Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistyo Basuki
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016
025.17 SUL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.W. Widjaja
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993
651.5 WID a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Musliichah
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2016
027 MUS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Kearsipan adalah suatu proses mulai dari penciptaan , penerimaan, pengumpulan , pengaturan , pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan warkat menurut sistem tertentu dimana pada saat dibutuhkan dapat dengan cepat dan tepat ditemukan kembali...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sedarmayanti
Bandung: Mandar Maju, 2003
026 SED t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyo Basuki
Jakarta: [publisher not identified], 2001
651.5 SUL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Wursanto
Yogyakarta: Kanisius, 1991
651.5 WUR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Umar
"Masalah utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah kegiatan layanan rujukan kearsipan di Bidang Layanan Arsip Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Jakarta dan masalah yang sama di Bagian Akses Arkib Negara Malaysia (ANM) di Kuala Lumpur sebagai pembanding.
Secara rinci masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) petugas layanan rujukan kearsipan, (2) proses layanan rujukan kearsipan meliputi; (a) peraturan akses, (b) peraturan penggunaan, (c) metode layanan, (d) jenis-jenis layanan dan (e) fasilitas layanan di Bagian Layanan Arsip ANRI dan Bagian Akses ANM sebagai pembanding.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbandingan pelaksanaan kegiatan layanan rujukan kearsipan di ANRI dan ANM.
Penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan menggunakan metode kualitatif yang menjelaskan semua variabel yang ditemukan dalam penelitian dan membandingkan perbedaan dan persamaannya. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung, wawancara, pengisian kuesioner dan penelitian dokumen.
Hasil penelitian adalah (1) ANRI belum memiliki peraturan pelaksanaan dari UU No. 7/1971 yang terkait dengan layanan rujukan sebaliknya ANM sudah memiliki peraturan pelaksanaan dari UU No. 44/1966 berkaitan dengan layanan rujukan, (2) secara kuantitas, ANM memiliki petugas layanan rujukan kearsipan lebih banyak daripada ANRI. Demikian pula, secara kualitas, ANM memiliki petugas profesional kearsipan yang bertugas di bagian layanan lebih banyak daripada ANRI, (3) peraturan akses di ANRI dan ANM adalah semua arsip dapat diakses oleh pemakai terkecuali arsip rahasia, kondisinya rapuh dan yang mengganggu keamanan negara, perbedaannya ANRI menentukan ketentuan arsip tidak dapat diakses apabila belum ada sarana temu kembalinya, ketentuan ini tidak ada di ANM dan ANM menetapkan arsip dapat diakses apabila sudah melebihi usia 25 tahun, ketentuan ini tidak ada di ANRI, (4) peraturan penggunaan berbeda antara ANRI dan ANM dalam jam layanan dan proses registrasi dan identifikasi pemakai, sedangkan persamaannya dalam persyaratan pemakai, pernyataan kebijakan untuk pemakai, larangan membawa masuk barang-barang bawaan pemakai dan peraturan umum untuk memperlakukan bahan arsip, (5) metode layanan di ANRI sama dengan ANM yaitu tatap muka, melalui surat dan komunikasi telepon, (6) Persamaan jenis layanan ANRI dan ANM adalah layanan penelitian, pertanyaan dan permintaan bahan arsip, layanan penggandaan fotokopi, foto, mikro film, print out mikro film dan layanan pengesahan salinan bahan arsip. Perbedaan jenis layanan yang diberikan oleh kedua lembaga ini adalah ANRI memberikan layanan penggandaan film dan kaset yang tidak diberikan oleh ANM dan ANM memberikan layanan peminjaman bahan kepada lembaga-lembaga pemerintah dan layanan membuat transliterasi yang tidak diberikan oleh ANRI, (7) fasilitas layanan yang terdapat di ANRI dan ANM adalah lobi, ruang pameran, ruang konsultasi, ruang baca, ruang transit/penggandaan dan ruang perpustalcaan. Fasilitas layanan yang dimiliki ANM yang tidak ada di ANRI adalah kaunter pendaftaran/registrasi, kaunter layanan, ruang mikro film, ruang audio, ruang video, ruang diskusi dan ruang finding aids.

The main issue exposed in this study is comparing reference services at The Reference Service Department of The National Archives of The Republic of Indonesia (NARI) in Jakarta and The Access Department of The National Archives of Malaysia (NAM) in Kuala Lumpur.
