Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83513 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jatna Supriatna
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014
363.68 JAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jatna Supriatna
Jakara: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014
363.68 JAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdulrokhman Kartonegoro
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S31356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hastanto Januar Ahmad
"Pteridophyta atau paku-pakuan merupakan salah satu jenis tumbuhan yang melimpah di hutan hujan tropis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis paku-pakuan terestrial di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (PPKAB) Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGGP). Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan spesimen, mengidentifikasi, membuat kunci identifikasi dan pertelaan jenis. Pengumpulan spesimen dilakukan dengan menggunakan metode jelajah bebas. Hasil inventarisasi menunjukkan bahwa PPKA Bodogol memiliki sedikitnya 41 jenis paku-pakuan terestrial yang terdiri dari 11 suku yaitu Adiantaceae (2 jenis), Cyatheaceae (3 jenis), Dennstaedtiaceae (19 jenis), Gleicheniaceae (2 jenis), Hymenophyllaceae (1 jenis), Lycopodiaceae (1 jenis), Marattiaceae (1 jenis), Polypodiaceae (1 jenis), Schizaeaceae (1 jenis), Selaginellaceae (3 jenis), dan Thelypteridaceae (7 jenis), dua diantaranya belum teridentifikasi hingga tingkat jenis. Hasil inventarisasi juga menunjukkan dari 41 jenis yang ditemukan terdiri dari tiga habitus yaitu pohon (3 jenis), herba memanjat (4 jenis) dan herba (34 jenis). Jumlah jenis yang diperoleh merupakan 16,27% jumlah paku-pakuan terestrial yang berada di Pulau Jawa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Local communities have not benefited optimally in terms of employment by having nature tourism in Bali Barat national Park (TNBB) nearby due to the difficulty in indentifying opportunities for employment...."
2008
720 JAP 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arie Suciyana Sriyanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S31187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rama Adeyasa
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengelompokan jenis-jenis Ficus melalui analisis fenetik. Pengambilan sampel dilakukan pada Oktober--November 2006 di kawasan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Penelitian yang dilakukan adalah pengambilan sampel, pengidentifikasian, pembuatan herbarium serta analisis menggunakan program Numerical Taxonomy System (NTSYS). Analisis program NTSYS dilakukan melalui tahapan pengodean karakter, penentuan nilai kesamaan serta pembuatan fenogram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ficus di PPKAB terdiri atas 18 jenis. Berdasarkan karakter kuantitatif dan kualitatif yang dianalisis secara fenetik, jenis-jenis Ficus di PPKAB terbagi dua gugus yang secara umum mendukung pengelompokan hasil klasifikasi Ficus oleh Berg & Corner (2005). Gugus pertama terdiri atas F. sinuata, F. subulata, F. tinctoria, F. ribes, F. ampelas, F. montana, F. punctata, F. parietalis dan F. asperiuscula. Gugus kedua terdiri atas F. hispida, F. fulva, F. fistulosa, F. variegata, F. lepicarpa, F. deltoidea, F. involucrata, F. lanata dan F. padana."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Reinhard
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi komunitas jenis tumbuhan bawah di areal Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.° Penelitian dilakukan di tiga lokasi yaitu lereng bawah, lereng atas, dan punggung bukit.° Pengumpulan data dilakukan dari bulan April hingga September 1999.
Pencacahan flora menggunakan metode berpetak dengan 2 buah transek sepanjang 275 m. Pada setiap transek dibuat 25 petak berukuran lx1 m dengan jarak 10 m antar petak.
Hasil pencacahan tumbuhan bawah pada 150 petak lx1 m2 di tiga lokasi penelitian Gunung Masigit mencatat 43 jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam 39 marga dan 35 suku, dengan jenis-jenis utama Dipteris conjugata, Blechnum finlaysonianum, Impatiens javensis, tlrena lobata, Reds sp, Elatostemma sp, Smilax zeylanica, Schima wallrchrr, Phaius sp, Vitis adnanta, Dendrochyllum sp, Cyperus sp.
