Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bilqis Fitria Salsabiela
"Studi ini membahas tentang risk assessment pengembangan Pesawat Tempur KFX/IFX dalam kerjasama joint development antara Indonesia dan Korea Selatan untuk tahapan Engineering and Manufacturing Development Phase (EM DP). Risiko-risiko dalam Tahapan EM DP ditinjau dari aspek Life Cycle of Weapon System. Risk assessment dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi, Menganalisis risiko serta menilai tingkat risiko sebagai kalkulasi matang untuk menggiring proyek ini agar dapat berjalan lancar dan menghindarkan dari risiko default atau kegagalan proyek mahabesar yang sudah menelan biaya yang tidak sedikit bagi Indonesia. Apalagi ini merupakan pengalaman Pertama dalam membuat pesawat tempur. Selain itu, pengembangan Pesawat Tempur KFX/IFX Merupakan salah satu program nasional yang bertujuan untuk membangun kemandirian industri pertahanan dan membuka peta jalan penguasaan pesawat tempur bagi PT.Dirgantara Indonesia"
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2017
345 JPUPI 7:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Endrasta Wicaksono
"Kerja sama pengembangan bersama pesawat jet tempur KFX/IFX telah berjalan selama lebih dari satu dekade. Terdapat beberapa rencana yang akan diterapkan dalam kerja sama ini. Selama beberapa tahun kerja sama ini berjalan, beberapa rencana-rencana tersebut berhasil diterapkan. Namun, tidak semua hal yang direncanakan dalam kerja sama ini berlangsung lancar. Terlebih lagi, kerja sama ini juga mengalami berbagai penundaan yang dilakukan oleh Korea Selatan dan Indonesia, adanya pandangan negatif dari kedua negara terkait kerja sama ini, dan adanya rencana pembelian pesawat jet tempur oleh kedua negara dari negara lain meskipun kerja sama ini sedang berlanjut. Walaupun begitu, Indonesia dan Korea Selatan tetap memutuskan untuk melanjutkan kerja sama ini. Skripsi ini mempertanyakan alasan yang membuat Indonesia dan Korea Selatan memutuskan untuk melanjutkan kerja sama tersebut. Skripsi ini menggunakan kerangka analisis kerja sama industri pertahanan dan metode penelusuran causal-process tracing untuk menjelaskan alasan di balik keputusan tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat lima alasan yang mendorong kelanjutan kerja sama KFX/IFX, yakni keinginan Indonesia dan Korea Selatan untuk mengurangi ketergantungan impor alutsista; potensi pengembangan industri pertahanan nasional kedua negara dari kerja sama KFX/IFX; keinginan Indonesia dan Korea Selatan untuk mendapatkan keuntungan diplomatik; kemungkinan kerja sama industri pertahanan Indonesia dan Korea Selatan di masa depan; dan  keinginan Indonesia dan Korea Selatan memperoleh prestise.

The joint development cooperation of KFX/IFX fighter jets has been going on for more than a decade. There are several plans that will be implemented in this cooperation. During the several years of this cooperation, several of these plans were successfully implemented. However, not everything planned in this cooperation went smoothly. Moreover, this cooperation has also experienced various delays by South Korea and Indonesia, negative views from the two countries regarding this cooperation, and there are plans to purchase fighter jets by the two countries from other countries even though this cooperation is still ongoing. Even so, Indonesia and South Korea still decided to continue this cooperation. This thesis questions the reasons that made Indonesia and South Korea decide to continue the cooperation. This thesis uses an analytical framework of defense industry cooperation and a causal-process tracing method to explain the reasons behind this decision. This study finds that there are five reasons that encourage the continuation of KFX/IFX cooperation, namely the desire of Indonesia and South Korea to reduce dependence on imported main weapon system; the potential for the development of the national defense industry of the two countries from the KFX/IFX cooperation; the desire of Indonesia and South Korea to gain diplomatic advantage; the possibility of cooperation in the defense industry of Indonesia and South Korea in the future; and the desire of Indonesia and South Korea to gain prestige."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilqis Fitria Salsabiela
"This article is about the activity of risk assessment in developing KFX/IFX Fighters through joint development cooperation between Indonesia and South Korea for Engineering and Manufacturing Development Phase (EMDP). The Risks in EMDP found by using the Life Cycle of Weapon System. Risk assessment aims to identify, analyze and assess the level of risk as a calculation so that the program will always be on the track and and the default of the project will be avoided. Moreover, this is the first experience for Indonesia to make fighters. Besides that, KFX/IFX fighters is one of our national program which aims to built the independence of defense industry and to open the road map in mastering on making fighter for PT.Dirgantara Indonesia (PT.DI)."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2017
345 JPUPI 7:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mischa Guzel Madian
"Fokus dari tesis ini adalah menganalisa kerjasama Indonesia - Korea Selatan dalam mengembangkan pesawat tempur generasi 4.5 KAI KF-X / IF-X bila membandingkannya dengan fenomena Revolution in Military Affairs (RMA) yang jamak terjadi di kawasan, dan dengan tingkat kapabilitas pertahanan kedua negara dalam menyukseskan program tersebut. Penulisan menggunakan teori dan/atau konsep stratatifikasi, RMA, dan beberapa konsep penunjang lain seperti inovasi militer, difusi teknologi militer, dan strategi integratif.
Penelitaian ini menggunakan metode kualitatif, dan menjabarkan dengan komprehensif tinjauan historis dari kerjasama Indonesia - Korea Selatan; perkembangan, kajian, dan tingkatan industri pertahanan kedua negara; spesifikasi teknis KAI KF-X / IFX; serta Doktrin dan Postur angkatan bersenjata.
Temuan yang didapatkan dari penelitian adalah bahwasanya pesawat tempur KAI KF-X / IF-X ini tidak mempengaruhi RMA Indonesia karena pesawat tempur tersebut akan memenuhi tuntutan operasional TNI AU di masa mendatang dan tidak akan menyebabkan perubahan signifikan terhadap Doktrin maupun Postur TNI. Yang terjadi adalah evolution in military affair, bukan RMA.

