Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152798 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfa Hendri
"Perkembangan pasar modal khususnya obligasi sangat pesat. Obligasi sebagai instrumen investasi menjadi pilihan banyak pihak dalam berinvestasi diantaranya perusahaan asuransi, bank, perusahaan pengelola reksadana, hedge jimd dan bahkan dana pensiun. Jenis obligasi yang diperdagangkan juga sangat beragam dengan tingkat resiko yang berbeda-beda. Salah satu resiko utama dalam berinYestasi pada obligasi adalah resiko perubahan sukubunga. Perubahan sukubunga akan mengakibatkan perubahan harga obligasi, jika sukubunga turun maka harga obligasi akan naik dan jika sukubunga naik maka harga obligasi akan turun. Jika investor memiliki strategi pasif dimana obligasi akan disimpan sampai jatuh tempo maka perubahan ini tidak akan terlalu menjadi masalah. Tetapi apabila pengelola portfolio melakukan strategi aktif maka perubahan suku bunga adalah hal yang penting diperhatikan karena dapat berimplikasi dua hal yaitu resiko penurunan harga atau kesempatan untuk profit taking karena kenaikan harga.
Sensitifitas harga obligasi tersebut secm·a teoritis dapat diukur melalui pendekatan duration dan convexity. Duration dapat digunakan untuk melihat perubahan harga obligasi yane dapat te1jadi akibat adanya perubahan kecil pada tingkat suku bunga. Sebagai turunan pertama dari harga obligasi maka kurva duration adalah berbentuk garis lurus sehingga perubahan harga akibat terjadinya perubahan besar suku bunga tidak tergambarkan dengan baik. Sebagai TOols tambahan maka dapat digunakan convexity yang merupakan turunan kedua dari harga. Convexity ini memperkirakan kecembungan kurva harga terhadap perubahan sukubunga. Dengan menggunakan duration dan convexity secara bersama-sama maka sensitifitas harga obligasi dapat diperkirakan dengan lebih baik.
Dalam tulisan ini yang akan dibahas oleh penulis adalah sensitifitas darl duration dan convexity itu sendiri. Tidak hanya harga obligasi yang akan berubah-rubah, tetapi duration dan convexicity itu sendiri juga akan berubah-ubah setiap saat Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan berubahnya duration dan convexity namun yang paling utama adalah perubahan tingkat suku bunga yang berlaku. Secara lebih spesifik dikatakan bahwa duration dan convexity dapat berubah akibat terjadinya perubahan term structure interest rate atau perubahan yield curve. Perubahan yield curve dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu perubahan yield curve secm·a paralel dan perubahan yield secara non paralel. Penulis tidak akan membahas sensitifitas duration dan convexity akibat perubahan yield curve secara paralel karena perubahan tersebut akan sangat mudah dipahami setelah dilakukan pembahasan perubahan yield curve secara non paralel. Perubahan yield curve secara non paralel tersebut terutama disebabkan oleh perubahan level, slope dan curvature dari yield curve...

