennace System is a periodical maintenance system which planned to decrease failures of the engine and make people easier to monitor its peformance. In this research, some components on Auxiliary Engine will be analyzed by FMEA Failure Mode and Effetcs Analisys metode and calculate RPN Risk Priority Number to know which one the most effect failure of Auxiliary Engine. Based on the result, researcher designed PMS Plan Maintenance System to applied in Auxiliary Engine's maintenance system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S70086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Garry Fajri Garcia
"Pada pengoperasian kapal pengangkut batu bara diperlukan suatu sistem yang mengatur tentang perawatan dan pemeliharaan peralatan pada kapal tersebut. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya masalah yang dapat merugikan kapal, seperti breakdown pada peralatan dan sebagainya. Selain itu sistem pemeliharaan yang dilakukan secara terencana dan berkala, juga dapat memperpanjang usia pakai suatu kapal sehingga dapat mencegah penurunan produktivitas kapal tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pada semua komponen yang terdapat di suatu kapal, juga telah diatur dalam International Safety Management Code (ISM Code). Oleh karena itu dibuatlah Planned maintenance system pada peralatan di kapal. Dalam hal ini komponen-komponen peralatan Self unloading pada kapal pengangkut batu bara MV. Sartika Baruna yang akan dijadikan objek penelitian untuk pembuatan sistem pemeliharaan tersebut.

In the operation of coal carrier ship, it is essential to have a system that regulates the maintenance of the equipments of the ship. This is necessary to avoid the problems that can inhibit the ship performance, such as the breakdown in the equipments of the ship and so on. Moreover, a maintenance system which is done in a well-planned and regular period can also extend the life of a ship and resist the decline in productivity of the ship. Things related to the maintenance of all components contained in a ship also have been regulated in the International Safety Management Code (ISM Code). Accordingly, it becomes necessary to arrange a Planned maintenance system (PMS) for the equipments on ship. In this case the components in the Self unloading Equipment on coal carrier ship MV. Sartika Baruna will be the object of research for the production of the maintenance system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alvi Hasyemi Khuzaima
"Sistem labuh dan tambat merupakan bagian perlengkapan kapal pengangkut batu bara yang sangat penting untuk kebutuhan operasional pada saat kapal berlabuh di daerah perairan ataupun saat sandar di dermaga. Perlengkapan sistem labuh dan tambat pada kapal pengangkut batu bara harus selalu dalam kondisi yang baik untuk menunjang operasional kapal di laut atau di dermaga. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang mengatur tentang perawatan dan pemeliharaan perlengkapan sistem labuh dan tambat di kapal tersebut. Sistem pemeliharaan yang dilakukan secara berkala dan terencana dapat memperpanjang usia pakai suatu kapal dan mencegah terjadinya masalah yang dapat merugikan kapal, sehingga dapat mencegah penurunan produktivitas kapal tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pada semua komponen yang terdapat di suatu kapal, juga telah diatur dalam International Safety Management Code (ISM Code). Atas dasar itulah dibuat Plan Maintenance System pada peralatan di kapal. Dalam hal ini komponen-komponen peralatan sistem labuh dan tambat pada kapal pengangkut batu bara MV. Sartika Baruna yang akan dijadikan objek penelitian untuk pembuatan sistem pemeliharaan tersebut.

