Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8929 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Praew Thiengpimol; Supansa Tappreang; Phutlada Onarun
Thammasat Printing House, 2017
500 TIJST 22:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Edlyn
"Sintesis ZnO-NP, WO3-NP, dan nanomaterial ZnO-WO3 dilakukan menggunakan ekstrak daun tembakau sebagai sumber basa lemah dan capping agent. Nanopartikel dan nanomaterial hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, UV-Vis DRS, dan XRD. Hasil karakterisasi dengan FTIR menunjukkan adanya ikatan Zn-O dan W-O pada nanomaterial ZnO-WO3. Hasil karakterisasi UV-Vis DRS menunjukkan bahwa ZnO-NP memiliki band gap 3.21 eV, WO3-NP memiliki band gap 2.30 eV, dan nanomaterial ZnO-WO3 memiliki band gap 2.60 eV. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa ZnO-NP memiliki struktur kristal heksagonal, WO3-NP memiliki struktur kristal triklinik, dan nanomaterial ZnO-WO3 memiliki peak gabungan ZnO-NP dan WO3-NP. Adanya peak baru mengindikasikan terbentuknya struktur baru jejaring ZnO dan WO3. ZnO-NP hasil sintesis memiliki ukuran kristalin sebesar 37.31 nm dan WO3-NP hasil sintesis memiliki ukuran kristalin sebesar 25.35 nm. Aktivitas fotokatalitik nanopartikel ZnO, WO3, dan nanomaterial ZnO-WO3 dilakukan pemodelan degradasi terhadap metilen biru. Aktivitas fotodegradasi metilen biru terjadi peningkatan dibawah sinar tampak dengan nanomaterial ZnO-WO3. Hasil menunjukan bahwa selama 90 menit, degradasi metilen biru menggunakan nanomaterial ZnO-WO3 sebesar 84.19 , sedangkan degradasi metilen biru menggunakan ZnO-NP sebesar 37.86 dan degradasi metilen biru menggunakan WO3-NP sebesar 40.65.

In this research, we synthesize ZnO NP, WO3 NP, and nanomaterial ZnO WO3 using tobacco leaves extract as a weak base source and capping agent. The synthesized nanoparticle and nanomaterial are characterized using FTIR, UV Vis DRS, and XRD. FTIR characterization shows that there are Zn O and W O bond for nanomaterial ZnO WO3. UV Vis DRS characterization shows that ZnO NP has a band gap of 3.21 eV, WO3 NP has a band gap of 2.30 eV, and nanomaterial ZnO WO3 has a band gap of 2.60 eV. XRD characterization shows that ZnO NP has a hexagonal crystal structure, WO3 NP has a triclinic crystal structure, and nanomaterial ZnO WO3 has some peaks combination of ZnO NP and WO3 NP, also there are some new peaks indicates there is a new structure which is ZnO NP and WO3 NP make a network. ZnO NP has a crystalline size of 37.31 nm and WO3 NP has a crystalline size of 25.35 nm. Photocatalytic activity of nanoparticles and nanomaterial is observed by degrading methylene blue as a model in this research. It shows an enhancement of fotodegradation activity of methylene blue under visible light using nanomaterial ZnO WO3 if it is compared with the ZnO NP and WO3 NP, which is under irradiation through 90 minutes, we obtain degradation of ZnO WO3 is 84.19 , whereas for ZnO NP is 37.86 and for WO3 NP is 40.65."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoeke Yosephine
"Berdasarkan data ICCO pada tahun 2004/2005 Indonesia diperkirakan menguasai pangsa pasar dunia akan komoditi biji kakao sebanyak 13% dan merupakan produsen ketiga terbesar setclah Cate d'Ivoire dan Ghana yang masing-masing menguasai pangsa pasar sebanyak 39% dan 19%.
Peningkatan yang terbesar disumbangkan oleh perkebunan rakyat. Untuk periode 1990-1999, pertumbuhan lahan tanam kakao di Indonesia mencapai 6.5% per tahun dengan pertumbuhan lahan perkebunan rakyat lebih tinggi dari rata-rata yaitu 7.8% per tahun. Perkembangan yang cepat terjadi di pulau Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.
Penelitian ini mencoba untuk melihat sumber pertumbuhan kakao Indonesia melalui studi kasus terhadap 3 provinsi di Sulawesi dan mengambil 14 kabupaten penghasil terbesar. Model pertumbuhan produksi berdasarkan model Cobb-Douglas dengan variabel inputnya adalah luas lahan, penggunaan pupuk, tenaga kerja dan curah hujan. Pengujian dilakukan dengan Chow dan Haussman Test, teryata model yang tepat menggambarkan pertumbuhan produksi adalah model random effect.
Dengan model random effect ini berarti bahwa fungsi produksi di 14 kabupaten pada 3 provinsi Sulawesi mengalami heterogenitas yang sifatnya beragam. Hal ini sangat realistis karena karakteristik antar wilayah berbeda. Secara umum keempat variabel input tersebut berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi kakao. Luas lahan merupakan faktor utama yang paling berpengaruh terhadap peningkatan produksi kakao diikuti oleh tenaga kerja. Secara statistik pupuk dan curah hujan tidak memberikan pengaruh yang signifikan.

According to ICCO data, in the year of 2004-2005 Indonesia will dominate and possibility the third large manufacture world supplies on cacao seeds around 13% world market share subsequent to Cote d `Ivoire and Ghana which supply about 39% and 19% respectively.
