Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmat Purwono
Surabaya: ITS Press, 2013
693.54 RAC d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldie Lukman Wijaya
"Indonesia termasuk daerah dengan tingkat risiko gempa yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena wilayah Indonesia berada di antara empat lempeng tektonik yang aktif yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Filipina, dan lempeng Pasifik. Pada tahun 2011 pemerintah menyusun peraturan perencanaan bangunan tahan gempa yang baru, yaitu SNI 03-1726-2011, untuk menggantikan peraturan sebelumnya SNI 03-1726-2002. Objek pada penelitian ini adalah bangunan tingkat rendah di Jakarta. Struktur dimodelkan secara tiga dimensi dengan menggunakan program ETABS ver. 9.5, dan dengan beban gempa yang diperoleh dari peraturan perencanaan bangunan tahan gempa maka akan diperoleh gaya geser dasar gempa dan simpangan antar lantai bangunan.
Hasil yang diperoleh adalah nilai normalisasi gaya geser SNI 03-1726- 2011 lebih besar 31,65% dibandingkan nilai normalisasi gaya geser SNI 03-1726- 1989, dan nilai normalisasi gaya geser SNI 03-1726-2011 lebih kecil 21,18% dibandingkan nilai normalisasi gaya geser SNI 03-1726-2002. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini hanya berlaku untuk bangunan tingkat rendah dengan struktur beton bertulang yang berada di Jakarta dengan kondisi tanah lunak.

Indonesia is one of the areas with high level of seismic risk. The reason is because Indonesia is located between four active tectonic plates, namely Eurasian plate, Indo-Australian plate, Philippine plate, and the Pacific plate. In 2011, the government of Indonesia formulated SNI 03-1726-2011, the new regulation of earthquake-resistant buildings planning to replace the previous regulation, SNI 03-1726-2002. The object of this research is low-level buildings in Jakarta. The stucture is modeled in 3 dimension by using ETABS ver. 9.5. The model is loaded by earthquake load which is obtained from the regulation of earthquake-resistand buildings. The seismic base shear and the story drift is then obtained by the analysis of ETABS.
The results obtained are the average normalized shear force value of SNI 03-1726-2011 has the greater value of 31.65% compared to the average value of SNI 03-1726-1989 normalized shear force, and the average normalized shear force of SNI 03-1726-2011 is smaller by the value of 21.18% compared to the value of the normalized shear force of SNI 03-1726-2002. The results obtained in this study are only applicable to low-level buildings with reinforced concrete structure located in Jakarta with soft soil conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1062
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Dengan semakin seringnya bencana gempa bumi terjadi di Indonesia akhir-akhir ini sehingga menyebabkan banyak sekali korban akibat tertimpa bangunan yang hancur, dan melihat wilayah Indonesia yang terletak di daerah rawan gempa, yang memungkinkan untuk kembali terjadi gempa, maka para ahli berusaha menetapkan metode untuk mengevaluasi pengaruh gempa tidak hanya untuk perencanaan bangunan baru tetapi juga terhadap bangunan yang sudah berdiri atau bangunan eksisting untuk diberi perkuatan agar dapat mengurangi resiko akibat gempa tersebut.
