Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171599 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Prihandoko Sanjatmiko
Depok: Departemen Antropologi FISIP Universitas Indonesia, 2017
302 PRI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Prihandoko Sanjatmiko
Depok: Departemen Antropologi FISIP Universitas Indonesia, 2017
302 PRI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Diky Dermawan
"Skripsi ini bertujuan menjelaskan peran aktor dalam jaringan sosial untuk memperebutkan akses serta kontrol atas sumberdaya bernilai berupa program bantuan sosial. Sebagai daerah yang dipersepsikan miskin akibat perubahan bentang alam karena sedimentasi yang masive, Desa Ujung Alang di Segara Anakan Cilacap menjadi sebuah remote area bagi berbagai program pemberdayaan sosial masyarakat yang berasal dari pemerintah maupun swasta. Para aktor yang memiliki kekuasaan ataupun tidak dalam komunitas tersebut, berupaya memperebutkan sumberdaya bernilai dengan cara mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Kontrol sosial yang dijalankan oleh para aktor atas pengelolaan program bantuan sosial,melibatkan jaringan sosial, power yang dibentuk dan dimilikinya. Studi ini juga menunjukkan bahwa perspektif struktural fungsional yang kaya akan penjelasan sistem nilai dan norma, tidak dapat digunakan untuk menjelaskan komunitas yang kompleks dan heterogen dalam ragam yang sarat akan tafsir dan kepentingan. Sedangkan pendekatan jaringan sosial mampu menangkap perubahan budaya yang terjadi dengan sangat cepat dan dinamis. Studi ini menggunakan pendekatan jaringan sosial deskriptif dengan tiga tahapan: 1) menentukan aktor “star”; 2) menentukan aktor lain dan hubungan sosial; 3) melakukan diskusi terfokus serta dalam kerangka ex post facto.

This thesis aims to explain the role of actors in social networks to compete for access and control over valuable resources in the form of social assistance programs. As a perceived poor area due to landscape change due to the masive sedimentation, Ujung Alang Village in Segara Anakan Cilacap becomes a remote area for various community and community-based social empowerment programs. The actors who have power or not in the community, seek to gain valuable resources by gaining legitimacy from the community. Social controls run by actors over the management of social assistance programs, involving social networks, established and owned power. This study also shows that a functional structural perspective rich in explanations of the value system and norms can not be used to describe complex and heterogeneous communities in a variety of interpretations and interests. While the social networking approach is able to capture the cultural changes that occur very quickly and dynamically. The study used a descriptive social network approach with three stages: 1) determining the star actors; 2) determining other actors and social relations; 3) conducting focused discussions as well as in the ex post facto framework."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Adib
"Penelitian ini membahas tentang jaringan sosial pada kegiatan usaha Intako (Industri Tas dan Kopor) di Kawasan Intako Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Jaringan sosial itu diciptakan, dikembangkan, dan digunakan dalam kegiatan usaha mereka, yang kemudian saya temukan dan saya analisis dalam penelitian ini.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan jaringan social kualitatif yang mengutamakan pemahaman tentang substansi dari hubungan-hubungan sosial dalam suatu jaringan. Informan penelitian ini terdiri dari para perajin, tukang, pedagang, SPG (Sales Promotions Girl) show room, dan perangkat desa di Kawasan Intako, serta pejabat pemerintah dari Dinas Perindustrian Daerah. Data diperoleh dari informan dengan kegiatan wawancara dan observasi, Tujuan penelitian ini menghasilkan teori.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa mekanisme yang berubah dalam kegiatan ekonomi sebagai akibat dari krisis moneter menyebabkan keterbatasan modal dan kelangkaan bahan baku, Melalui jaringan yang mereka ciptakan, kembangkan, dan gunakan, keterbatasan modal itu dapat diatasi dengan kegiatan produksi yang kreatif dengan cara mengurangi kuantitas dan menambah kualitas barang, Adapun kelangkaan bahan baku dalam kegiatan produksi diatasi dengan menggabung-gabungkan bahan yang dimiliki dan memanfaatkan bahan-bahan baku yang dijual oleh pemilik pabrik sepatu besar yang bangkrut di luar Kawasan Intako sebagai akibat krisis moneter. Untuk memperoleh bahan-bahan tersebut mereka menggunakan jaringan sosial pemasok bahan, baik yang berada di dalam maupun di luar Kawasan Intako. Mendasarkan pada kegiatan produksi semacam itu maka terpaan krisis moneter yang berlangsung hampir dua tahun ini dirasakan oleh mereka sebagai tidak ada pengaruhnya, yang ditandai dengan tetap berlangsungnya kegiatan usaha dan tidak adanya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Bentuk jaringan sosial yang saya temukan adalah jaringan sosial vertikal dan jaringan horisontal. Jaringan vertikal mengandung unsur patronklien yang terdiri dari jaringan kekerabatan. Jaringan sosial horisontal mengandung unsur kesepadanan yang terdiri dan jaringan kekerabatan dan jaringan kekerabatan--pertemanan. Fungsi jaringan sosial dapat menciptakan rasa aman dan nyaman serta memberikan kepastian dalam melakukan kegiatan usaha.
