Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7713 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Potivejkul, Siriwat
Terengganu: UMT, 2017
500 JSSM 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Wulansarie
"Dalam penelitian ini limbah cair yang mengandung senyawa antibiotik penisilin diolah dengan menggunakan teknik ozonasi dengan signifikansi penggunaan Reaktor Hibrida Ozon-Plasma (RHOP) dan sinar UV. Penelitian ini dilakukan dengan variasi waktu penyisihan (15, 30, 45, dan 60 menit), konfigurasi sistem ozonasi dalam pengolahan limbah cair (pengolahan limbah cair dengan ozon, pengolahan limbah cair dengan RHOP, pengolahan limbah cair dengan ozon dan RHOP, pengolahan limbah cair dengan ozon dan sinar UV), konsentrasi awal limbah penisilin (50 ppm dan 10 ppm), pH limbah (asam, netral, dan basa), dan tegangan ozonator (75, 150, dan 225 Volt).
Hasil penelitan ini adalah konsentrasi amoksisilin yang dianalisis dengan alat spektrofotometer, ampisilin yang dianalisis dengan titrasi iodometri, dan COD yang dianalisis dengan titrasi FAS (Fero Amino Sulfat). Penelitian ini menghasilkan kondisi terbaik untuk menyisihkan penisilin yang terkandung dalam limbah cair yaitu, kondisi basa dengan pH ≈10 dan sistem penyisihan limbah cair yang mengandung penisilin dengan ozon dan sinar UV, serta konsentrasi awal penisilin yang terkandung dalam limbah cair adalah 50 ppm. Persentase penyisihan yang dihasilkan mencapai 95,61% dengan konsentrasi akhir 1,90 ppm.

In this study wastewater containing penicillin antibiotic compounds was processed using ozonation technique with significance of using Ozone-Plasma Hybrid Reactor (RHOP) and UV light. The research was carried out with allowance for time variation (15, 30, 45, and 60 minutes), the system configuration of ozonation in wastewater treatment (wastewater treatment with ozone, wastewater treatment with RHOP, waste water treatment with ozone and RHOP, wastewater treatment with ozone and UV light), the initial concentration of penicillin waste (50 ppm and 10 ppm), pH waste (acidic, neutral, and alkaline), and ozonator voltage (75, 150, and 225 Volt).
The research results are amoxicillin concentration was analyzed with spectrophotometer, ampicillin was analyzed with iodometri titration, and COD was analyzed by FAS (Fero Amino Sulfat) titration. This research resulted in the best condition to set aside penicillin contained in the wastewater, alkaline conditions with pH ≈ 10 and allowance system effluent containing penicillin with ozone and UV rays, as well as the initial concentration of penicillin contained in wastewater is 50 ppm. The resulting allowance percentage reached 95.61% with a final concentration of 1.90 ppm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nayoan, Stefans Johan Xaverius
"Melalui penelitian ini, signifikansi dari efek kavitasi hidrodinamika dan ultrasonik dan juga pemangsa radikal akan diketahui dan dievaluasi melalui konstanta laju reaksi dan bilangan Hatta. Dalam penelitian ini, pembelajaran literatur akan dilakukan pertama, agar dapat melanjutkan penentuan model dan input pada penelitian ini. Kemudian, pembentukan program akan dilaksanakan dan program tersebut akan divalidasi melalui data yang telah diperoleh dari eksperimen sebelumnya. Hasil dari program kemudian akan dianalisa dan dibahas. Untuk pembentukan program, perangkat lunak matematis, MATLAB, akan dipakai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam segi konsumsi ozon, konfigurasi ozonasi tunggal mengkonsumsi ozon paling tinggi, sedangkan konfigurasi ozonasi dan kavitasi ultrasonik adalah yang paling rendah. Hal ini dapat dikaitkan dalam pembentukan radikal bahwa kavitasi ultrasonik adalah yang tertinggi. Dari riset ini, harga kO3 untuk ozonasi tunggal adalah yang tertinggi, mencapai 5.55 x 106, sedangkan konfigurasi ozonasi - kavitasi ultrasonik adalah yang terendah, mencapai 4.17 x 105. Dari segi harga bilangan Hatta, ozonasi tunggal adalah yang tertinggi dengan harga 3.80 x 107, sedangkan konfigurasi ozonasi - hidrodinamika - ultrasonik adalah yang terendah, mencapai 4.28 x 105.