Karena itu, dalam penulisan seminar skripsi ini, penulis mencoba untuk menganalisa gempa untuk bangunan eksisting berdasarkan Peraluran Muatan Indonesia 1970 (PMTTO) yang akan dievaluasi dengan menggunakan peraturan Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1726-2002)."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Ujuan Marihot
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S34326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vifi Hafifah
"ABSTRAK
Pada saat ini gedung bertingkat tinggi semakin banyak diminati karena jumlah lahan yang tersedia semakin terbatas. Salah satu bentuk denah gedung yang sering digunakan adalah denah gedung berbentuk huruf U. Denah berbentuk
U ini sering digunakan pada gedung apartemen dan hotel karena dianggap efektif dalam menampung luas area bangunan yang diinginkan pada tanah yang tidak terlalu luas namun semua sisi ruang pada gedung tetap mendapatkan akses pemandangan ke arah luar. Gedung yang dianalisa pada tesis ini adalah gedung yang memiliki denah berbentuk U yang memiliki ketidakberaturan horizontalyang divariasikan terhadap perbandingan panjang dan lebar denah gedung serta juga terhadap ketinggiannya, yaitu H:D = 5:5, 4:5 dan 2,25:5 dengan ketinggian 20 dan 30 lantai. Variasi sudut dalam panjang dan lebar denah dibuat lebih dari 15% dari ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah sisi yang ditinjau. Pada SNI 03- 1726-2002 maupun SNI 1726:2012 terdapat penalti terhadap gedung yang memiliki ketidakberaturan horizontal. Pada SNI 03-1726-2002, gedung yang memiliki ketidakberaturan harus dianalisa berdasarkan analisa respons dinamik. Namun pada SNI 1726:2012, gedung yang memiliki ketidakberaturan horizontal harus memenuhi pasal - pasal yang direferensikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil analisa dan desain akibat ketidakberaturan
horizontal tersebut terhadap SNI 03-1726-2002 dan SNI 1726:2012 serta untuk mengetahui berat tulangan yang memiliki kenaikan berat tulangan yang paling kecil dari variasi yang ada. Dari hasil penelitian diketahui bahwa gaya gempa rencana SNI 1726:2012 lebih besar daripada SNI 03-1726-2002 dan
menghasilkan kenaikan berat tulangan yang cukup signifikan akibat hal tersebut serta akibat dari penalti ketidakberaturan horizontal. Dari keenam variasi pemodelan, presentase kenaikan berat tulangan yang paling kecil adalah model H:D = 2,25:5 30 Lantai sebesar 5,6%.

ABSTRACT
Multistories building is now become popular since the available space of
land is being limited. One type of shape are often used is U shapped plan.U
shapped plan usually applied for apartement and hotel building that considered effective to accommodate required building are on limited land space without reducing access to obtain landscape for all room on building. Building that will be analyzed on this thesis has horizontal irregularities of U shapped plan which is varying in term of length and with of plan and building hight, that is H:D = 5:5, 4:5 and 2,25:5 and height of 20 and 30 floor.Variation of reentrant corner in term of length and width of plan is 15% of greather plan dimension of building on considered side.Both SNI 03-1726-2002 and SNI 1726:2012 give penalty to building that has horizontal irregularities. In accordance of SNI 03-1726-2002, dynamic response analysis should apply to irregular building. However, SNI 1726:2012 irregular building should comply with references section. Purpose of this research is to obtain comparison of analysis result of horizontally irregular building based on SNI 03-1726-2002 and SNI 1726:2012 and to obtain which model will resulting minimum increase of reinforcement weight. Analysis has shown that SNI 1726:2012 resulting higher seismic design force than SNI 03-1726-2002 and producting significant increase of reinforcement weight due to horizontlly irregular penalty. The minimum incrase of reinforcement weight in percentage is shown to model H:D = 2,25:5 with 30 floor is 5,6%."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi
"Wilayah kepulauan Indonesia merupakan daerah yang rawan gempa. Berdasarkan pengalaman sejarah dan teori gempa, gempa dahsyat akan kembali terjadi di kawasan seismik yang memiliki seismic gap, dalam hal ini di Indonesia. Kondisi diatas diperburukan lagi dengan tingkat kepedulian masyarakat terhadap pentingnya peraturan peraturan gempa yang menstandarisasikan bahwa struktur bangunan untuk memiliki ketahanan terhadap gempa pada wilayah yang rawan gempa. Dleh karena itu pentingnya seorang teknik sipiI dalam mendesain bangunan maupun memperbaiki bangunan exsisting dengan memperhitungkan faktor gempa terhadap struktur tahan gempa tersebut. Dalam penulisan ini penyusun mengkondisikan pada bangunan existing dengan berpedoman pada SNI 03-1726-1989 dan dievaluasi kembali dengan peraturan Baru SNI 03-1726-2002. Dari perbedaan yang ada diperlukannya rehabilitasi bangunan existing dengan metode rehabilitasi seismik untuk menambah perkuatan struktur tersebut.