The increase of production is due to rapid increase of the acreage planted cacao in each year. The biggest contribution of cacao production is household owned farm type based of production. In the period of 1990-1999, the acreage expantion cacao has reached 6.5% which higher than average which 7.8% per year.
The significant acreage expantion place in Sulawesi Island, especially South Sulawesi, South-East Sulawesi, and Center ,of Sulawesi. These three provinces are considered as major producer of cacao in Indonesia.
The objective of this research is to analyze the source growth of cacao in Indonesia with the case three provinces of Sulawesi. These three provinces was broken down into by sample 14 regions which considered as the largest areas. The production function is used to investigate the source of growth is Cobb Douglas. The independent variables (input) included to production function are: size of land, fertilizer usage, labor and the rain frequency. The data constructed in the pool regression, fixed and random effect by using the Chow and Haussman test, the result analyze shows the random effect model is the appropriate model to explain source of growth in the production function.
Using random effect means that production function for 14 regions, it was found that the source of cacao growth over Sulawesi island are labor and expantion of land. Thus, the expansion of planted land for cacao with intensive presumably household labors are playing an important role to explain the source of growth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warwick, E.J.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1983
636.082 WAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Sitorus, Melvin Bismark H.
"Kacang tanah yang merupakan tanaman palawija dapat tumbuh hamper di seluruh daerah di Indonesia. Di daerah Tapanuli Utara hasil panen rata-rata untuk kacang tanah sebesar 970,37 pada tahun 2018. Proses perontokan kacang tanah Tapanuli Utara masih dilakukan secara manual dengan cara mencabut satu persatu kacang tanah dari tangkainya menggunakan tangan. Selain waktu pengerjaan yang lama juga dibutuhkan tenaga kerja yang banyak. Memanfaatkan teknologi motor bakar, penelitian kali ini dimaksudkan untuk melakukan rancang bangun perontok dan penyortir kancang tanah sebagai solusi untuk permasalahan perontokan kacang tanah tadi. Dengan adanya mesin perontok dan penyortir kacang tanah ini, waktu dan tenaga dalam proses perontokan kacang tanah dapat lebih dihemat. Dalam pengoperasiannya, mesin perontok dan penyortir ini dibantu oleh beberapa komponen elemen mesin yaitu motor bakar, puli, sabuk-V, bantalan, poros, rangka. Dimana gerak putar dari motor bakar yang berdaya 5,5 HP dengan putaran 1387 [rpm] diteruskan dengan menggunakan puli yang dihubungkan dengan sabuk yang memutar poros pembanting dan reducer speed. "
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2020
338 PLMD 23:4 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ayda Krisnawat
"Soybean breeding program in Indonesia has been actively involved in improving the genetic yield potential to meet the needs of farmers in different parts of the country. The study aimed to determine the presence of soybean production mega-environments and to evaluate the yield performance and stability of 12 soybean genotypes. Soybean yield performances were evaluated in eight production centers in Indonesia during 2013 growing season. The experiment in each location was arranged in a randomized complete block design with four replications. Parameters observed included grain yield and yield components. The yield data were analyzed using GGE biplot and the yield components data were analyzed using analysis of variance. The results showed that the yield performances of soybean genotypes were highly influenced by genotype-environment interaction (GEI) effects. The yield components were significantly affected by GEI except per plant branch number. The partitioning of the G + GE sum of squares showed that PC1 and PC2 were significant components which accounted for 57.41% and 18.55% of G + GE sum of squares, respectively. Based on the GGE visual assessment, agro-ecology for soybean production in Indonesia was divided into at least three mega-environments. Genotypes 8 and 2 were the best yielding genotypes in the most discriminating environment, but adapted to specific environment, thus highly recommended for that specific location. Genotypes 9 and 10 were stable and had relatively high yield performances across environments. Those genotypes would be recommended to be proposed as new soybean varieties."
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2018
630 IJAS 19:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hubbell, Sue
Boston: Houghton Miffiln, 2001
660.65 HUB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"enurunnya populasi ikan soro di alam akibat kerusakan lingkungan habitat dan penangkapan berlebih merupakan ancaman bagi kelestarian ikan ini. Pemijahan buatan telah dapat dilakukan dengan rangsangan hormon, namun hasil yang diperoleh masih perlu disempurnakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi jenis hormon yang tepat, dosis terbaik dan masa laten tercepat terhadap keberhasilan ovulasi dan pemijahan ikan soro. Perlakuan yang diberikan adalah Ovaprim 0,5 mL/kg Induk (O1), kombinasi Ovaprim + hCG (O2), Ovaprim+AI (O3), dan AI + Oxytocin (O4), Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa perlakuan O4, (kombinasi antara AI dengan Oxytocin) memiliki waktu laten untuk merangsang ovulasi yang tercepat (17,5� 0,52 jam) dibandingkan perlakuan lainnya. Secara umum derajat pembuahan perlakuan O4 (AI + Oxytocin) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain yaitu 96,60 � 1,00 percent. Demikian halnya dengan derajat penetasan sebesar 81,05�1,77 percent dan tingkat kelangsungan hidup larva yaitu 98,88 � 1,37 percent. Hasil yang diperoleh memberikan indikasi bahwa O4 (AI + Oxytocin) merupakan kombinasi hormon terbaik yang dapat diinduksi untuk ovulasi dan pemijahan semi alami (tanpa "stripping") pada soro."
551 LIMNO 21:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>