Di antara teori yang saya kemukakan pada bagian kesimpulan tesis adalah bahwa adanya sumber daya yang semakin langka, pada saat yang sama semakin banyak orang yang membutuhkan, maka semakin lemah aturan-aturan yang menggunakan standar formal-birokratis, Pada kondisi tersebut semakin suburlah jaringan sosial. Jaringan sosial juga tumbuh subur pada lahan yang padat konflik dan persaingan yang ketat, sebagai implikasi dari perebutan sumber daya. Kebudayaan dalam jaringan sosial merupakan sesuatu yang implikatif. Kebudayaan merupakan strategi untuk menentukan perilaku atas dasar pilihan-pilihan rasional. Penggunaan kekerabatan dalam jaringan sosial mensiratkan adanya kebudayaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azmi Al Bahij
"Kawasan Segara Anakan merupakan habitat mangrove yang masih lengkap berdasarkan formasi vegetasinya. Keberadaan mangrove mempunyai manfaat bagi masyarakat pesisir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai Januari 2011. Penelitian ini untuk melihat perubahan secara kuantitatif dan spasial, prediksi trend perubahan luasan hutan mangrove, dan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian mangrove di Kawasan Segara Anakan, Kelurahan Kotawaru, Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis Overlay dan diskriptif kuantitatif dengan pendekatan survei. Analisis statistik yang digunakan adalah Regresi Linear Sederhana dan Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi penyusutan luasan hutan mangrove, tahun 1991 (5.900 ha), tahun 2001 (5.200 ha), tahun 2005 (3.900 ha), dan tahun 2010 (3.600 ha). Berdasarkan persamaan linear sederhana, di prediksi luasan hutan di Kawasan Segara Anakan akan menjadi 0 ha pada tahun 2033. Berdasarkan persamaan linear berganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara pendidikan, pendapatan, dan pengetahuan masyarakat terhadap partisipasi dalam pelestarian hutan mangrove di Kelurahan Kotawaru, Cilacap, Jawa Tengah.

Segara Anakan Region is the habitat of mangrove which is still complete based on vegetation formation. The existence of mangrove has some advantages for the coastal inhabitants. The research has been accomplished in December 2010 - January 2011. The objectives of the research are to find out the quantitative and spatial changes, and the prediction in the change of mangrove area, and is to see the community's participation in conserving the mangrove in Segara Anakan Region, Kotawaru, Cilacap, Central Java, Indonesia. The method used in the research are analysis of overlay, descriptive with Surveys approach. The statistic analysis used is Simple and Multiple Regression Linear.
The research indicated that the mangrove area has decreased, in year 1991 (5.900 ha), 2001 (5.200 ha), 2005 (3.900 ha), and 2010 (3.600 ha). Based on the Simple Linear Equation, the mangrove will be predicted to become 0 ha in 2033. Based on the statistic analyses indicates that there is a positive relation between education, income, community?s knowledge to the community?s participation in conserving mangrove in Kotawaru, Cilacap, Central Java, Indonesia.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T30423
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Susilo
"Tesis ini mengkaji tentang Jaringan Sosial yang diaktifkan khususnya oleh pimpinan pondok pesantren, baik di lingkungan intern maupun di lingkungan ekstern. Pondok pesantren yang dimaksud adalah PP. Tebuireng, Jombang Jawa Timur yang termasuk salah satu Pondok pesantren tertua, terbesar dan terkenal di Indonesia. Pondok pesantren tersebut telah mengalami perubahan-perubahan fisik dan non fisik, sehingga bisa tetap eksis atau bertahan sampai sekarang dan telah berumur 100 tahun.
Perubahan fisik intern PP. Tebuireng bisa dilihat dari luas tanah dan bangunan-bangunan di dalamnya yang permanen, perubahan luas tanah yang pada awal berdirinya hanya 200 m2, sekarang telah menjadi 25 ha, dan dari sebuah bangunan teratak sederhana sekali menjadi 25 buah bangunan permanen.
