Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hedi Primajar
"ABSTRAK
Pendanaan proyek (project financing) merupakan pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan untuk pembangunan proyek tertentu dan pengembaliannya dikaitkan dengan proyeksi arus kas yang dihasilkan oleh proyek tersebut. PT. ABC yang memiliki ijin untuk membangun sarana telepon tetap nirkabel akan menggunakan metode ini untuk pendanaan proyeknya.
Pilihan pendanaan dapat berupa hutang investasi dari bank atau obligasi yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Kajian kelayakan suatu proyek untuk masing-masing metode pendanaan akan difokuskan pada parameter-parameter keuangan yang dianggap dapat menunjukkan kemampuan proyek memenuhi kewajibannya dan
memberikan return yang disyaratkan pemberi pinjaman dan pemilik ekuitas. Analisa yang dilakukan meliputi analisa cash flow, net present value dari proyek, interest rate ratio, payback period, return on equity ratio, dan cash coverage ratio untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Analisa sensitifitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari proyek menghasilkan arus kas pada kondisi-kondisi yang berbeda, yaitu kenaikan pulsa hanya 8,5% setiap 2 tahun sampai tahun 2010, kenaikan biaya operasional menjadi 15% per tahun, kenaikan bunga bank sebesar 5% per tahun, dan depresiasi nilai rupiah terhadap mata uang US$ sebesar 1% per tahun.
Kesimpulan dan saran dari karya akhir ini diberikan untuk perusahaan dalam menentukan metode pendanaan yang paling sesuai ditinjau dari resiko-resiko yang mungkin terjadi dan kemungkinan pengembangan karya akhir ini.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Winoto
"Penelitian ini bertujuan mengupas lebih dalam mengenai industri Securities Crowdfunding (SCF) dengan menemukan pilar-pilar penopang lainnya yang dapat mendukung platform SCF memaksimalkan layanannya untuk menyediakan pendanaan keuangan bagi UMKM di Indonesia serta alur praktik bisnis SCF khususnya di Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah Pendekatan Multikasus Kualitatif (Qualitative Multicase Approach) dimana dapat dinyatakan dalam 2 proposisi, yaitu proposisi pertama adalah pilar-pilar penopang dalam industri SCF di Indonesia akan lebih banyak dibandingkan dengan negara lainnya karena SCF di Indonesia menjadi bagian dari industri pasar modal dimana di Indonesia industri ini sangat perlu diatur dan diawasi secara ketat (highly regulated) dan proposisi kedua adalah, alur bisnis SCF dalam pendanaan UMKM dalam praktiknya di Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya lebih kompleks karena banyak pilar yang terlibat sehingga proses bisnisnya semakin detail karena adanya hubungan saling ketergantungan satu sama lain dengan tujuan melindungi risiko atas investasi yang mungkin dialami oleh investor. Studi ini memiliki implikasi praktis, dimana kita bisa melihat lebih mendalam industri SCF dan bagaimana praktiknya di Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya agar kita sebagai masyarakat Indonesia bisa turut serta berkontribusi dalam memajukan industri SCF di Indonesia. Penelitian ini juga membawa keterbaharuan karena selain menjelaskan pilar-pilar selain 3 pilar utama yang menopang berjalannya proses pendanaan SCF terhadap UMKM dan alur bisnis pendanaan SCF yang terjadi di Indonesia, juga membahas tentang mitigasi risiko investor di industri SCF.