Indonesian archipelago is crossing a sensitive scils nic area. Base on historical experiences and seismic theories, that the great earthquake will be suffered in seismic gap area, in this case is Indonesia. This condition is getting worse by amount of people doesn't cared about the important of standard seismic rules that any building should have a seismic resistant in sensitive seismic area. Therefore, the important factor that civil engineer should capable to design and rehabilitate existing building by applying a calculation of seismic resistant factor. In this paper, writer makes condition that existing building which calculating by SNI 03-1726-1989 and evaluating by recalculated existing building by SNI 03-1726-2002. The differences of both standards seismic rules are use to the analysis existing building rehabilitation with seismic rehabilitation method, in order to strengthen the existing building structure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Kevinly
"ABSTRAK
Dua sampel sambungan balok kolom yang dirancang menurut peraturan
SNI 1728:2012 dan SNI 1728:2002 dengan peraturan beton bertulang yang
berhubungan dikaji dengan memberika pembebanan semi-siklik pada sampel
melalui percobaan eksperimental dan numerik. Seiringan dengan pengujian
ekperimental, uji dinamik dilakukan. Sampel yang dirancang berdasarkan peraturan
yang baru memiliki kekakuan rotasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
didesain dengan peraturan lama, baik dalam uji eksperimental maupun numerik,
beserta pola retak yang berbeda diantara kedua sampel. Frekuensi natural dari
kedua sampel juga berkurang seiring dengan rusaknya sampel

ABSTRACT
Two samples of beam-column joints designed in accordance to SNI
1782:2012 and SNI 1782:2002 with its corresponding reinforced concrete code
were assessed by doing semi-cyclic loading on the sample through experimental
and numerical testing. Along with the experimental testing, dynamic test were
carried on. The sample designed in accordance to newer code has higher rotational
stiffness compared to the one designed in accordance to the older code in both
experimental and numerical analysis, with different cracking pattern between the
two. The natural frequency of both samples also decreases as the damage
progresses."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Kevinly
"ABSTRACT
Two types of reinforced concrete (RC) beam-column joint taken from an office building model designed in accordance to Indonesian Seismic Code SNI 1726:2012 and SNI 1726:2002 along with their corresponding RC code is tested in semi-cyclic loading scheme in order to determine its semirigidity behavior. Along with the loading, dynamic measurement is conducted to determine the natural frequency loss of both samples. The result of the experimental testing is then verified by comparing it to the numerical analysis by using DRAIN2DX fiber model analysis software. From both the testing and the numerical analysis, the joint made by using newer code has larger rotational stiffness compared to the one designed in accordance to the older code. Furthermore, experimental testing showed that the sample designed in accordance to the older code displayed more stiffness loss compared to its newer counterpart. This loss of stiffness is legimated by the loss of natural frequency of both samples from the dynamic measurement.

ABSTRAK
Dua sampel sambungan balok kolom yang dirancang menurut peraturan SNI 1728:2012 dan SNI 1728:2002 dengan peraturan beton bertulang yang berhubungan dikaji dengan memberika pembebanan semi-siklik pada sampel melalui percobaan eksperimental dan numerik. Seiringan dengan pengujian ekperimental, uji dinamik dilakukan. Sampel yang dirancang berdasarkan peraturan yang baru memiliki kekakuan rotasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang didesain dengan peraturan lama, baik dalam uji eksperimental maupun numerik, beserta pola retak yang berbeda diantara kedua sampel. Frekuensi natural dari kedua sampel juga berkurang seiring dengan rusaknya sampel."
2016
S70012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Badri
"Perencanaan struktur beton bertulang di daerah rawan gempa seperti Indonesia, konsep desain kapasitas sudah lazim digunakan. Pada struktur portal harus direncanakan merupakan struktur yang cukup daktail, biasanya apabila struktur portal tersebut sudah didesain berdasarkan konsep desain kapasitas, dianggap mekanisme sendi plastis dapat terjadi dengan daktilitas yang cukup (g=4).
Dari hasil pembahasan dan penelitian dalam Tesis ini diketahui bahwa mekanisme sendi plastis yang merupakan keruntuhan global dari struktur tidak selalu terjadi tetapi sudah didahului oleh keruntuhan lokal yang berarti kapasitas rotasi pada suatu penampang balok sudah dilewati. Untuk itu kapasitas rotasi balok merupakan suatu parameter yang penting untuk diketahui sehubungan dengan perilaku keruntuhan struktur dan sekaligus dapat diketahui besarnya faktor keamanan pembebanan yang merupakan angka keamanan terhadap beban gempa rencana. Dalam hal daktilitas struktur terlalu besar yang dapat menyebabkan kapasitas rotasi balok terlewati dapat diatasi dengan memperbesar kekakuan kolom sedangkan apabila faktor keamanan pembebanan ingin diperbesar maka momen kapasitas balok harus ditingkatkan. Dengan demikian perilaku keruntuhan struktur dapat dikendalikan.