Through this study, the significance of effects of hydrodynamic and ultrasonic cavitation along with radical scavengers are determined and evaluated based on the reaction rate constant and Hatta number. In this research, studies on literature is carried out, along with the model and input determination as the next step. Next, the program is developed and is validated based on data obtained from experiments. Results from the program is then analysed for discussions and conclusions. For the program?s development, the mathematical software, MATLAB, is used. Results from this research has shown that in terms of ozone consumption, single ozonation method is the highest, whereas a combination of ozonation and ultrasonic cavitation is the lowest. This can be related in terms of radical formation due to cavitation that ultrasonic is the highest. From the conducted research, kO3 value for ozonation is the highest, reaching a max kO3 of 5.55 x 106, while the lowest is ozonation-ultrasonic cavitation, reaching a max kO3 of 4.17 x 105. And in terms of Hatta number, ozonation is the highest with Ha number reaching 3.80 x 107, while ozonationhydrodynamic cavitation-ultrasonic cavitation is the lowest, reaching 4.28 x 105."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Herdayunita
"Di masa pandemi, tubuh membutuhkan nutrisi yang baik untuk menangkal berbagai penyakit, termasuk COVID-19. Tomat merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, karena kandungan nilai gizinya yang tinggi. Adanya peningkatan kebutuhan tomat dari tahun ke tahun mengakibatkan terjadinya peningkatan dalam produksi tomat. Sayangnya, tomat rentan mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk memperpanjang umur simpan tomat. Penelitian ini bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas tomat, serta memperpanjang masa simpan tomat. Metode yang digunakan adalah Hydrocooling dan Ozonasi, yang terdiri dari tiga dosis (1 ppm, 3 ppm, 5 ppm) dan dua suhu penyimpanan (suhu ruang berkisar 20℃, dan suhu kulkas berkisar 10℃). Parameter yang diamati meliputi: angka lempeng total (ALT) untuk total bakteri mesofilik aerobik (TBMA), kandungan vitamin C, perubahan pH, penurunan massa, dan organoleptik sampel (warna, aroma, dan tekstur) pada tomat selama 14 hari. Perlakuan hydrocooling yang dilanjutkan dengan pengembusan gas ozon berdosis 5 ppm dan sampel disimpan pada suhu kulkas (10℃) mampu menghasilkan jumlah TBMA 5,01 x 103 CFU/g, menghambat penurunan kandungan vitamin C terbaik, yaitu 30,9% dan peningkatan pH terendah, yaitu 2,09% dari kondisi awal, memiliki penyusutan massa 1,63%, serta menghasilkan nilai uji organoleptik di akhir penyimpanan yang lebih baik dibandingkan sampel lain.

Human body needs good nutrition to prevent from various diseases during COVID-19 pandemic. Demand of tomatoes for consumption tend to be high, notably by Indonesian people, due to its high nutrition. Every year the demand of tomatoes increases and consequently tomato’s production has to rising up. Unfortunately, tomato is susceptible to damage. Therefore, prolong of its shelflife is needed. This study aims to prevent decreasing quality of tomato and to prolong shelf life as well. Hydrocooling and Ozonation methods are used, consists of three doses (1 ppm, 3 ppm and 5 ppm) and two storage temperature (room temperature about 20℃, and cold temperature about 10℃). Parameters observed viz. total plate count (TPC) for total mesophilic aerobic bacteria (TMBA), vitamin C content, pH alteration, weight loss, and organoleptic (color, aromatic, and texture) in tomato for 14 days. Hydrocooling followed by 5 ppm ozone gas treatment and storage in cold temperature gives better score than control and single treatment with 5,01 x 103 CFU/g TMBA, inhibiting the decrease in vitamin C content as low as 30,9%, pH alteration as much as 2,09%, weight loss as low as 1,63%, and gives better organoleptic values than other samples at the end of the storage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Zytka Narindra
"Rumah sakit membutuhkan sistem pengolahan air khusus laboratorium, hemodialisis, dan unit perawatan intensif atau instalasi ultrapure water (UPW). Salah satu teknologi terkini untuk menyediakan air ultrapure adalah reverse osmosis (RO) meupun electrodeionisasi (EDI) dengan ketentuan air umpan sesuai dengan perusahaan manufaktur teknologi tersebut. Walaupun efektif, energi yang dibutuhkan untuk memproduksi air dengan kualitas tersebut tinggi akibat pencemar non-ionik yang menyebabkan fouling pada membran. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pre-treatment pengolahan antara lain dengan ozonasi dan adsorpsi karbon aktif . Pada penelitian menggunakan kedua matriks air yaitu air PAM dan air tanah, terdiri dari 3 tahap yaitu proses adsorpsi tunggal dengan GAC komersial batubara dengan ukuran pori <10 mikronmeter, ozonasi tunggal dari brand Diodel Ozone Purifie dengan laju 600 mg/jam, 11 watt dan waktu 60 menit dan hybrid ozon/GAC dengan proses ozonasi dan dilanjutkan adsorpsi GAC dengan dosis optimum. Hasil dari penelitian ini kedua matriks air, Pengolahan hybrid ozon/GAC lebih unggul dalam mengolah Fe terlarut, kekeruhan atau turbiditas dan absorbansi senyawa organik mencapai >50%. Sedangkan parameter RFC paling efektif dihilangkan dengan ozonasi tunggal dan hasil penyisihan TDS dinamis pada ketiga metode pengolahan. Namun, konsentrasi pencemar dalam air umpan sudah sangat rendah, perlu dilakukan kajian ulang terhadap efisiensi penyisihan yang tinggi. Hal ini disebabkan kekhawatiran bahwa efisiensinya tidak begitu signifikan.