This research aims to delve deeper into the Securities Crowdfunding (SCF) industry by finding other supporting pillars that can support the SCF platform to maximize its services in providing financial funding for MSMEs in Indonesia and the business practices of SCF, especially in Indonesia. The methodology used is a Qualitative Multicase Approach, which can be stated in 2 propositions, which the first proposition is the supporting pillars in the SCF in Indonesia will be more compared to other countries because SCF in Indonesia is part of the capital market industry where this industry needs to be highly regulated and supervised in Indonesia. The second proposition is, the SCF business flow in practice in Indonesia compared to other countries more complex because many pillars are involved that makes the business processes are increasingly detail because of the interdependence relationship each other in protecting the risks of investment that may be experienced by investors. This study has practical implications, where we can see depper the SCF industry and how it is practiced in Indonesia compared to other countries so that we as the Indonesian community can contribute to advancing the SCF industry in Indonesia. This study also brings novelty because besides explaining about the other pillars exclude the 3 main pillars that support SCF funding process for MSMEs and its business flow that occurs in Indonesia, but it also discusses about risk mitigation in the SCF industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Hestina
"PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang agro-industri dan manufaktur (detil proses dapat dilihat pada bab III) dan berdiri pada tahun 1994. PT. X adalah satu-satunya perusahaan agroindustri di Indonesia yang memproduksi frozen edamame (mempunyai trade mark komoditi Frozen Edamame PT. X yang diminati pembeli Jepang).
Pada saat krisis moneter terj adi di Indonesia, PT. X sedang dalam proses konstruksi dan start-up. Tingkat inflasi yang sangat tinggi yang menyebabkan kenaikan suku bunga kredit yang juga tinggi, penurunan tingkat nilai tukar rupiah yang sangat besar serta hutang dalam bentuk US dollar yang tidak di hedging, menyebabkan perusahaan dalam kondisi kesulitan likuiditas dan tidak dapat meneruskan operasinya. Sehingga perusahaan harus mendapatkan suntikan dana segar dari pemerintah (BPPN) agar dapat menjalankan roda perusahaan.
PT. X akhimya mengalami kesulitan cash flow yang disebabkan oleh bunga pinjaman yang sangat besar. Sehingga PT X harus menambah pinjaman hutang yang akhimya melebihi debt to equity ratio yang optimum, bahkan sampai minus 181.84 %. Hal ini membawa PT X ke dalam resiko kebangkrutan.
Per 31 Desember 1999 PT X memiliki kewajiban yang besar +/- Rp. 48.459.353.961,dan beban usaha yang besar, yaitu sebesar Rp. 7.277.706.228,- yang memberatkan aktivitas operasional perusahaan dan menyebabkan titik impas (break even point) yang tinggi.
Tujuan utama penulisan karya akhir ini adalah untuk mengevaluasi perencanaan restrukturisasi hutang PT. X melalui analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT. X, melakukan analisis struktur pendanaan serta evaluasi berbagai strategi yang diterapkan oleh pihak top manajemen PT. X. Butir-butir yang akan dibahas dalam karya akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi terhadap prospek usaha dan recovery bisnis
2. Memberikan altematif pilihan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi masa depan PT. X mengenai keputusan restrukturisasi hutang yang didasarkan pada asumsi perhitungan yang diberikan
3. Melakukan evaluasi dan memberi komentar terhadap cash flow yang disusun PT. X, termasuk asumsi penyusunannya dan mengusulkan perbaikan-perbaikan yang dipandang perlu
4. Melakukan analisis struktur pendanaan
5. Pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan PT. X
Penulis membatasi masalah yang akan dibahas dengan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Evaluasi yang dilakukan terutama ditekankan pada aspek finansial, sedangkan aspek teknikal dari pembahasan karya akhir tidak dilakukan secara rinci
2. Periode data keuangan yang digunakan adalah data keuangan tahun 1995 sampai dengan 1999
3. Evaluasi terhadap cashjlow dari PT. X
Metodologi yang dipakai adalah dengan melakukan analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap data dan fakta-fakta yang dikumpulkan. Pengumpulan data dan fakta dilakukan melalui berbagai macam sumber sebagai berikut:
1. Data primer berupa dokumen-dokumen yang terkait dengan bidang usaha serta kinerja perusahaan PT. X
2. Wawancara dan korespondensi dengan direktur utama dan pegawai lain yang ditunjuk
3. Telaah kepustakaan untuk mendapatkan landasan teoritis sebagai alat analisis terhadap fenomena serta indikasi yang muncul ke permukaan
Penulis mencoba membuat proyeksi lima tahun kedepan untuk melihat dan menilai kelayakan investasi serta membuat alternatif restrukturisasi hutang yang terbaik buat perusithaan ini. Setelah membuat proyeksi dengan memperhitungkan bunga pinjaman (Jangka pendek dan panjang), dapat disimpulkan bahwa perusahaan sudah dalam kondisi bangkrut.
