Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurdiyanto
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2017
927 NUR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiyanto
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2017
792.802 809 2 NUR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Panakajaya Hidayatullah
"Penelitian ini menelaah tentang dinamika kehidupan Trisnawati sebagai seorang seniman perempuan dalam ranah budaya Madura di Situbondo. Sorotan penelitian ini menguraikan dinamika perjalanan hidup Trisnawati, problematika yang dihadapi oleh seniman perempuan Madura, serta kontribusinya sebagai agen pengembang kebudayaan di daerah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang mengelaborasi data penelitian melalui metode wawancara mendalam, telaah literatur, dan pengamatan pertunjukan langsung. Hasil temuan dari penelitian ini adalah 1). Perjalanan hidup Trisnawati sebagai seniman Madura dilatar belakangi oleh keluarganya yang juga berprofesi sebagai seniman tradisi. Karir kesenimanan Trisnawati dimulai dari arena geddongan, dari sana ia mulai belajar memahami dinamika kehidupan, menyerap realitas, dan membangun karakter dirinya. 2). Trisnawati dikenal sebagai seniman multitalenta, ia adalah seorang penari remo, pemain ludruk, tokang kèjhung, dan pelawak. Kontribusinya yang paling dikenal ialah kreasinya atas tari Remo Trisnawati yang pada akhirnya menjadi perhatian banyak akadmisi dan kritikus tari dari pelbagai perguruan tinggi. 3) Dalam ranah pengembangan kebudayaan, Trisnawati berhasil mendobrak wacana dominan di masyarakat Madura yang akhirnya membuka peluang bagi para perempuan untuk turut berperan dalam ranah publik. Ia juga membuka kemungkinan dan peluang baru bagi pengembangan seni pertunjukan di Situbondo sebagai konsekuensi artistik-estetik dari keterlibatan seniman perempuan dalam panggung seni pertunjukan Madura."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2020
400 JANTRA 15:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alan Sigit Fibrianto
"Abstrak
Penelitian ini mengangkat mengenai industri jasa yang dibangun dan digerakkan oleh masyarakat difabel secara mandiri dan berfokus pada proses hubungan industrial pada perusahaan industri jasa ojek difabel yaitu Difa City Tour dan Transport (DCTT), dan dianalisis menggunakan perspektif teori Bourdieu dan patron-klien. Tujuan penelitian adalah untuk menggali mengenai karakteristik, hubungan pimpinan dan karyawan, serta praktik sosial yang terbentuk dari kelompok difabel pada perusahaan DCTT dalam Proses Hubungan Industrial. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi kasus tunggal dengan triangulasi sumber sebagai validitas data, serta menekankan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang mendasari terbentuknya habitus para difabel di DCTT: 1) Budaya Kompetitif, 2) Faktor Ketenagakerjaan, 3) Latar belakang kehidupan, 4) Ketimpangan Sosial, 5) Peluang Kerja, 6) Konstruksi masyarakat terhadap penyandang difabilitas, 7) Beragamnya jenis kedifabilitasan para penyandang difabel, 8) Kreativitas (ide/gagasan), 9) Support Stakeholders, 10) Hasrat untuk merubah hidup menjadi lebih baik. Modal penyandang difabilitas fisik di dalam DCTT sangat kuat, yang pertama memang karena mereka termasuk difabel dengan kategori ringan, modal sosial yang terbentuk kuat (adanya jaringan/ relasi, trust, resiprositas), modal ekonomi kuat (sponsor relasi dari jaringan pengusaha, anggota yang solid dalam proses industri, ketersediaan perlengkapan), modal budaya kuat (hadirnya modal intelektual yang progresif dalam melihat dan mengeksekusi setiap peluang, pembuatan aplikasi difaBike, promosi di media lokal maupun nasional melalui media televisi maupun radio), modal simbolik kuat (yang paling terlihat adalah kendaraan modifikasi yang unik, pengendara yang merupakan penyandang difabilitas fisik, simbol (logo sebagai branding) dan atribut (jaket, stiker pada armada DCTT, pamflet sebagai media promosi) sebagai pembentukkan identitas). Arena penyandang difabel menjadi tempat pertaruhan modal dan digunakan untuk mempertahankan status dan kedudukan DCTT di tengah-tengah masyarakat Kota Yogyakarta, di mana pertarungan dalam memperebutkan modal terjadi dalam 3 ranah yaitu, ranah industri, ranah sosial dan ranah kerja. Praktik sosial penyandang difabilitas fisik mewujud dalam kegiatan yang mereka lakukan dalam proses hubungan industrial DCTT di Yogyakarta. DCTT menjadi sebuah wadah pemberdayaan bagi kalangan difabilitas di Yogyakarta, Indonesia. Mereka bergerak secara independen, dari, oleh dan untuk masyarakat difabel."