Hospitals require specialized water treatment systems for laboratories, hemodialysis, and intensive care units or ultrapure water (UPW) installations. One of the latest technologies to provide ultrapure water is reverse osmosis (RO) or electrodeionization (EDI) with feed water requirements according to the manufacturing company of the technology. Although effective, the energy required to produce water of this quality is high due to non-ionic contaminants that cause fouling of the membrane. Therefore, a pre-treatment treatment is required, including ozonation and activated carbon adsorption. The study used both water matrices, namely PAM water and groundwater, consisting of 3 stages, namely a single adsorption process with coal commercial GAC with a pore size of <10 micronmeter, single ozonation with Diodel Ozone Purifier at a rate of 600 mg/hour, 11 watts and 60 minutes and hybrid ozone/GAC with an ozonation process and continued GAC adsorption with the optimum dose. The results of this study are both water matrices, hybrid ozone/GAC treatment is superior in treating dissolved Fe, turbidity or turbidity and absorbance of organic compounds reaching >50%. The RFC parameter is most effectively removed by single ozonation and dynamic TDS removal results in all three treatment methods. However, the concentration of contaminants in the feed water is already very low, it is necessary to reassess the high removal efficiency. This is due to the concern that the efficiency is not so significant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaki Zahirsyah
"ABSTRAK
Air terozonasi merupakan salah satu solusi untuk mempertahankan kualitas tahu. Ozon memiliki sifat antimikroba yang tinggi dan sudah diakui keamanannya jika dikontakkan dengan produk pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh durasi kontak serta penggantian air terozonasi dalam mempertahankan mutu tahu. Parameter mutu yang diamati adalah perubahan jumlah total bakteri mesofil aerobik TBMA , pH, kadar air, dan kadar protein. Tahu dikontakkan dengan air terozonasi 0,32 mg O3/L selama 40, 80, dan 120 menit serta dilakukan penggantian air terozonasi 0,32 mg O3/L sebanyak 1 dan 2 kali selama 120 menit. Hasil menunjukkan bahwa semakin lama durasi kontak, semakin rendah laju penurunan mutu tahu. Durasi kontak selama 120 menit mampu mendesinfeksi TBMA sebanyak 51 dan menekan laju perubahan pH, kadar air, dan kadar protein. Selain itu, penggantian air terozonasi yang semakin sering juga dapat menekan laju perubahan mutu tahu. Pada 2 kali penggantian, jumlah TBMA terdesinfeksi mencapai 96 . Penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan 2 kali penggantian air terozonasi mampu mempertahankan mutu tahu paling baik dibanding perlakuan lainnya.