Perubahan non fisik intern PP. Tebuireng bisa dilihat dari dua macam, yaitu: (1) perubahan sistem pengajaran dan kurikulum dari sistem Sandongan, Sorogan dan Tahassus (diskusi) yang tidak mengeluarkan ijazah; (2) Sistem kepemimpinan Tunggal tanpa akte notaris menjadi sistem kepemimpinan Kolektif berakte notaris dibawah naungan sebuah yayasan yang bernama Yayasan KH.A Hasyim Asy'ari; (3) bertambahnya hak pemilikan pribadi menjadi hak pemilikan pribadi dan wakaf khususnya dibidang tanah.
Perubahan fisik ekstern disekitar PP. Tebuireng dapat dilihat dari beberapa macam jumlah bangungan yang berfungsi sesuai dengan fisik bangunannya, seperti rumah makan, tempat binatu, wartel, penyewaan komputer, toko kelontong, baik tempat mangkal penjaga keliling makanan kecil (baso, nasi goreng, lontong tahu, kacang hijau, es sirup dan sebagainya) dan pakaian serta alat-alat sholat dan perlengkapan lainnya berupa sandang.
Perubahan non fisik ekstern dapat dilihat dari berapa sendi kehidupan sehari-hari, seperti perubahan pandangan hidup, nilai-nilai dan norma-norma pergaulan sehari-hari serta kebiasaan prilaku seseorang yang hidup di masyarakat sesuai dengan keberadaan PP. Tebuireng yang bernafaskan ajaran agama Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnadi
"Intensitas tekanan-tekanan sosial-ekonomi dan kemiskinan yang membawa akibat pada kesulitan-kesulitan rumah tangga pandhiga di Desa Pesisir dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. Dari tahun ke tahun tingkat.pendapatan pandhiga semakin menurun dan tidak pasti. Salah salu faktor yang secara dominan menyumbang terhadap proses akselerasi permasalahan sosial tersebut adalah kebijakan motorisasi perahu dan modernisasi peralatan tangkap. Rumah tangga-rumah tangga nelayan mengembangkan strategi adaptasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tekanan-tekanan sosial-ekonomi yang datang setiap saat.
Strategi-Strategi adaptasi yang umum dilakukan adalah memobilisasi peranan perempuan (isteri) dan anakanak mereka untuk mencari nafkah dan nelayan melakukan diversifikasi pekerjaan untuk memperluas sumber-sumber penghasilan yang lain. Karena berbagai faktor, kedua strategi adaptasi ini pun sangat terbatas untuk bisa diakses oleh rumah tangga pandhiga. Oleh sebab dalam rumah tangga pandhiga di Pesisir, sesuai dengan kondisi struktur sumber daya sosial-ekonomi lokal, jaringan sosial merupakan pilihan strategi adaptasi yang sangat signifikan untuk mengakses sumber daya yang semakin langka. Sumber daya tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kesulitan memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi sehari-hari dalam upaya menjaga kelangsungan hidup rumah tangga.
Adanya bentuk-bentuk jaringan vertikal pada rumah tangga kasus mencerminkan intensitas kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketergantungan akan sumber daya di kalangan rumah tangga pandhiga den masyarakat nelayan di Pesisir. Jaringan sosial merupakan potensi budaya yang dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk menyikapi tekanan-tekanan ekonomi setiap saat. Hasil studi ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi dan kesulitan kehidupan yang secara intensif dihadapi oleh rumah tangga pandhiga tidak direspons dengan tindakan-tindakan sosial yang bersifat revolusioner atau eksplosi£ Sekalipun demikian, harus diakui bahwa pemanfaatan fungsi jaringan sosial tersebut masih bersifat karitatif dan bukan merupakan solusi substansial untuk mengatasi berbagai kesulitan sosial-ekonomi rumah tangga pandhiga secara mendasar. Karena faktor-faktor penyebab kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau kemiskinan di kalangan nelayan cukup kompleks, maka upaya-upaya mengatasinya tentu saj a bukan p ekerj aan yang mudah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Irwansyah
"Dinamika morfologi di Laguna Segara Anakan telah berlangsung sejak lama yang meliputi perubahan diseluruh unit morfologi yang ada. Pada tahun 1900 luas perairan laguna meliputi 6.898 hektar dan terus berkurang hingga tinggal 1800 hektar pada tahun 1998. Sehubungan dengan terjadinya perubahan luasan dan kedalaman laguna yang dikarenakan oleh tingginya angka suplai sedimen yang masuk dan mengenda di laguna selain mengakibatkan majunya garis pantai juga membentuk unit morfologi bars yang baru yang dikokohkan keberadaannya dengan tumbuhnya mangrove pioneer. Dalam analisis digunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan foto udara. Hasil menunjukkan bahwa unit morfologi tidak flat merupakan unit morfologi yang paling signifikan perubahan pola, luasan dan arahnya."