The design of reinforced concrete structures at high-risk seismic area like in Indonesia, the concept of capacity design should be used. The frame structure must be designed to have enough ductility and usually if the design has already done following the concept of capacity design, it is assumed that the mechanism of plastic hinges occurred within the ductility g=4 of the structure.
The result from the analysis and investigation in this Thesis can be concluded that the mechanism of plastic hinges which means the global failure mechanism of structure not always happened caused by the occurrence of local collapse mechanism due to the excessive sectional rotation capacity. That is why the beam rotation capacity is an important parameter to know concerning to the behavior of structure collapse mechanism and also can be detected the value of the load safety factor which means the value of margin safety against the design earthquake load. In case of excessive structure ductility which caused the exceed of beam rotation capacity could be overcome by increase the column stiffness but in increasing the load safety factor, the moment capacity of the beam should be increased. Thus, the behavior of structure failure mechanism could be controlled.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Wijaya Tan
"Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang tidak dapat dihindari. Sifat dari gempa bumi yang merugikan khususnya bagi bangunan, harus diatasi dengan perencanaan suatu struktur bangunan yang tahan terhadap pengaruh gempa. Umumnya bangunan-bangunan yang berada pada negara-negara berkembang, walaupun sudah didesain terhadap pengaruh gempa, masih banyak pula terjadi kegagalan-kegagalan, yang umumnya disebabkan oleh kualitas kortrol dan pengawasan yang kurang baik terutama pada bagian kolom, yang merupakan bagian yang sangat vital bagi struktur bangunan. Untuk mengatasi kualitas kontrol dan pengawasan yang kurang baik tersebut, maka diperlukan suatu metode pemecahan masalah yang sesuai dengan kondisi daerah tersebut.
Salah metode penyelesaian masalah tersebut adalah dengan menggunakan sistem struktur hybrid yang menggunakan kolom komposit sebagai pengganti kolom beton bertulang biasa. Sedangkan untuk elemen struktur yang lain sama dengan sistem struktur beton bertulang biasa. Kolom komposit pada sistem struktur hybrid ini, merupakan kolom komposit baja-beton, dimana pipa baja (hollow) diisi dengan beton. Pipa baja disini berfungsi sebagai tulangan memanjang dan sengkang. Untuk pembuatan kolom dilakukan secara fabrikasi sehingga meningkatkan kualitas kontrol dan pengawasan yang baik dan kolom diereksi seperti halnya kolom baja biasa. Karena metode ini merupakan metode yang baru, maka sebelum penerapan metode ini, periu dilakukan analisa terhadap sistem struktur ini, baik analisa komputer dengan melakukan permodelan struktur maupun analisa laboratorium untuk mengetahui perilaku dari sistem struktur hybrid ini.
Dalam skripsi ini sistem struktur hybrid dianalisa secara dinamik dengan menggunakan program komputer DRAIN-2DX dengan terlebih dahulu struktur didesain secara statik (SAP90) dengan menggunakan desain kapasitas daktilitas penuh. Hasil analisa yang diperoleh dibandingkan dengan perilaku dari beton bertulang biasa yang juga dianalisa secara dinamik dan didesain secara statik. Analisa dinamik yang dilakukan adalah analisa non-linier inelastis time history, karena dengan menggunakan analisa ini dapat diketahui respons time history struktur bangunan secara lengkap selama terjadi gempa.
Dari hasil analisa perbandingan dengan sistem struktur beton bertulang, teriihat bahwa sistem struktur hybrid memiliki respons yang relatif sama dengan sistem struktur beton bertulang (perbedaan displacement 2,34%, gaya geser 3,04% dan story drift ratio 3,59%). Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem struktur hybrid ini dapat digunakan sebagai struktur bangunan penahan gempa. Sebagai catatan penting, dengan sistem struktur hybrid ini, ukuran kolom dapat direduksi sehingga cocok untuk desain yang menginginkan kolom yang kecil (dalam desain, ukuran kolom dikurangi sebesar 30 %), mengurangi penggunaan tulangan memanjang dan sengkang, dan mungkin saja dapat mengurangi biaya konstruksL"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S34686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>