Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sujarno
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2017
392.598 SUJ b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2007
305.8 IND g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alan Sigit Fibrianto
"Prasetyo Manunggal Karso merupakan salah satu dari sekian banyak aliran kepercayaan kejawen di Pulau Jawa. Prasetyo Manunggal Karso merupakan sebuah aliran kepercayaan yang mengajarkan ilmu kejawen dan terletak di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Layaknya aliran kepercayaan kejawen pada umumnya, Prasetyo Manunggal Karso memiliki beberapa pakem tersendiri dalam ajarannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, pencipta seluruh alam semesta. Tulisan ini berupaya untuk memaparkan seluk beluk ajaran aliran kepercayaan kejawen Prasetyo Manunggal Karso, mencakup latar belakang dan sejarahnya, kitab suci yang digunakan, pokok-pokok ajarannya, cara peribadatan, alat perlengkapan yang digunakan dalam ritual, tokoh pendiri, dan cara penyebaran ajaran. Analisis hasil menggunakan teori habitus dan reproduksi budaya Pierre Bourdieu. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji praktik budaya aliran kejawen Prasetyo Manunggal Karso, dengan metode deskriptif kualitatif, dengan informan kunci Bapak Toto Soeharto selaku pendiri sanggar paguyuban aliran kejawen Prasetyo Manunggal Karso di Boyolali. Hasil menunjukkan bahwa hadirnya aliran kejawen Prasetyo Manunggal Karso adalah sebagai sebuah wujud kekayaan budaya Indonesia, sebuah potret keberagaman dalam keberagamaan, serta merupakan corak khas budaya spiritual masyarakat Jawa sebagai bagian dari jati diri bangsa Indonesia. Selain itu, Prasetyo Manunggal Karso memiliki makna menyatu, setia, dan hanya menyembah kepada satu Tuhan yang maha pencipta, serta belajar untuk membersihkan jiwa dan raga yaitu, suci hati, suci pikiran, dan suci tingkah laku. Suci berarti bersih, dan bersih sendiri merupakan bagian dari bentuk taat kepada Tuhan"
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, 2019
297 JPAM 32:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
PATRA 4(1-2) 2003
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budya Pradipta
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman
Jakarta: Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2007
200 ABD u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hermanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang munculnya konflik tanah antara warga Mesa Mulyadadi dan pengelola Perkebunan Karet Ciseru-Cipari yang memuncak dalam bentuk tindakan kolektif warga berupa penebangan pohon dan perusakan asset perkebunan pada tanggal 14 dan 15 Desember 1999. Selain itu juga menjelaskan proses pengorganisasian dan mobilisasi massa yang dilakukan warga desa untuk memperjuangkan kembalinya tanah yang dikuasai pengelola kebun dan penyelesaian yang dicapai dari konflik yang terjadi.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan didasarkan pada sumber-sumber tertulis dan lisan baik primer maupun sekunder. Dengan pendekatan strukturistik, penelitian ini menitikberatkan pada peran individu atau kelompok di dalam struktur sosial yang memungkinkan terjadinya peruhahan sosial. Para petani yang terlibat dalam sengketa tanah menghimpun diri dalam organisasi Ketanbanci yang dipimpin oleh Radjiman Tirtadikrama. Dengan menggunakan "kendaraan" Ketanbanci mereka di era Reformasi berjuang mengambil kembali hak atas tanah yang dikuasai pengelola kebun selama masa Orde Baru. Analisis terhadap apa yang disebut sebagai insiden 14 dan 15 Desember 1999, menggunakan teori tindakan kolektif untuk menjelaskan hubungan-hubungan sosial organisasi petani Ketanbanci dengan berbagai kelompok selama konflik berlangsung baik dalam aspek kepentingan, organisasi, mobilisasi, maupun menemukan peluang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus tanah di Mulyadadi pada dasarnya bersumber dari adanya perbedaan persepsi mengenai bukti kepemilikan tanah antara warga petani desa dan Perkebunan Karet Ciseru-Cipari. Perbedaaan persepsi tersebut ditimbulkan oleh rendahnya tingkat pendidikan warga desa ditambah kurangnya pemahaman warga terhadap regulasi pertanahan. Protes warga petani desa dipicu oleh munculnya ketimpangan sosial yaitu adanya ketidakadilan dalam ganti rugi dan distribusi tanah (lahan) pengganti di tahun 1973, yaitu sejak pengelola Perkebunan Ciseru-Cipari mengambil alih tanah warga. Praktek penguasaan tanah warga oleh pengelola kebun yang tidak dibenarkan oleh aturan hukum menyebabkan banyak warga yang kehilangan lahan garapan sebagai penopang hidup. Terbentuknya perkumpulan petani Ketanbanci di awal era Reformasi merupakan peluang bagi warga untuk menyalurkan aspirasi dan tuntutan terhadap perlakuan tidak adil itu. Atas dasar senasib dan sependeritaan, Ketanbanci terbukti menjadi wadah perjuangan yang efektif bagi warga Mulyadadi untuk mengambil tanah yang dahulu terampas. Namun, dalam perjalanannya, perjuangan warga tersebut berbenturan dengan kepentingan perkebunan yang bersikukuh mempertahankan tanah warga. Perbenturan inilah yang kemudian menimbulkan insiden 14 dan 15 Desember 1999."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T25181
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Benny
"Pembangunan infra strukiur telah merupakan sualu tuntutan yang sangat diperlukan seiring dengan kebutuhan zaman yang menginginkan kecepalan dalam perhubungan, distribusi barang dan jasa, pemenuhan kebutuhan hidup dan menunjang Ialu pertumbuhan ekonomi. Untuk mencapai hal ini diperlukan suatu intra struktur yang yang tingkat kenyamanan dan pelayanannya aman dan nyaman.
Suatu lapis perkerasan yang telah rusak sebelum umur rencana, akan menimbulkan suatu ketidak amanan dan ketidak nyamanan, dan juga akan menimbulkan pemborosan biaya.
Dalam banyak kasus dibeberapa ruas ialan di Indonesia, telah terjadi kerusakan dalam waktu yang relatif singkat selelah pelaksanaan konstruksi selasai. Dan berbagai macam yang menyebabkan hal ini yang salah satunya adalah akibat buruknya daya dukung lapis tanah dasar, terutama pada saat musim hujan.
Tanah dengan jenis tertentu seperti klas A-7-6 (versi AASHTO) atau NIH (versi USGS) memiliki sifat plastisitas tinggi yang kurang baik untuk sualu dasar perkerasan jalan raya. Sifat tanah pada jenis ini memiliki daya dukung yang cukup baik bila kadar airnya rendah, tetapi akan sangat rapuh bila kadar airnya tinggi. Adalah menjadi suatu tantangan untuk bisa mengatasi kendala sifat tanah yang ekspansiv seperti ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>