Anchor and mooring system are the part of coal carrier ship?s equipment that is vital for operational needs when ship is anchored in the areas of waters or when berth at the harbor. Anchor and mooring equipment in the coal carrier ship should be always in good condition to support the operation of ship at the sea or at the harbor. Therefore, it is necessary to have a system that regulates the maintenance of anchor and mooring in the ship. A maintenance system which is done in a regular period and well-planned can extend life-time of a ship and avoid the problems that can inhibit the ship, so decrease in productivity of the ship can be prevented. Things related to the maintenance of all components contained in a ship also have been regulated in the International Safety Management Code (ISM Code). Base on the statement above, Plan Maintenance System (PMS) is made for the equipments on ship. In this case, the components in the Anchor and Mooring System on coal carrier ship MV. Sartika Baruna will be the object of research for the production of the maintenance system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Firdaus
"ABSTRAK
Dok Apung merupakan salah satu jenis dok yang pada umumnya ada di Indonesia. Dok Apung merupakan salah satu fasilitas pengedokan kapal. Kondisi dok harus dalam keadaan baik dan aman ketika beroperasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang mengatur tentang perawatan dan pemeliharaan bagian dan perlengkapan dok tersebut. Sistem pemeliharaan yang dilakukan secara berkala dan terencana dapat memperpanjang usia pakai suatu dok dan mencegah terjadinya masalah yang dapat merugikan dok, sehingga dapat mencegah penurunan produktivitas dok tersebut. Atas dasar itulah dibuat Plan maintenance system pada bagian dan peralatan di dok apung. Dalam hal ini pembuatan Plan Maintenance System direncanakan untuk konsep desain dok apung 13000 TLC untuk periode 5 tahun.

ABSTRACT
Floating dock is one of the docks, which generally exist in Indonesia. Floating dock is one ship docking facility. Dock conditions must be in good condition and safe when in operation. Therefore, it is necessary to have a system that regulates the maintenance parts and supplies these docks. A maintenance system which is done in a regular period and well-planned can extend life-time of a dock and avoid the problems that can inhibit the dock, so decrease in productivity of the dock can be prevented. Based on that system maintenance is made Plan on parts and equipment in the floating dock. In this case, design concept 13000 TLC will be the object of research for the production of the maintenance system for a period of 5 years."
[;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S59795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Kurniawan
"

Baru-baru ini, industri pembuatan kapal telah mampu mengembangkan metode produksi baru. Metode baru ini mempromosikan otomatisasi desain untuk menghasilkan kapal yang lebih efisien. Berbagai konsep produksi, seperti block division, modularisasi dan pembangunan kapal dengan desain standar adalah solusi yang memungkinkan untuk meningkatkan produksi. Desain ruang mesin, termasuk sistem perpipaan, adalah proses yang kompleks; oleh karena itu, memodulkan desainnya adalah strategi yang efektif untuk meminimalkan kompleksitas sistem. Selain itu, modularisasi memainkan peran penting. Proses ini membutuhkan banyak jam kerja. Makalah ini menyajikan pendekatan baru untuk desain ruang mesin berdasarkan konsep modularisasi. Karakteristik dari metode yang diusulkan adalah sebagai berikut: Perhatian diberikan pada semua sistem perpipaan ruang mesin kapal. Biaya dan berat sistem perpipaan dipertimbangkan. Untuk mendefinisikan modul yang efektif, digunakan matriks struktur desain. Dalam modularisasi menggunakan DSM, Algoritma Genetika digunakan untuk mendapatkan modul dengan mempertimbangkan beberapa kendala seperti jumlah sambungan pipa dan biaya pipa. Studi ini membahas rincian metode yang disebutkan di atas. Selain itu, uji simulasi optimasi desain dari beberapa sistem perpipaan dilakukan untuk menggambarkan prosedur optimasi desain secara rinci dan untuk memverifikasi efektivitas metodologi yang diusulkan.