2003
JUGE-5-Jan2003-1
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ruddy Agusyanto
"Pengekompokan sosial memang tidak bisa dihindarkan, akan selalu terjadi di mana manusia hidup dan tinggal, tak terkecuali di dalam kehidupan sebuah organisasi. Namun, tidak berfungsinya sistem kontrol-monitoring-koordinasi sebuah organisasi bukanlah akibat pengelompokan sosial semata. Kalau tidak, maka bisa dikatakan hampir semua organisasi di dunia ini akan mengalami masalah serupa, yaitu tidak memadainya sistem kontrol-monitoring-koordinasi. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua pengelompokan sosial menyebabkan sistem kontrol-monitoring-koordinasi tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Berdasarkan hal di atas, tesis ini memfokuskan diri pada jaringan jaringan sosial yang terwujud dalam "dunia kerja? PAM JAYA dan struktur sosial (aturan, norma, nilai -termasuk penghargaan dan sanksi) yang lahir dari jaringan jaringan sosial tersebut - yang memberikan ketidakleluasaan-ketidakleluasaan terhadap tindakan para anggotanya dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas/kewajiban sebagai pegawai PAM JAYA serta dampaknya terhadap pencapaian tujuan organisasi (memenuhi kebutuhan air bersih seluruh penduduk Jakarta). Oleh karena air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar umat manusia, tidak tercapainya tujuan organisasi PAM JAYA mempunyai implikasi terhadap kondisi kesehatan warga DKI Jakarta.
Metode pengumpulan data, digunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara dengan pedoman, serta kuesioner roster. Metode pengamatan terlibat berguna untuk melihat, mendengar, dan memahami gejala-gejala (tindakan, aktivitas, peristiwa) yang ada, sesuai dengan makna yang diberikan atau yang dipahami para pegawai PAM JAYA. Selain itu, berguna untuk memahami proses dan mekanisme terwujudnya jaringan-jaringan sosial, serta untuk mendefinisikan konteks-konteks sosial atau content hubungan-hubungan sosial yang membentuk jaringan sosial. Sedangkan wawancara dengan pedoman digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi khusus yang dibutuhkan. Selanjutnya, untuk mengidentifikasikan para anggota (aktor) dan sosiogram jaringan-jaringan sosial yang terwujud digunakan kuesioner roster.
Dalam kehidupan nyata organisasi PAM JAYA, ketiga tipe jaringan (kepentingan, kekuasaan dan perasaan) secara terus menerus saling berpotongan. Pertemuan-pertemuan tersebut membangkitkan suatu ketegangan bagi pelaku yang bersangkutan, karena logika situasional atau struktur sosial masing-masing tipe jaringan adalah berbeda atau belum tentu sesuai satu sama lain. Maka dari itu, dapat saja atau seringkali terlihat kontradiksi antara sikap dengan tindakan yang pelaku wujudkan. Aturan-norma-nilai yang lahir dari perpotongan-perpotongan ketiga tipe jaringan inilah yang berlaku, akibatnya aturan-aturan resmi, norma-norma dan nilai-nilai organisasi cenderung tidak dapat sepenuhnya diterapkan atau berlaku dalam realita kehidupan.
Para aktor yang menjadi anggota jaringan interseksi ketiga tipe jaringan menjadi sulit membedakan struktur sosial mana (kekuasaan, kepentingan atau perasaan) yang berlaku saat interaksi terjadi di antara mereka. Hubungan-hubungan sosial di antara mereka cenderung menyatu, akibatnya di antara para aktor, satu sama lain tidak mampu menolak permintaan atau keinginan aktor lain, termasuk permintaan atau keinginan yang menyimpang dari aturan-aturan dan tujuan-tujuan organisasi. Mereka yang mempunyai hubungan sosial bermuatan kekuasaan kepentingan, memiliki posisi tawar-menawar yang relatif seimbang sehingga negosiasi akan terwujud bila masing-masing aktor tidak merasa dirugikan. Sementara, di kalangan mereka yang mempunyai hubungan-hubungan sosial bermuatan kekuasaan-perasaan, aktor yang memiliki kekuasaan relatif lebih tinggi akan melindungi aktor yang memiliki kekuasaan relatif rendah biarpun tindakan yang dilindunginya itu sebenamya adalah menyimpang dari aturan-aturan atau struktur resmi organisasi. Sedangkan mereka yang mempunyai hubungan sosial bermuatan kepentingan-perasaan, satu sama lain saling memberi atau semacam bagi-bagi rejeki. Akibatnya, pusat-pusat kekuasaan menjadi sulit menjalankan fungsinya; tidak mampu secara terus-menerus mengkaji ulang kinerja unit-unit sosial yang dipimpinnya dan mempolakan kembali strukturnya untuk menjaga taraf efisiensinya - demi kepentingan atau tujuan dan target organisasi.