Setelah itu penulis membuat proyeksi dengan membekukan beban bunga jangka panjang, dan tetap membayar bunga hutang jangka pendek. Ternyata perusahaan dapat bergerak ke arah yang sangat positif, dan dapat malunasi semua hutang jangka pendek, serta memperkecil kerugian tahun berjalan dari minus Rp. 32.900.033.341,- menjadi minus Rp. 17.448.017.991,- (Lampiran 23).
Seusai dengan teori dari Aswath, maka jalan terbaik yang harus dilakukan adalah dengan melakukan debt to equity swap, dimana hutang kreditur di konversikan menjadi penyertaan modal. Berdasarkan cash flow projection tahun 2000 - 2004 (Lampiran 25), dapat dilihat bahwa perusahaan mempunyai laba bersih yang cukup besar ( dengan meniadakan beban bunga pinjaman).
Melihat struktur hutang yang ada dan nilai ekuitas yang masih tetap minus, penulis mengusulkan untuk merestruturisasi hutang dari BEll dengan metode debt to equity swap yaitu sebesar Rp. 32.401.900.736,- yang menempatkan BEll menjadi pemegang saham utama sebesar 83.83%.
Perhitungan NPV dan IRR dibuat untuk menghitung kelayakan investasi BEll di PT.X. Dengan mengambil nilai ROR sebesar 5%, diperoleh nilai NPV minus Rp. 1.982.014.117,54 dan IRR sebesar 3.43%. Nilai tersebut dibawah standar investasi untuk bidang industri tersebut. Akan tetapi, dengan pertimbangan prospek perusahaan yang masih baik, serta memperhitungkan kerugian yang timbul apabila perusahaan bangkrut, maka pilihan ini adalah yang terbaik buat BElL.
Selain itu untuk lebih merangsang investasi di PT. X, penulis mengusulkan pembagian dividen, yang sudah dapat dilakukan pada tahun keempat dan tahun kelima. Pembagian dividen yang diusulkan adalah sebesar 30% dari laba tahun berjalan, seperti pada tabel4-8."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Andrisyah T.M.
"Salah satu segmen pasar yang patut diperhitungkan dalam industri konstruksi saat ini adalah segmen pasar rumah susun. Besarnya potensi pasar ini semakin dirasakan setelah peresmian proyek 1000 Tower Rusunami oleh presiden RI. Saat ini berbagai pengembang sedang berlomba-lomba untuk melakukan kajian mengenai kelayakan pelaksanaan proyek ini karena diperkirakan memiliki potensi daya tarik investasi yang sangat tinggi. Walaupun memiliki potensi yang sangat besar, namun tingkat risiko investasi pada proyek ini masih terlalu tinggi.
Hal ini disebabkan karena faktor pasar yang memiliki faftor pengaruh yang besar terhadap proyeksi keuntungan kurang menjadi bahan pertimbangan dalam memperhitungkan proyeksi keuntungan yang diinginkan investor. Dikarenakan hal tersebut, banyak sekali kasus pada proyek ini yang berupa kegagalan pencapaian target keuntungan yang disebabkan oleh minat dan kemampuan pasar yang tak terfasilitasi dengan baik. Oleh karena itu skripsi ini bertujuan untuk membuat suatu skema pendanaan yang berdasarkan kemampuan dan minat pasar dengan melakukan penelitian terhadap perilaku pasar yang berkaitan dengan kemampuan dan minat pasar.