The development of the financial market especially the bonds was very fast. The bonds as the instrument of investment became the choice of many sides in investing among them the insurance company, the bank, asset management company such as reksadana, hedge fund and even the pension fund. There are many type of bonds with the level of the different risk .. One of the main risks in investing to the bonds was the risk of the change in the interest. The change in the interest will result in the change in the price of the bonds, if the interest decrease then the price of the bonds will rise and if the interest increase then the price of the bonds will be cheaper. If the investor had the passive strategy where the bonds will be kept until mature then this change will have no significant effect to the pottfolio. But if the pottfolio manager carried out the active strategy then the change in the interest rate was the impottant matter was paid attention to because of could have implications two matters that is the decline in the price or the opportunity for the profit taking because of the price increase The sensitivity of the bonds price could be theoretically measured through the Duration approach and Convexity. Duration could be ased to see the change in the price of the bonds that could happen resulting from the existence of the small change in the level of the interest. As the first descendants from the price of the bonds then the curve duration was to have the shape of the straight line so as the change in the price resulting from the occurrence of the big change in the interest was not depicted well. As tools in addition then could be used convexity that was the second descendants from the price. Convexity this estimated convexity of the price curve towards the change in the interest. By using Duration and convexity together then the sensitivity of the price of the bonds could be estimated better."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fajar Nugraha
"Penelitian skripsi ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan moneter Amerika Serikat AS, baik yang bersifat konvensional maupun inkonvensional, terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Indonesia. Kebijakan moneter konvensional dalam bentuk fed fund rate serta kebijakan moneter inkonvensional dalam bentuk quantitative easing QE diperlakukan sebagai guncangan eksternal yang dapat mempengaruhi kondisi saham Indonesia. Periode analisis yang digunakan terbagi ke dalam empat periode, yaitu pra-QE 2/1/2006-25/11/2008, QE 26/11/2008 ndash; 21/5/2013, paska-QE 22/5/2013-1/8/2017, serta keseluruhan periode 2/1/2006-1/8/2017. Uji regresi dengan menggunakan metode GARCH dilakukan terhadap return Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Dari hasil regresi, ditemukan bahwa kebijakan moneter inkonvensional AS berpengaruh pada IHSG periode 2006-2017, khususnya pada periode paska-QE. Dengan demikian, para investor maupun pengambil kebijakan harus memperhatikan faktor-faktor eksternal, khususnya kebijakan moneter inkonvensional AS, serta faktor domestik lainnya untuk dapat memaksimalkan return dan meminimalkan risiko dalam pasar modal Indonesia.

This research aims to analyze the impact of United States of America US monetary policy, both conventional and unconventional, on Indonesia Composite Index IHSG. Conventional monetary policy in the form of fed fund rate and unconventional monetary policy in the form of quantitative easing QE is treated as an external shock that can affect the condition of Indonesian stock returns. The analysis period used is divided into four periods, namely pre QE 2 1 2006 25 11 2008, QE 26 11 2008 21 5 2013, post QE 22 5 2013 1 8 2017, and whole period 2 1 2006 1 8 2017. Regression test using GARCH method is performed on return of IHSG.From the regression results, this research found the existence of unconventional US monetary policy that have an impact on IHSG 2006 2017, particularly on post QE period. This shows that there is a shift in the influence of US monetary policy on Indonesian stock returns, from conventional to unconventional. Thus, investors and policy makers should pay attention to external factors, particularly US inconventional monetary policy, and other domestic factors to maximize returns and minimize risks in the Indonesian capital market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Dita
"ABSTRAK
Menggunakan pemodelan permainan dan simulasi diagram pengaruh ditunjukkan bahwa BUMN yang menjalankan beban kebijakan Public Service Obligation yang diamanatkan Pemerintah mengalami masalah Soft Budget Constraint SBC dimana BUMN akan merenegosiasikan bujet setelah kontrak disepakati Selain dari shock eksogen yang berada di luar kuasa para aktor hal ini juga dapat disebabkan karena komitmen finansial Pemerintah terhadap keberlangsungan kebijakan tersebut selaku prinsipal dapat dieksploitasi oleh BUMN selaku agen suatu moral hazard terlebih karena prinsipal tidak memiliki informasi sempurna atas agen Pengurangan beban kebijakan kepemilikan informasi yang lebih banyak oleh prinsipal dapat mengurangi tingkat keparahan SBC.

ABSTRACT
Using game modelling and influence diagram simulation, it has been shown that State-Owned Enterprise (SOE) which has been mandated by the Government to deliver Public Service Obligation (a form of policy burden), will be subjected to the problem of Soft Budget Constraint (SBC), where the SOE will renegotiate its budget after a contract has been agreed. Aside from the exogenous shocks that are beyond the hands of involved actors, the SBC problem arises mainly from the Government?s principal financial commitment on the sustainability of the policy; this may be exploited by the SOE agent due to asymmetric information the principal has over the agent. Decrease of the policy burden, and more informations known to the principal, may help lessen the severity of the SBC problem.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T45020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Soleh Abdullah
"ABSTRAK
Dewasa ini terdapat banyak altematif yang dapat dipilih investor untuk menginvestasikan dana dalam instrumen investasi, secara umum investor melakukan investasi ,pada obligasi, saham, valas, emas dan deposito. Pemilihan jenis instrumen investasi merupakan sesuatu yang sulit untuk dilakukan, oleh karena itu mendorong unn1k dilakukan penelitian yang obyektif yang dapat memberikan gambaran bagi investor untuk memilih secara obyektif diantara intrumen investasi yang paling sesuai dan mengwltlmgkan atau kombinasi dari kelima instrumen investasi tersebut. Karya akhir ini mempunyai dua tujuan utama yaitu, pertama unhlk mencari investasi mana yang paling menguntungkan diantara kelima instrumen investasi dimaksud selama periode Tahun 2000-2002, serta membentuk portofolio yang optimal dari kelima intrumen investasi tersebut sehingga dapat menghasilkan return tertentu dengan risiko terendah.