This thesis is concentrated in analyzing the cooperation between Indonesia - South Korea in the development of a 4.5 generation jet fighter KAI KF-X / IF-X by comparing it to the Revolution in Military Affairs (RMA) phenomena that is raging in the region, and with the defense capability of the two countries. The theories and/or concepts used in the writing of this thesis are stratification, RMA, and a few other concepts such as military innovation, technology diffusion, and integrative strategy.
The writings that are used are within the qualitative methods, that describes comprehensively the historical background of the Indonesian - South Korean relations; the level of both defense industries; technical specification of the KAI KF-X / IF-X; and the Doctrine of the armed forces.
The findings of this research concludes by acknowledging that the KAI KF-X / IF-X jet fighter will not start nor alter Indonesia?s RMA, because the planes will be align with the future operational requirements of the Indonesian air force. Neither does the Doctrine will be affected. Thus, what is happening is not an RMA, rather the evolution in military affair.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30364
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alvira Nurul Hasanah
"This study describes risk assessment of occupational health and safety on working
at height activities in Leighton-Total Joint Operation (LTJO) year 2015. This
study refers to AS/NZS 4360:2004 standard with semi-quantitative analysis, and
mathematic method from W.T. Fine. The result of this study shows that activities
at height in LTJO have 86 occupational health and safety risks. At the level of
existing risk, there are 1 risk categorized as very high, which means activity
should be stopped until risk reduced to the safe limit, which is the risk of falling
from height within the scaffold dismantling activity.

Penelitian ini membahas tentang penilaian risiko K3 pada aktivitas pekerjaan yang
dilakukan di ketinggian di Leighton-Total Joint Operation (LTJO) tahun 2015.
Penelitian ini mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dengan menggunakan
analisis risiko semikuantitatif dan perhitungan nilai risiko dengan metode dari
W.T. Fine. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas pekerjaan yang
dilakukan di ketinggian di LTJO memiliki 86 risiko K3. Pada level existing risk
terdapat 1 risiko dengan kategori very high, yang artinya aktivitas harus
diberhentikan sampai risiko dapat direduksi hingga batas aman, yaitu risiko jatuh
dari ketinggian pada aktivitas pembongkaran scaffolding."
2015
S58805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi Hawari
"[ABSTRAK
Kecelakaan pada Alur Pelayaran Masuk dan Kolam Pelabuhan berdampak besar bagi pelabuhan tersebut, mulai dari nyawa manusia, kerugian materi, pencemaran lingkungan, hingga dampak buruk bagi stakeholder pelabuhan. Berdasar dari laporan investigasi kecelakaan KNKT, Risk Assessment dibuat. Risk Assessment diperlukan untuk menilai bobot dari resiko terjadinya kembali kecelakaan tersebut. Dari contoh Risk Assessment yang dibuat, disimpulkan bahwa faktor yang kerap menyebabkan kecelakaan di Alur Pelayaran Masuk dan Kolam Pelabuhan adalah Nakhoda yang tidak mengikuti prosedur pelayanan pandu dengan benar dan pemeliharaan fasilitas pelabuhan yang kurang baik. Untuk mencegah keccelakaan terulang, dibuat Lembar Permohonan Tanpa Pandu dan Lembar Pemeliharaan Fasilitas Pelabuhan.