Yogyakarta: Balai Besar dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta, 2018
360 UI-MIPKS 42:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung : Dunia Pustaka Jaya, 2014
811 PUI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
U.A. Saiful
Medan: Saiful, [date of publication not identified]
899.221 SAI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hajriyanto Y. Thohari
"Istilah konstitusi seringkali dimaknai secara sempit: undang-undang dasar (yang tertulis). Pemahaman yang demikian ini tentu kurang tepat. Pasalnya, jika pemahaman tentang konstitusi seperti itu berarti hanya sebatas memahami konstitusi sebagai konstitusi politik yang berfungsi untuk membatasi kekuasaan dan perlindungan hak asasi manusia saja."
Jakarta: Lembaga Pangkajian MPR RI, 2016
342 JKTN 001 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Mandar Maju, 2002
347.016 HER c IV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kukuh Pamuji
"Tesis ini membahas tentang Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa komunikasi dan program edukasi yang dilakukan di Istana Kepresidenan Jakarta belum optimal, mengingat Istana Kepresidenan Jakarta saat ini berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan sehingga perlu adanya sebuah museum khusus yang mengacu kepada konsep pendidikan konstruktivis yang memiliki karakteristik free choice learning, sehingga memungkinkan pengunjung dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang optimal tentang Istana Kepresidenan Jakarta.

This thesis discusses the communication and education at the Presidential Palace Museum in Jakarta. This study is a descriptive qualitative approach. The results of this study identified that communication and education programs are conducted at the Presidential Palace in Jakarta is not optimal, given the Presidential Palace in Jakarta now serves as the center of government activities so that the need for a special museum which refers to the concept of constructivist education that has the characteristics of free choice learning, allowing visitors can obtain an optimal knowledge and experience of the Presidential Palace in Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27477
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maharsi Anindyajati
"ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan zaman, streotip peran gender mengalami pergeseran. Sesuatu yang semula hanya diperuntukkan bagi pria kini sudah menjadi hal yang sering dilakukan oleh wanita, begitu pula sebaliknya. Wanita mulai diperbolehkan menampilkan kemandirian dan dominasinya, sementara pria tidak lagi dilarang untuk menunjukan kehangatan dan sikap penuh pengertian. Di samping itu,
ditandai juga dengan mulai banyaknya wanita yang berkecimpung dalam bidaug politik atau menjadi tentara yang selama ini didominasi oleh pria, atau mulai banyaknya pria yang berprofesi sebagai penari dan penata rambut yang selama ini digeluti oleh kaum wanita dan identik dengan femininitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran maskulinitas dan
femininitas pada individu yang memiliki trait berlawanan dengan stareotip peran gendernya. Subyek yang dipilih adalah pria yang memiliki profesi identik dengan femininitas, yaitu penari dan penata rambut Pertimbangan memilih subyek pria yang
sering menampilkan trait feminin bahwa pada kenyataannya masyarakat lebih menghargai kualitas maskulin dari pada feminin, sehingga jika seorang wanita berhasil dalam bidang yang biasanya dikuasai oleh pria maka ia akan mendapat penghargan
lingkungan, misalnya sebagai pilot atau politikus. Sementara belum jelas apakah hal yang sama berlaku bagi pria yang berhasil dalam aktivitas feminin.
Untuk memperoleh gambaran maskulinitas dan femininitas pada pria yang
berprofesi sebagai penari dan penata rambut, digunakan dua alat tes, yaitu Bem Sex
Role Inventory (BSRI) dan tes Wartegg. Melalui BSRI, individu akan digolongkan sesuai orientasi peran gendemya. Sementara melalui tes Wartegg, akan dilihat bagaimana subyek mengolah dan berespon terhadap stimulus maskulin dan stimulus feminin. Teknik yang digunakan adalah dengan melihat aktifitas atau kesesuaian gambar subyek dengan sifat-sifat yang terkandung di dalam stimulus tersehut
(stimuius drawing relations) Serta unltan respon subyek.
Hasil penelitian terhadap 35 subyek yang terdiri dari 13 pria berprofesi sebagai penari dart 22 pria berprofesi sebagai penata rambut menunjukkan bahwa
kebanyakan pria yang berprofesi sebagai penari dan pcnata rambut memiliki orientasi peran gender yang non gender type, yaitu androgin dan tak tergolongkan. Dalam tes
Wartegg, subyek kebanyakan menunjukkan afinitas yang lebih baik pada stimulus feminin dari pada maskulin, namun kebanyakan dari subyek tidak dapat digolonkan memiliki kecendemngan maskulin atau feminin.
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah dengan memperbesar jumlah subyek, meneliti subyek dengan aktivitas feminin yang berbeda atau dengan menggunakan instrumen yang berbeda, Serta melihat mengenai kehidupan seksualitas dengan menggunakan responden yang sama namun
lebih berdasarkan homoseksualitas atau heteroseksualitasnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>