Recently, the shipbuilding industry has been able to develop new production methods. This new method promotes design automation in order to produce ships more efficiently. The various production concepts, like block division, modularization and building ships with a standard design are possible solutions for improve production. Engine room design, including the piping system, is a complex process; therefore, modularization of its design is an effective strategy to minimize the complexity of the system. In addition, modularization plays an important role. This process requires a considerable number of man hours. This paper presents a new approach for engine room design based on the modularization concept. The characteristics of the proposed method are as follows: Attention was paid to all piping system of ship engine room. The cost and weight of the piping system were considered. to define an effective module, a design structure matrix was adopted. in the modularization using DSM, the Genetic Algorithm is used to obtain modules by considering some constraints like number of pipe connections and pipe cost. This study discusses the details of the above mentioned methods. In addition, simulation test of design optimization of a several piping systems were carried out to illustrate the design optimization procedure in detail and to verify the effectiveness of the proposed methodology. 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Luthfi Setyana
"Penilitian ini membahas tentang retrofit sistem pendingin mesin untuk kapal coaster 1200GT dengan menggunakan sistem keel cooler. Dimana proses untuk mengganti suatu sistem yang sudah ada yang disebut retrofiting. Kapal coaster 1200GT merupakan kapal pengangkut barang untuk pelayaran pantai. Kapal ini memiliki spesifikasi panjang keseluruhan ( ), panjang diantara garis tegak lurus ( ), lebar kapal ( ), tinggi kapal ( ), sarat kapal ( ), tenaga mesin utama ( ), kecepatan maksimum kapal ( ) dan dapat menampung penumpang sebanyak 400 orang. Tujuan penelitian ini adalah merancang kebutuhan keel cooler untuk kapal coaster 1200GT. Langkah-langkah kegiatan perancangan dan perhitungan keel cooler ini adalah sebagai berikut: menghitung kebutuhan keel cooler dengan variasi diameter ½ - 2 ½ inch untuk mengetahui berapa panjang (L) minimal dan nilai optimal dari nilai pelepasan panas (q). Variasi diameter menghasilkan beberapa nilai panjang dan nilai koefisien perpindahan panas yang bervariasi. Pada diameter 2½ inch memiliki nilai panjang minimal dan nilai pelepasan panas yang optimal.

This research discusses about retrofit of the engine cooling system for coaster ship 1200GT with a keel cooler system. Where the process to replace an existing system called Retrofitting. 1200GT coaster ship is a freighter ship to cruise the beach. This ship has the following specifications: length overall specification ( ), the length between perpendiculars ( ), the breadth ( ), height ( ), draft ( ), the main engine power ( ), the maximum speed of the ship ( ) and can accommodate as many as 400 passengers. The purpose of this research is to design requirements for ship's keel cooler coaster 1200GT. Step-by-step activities keel cooler design and calculation are as follows: calculate the keel cooler needs to variation in diameter ½ - 2 ½ inch to know how long ( ) minimum and the optimal value of the heat release ( ). Variations in diameter produced some length value and the value of heat transfer coefficient varies. At a diameter of 2½ inch has a minimum long value and optimal value of the heat release.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arif Pratama
"Keandalan dan efisiensi adalah komitmen pembangkit listrik kepada pemerintah untuk mengantisipasi dan mengatasi ancaman krisis energi dan dampak lingkungan akibat konsumsi energi. Tuntutan pembangkit listrik untuk beroperasi secara efisien memicu persaingan diantara industri pembangkit listrik. Sistem Manajemen Energi merupakan salah satu scenario untuk mengevaluasi konsumsi energi baik primer maupun sekunder dalam operasi pembangkit listrik. Tesis ini akan memaparkan mekanisme pengujian sistem manajemen energi primer dan sekunder pada sistem pembangkit listrik tenaga gas uap. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa sistem manajemen energi primer mampu menghemat konsumsi bahan bakar HSD sebanyak 3,795 KL untuk setiap proses turbin uap dan penghematan energi sekunder sebesar 932,4 kWh. Sistem manajemen energi juga mampu menurunkan heat rate rata-rata sebesar 0,22 kcal/kWh dalam satu tahun pembangkit beroperasi. Selain itu, sistem manajemen energi juga memberikan keuntungan secara ekonomis dan menurunkan aspek risiko kerugian finansial pembangkit.