ABSTRACT
Ship accident at port entrance channel and port basin has a major impact on human lives, material losses, environmental pollution, and bad impact for the port stakeholders. Risk Assessment is based on KNKT?s investigation reports , Risk Assessment is needed to assess the weight of the risk recurrence similar accident. An example of a Risk Assessment Pelabuhan Tanjung Perak concluded that the bad procedure pilot service execution and bad port facilities maintenance are mostly causes ship accidents at port entrance channel and port basin. The recommendations to reduce the similar accidents are to apply ?Lembar Permohonan Tanpa Pandu? and ?Lembar Pemeliharaan Fasilitas Pelabuhan?.
;Ship accident at port entrance channel and port basin has a major impact on human lives, material losses, environmental pollution, and bad impact for the port stakeholders. Risk Assessment is based on KNKT?s investigation reports , Risk Assessment is needed to assess the weight of the risk recurrence similar accident. An example of a Risk Assessment Pelabuhan Tanjung Perak concluded that the bad procedure pilot service execution and bad port facilities maintenance are mostly causes ship accidents at port entrance channel and port basin. The recommendations to reduce the similar accidents are to apply ?Lembar Permohonan Tanpa Pandu? and ?Lembar Pemeliharaan Fasilitas Pelabuhan?., Ship accident at port entrance channel and port basin has a major impact on human lives, material losses, environmental pollution, and bad impact for the port stakeholders. Risk Assessment is based on KNKT’s investigation reports , Risk Assessment is needed to assess the weight of the risk recurrence similar accident. An example of a Risk Assessment Pelabuhan Tanjung Perak concluded that the bad procedure pilot service execution and bad port facilities maintenance are mostly causes ship accidents at port entrance channel and port basin. The recommendations to reduce the similar accidents are to apply “Lembar Permohonan Tanpa Pandu” and “Lembar Pemeliharaan Fasilitas Pelabuhan”.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Zaidun
"Tesis ini membahas analisa perbandingan metode assessment berbasis resiko dengan metode assessment berbasis waktu untuk mengatasi masalah korosi pada stasiun pengolahan gas ditinjau dari segi efektifitas dan efesiensi dari jadwal inspeksi yang akan dilakukan serta besarnya biaya yang dikeluarkan untuk kedua metode tersebut. Penelitian yang dilakukan untuk metode assessment berbasis resiko dilakukan dengan metode semi kuantitatif dengan analisa technical module subfator (TMSF) sesuai dengan standar API-581. Analisa keekonomian dilakukan dengan metode perbandingan net present value (NPV) dengan mempertimbangkan biaya aktual serta eskalasi kenaikannya per tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jadwal inspeksi berdasarkan assessment berbasis resiko lebih efektif dan efesien. Inspeksi yang dilakukan berdasarkan analisa tingkat resiko setiap peralatan. Metode inspeksi dipilih berdasarkan estimasi mekanisme kegagalan yang terjadi. Bila ditinjau dari segi biaya maka metode assessment berbasis resiko dapat mengurangi biaya sebesar 46% untuk jadwal inspeksi selama 15 tahun kedepan.

The focus of this study is to compare the efficiency between risk base inspection and time base inspection. Study of risk base inspection is using semi-quantitative method with technical module subfactor analysis based on API-581 standard. Economic analysis is conducted by comparing the net present value with actual cost of inspection followed by annual escalation consideration. Results of this study show that risk base assessment inspection schedule is more effective and efficient than time base assessment. The inspection is based on risk level each equipment. Inspection method is based on estimation of failure mechanism. Economic analysis shows that risk base inspection is able to reduce cost until 46% for 15 years inspection schedule."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27844
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Rahmah Sari Dewi
"Penelitian ini membahas mengenai risiko keselamatan pada Pekerjaan Instalasi Pipa Hydrant dan Sprinkler di Proyek Pembangunan Gedung XY oleh PT. X Tahun 2012. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai probabilitas, konsekuensi dan eksposur dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar tingkat risiko semi kuantitatif W.T. Fine J untuk mengetahui tingkat risiko. Penelitian ini menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004.
Hasil penelitian menyatakan bahwa prioritas risiko yang dimiliki pada setiap tahapan pekerjaan di pekerjaan instalasi pipa hydrant dan sprinkler meliputi very high, priority 1, substantial, priority 3, dan acceptable.