Perangkat untuk menguji kinerja instrumen investasi yang diukur dari rata-rata return adalah uji anova, suatu uji untuk melihat apakah terdapat perbedaan rata-rata retum diantara kelima instumen investasi secara serentak atau sekaligus, dilanjutkan dengan uji post hoc dengan uji Tukey, yaitu uji lanjutan untuk mengetahui intmmen investasi mana yang memiliki kinerja terbaik Sedangkan metoda yang digunakan untuk membentuk portofolio optimal dari kelima instrumen investasi adalah dengan pendekatan Markowitz diversification dikombinasikan dengan preferensi investor tehadap risiko.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja instrumen investasi obligasi dengan return sebesar 40,00% dan standar deviasi 67,43%, lebih baik dari saham yang memiliki return -11,85% dan standar deviasi 186,54%, tetapi memiliki kinerja yang tidak berbeda dari instnunen investasi valas, emas dan deposito. Sedangkan instrumen investasi valas, emas, deposito maupun saham
memiliki kinerja yang tidak berbeda. Portofolio pada instrumen investasi aset berisiko yang paling optimal berdasarkan Metode Markowitz Diversification diperoleh dari portofolio investasi yang hanya terdiri dari 100% Obligasi. Portofolio tersebut menghasilkan tingkat return portofolio 40,00% dan standar deviasi portofolio 67,43%. Indeks reward to variability ratio yang dihasilkan portofolio instrument investasi aset berisiko tersebut sebesar 0,4054.
Pada umumnya investor adalah menghindari risiko (risk averse) diasumsikan memiliki indeks
keengganan terhadap risiko (risk avertion index) sebesar 4 (A=4), sehingga portofolio lengkap
pada instrumen investasi yang terdiri dari aset berisiko dan aset bebas risiko yang paling optimal,
diperoleh dari portofolio investasi yang terdiri dari 85 % pada Deposito dan 15% Obligasi.
Portofolio terse but menghasilkan tingkat return portofolio 16,78% dan standar deviasi portofolio
10,14%.
Temuan ini memberikan implikasi, bagi investor dapat digunakan sebagai referensi dalam berinvestasi pada instrumen investasi obligasi, saham, valas, emas dan deposito, Walaupun tidak pernah menjadi jaminan instrumen investasi yang memilki kinerja terbaik dimasa lalu akan memberikan basil yang sama dimasa depan, tetapi paling tidak konsistensi jangka panjang atas kinerja masa lalu merupak:an salah satu petunjuk atas instrumen investasi tersebut dimasa depan. Investor sebaiknya mengalokasikan dananya pada suatu portofolio lengkap, karena adanya efek diversifikasi sehingga dapat mengurangi risiko dibandingkan dengan hanya melakukan investasi pada satu intrumen investasi, komposisi portofolio lengkap yang optimal adalah deposito sebesar 85% dan obligasi sebesar 15%.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahmadiana
"Penelitian ini menginvestigasi pengaruh financial integration terhadap market-value leverage di emerging market dengan dikontrol variabel ukuran perusahaan, asset tangibility, growth opportunities, dan profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode ordinary least square (OLS) dan menemukan bahwa pada 200 perusahaan non finansial dan non utilitas Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand pada tahun 2005-2010 menunjukkan bahwa integrasi pasar ekuitas lebih signifikan mempengaruhi market-value leverage dibandingkan integrasi pasar kredit. Ukuran perusahaan, asset tangibility, growth opportunities, dan profitabilitas mempengaruhi market-value leverage. Semakin tinggi tingkat integrasi, perusahaan high-growth akan menggunakan pendanaan ekuitas dibandingkan perusahaan low-growth.