Sebaran jenis tumbuhan bawah di lokasi penelitian, khususnya di Lereng Bawah dan Punggung Bukit, sangat heterogen. Penyebaran jenisjenis tertentu umumnya tidak terkait dengan sebaran jenis-jenis iainnya. Komunitas tumbuhan bawah di Lereng Bawah dan Lereng Atas dapat disebut sebagai komunitas Dipteris conjugate, sedangkan di Punggung Bukit disebut asosiasi D.conjugata-B.fnlaysonianum. Karakteristik tumbuhan bawah di lokasi penelitian menunjukkan bahwa komunitas tumbuhan di sana telah mengalami gangguan. Kadar air lapangan yang dimiliki jenis-jenis dominan seperti Dipteris conjugata dan Blechnum finlaysonianum, yang hanya sekitar 30 %, memiliki resiko.tjnggi terhadap bahaya kebakaran.

ABSTRACT
Composition and Structures Community Lowland Fires in Gunung Masigit and Preliminary Study of Natural Regeneration Forest Fire Gunung Masigit, G. Gede-Pangrango National ParkGunung Gede Pangrango National Park, is one of the Long-term Ecological Research Site in Indonesia. In the late 1997, the fires have burnt and destroyed nearly 300 ha forest in this park . Of nine location of hot spots recognized G.Masigit was the largest burnt area with the tot& of 250 ha . Undergrowth vegetation got the most severe impacts. Almost undergrowth vegetation in various location in study site were totally burnt. However, with in three months following burning new seedlings such as Omalanthus populneus, Macaranga tanarius , Trema orientalis appeared in the forest floor.°
Abdulhadi et al. (1999) reported that those species were found as the component of seed bank in a permanent plot of this forest. Thus, it is believed that those seedlings might be recruited from seed bank or seed rain.
The objective of the research is to find out the composition and structure of undergrowth forest a community after forest fire in Gunung Masigit, G. Gede-Pangrango National Park.
Data collection were carried out between April and September 1999 at three areas, i.e. upper slope, lower slope, ridge. Four transects of 275 m were established within each site; each two transects established in burnt and unburnt forest. A long the each 275 m transect 25 plots of l x1 m were established with the interval of 10 m.
A total of 43 species belong to 39 genera and 35 families were recorded within 150 plots of unburnt sites. The dominant species of the unburnt sites were Dipteris conjugata, Blechnum fnlaysonianum, Impatiens javensis, Urena lobalata, Pteris sp, Elatostemma sp, Smilax zeylanica, Schima wallichii, Phaius sp, Vitis adnanta, Dendrochy1/um sp, Cyperus sp.
Based on their important value indices (I V I) the plant communities in lower and upper slopes were called Dipteris conjugata community, while in ridge site was an association of D_conjugata and Blechnum fin/aysonianum. The composition of undergrowth forest community observed during this study clearly indicated that G. Masigit has experienced some kind of disturbance before the fire in the late 1997.
Field water capacities of the dominant plants of the undergrowth forest were about 30 %. It is believed that this condition makes the forest is under high risk of fires.
The species richness of born sites was higher than in unburnt sites due to occurrence of the secondary species such as Melastoma balatrichum and Omalanthus populneus, that were not found in the unburnt site. There were 38 species found on the ridge, as the richest site, followed by upper slope 33 species , and the lower slope 21 species. Based on the life form, the undergrowth species in burning area can be classified to 18 species of trees, 6 species of shrubs, 9 species of lianas, 15 species of herbs, and 5 species of ferns.