ABSTRACT
Ozonated water is one of many solutions to preserve the quality of tofu. Ozone is an anti microbial agent and already recognized as safe to be contacted with food. The aim of this research is to see the effect of exposure time and replacement of ozonated water in preserving tofu rsquo s quality. The quality parameters that are observed in this research are total mesofilic aerobic bacteria TMBA , pH, water content, and protein level. The tofu is exposed to ozonated water 0,32 mg O3 L for 40, 80, and 120 minutes. For water replacement, tofu is exposed to ozonated water 0,32 mg O3 L for 120 minutes and the water replacement occurred once and twice unreplaced water is observed as well . 120 minutes exposure is able to disinfect 51 TMBA and suppress the rate of change in pH, water content, and protein level in tofu. Moreover, water replacement every 40 minutes is able to disinfect 96 TMBA and suppress the rate of change in pH, water content, and protein level as well. This research shows that replacing ozonated water every 40 minutes is the most effective treatment among others in preserving the quality of tofu. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Senno Pramudika
"Air dalam sirkulasi menara pendingin sistem tertutup berperan sangat penting sebagai media penukar kalor. Kualitas air yang kurang baik akan menyebabkan timbulnya kerak akibat penumpukan kandungan garam dalam air. Ozonasi merupakan salah satu alternatif dalam menjaga kualitas air dalam menara pendingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ozonasi terhadap kualitas air dan menghitung penghematan yang dapat dilakukan dengan menggunakan ozonasi. Penelitian ini menggunakan miniature cooling tower dengan ukuran 70 x 42,5 x 53cm. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menginjeksi ozon ke basin miniature menara pendingin. Air yang telah bersirkulasi akan diuji menggunakan HACH DR 900 dan uji laboratorium untuk mengetahui kualitas air. Data yang didapat dari pengujian kualitas air adalah pH, electric conductivity, TDS, alkalinitas, Mg, Ca, Na dan Cl. Data tersebut selanjutnya dimasukan kedalam penghitungan menggunakan metode Practical Ozone Scaling Index(POSI) untuk mengetahui kualitas air sirkulasi serta memprediksi nilai Cycle of Concentration maksimum yang aman pada sirkulasi air menara pendingin dan menghitung blowdown rate untuk penghematan air. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa air sirkulasi tanpa ozon kurang dapat mempertahankan kualitas air yang bersirkulasi karena maximum cycle dari air tersebut turun signifikan dari 15,85 menjadi 3,66 pada hari kesepuluh, sedangkan air sirkulasi menggunakan ozon mampu menjaga maximum cycle dari 8,21 cycles hingga 5,15 cycles pada hari ke sepuluh. Air sirkulasi dengan ozone terbukti dapat mempertahankan kualitas air karena dapat menahan kenaikan nilai TDS dan EC. Penggunaan ozon pada air sirkulasi dapat menghemat penggunaan air hingga 35,7% dibandingkan air sirkulasi tanpa ozon.

Water in a closed system cooling tower circulation plays a very important role as a heat exchange medium. Poor water quality will cause scale to form due to the buildup of salt content in the water. Ozonation is an alternative in maintaining water quality in cooling towers. This study aims to determine the effect of ozonation on water quality and calculate the savings can be made using ozonation. This study uses a miniature cooling tower with a size of 70 x 42.5 x 53cm. The research method used is to inject ozone into basin miniature cooling tower. Circulating water will be tested using HACH DR 900 and laboratory tests to determine water quality. The data obtained from water quality testing are pH, electric conductivity, TDS, alkalinity, Mg, Ca, Na and Cl. The data is then entered into calculations using the Practical Ozone Scaling Index (POSI) method to determine the quality of circulating water and predict the maximum safe Cycle of Concentration value in cooling tower water circulation and calculate the blowdown rate for water savings. The results obtained from this study indicate that circulating water without ozone is less able to maintain the quality of circulating water because the maximum cycle of the water decreased significantly from 15.85 to 3.66 on the tenth day, while circulating water using ozone was able to maintain a maximum cycle of 8 .21 cycles to 5.15 cycles on the tenth day. Circulating water with ozone is proven to be able to maintain water quality because it can withstand the increase in TDS and EC values. The use of ozone in circulating water can save water usage up to 35.7%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Vania Ghaisani