This research investigates the impact of financial integration toward market-value leverage in emerging market, controlled by firm size, asset tangibility, growth opportunities, and profitability. This research use ordinary least square (OLS) method and find that in 200 non financial and non utilities firms in Indonesia, Malaysia, Philippines, and Thailand in 2005-2010, equity market integration more affects firm's market-value leverage than credit market integration. Size, asset tangibility, growth opportunities, and profitability affect market-value leverage significantly. As integration proceeds to higher level, high-growth firms use equity financing than low-growth firms."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Tamzis Hudi
"Studi ini mengkaji kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kinerja pasar saham, dan hubungan di antara mereka dalam hal stabilitas ekonomi di Indonesia. Melalui kajian literatur dari beberapa penelitian empiris yang meneliti kasus Indonesia dan di negara-negara lain, studi ini menemukan bahwa kebijakan fiskal dan kebijakan moneter mempunyai efek signifikan dengan arah negatif terhadap harga saham. Oleh karena itu, pemerintah harus menaruh perhatian lebih terhadap penerapan stimulus fiskal dan disiplin fiskal serta penerapan instrumen-instrumen kebijakan moneter dalam merancang kebijakan yang sesuai dan positif terhadap performa pasar modal. Selain itu, batas realistis pada pembayaran utang harus diatur sedemikian rupa untuk memungkinkan pengembangan keuangan internal. Dari perspektif moneter, bank sentral harus fokus mengurangi efek lag sehingga reaksi berlebihan dari investor dapat diminimalkan. Dari perspektif pasar, kampanye kesadaran bagi perusahaan regional dan asing untuk mendaftar dan aktif di pasar bursa harus ditingkatkan. Selain itu, mendorong pasar agar investor tertarik berinvestasi di sektor riil juga merupakan tindakan penting, yang pada gilirannya dapat merangsang kapasitas produksi yang lebih tinggi bagi perekonomian.

This study investigates the Indonesian fiscal policy, monetary policy, stock market performance, and the relationship between them in terms of economic stability in Indonesia. Through a literature review of several empirical studies, which scrutinize Indonesian cases and those in other countries, this study has found that amongst others, fiscal policy and monetary policy are negatively significant related to stock prices. Therefore, the government should pay close attention to the application of fiscal stimulus and observe fiscal discipline, when it takes into consideration monetary decisions regarding the performance of stock market. In addition, realistic limits on payments of debt service should be appropriately rearranged to allow for internal financial development. From a monetary perspective, the central bank should focus on reducing the lag effect so that the overreaction of investors can be minimized and the policy can be more effective. From a market perspective, an awareness campaign to help more regional and foreign companies become listed and quoted in the stock exchange market should be enhanced. In addition, encouraging the market is also an important action so that investors are interested in investing in the real sector, which in turn can lead to a higher production capacity for the economy and aggregate output."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"Perkembangan capital flow masuk maupun keluar perekonomian Indonesia yang semakin meningkat dewasa ini perlu diwaspadai karena selain dampak positif, aliran modal juga berpotensi untuk menimbulkan dampak tidak menguntungkan bagi perekonomian suatu negara. Potensi risiko yang ditimbulkan oleh capital flow, antara lain adalah meningkatnya risiko suatu negara terhadap pembalikan arus modal asing (sudden reversal), tekanan terhadap nilai tukar, penggelembungan harga aset, semakin kompleksnya pengelolaan perekonomian makro, serta meningkatnya kerentanan di sektor keuangan.
Tesis ini meneliti interaksi antara capital flows, fluktuasi nilai tukar dan kebijakan moneter di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Structural Vector Autoregression (SVAR), dengan menerapkan model Siok Kun Sek (2009) dan menambahkan satu variabel, yakni aliran modal (CFA) ke dalam model tersebut.
Dari hasil estimasi model dapat disimpulkan bahwa capital flows mempunyai pengaruh signifikan terhadap suku bunga SBI dan perubahan capital flow mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kebijakan moneter, shock aliran modal cukup mengganggu otoritas moneter dalam penentuan arah jangka panjang tingkat suku bunga SBI, dan volatilitas capital flows menjadi salah satu variabel yang mengganggu otoritas moneter dalam mencapai sasaran akhir laju inflasi.