Reliability and efficiency are the power plant’s commitment to the government to anticipate and overcome the threat of the energy crisis and environmental impact of energy consumption. The demand for a highly-efficient operation has sparked competition among power generation industries. The Energy Management System was adopted to evaluate energy consumption, both primary and secondary, in power plant operations. This thesis will describe the mechanism for primary and secondary energy management systems in the combined cycle power plant. This study proposed a mathematical opportunity of saving 3,795 KL of diesel fuel consumption and 932,4 kWh of in-house usage. The energy management system is also lowering the average heat rate by 0.22 kcal / kWh in one year. The energy management system also provides economic benefits and reduces the financial loss risk for power plants."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St Kevin Emeraldi
"Mengiringi perkembangan ekonomi dan teknologi yang begitu pesat, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dituntut untuk terus membangun infrastruktur dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di sisi lain, sebagai negara kategori emerging market, Indonesia juga harus gencar dalam mengembangkan industri pengolahan sumber daya alam terutama dari hasil bumi seperti pertambangan batu bara dan pasir besi. Menimbang kedua faktor diatas, sudah lumrah jika selama dua dekade terakhir industri alat berat di dalam negeri mengalami perkembangan yang cepat terutama dari sisi permintaan pelanggan. Hal ini mendorong perusahaan distributor dan perawatan alat berat terpacu untuk terus berinovasi agar bisa terus bersaing di dalam kondisi pasar yang dinamis.
Salah satu variabel yang diperhatikan oleh pelanggan dalam penggunaan alat berat, seperti excavator, adalah dari kemudahan dan harga total dari proses perawatan mesin. Komponen kritikal seperti undercarriage pada sebuah excavator dapat mencakup hingga 60 persen dari biaya perawatan jika terjadi kerusakan yang tidak terprediksi. Optimisasi perawatan berkala yang diikuti dengan prediksi yang tepat untuk breakdown pada alat berat merupakan salah satu strategi yang diterapkan oleh banyak perusahaan dalam usahanya menjawab tantangan pasar.
Melalui skripsi ini penulis mencoba untuk menganalisa system perawatan berkala yang sudah dilakukan oleh salah satu distributor alat berat terkemuka di Indonesia terutama untuk komponen undercarriage. Penulis juga akan mengambil data langsung dari workshop perusahaan tersebut yang bertempat di Cakung, Jakarta Barat, untuk melakukan analisa terhadap kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada komponen undercarriage dan mencoba untuk memberikan solusi yang dapat diterapkan oleh perusahaan melalui metodologi analisa PMO2000.

With the advancement of global economy and technological development, Indonesia, as one of the world developing countries is required to keep developing its intra- nation infrastructures to fulfill the needs of its citizens. On the other hand, as an emerging market country, Indonesia also needs to hasten its development in the natural resources processing industries, such as from coal and iron-sand. Bearing these two factors in mind, it is not a question anymore that for the past two decades, heavy machineries industry in Indonesia has experienced a significant amount of development, especially from the customers demand side. Through the increasing number of customers demand, various companies, that acts as the distributor of heavy machineries are required to keep innovating in order to sharpened its competitiveness on the dynamic market condition.
The ease and the total cost of heavy machineries maintenance is one of the most highlighted variables that the customers must consider in the usage of heavy machineries, such as excavators. Critical components like the undercarriage on an excavator could reach up to 60 percent of the total maintenance cost if there occurs an unpredicted failure. Enhancing the periodic maintenance with the addition of correct prediction for when the breakdown of a machineries component is going to happen is a strategy that is applied by one of the most renowned heavy machineries distributors in Indonesia to answer market challenges.
Through this thesis, the author is trying to analyze the periodic system maintenance that has been applied by a certain comapny, especially for the undercarriage components. The author is going to use the data that is obtained from their workshop that is located in Cakung, West Jakarta, to analyze the failures and breakdowns that frequently happened on the undercarriage components, and in the end formulate solutions that could be applied to enhance their quality of the ongoing maintenance system via the PMO2000 methods.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haski Apriliandi
"Pemeliharaan adalah merupakan unsur utama dalam setiap kegiatan operasional sebuah kapal. Demi mencegah terjadinya kerusakan pada komponen sebuah kapal, maka harus ada sebuah sistem pemeliharaan yang terencana sebelum kapal itu memulai kegiatan operasionalnya. Hal tersebut sudah menjadi aturan baku yang diatur oleh International Safety Management (ISM) Code mengenai pemeliharaan pada seluruh komponen kapal. Kegiatan pemeliharaan diatas kapal merupakan tanggung jawab para kru kapal dan diawasi oleh biro klasifikasi tempat kapal tersebut didaftarkan.
Dari seluruh komponen yang ada diatas kapal, mesin utama kapal merupakan elemen penting pada sebuah kapal, karena berkenaan langsung dengan kegiatan operasional kapal. Maka perancangan kegiatan pemeliharaan yang terencana atau lebih dikenal dengan istilah Planned Maintenance System (PMS) menjadi hal yang penting demi menjaga kinerja dari sebuah mesin utama. Mesin Utama berjenis diesel 2 langkah dengan jumlah silinder tujuh buah dan bertenaga 15820 KW menjadi objek penelitian yang akan menjadi contoh penerapan Planned Maintenance System pada sebuah mesin utama di kapal.