"Senyawa fenol merupakan polutan berbahaya karena sifatnya yang beracun, korosif, dan karsinogenik. Senyawa ini banyak ditemukan dalam limbah cair industri yang jika dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat memberi dampak yang sangat buruk pada lingkungan, yaitu menghambat aktivitas biota akuatik dan dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada tubuh. Teknologi ozonasi merupakan teknologi yang ramah lingkungan dan efektif untuk pengolahan limbah cair karena karakteristik ozon yang akan terdekomposisi dalam air membentuk oksidator-oksidator kuat, seperti radikal hidroksil. Selain itu, dilakukan pengembangan dengan teknologi ozonasi katalitik untuk mempercepat dekomposisi ozon menjadi radikal hidroksil yang memaksimalkan degradasi fenol. Pada penelitian ini, digunakan katalis ferolit karena memiliki efektivitas katalitik yang baik serta ketersediaannya yang banyak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk membandingkan efektivitas teknik ozonasi katalitik dengan teknik ozonasi tunggal untuk proses degradasi senyawa fenol dalam reaktor kolom gelembung. Variasi yang digunakan berupa laju alir udara (8, 10 , 12 L/menit) dan laju alir limbah (255, 405, 495 mL/menit) pada teknik ozonasi, serta variasi massa katalis (50, 100, 200 g) pada teknik ozonasi katalitik. Titik optimal didapatkan dengan persentase degradasi mencapai 99,48% dan penurunan COD sebesar 74,01% pada teknik ozonasi dengan kondisi operasi pH awal limbah 12, laju alir udara 10 L/menit, dan laju alir limbah 495 mL/menit. Adapun dengan penambahan 200 g katalis ferolit pada teknik ozonasi katalitik, diperoleh hasil persentase degradasi sebesar 99,12% dan penurunan COD sebesar 40,17%. Dengan demikian, kehadiran ferolit memengaruhi kinerja proses ozonasi dengan efektivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan ozonasi non-katalitik.

Phenol compound is dangerous pollutants due to its toxicity, corrosivity, and carcinogenic effects. This compound is found in industrial wastewater which has adverse effects on the environment if discharged directly without treatment, such as inhibits the activity of aquatic biota and cause health problems in the body. Ozonation technology is an environmentally friendly and effective technology for wastewater treatment due to ozone characteristics which decompose in water to form strong oxidizers, such as hydroxyl radicals. In addition, it is improved with catalytic ozonation technology to accelerate ozone decomposition into hydroxyl radicals which maximize phenol degradation. In this study, the catalyst used is ferrolite due to its good catalytic effectiveness and has large availability. This study aims to compare the effectiveness of catalytic ozonation technique with a single ozonation technique for the degradation of phenol compounds in bubble column reactors. Variations used in this study are air flow rate (8, 10, 12 L/min) and waste flow rate (255, 405, 495 mL/min) in the ozonation technique, as well as variations in catalyst mass (50, 100, 200 g) on catalytic ozonation technique. The optimal condition is obtained by degradation percentage reached 99,48% and COD reduction of 74,01% in ozonation technique evaluating with operating conditions of initial waste pH of 12, air flow rate of 10 L/min, and waste flow rate of 495 mL/min. As for the addition of 200 g ferrolite to catalytic ozonation technique, the results showed the degradation percentage of 99,12% and COD reduction was 40,17%. Thus, the presence of ferrolite affected ozonation process performance with a lower effectiveness compared to non-catalytic ozonation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafitri Rusmala Dewi
"ABSTRAK
Limbah cair yang dihasilkan dari industri tahu masih mengandung padatan tersuspensi dan terlarut yang dapat mencemari perairan, oleh karena itu harus diturunkan kadarnya sebelum dibuang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kinerja dari masing-masing metode ozonasi, kavitasi ultrasonik, dan kombinasi keduanya untuk mengolah limbah cair pabrik tahu. Variasi yang dilakukan pada penelitian yaitu dosis ozon 30 mg/jam dan 130 mg/jam; intensitas gelombang ultrasonik 30%, 60%, dan 100%. Hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu pada metode kombinasi ozonasi/kavitasi ultrasonik dengan waktu kontak 180 menit; dosis ozon 130 mg/jam dan intensitas sonikasi 100% yang menghasilkan penyisihan COD 24,74% dan TSS sebesar 55,26%.

ABSTRACT
The liquid waste generated from tofu plant still contains suspended and dissolved solids that can contaminate water, therefore it must be lowered levels before discharge. This study aims to look at the performance of each ozonation, ultrasonic cavitaion and combination of both methods for treating wastewater from tofu plant. Variations were made on research that ozone doses 30 mg/hr and 130 mg/hr; intensity ultrasonic wave 30%, 60%, and 100%. The best result were obtained from this research that the combination of ozonation/ultrasonic cavitation with a contact time of 180 minutes; ozon doses of 130 mg/hr and sonication intensity of 100% which resulted in 24.74% removal of COD and TSS of 55.26%."
2016
S62709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>