The development of capital flows in and out of the Indonesian economy currently should be put in our consideration due to its impact on the economy. Capital flows generally has positive effects to support investment as well as increasing the effectiveness of resource allocation, however capital flows has also the potential risks to cause unfavorable impact on the economy of a country. Potential risks posed by capital flows, among others, is the increased risk of a country to foreign capital flow reversals (sudden reversal), the pressure on the exchange rate, asset price bubbles, the increasing complexity of managing the macro economy, and the increased vulnerability of the financial sector.
This thesis examines the interaction between capital flows, exchange rate fluctuations and monetary policy in Indonesia using Structural Vector Autoregression approach (svar), by applying the model Sek Siok Kun (2009) and adding one variable, namely the flow of capital (CFA) into the model.
From the results of the model estimation can be concluded that capital flows have a significant influence on interest rates (SBI). Changes of capital flows has also has a considerable influence on monetary policy in term of disturbing the monetary authority in determining the long-term direction SBI interest rate. Volatility of capital flows also to be one of the variables that interfere with the monetary authorities in achieving the final target rate of inflation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31421
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ukhti Dyandra Sofianti
"Dalam menghadapi Pandemi COVID-19, Pemerintah memberikan relaksasi kemudahan bagi para pelaku usaha agar perekonomian dapat berjalan dan mencegah krisis sistem keuangan. Pengecualian Prinsip Keterbukaan Informasi di bidang Pasar Modal merupakan salah satu relaksasi yang diatur dalam POJK No.37/POJK.04/2020, untuk memperbolehkan Emiten atau Perusahaan Publik Tertentu untuk tidak melakukan keterbukaan informasi. Namun, kebijakan ini dianggap menyalahkan prinsip keterbukaan informasi yang selama ini dikenal di bidang Pasar Modal dan melahirkan permasalahan hukum yaitu sensitivitas informasi dan perlindungan investor. Kebijakan ini juga dikenal di negara Amerika Serikat dan Australia, yang dinilai lebih memberikan perlindungan hukum kepada investor. Oleh karena itu, skripsi ini akan membahas dan menganalisis perbandingan pengaturan pengecualian prinsip keterbukaan informasi yang diatur di negara Amerika Serikat dan Australia, yang dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan peraturan di Indonesia. Bentuk penelitian dari skripsi ini adalah yuridis-normatif dengan tipologi penelitian deskriptif yang didukung oleh studi bahan pustaka dan wawancara sebagai alat pengumpul data. Berdasarkan perbandingan dengan Amerika Serikat dan Australia, dapat disimpulkan bahwa pengaturan Pengecualian Prinsip Keterbukaan Informasi di Indonesia belum melindungi pemegang saham dan memberikan kepastian hukum bagi Emiten. Selain itu, POJK No.37/POJK.04/2020 juga bertentangan dengan UU Pasar Modal yang merupakan peraturan inti pasar modal Indonesia. Oleh karena itu, disarankan perbaikan dan perubahan pengaturan pengecualian prinsip keterbukaan informasi pasar modal di Indonesia yang lebih komprehensif, jelas dan menyeluruh.

The government provides relaxation policies for businesses to prevent financial system crises due to the Pandemic. The exclusion of the information disclosure principle in the capital market is one of the relaxations regulated in POJK No.37/POJK.04/2020, to allow Listed Companies not to disclose all the information about the company. However, the policy is considered to blame the information disclosure principle that has been known in the Capital Markets. The policy also gives legal problems, such as information sensitivity and investor protection. This policy is also known in the United States of America and Australia, which provides more legal protection to investors. Therefore, this thesis will discuss and analyze the comparison of regulations convened by the United States and Australia, which can provide Indonesia's regulatory improvement. The research form of this thesis is juridical-normative with a descriptive research typology supported by library study materials and interviews as a tool for collecting data. This research found that based on comparisons with the United States and Australia, it concludes that the exception of the information disclosure principle in Indonesia has not protected shareholders and provides legal certainty for issuers. In addition, POJK No.37/POJK.04/2020 is also contrary to the Indonesia Capital Market Law, the core regulation of Indonesia's capital market. Therefore, it is recommended that improvements and changes in the arrangement of exclusion arrangements for the information disclosure principle of capital market in Indonesia."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Khairani
"Skripsi ini secara empiris menganalisa karakteristik dari Interest Rate Pass-Through di Indonesia menggunakan BI Rate dan JIBOR 7 Days sebagai suku bunga acuan kepada Suku Bunga Kredit dan Suku Bunga Deposit satu bulan, Adapun metode yang digunakan adalah Asymmetric Error Correction Mechanism A-ECM sebagai alat untuk menguji pola mekanisme Pass-Through yang terjadi pada Bank Umum lalu turun secara spesifik kepada empat jenis Bank Umum berdasarkan kategori kepemilikan.