The detailed issues discussed in this study are (1) reference staff, (2) access policies, (3) policies for use, (4) service method, (5) types of service, (6) reference facilities at The Reference Service Department of NARI and The Access Department of NAM as a compared institution.
The purpose of this study is to describe the comparison of reference services at NARI and NAM.
This research is a comparative study using qualitative method by describing all of variables related to the issues to be studied, and comparing the similarities and or the differences found in the study. The data of the research are collected through various techniques such as observation, interview, questionnaires, and studying documents.
The results of this study are that: (1) NARI do not have the technical regulation of Archives Act of Indonesia 7/1971 in relation to reference services, while NAM already have the technical regulation of Archives Act of Malaysia 44/1966 in relation to reference services (2) NAM have more reference staff than NARI and also NAM have more reference professional staffs than NARI, (3) access policies at NARI and NAM are that all archival materials could be accessed by user except confident records, damaged records, and records containing sensitive issues which may threaten national stability; The while differences between NARI and NAM lie on that NARI determines archives could not be accessible if they have no finding aids and NAM determines that public archives should be made available to the public after twenty-five years, (4) the differences of the policies for use between NARI and NAM lie on hours of operation and registration and identification of users process, while their similarities lie on rule of users, policy statements for users, limiting personal materials and general rules for handling materials, (5) the methods of reference services at ANRI and ANM are face-to-face, letters and telephone calls, (6) the types of reference services at NARI and NAM are research, general inquiries and requesting materials services; reprographic services including photocopy, photographic reproduction, microfilm duplication, microfilm off-prints and certification of archival materials as true copies, while they differ in that NARI provides film and cassette reproduction and NAM provides loan of archival materials to creating agencies especially Government Departments and transliteration services, (7) both NARI and NAM have the same reference facilities such as lobby, exhibition room, reader- consultant room, photocopy room and library room, while the reference facilities which are available only in NAM are registration counter, service counter, microfilm room, audio room, video room, discussion room, and finding aids room.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lolytasari
"Tesis ini membahas tentang penilaian arsip makro di Fakultas Ilmu Keguruan dan Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Aspek yang dikaji adalah menganalisa kegiatan penilaian arsip makro FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mengidentifikasi kriteria penilaian arsip makro berdasarkan struktur organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan penilaian arsip makro dengan melihat fungsi unit kerja. Pengumpulan data dibantu dengan observasi, kuesionar dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian arsip makro dilakukan secara parsial, per unit kerja, hal ini disebabkan belum adanya pedoman dalam menilai arsip. Penilaian arsip makro sebagai standarisasi penilaian arsip dan merupakan dasar penyusunan Jadwal Retensi Arsip, dalam pelaksanaannya di lapangan dilakukan berdasarkan pengalaman dan keahlian yang dimiliki oleh pengelola arsip. Dan penilaian arsip belum mengacu pada peraturan kearsipan yang dikeluarkan ANRI.Rekomendasi yang diberikan untuk FITK UIN Jakarta adalah meneruskan penelitian penilaian arsip makro ini sebagai langkah awal pembuatan pedoman penilaian arsip makro dan sebagai embrio pembuatan rekod center sebagai lembaga yang menyelamatkan dan menyimpan arsip.

The thesis is about macro-appraisal archives in Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The aspects that were analyzed are macro-appraisal archives activity FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta and to identify assessment criteria of macro-appraisal archives based on organizational structure. This research is qualitative research by doing macro-apparisal by looking at business function. Collecting data were conducted by means of observation, questinairre and interview.
The result shows that macro-appraisal archives conducted partially, and every work unit, it is due to there is no guideline in macro-apparisal the archives. The implementation of macro-appraisal archives as standardization of archive assessment and basis of Archive Retention Schedule are based on experience and expertise of archive manager. Archive appraisal does not refer to ANRI guidelines. Recommendation for the FIKT UIN Jakarta is continuing the research of macro-apparisal archives as the initial step in making macro archival guidelines and record creation center embryo as an institution in saving and archive storage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Human resources as assets and agents of change is very important for an organization. There reframing concepts related to changes in the organization, the discussion here emphasized the human resource frame. Changes in the organization needed to be able to continue to survive. Increased knowledge and skills of human resources in an effort to improve the archival competency of human resources, which in turn will increase the competence of the organization. Many ways to improve the knowledge and skills of human resources archives, among others, is through education and training."
KHAZANAH 8:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>