The undergrowth forest community in burnt sites was dominated by herbs and ferns indicated that the community was still in an early succession. The LVI of plant communities in burnt site showed that the lower slope was the association of Pteris sp-Flatostemma sp., the upper slope was a community of Cyperus sp, and the ridge was the association of Cyperus sp-Pteris sp.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalang, Ferdy
"Penelitan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program pembentukan kader konservasi di Kawasan Taman Nasional Tanjung Puling Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan sumber data dari observasi, dokumentasi dan infomian. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara terhadap informan yang terkait, dokumentasi terhadap laporan tertulis dan observasi lapangan. Pemeriksaan terhadap data didasarkan kriteria derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan dan kriteria kepastian. Kegiatan analisis data berupa mereduksi, menyajikan dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masukan program berupa aspek Manusia (Human) ketentuan persyaratan untuk masyarakat sasaran program dapat dipenuhi, penyelenggaraan kegiatan program lebih berkesan sebagai kepentingan administratif, kesadaran dan partisipasi masyarakat sekitar sangat menentukan efektifitas program ini. Aspek Sumberdaya (Material) secara ekonomis program ini diharapkan memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat, program ini adalah (bentuk dan cakupan) kegiatan menyesuaikan pada dana/biaya yang tersedia, panitia mampu memanfaatkan fasilitas yang ada dan mobilisasi perlengkapan cukup efektif. Aspek Gagasan (Ideational) pemetaan terhadap harapan melakukan perubahan dalam jangka pendek, menengah .dan panjang belum cukup jelas, rancangan program disusun dengan komposisi materi mencakup hal-hal yang menurut persepsi penyelenggara dibutuhkan dan dianggap penting, model pengajaran andragogik dirasakan tepat dalam mendukung tujuan untuk melakukan perubahan, kegiatan yang dilakukan bersifat memberi contoh dan disertai dengan sistem insentif yang memadai bagi tindakan yang mendukung, untuk mencapai tujuan konservasi, harus dipikirkan kompensasi yang seharusnya diterima masyarakat. Proses pelaksanaan mencakup aspek rencana intervensi yang dipersiapkan terlalu berat dan sulit untuk dapat dikerjakan secara optimal. Aspek program sebagaimana adanya berupa mekanisme penetapan kader mengingkari prinsip partisipatoris.
Kesimpulan menunjukkan bahwa proses kegiatan program sudah sesuai dengan kondisi normatif, pembentukan kader konservasi dilakukan dalam jenjang atau tingkatan, Panitia kader konservasi selalu berasal dari tenaga struktural dan fungsional, masyarakat yang tinggal disekitar kawasan merupakan pihak paling berkepentingan dengan kegiatan program. Dana program bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, kegiatan pendidikan tidak mengakomodasikan kebutuhan dan persoalan lapangan, fasilitas sudah tercakup dalam pembiayaan, pertengkapan disiapkan sebelumnya bekerjasama dengan mils kerja Balai Taman Nasional Tanjung Puling. Filosofi yang dianut adalah melakukan perubahan terhadap cara berpikir, bersikap dan bertingkah laku ke arah positif. Kurikulum dirancang dengan mengacu pada kebutuhan normatif, kegiatan didominasi oleh model paedagogi, kompetensi dan onentasi administratif yang terlalu kuat menjadi kendala upaya mefakukan perubahan, keterikatan masyarakat secara ekonomis, kultural maupun spritual harus menjadi fokus tindakan konservasi, upaya intervensi terlalu banyak yang dibebankan pada kader konservasi.
Faktor yang mempengaruhi berhasilnya program antara lain adanya permainan yang bertemakan konservasi, adanya keseriusan Balai Taman Nasional Tanjung Puling memberikan pemahaman kepada masyarakat, praktek lapangan yang selalu dilaksanakan dalam kawasan konservasi, pembinaan kader melalui Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia, adanya dukungan masyarakat menyediakan fasilitas dan mendampingi peserta dalam kegiatan di lapangan.
Sedangkan untuk saran, penulis merekomendasikan beberapa butir, diantaranya perlu adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban kader konservasi, tingkatan kader konservasi yang jelas, kebutuhan pendidikan yang compentence based. Waktu pelaksanaan pendidikan sesuai dengan rencana dan menyesuaikan waktu libur untuk peserta dari kalangan pelajar dan mahasiswa."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>