Hasil dari penelitian yang menggunakan dataset dari Juli 2005 hinggal Juni 2016 menyatakan bahwa Indonesia mengadopsi Monetary Policy Approach untuk mekanisme suku bunga acuan ke suku bunga deposit. Hasil lain juga menunjukan bahwa proses pembentukan suku bunga kredit di Indonesia tidak berdasarkan dari suku bunga acuan yang telah disebutkan. Hal ini di buktikan dari lambatnya dan lemahnya mekanisme Pass-Through suku bunga kredit pada setiap bank secara general. Skripsi ini juga menunjukan bahwa tidak ada mekanisme Pass-Through jangka panjang yang lengkap dan terdapat asymmetric adjustment pada suku bunga retail yang dibentuk oleh Bank Pemerintah Daerah.

This research empirically analyses the characteristics of Interest Rate Pass Through in Indonesia with BI Rate and JIBOR 7 Days as the Reference Rate to Bank Credit Rate and One Month Deposit Rate using Asymmetric Error Correction Mechanism A ECM . The study examines the pattern of Pass Through from Commercial Bank down to each four type of bank based on ownership categorization.
The result from this empirical study using data from July 2005 to June 2015 suggests that Indonesia adopt Monetary Policy Approach for Pass Through Mechanism to Deposit Rate. The formation of Credit Rate in Indonesia is not based on any reference rate mentioned earlier proven by common slower and weaker Pass Through across all banks. The research also stated that generally no complete long run pass through exists and the asymmetric adjustment is found with respect to the Retail Rates of Regional Government Bank rsquo's."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zafirah Rizka
"Creeping acquisition(CA) yang terjadi di seluruh dunia dapat merugikan market. Penelitian ini membahas tentang aktivitas CA melalui transaksi rights issue (RI) di pasar modal Indonesia untuk perusahaan publik non lembaga keuangan selama tahun 2018-2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Regresi yang digunakan adalah linier dan logistik, menggunakan 180 sampel entitas dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan penerbit RI mengalami perubahan kepemilikan saham investor yang lebih besar, begitu pula dengan perusahaan group penerbit RI. Perusahaan penerbit RI juga mengalami perubahan kepemilikan investor yang relatif besar yaitu >3% pada tahun sebelum penerbitan RI, sehingga meningkatkan niat perusahaan untuk menerbitkan RI. Namun jika dilihat dari aktivitas investor seperti menjual atau memperluas modal, investor yang mengalami kerugian >3%, tidak meningkatkan niat perusahaan untuk menerbitkan HMETD di tahun berikutnya. RI dengan tujuan non-spesifik tidak berdampak lebih kuat terhadap perubahan kepemilikan saham investor >5% di perusahaan.

Creeping acquisition (CA) which happens all around the world could harm the market. This research discusses CA activities through rights issue (RI) transactions in the Indonesian capital market for publicly listed non-financial institution companies during 2018-2021. The method used in this study is a quantitative method with a cross sectional design to. The regressions used are linear and logistics, using 180 purposive samples of entities. The results of the study show that rights issuing companies experienced greater changes in investor share ownership, so do the business group rights issuing companies. Rights  issuing companies experienced relatively large changes in investor ownership, namely >3% in the year prior to the issuance of the rights issue, thus increasing the company's intention to issue rights. But when viewed from the investors activities such as selling or capital expanding who loss >3%, it does not increase the company's intention to issue rights in the following year. RI with non-specific objectives does not have a stronger impact on changes in investor's share ownership of >5% in the company."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>