Akibatnya, banyak terjadi 'kebocoran' (baik kebocoran air hasil produksi maupun kebocoran administratif) sehingga PAM JAYA tidak mampu mengadakan dan mendistribusikan air bersih kepada seluruh penduduk kota Jakarta secara adil dan merata (hanya 44% penduduk Jakarta yang mampu dilayani). Mengingat kondisi pencemaran terhadap sumber air saat ini, yang semakin hari semakin meningkat (baik yang berasal dan limbah industri maupun limbah rumah tangga), penduduk yang tidak menggunakan air PAM JAYA untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya mempunyai konsekuensi kesehatan tersendiri. Hal ini, diperkuat dengan kesadaran sanitasi lingkungan dari penduduk Jakarta yang masih rendah dan belum ada kebiasaan memeriksakan sumber air bersihnya ke laboratorium PAM JAYA untuk mengetahui layak atau tidaknya untuk dikonsumsi. Maka dari itu, perlu dilakukan peneiitian lebih lanjut yang lebih intensif mengenai implikasi kesehatan ini.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengelompokan atau jaringan sosial yang membuat sistem kontrol-monitoring-koordinasi tidak memadai atau berfungsi sebagaimana mestinya adalah pengelompokan/jaringan sosial yang melahirkan struktur sosial atau logika situasional yang tidak mendukung struktur resmi organisasi dan dengan begitu sangat menentukan (sudah tidak lagi memberi ketidakleluasaan) tindakan para anggotanya - baik individual maupun kolektif - sehingga tak seorangpun berani menentang/melanggarnya. Di lain pihak, begitu dominannya struktur sosial yang lahir dari pengelompokan/jaringan sosial ini mengakibatkan struktur resmi organisasi tidak berlaku atau tidak bisa dijadikan pegangan bagi para anggotanya. Seseorang berani melanggar struktur resmi organisasi tetapi tidak berani melanggar aturan dan norma jaringan sosial. Selanjutnya, dalam perjalanan waktu, struktur jaringan sosial semakin luas wilayah jangkauannya. Artinya, individu atau kelompok individu yang tidak termasuk ke dalam jaringan-jaringan sosial juga tunduk terhadap aturan-norma-nilai jaringan sosial dan sebagian besar dari mereka akhirnya memilih menjadi anggota jaringan-jaringan sosial. Dengan kata lain, struktur resmi organisasi tidak operasional dalam kehidupan nyata tetapi cenderung bersifat normatif atau ideal, yaitu berisi aturan-aturan tentang bagaimana 'yang seharusnya' karena para anggota di dalam organisasi yang bersangkutan tidak mampu memberlakukan aturan-norma-nilai yang sudah distrukturkan dan tidak mampu menjatuhkan sanksi kepada para anggota yang melanggar aturan-norma-nilai yang telah distrukturkan tersebut.
Oleh karenanya, bila terlalu memusatkan perhatian kepada sesuatu yang abstrak seperti kebudayaan, sistem nilai atau keyakinan, tatanan moral - adalah terlalu berlebihan - sehingga kita tidak mampu melihat gejolak (fluktuasi) kehidupan manusia yang empirik terjadi setiap harinya sebab manusia saling tergantung tetapi juga saling memanipulasi satu lama lain. Ini adalah proses internal dan inheres dalam hubungan sosial antar manusia.
Dengan memusatkan perhatian pada hakekat hubungan sosial yang terwujud yang mengikat para individu dalam jaringan sosial maka dapat diketahui logika situasional yang diciptakan, jenis konflik dan jenis pertukaran yang ada untuk menjelaskan sejumlah konflik, perubahan dan pengendalian di dalam kehidupan manusia, khususnya kehidupan di dalam organisasi sehingga bisa ditemukan alternatif- alternatif pencegahan atau solusi-solusi yang seseuai dengan inti permasalahan yang dihadapi. Lebih lanjut, analisa jaringan sosial bisa memperlihatkan proses dan mekanisme budaya yaitu bagaimana orang-orang mengoperasionalkan, mendifusikan, serta perubahan-perubahan yang terjadi atas norma-nilai-aturan yang sudah mapan dalam sebuah kebudayaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>