Maintenance is an essential element in all operations of a ship. To prevent damage to the components of a ship, then there must be a system of planned maintenance before the ship started its operations. It is already a rule that is set by the International Safety Management (ISM) Code concerning maintenance on all components of the ship. Maintenance activities on the ship is the responsibility of the ship's crew and overseen by a classification bureau where the ship is registered.
From all components on board, the ship main engines are an important element on a ship, because it directly relating to the operations of the ship. Then design activities planned maintenance or better known as the Planned Maintenance System (PMS) to be essential in order to maintain the performance of a main engine. Main engine type diesel 2 stroke seven the number of cylinders and 15820 KW powered the object of research that will be the example of Planned Maintenance System on a main engine on board.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Djamallail Malik
"Di dunia maritim sekarang, industri pembuatan kapal sangat kompetitif. untuk mengembangkan atau bahkan bertahan dalam persaingan pasar global, pembuat kapal perlu menemukan metode untuk memproduksi kapal secara efisien untuk memperbarui energi dalam bisnis pembuatan kapal dan menstabilkan biaya pembuatan kapal. Oleh karena itu, pengembangan metode baru seperti modul pembuatan kapal, desain optimisasi, dan konsep modularisasi diperlukan. makalah ini menyajikan pendekatan baru untuk desain sistem perpipaan pada ruang mesin di kapal berdasarkan konsep algoritma Berbasis Aturan.
Karakteristik dari metode yang diusulkan adalah sebagai berikut:
Pertama, Perhatian diberikan pada sistem perpipaan dari beberapa sistem perpipaan yang berbeda. kesamaan modul dan pengaturan dipertimbangkan dan biaya dan ukuran sistem perpipaan dan kesamaan.
Kedua, proses desain sistem perpipaan akan dibagi menjadi dua tahap: definisi modul dan pengembangan desain.
Ketiga, untuk mendefinisikan modul efektif yang dapat digunakan secara umum pada kapal yang berbeda, matriks struktur desain diadopsi.
Dan keempat, Dalam perancangan pengembangan, sistem optimisasi dikembangkan menggunakan algoritma Rule Based untuk mendapatkan pola yang sama dalam pengembangan modul pada beberapa sistem perpipaan pada kapal dengan pertimbangan biaya dan kesamaan yang khusus.
Studi ini membahas perincian metode yang diuraikan di atas. Selain itu, sistem perpipaan kapal dirancang menggunakan metode yang diusulkan dan efektivitasnya dievaluasi untuk mencapai efisiensi

In the maritime world now, the shipbuilding industry has been very competitive. to develop or even survive in global market competition, shipbuilders need to find methods to efficiently produce ships in order to renew energy in the shipbuilding business and stabilize shipbuilding costs. Therefore, the development of new methods like ship building modules, optimization design, and modularization concepts is necessary. This paper presents a new approach to the design of piping systems on engine room in ships based on the concept of Rule Based algorithms.
The characteristics of the proposed method are as follows:
First, Attention is given to piping systems from several different piping systems. similarity of modules and settings considered and costs and size of piping systems and similarities.
Second, the design process of the piping system will be divided into two stages: module definition and design development.
Third, to define effective modules that can be used in general on different ships, the design structure matrix is adopted.
And fourth, In the design of the development, the optimization system was developed using a Rule Based algorithm to obtain the same pattern in the development of modules on several piping systems on ships with special consideration of costs and similarities.
This study discusses the details of the method outlined above. In addition, the ship piping system is designed using the proposed method and its effectiveness is evaluated to achieve efficiency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>