This study discusses the safety risks at work hydrant and sprinkler pipes installation on XY building Project by PT. X in 2012. Risk assessment is done by analyzing the value of risk probability, consequence and exposure of each phase of the work which is then compared with the standard semi-quantitative risk level WT Fine J to determine the level of risk. This study using semi-quantitative methods AS / NZS 4360:2004.
The results stated that the priority risks that exist at every stage of work on the job hydrant and sprinkler pipe installation includes very high, priority 1, substantial, priority 3, and acceptable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonhadji S.R.
"Jalan Tol diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi serta efisiensi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemeliharaan Jalan Tol adalah salah satu kegiatan untuk menjaga kondisi permukaan jalan dan fasilitasnya sesuai standard. Dilingkungan PT Jasa Marga (persero), pekerjaan ini ditangani secara bersama oleh unit Pemeliharaan kantor pusat sebagai pembina dan unit Pemeliharaan kantor Cabang yang akan melaksanakannya. Sedangkan kontraknya didasarkan pada Jadwal. Harga satuan dan perkiraan volume yang dikerjakan, dan pembayarannya dilaksanakan setelah pengukuran pekerjaan selesai (Harga satuan tetap-Fixed Unit Price). Namun dalam pelaksanaannya masih dilakukan secara parsial berdasarkan jenis pekerjaan, lokasi dan kerusakan sesuai kondisinya. Kondisi ini dinilai tidak efisien, balk dari segi administrasi yang memerlukan waktu lama maupun dari segi teknis yang memerlukan pengawasan dengan sumberdaya manusia yang lebih banyak.
Untuk mengatasi hal tersebut ditempuh strategi pengadaan dengan sistem Kontrak Pemeliharaan berdasarkan Kinerja atau sering dikenal dengan istilah Performance Base Maintenace Contract (PBMC), dimana untuk suatu proyek pemeliharaan, kontrak didasarkan atas kemampuan kontraktor dalam mempertahankan kondisi minimum yang telah tercantum dalam kontrak dan bukan terhadap volume pekerjaan yang telah diselesaikan. Sifat kontrak PBMC ini adalah mengalokasikan tanggung jawab dalam desain dan pelaksanaan pekerjaan secara efisien dan efektif sepenuhnya tergantung pada kontraktor. Pengalaman di beberapanegara-menunjukkan bahwa sistem ini memiliki banyak keuntungan yang salah satunya adalah menurunkan biaya pemeliharaan serta dapat memperbaiki kondisi jalan yang diinginkan.
Namun demikian masih dimungkinkan terjadinya ketidakpastian yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya sasaran yang diinginkan. Maka dengan pendekatan Risk Assesment, dapat diidentifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul, yang selanjunya dengan Proses Hirarki Analisis (Analytic Hierarchy Process) dapat diketahui bobot masing-masing kriteria risiko yang berpengaruh terhadap penerapan PBMC pada pemeliharaan Jalan tol.

The Toll road carried out as a mean to improve distribution service activities efficiency and also General Revenues and Expenditure Budget fund (APBN) efficiency. Toll Road Maintenance is one of the activities to take care of the condition of road surfaces and its facility according to standard. In Jasa Marga's environment, this work handled collectively by Maintenance Division of head office as builder and Maintenance unit of branch office to executing it. While its contract is relied on Schedule, Unit Price and Estimate of done volume, and its payment executed after measurement of work finish. However, in its execution still conducted by partial pursuant to work type, damage and location according to its condition. This condition assessed is inefficient, either from administration facet needing old time or also from technical facet, which need observation with human being source, which is more.
To overcome mentioned gone through levying strategy with system Contract Conservancy pursuant to Performance or often recognized with Performance Base Maintenance Contract (PBMC) term, for the maintenance project, contract based to the ability of contractor in maintaining the condition of minimum which have been contained in bond and non to work volume which have been finished. Nature of this PBMC contract is responsibility allocation in work execution and design efficiently fully depends at contractor. Experience in some country show that the system have many advantage which one of them is to degrade maintenance cost and also can improve the condition of wanted road.
However, that way still enabled by the happening of uncertainly able to result not reach of wanted target. Hence with approach of Risk Assessment, earn risk identification which possible arise, what its with Analytic Hierarchy Process can know by Wight of each risk criterion having an effect on to applying of PBMC at toll road maintenance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T8811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>