Dengan adanya Skenario Pendanaan yang tertuang dalam cash flow yang didasari oleh kemampuan dan minat market dengan penerapan stratgi pendanaan tertetu, maka IRR yang muncul diharapkan akan menarik bagi investor. Skema pendanaan dari hasil pengolahan data dan dari pengolahan alternatif strategi pendanaan menghasilkan beberapa tingkat kelayakan yang terukur melalui IRR pada tiap model arus kas yang dibuat. IRR yang muncul adalah sebesar 59% untuk model arus kas dengan strategi S1 dan sebesar 75% untuk model arus kas dengan strategi S2 yang dalam hal ini sedikit lebih kecil dari IRR perencanaan awal proyek Apartemen Prima 1 sebesar 92%, akan tetapi memiliki risiko pasar yang jauh lebih kecil. Sehingga kemugkinan terjadinya permasalahan pasar yang menyebabkan IRR turun menjadi 7% dapat diminimalisir.

One of market segmentation in the construction industy that have to be considered nowadays is the segment that related to low cost apartment (Rusun). The potential value from this segment has been increasing significantly since the launching of the 1000 Rusunami Towers Project by the President of the Republic of Indonesia. Because of the high economic values of this project, nowadays, there are quite sum of pengembangs that has been intensively conducting some research regarding to this project?s initial investment value which been predicted to be very high for the investors. Even though this segment has very high potential values that can be earned, but the risk level that has to be taken is still very high and yet to be described.
This circumstances occur due to the lack of informations regarding market behaviors that affect the reliability of financial planning that has been conducted by the investor. Regarding the circumstances that occurred there are a lot of cases that has been taken place related to failure of financial target achievement associated by market capability and interests that arise in this project. Therefore the aim of this research is to discover a market based financial schemes. Steps that take place in order to complete this research are initial research for market capability and interests data so that it can be used as a baseline in the financial scheme to be made.
With the presence of market based financial scheme inthis project. It is with high expectation that this financial scheme can be the solution of the tribulations that occur upon this project. The esult of this research is a financial solution which can be shown in an IRR chart to illustrate the project?s financial feasibility level. The IRR that has been generated in this research has a high investment value as high as 75% and has low market risks which can be very risky to the scheme?s financial objective. This solution is generated using a cash flow modelling with the combination of two kinds financial strategies which will be explained in the research report."
2008
S35223
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Pertiwi
"Konsultan Quantity Surveyor dalam Konstruksi di Indonesia dewasa ini semakin dibutuhkan dan dirasakan sangat membantu pemberi tugas dalam tahap definisi maupun tahap implementasi. Dalam tahap definisi bagian dari tanggung jawab Konsultan Quantity Surveyor yang paling penting adalah preparation of tender documents, adapun document tersebut antara lain; condition of contract yang termuat dalam spesifikasi khusus, bill of quantity yang telah disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi umum yang disiapkan oleh Construction Management (CM). Persiapan yang balk didukung dengan tools, management dan skill khusus yang dimiliki Konsultan QS akan memberikan gambaran nilai proyek yang mendekati dengan implementasinya. Antara lain penyusunan bill of quantity yang distandarkan akan memudahkan kontraktor peserta tender memiliki kepastian dalam memberikan biaya penawaran proyek sehingga memiliki daya saing tinggi dan menguntungkan owner dalam menetapkan pemenang. Dan dalam tahap implementasi, Konsultan QS memiliki tanggung jawab merekam Site Instruction (SI) dari Construction Management (CM) menjadi suatu Variation Order (VO). 5elain itu tugas dari Q5 pada tahap ini adalah mengimplementasikaa proggres pekerjaan kontraktor menjadi final payment yang harus dibayarkan owner, Konsultan QS juga memberikan masukan mengenai Cost management dan value management. Pendeknya secara generate Konsultan QS dapat dikatakan sebagai oranglbadan yang bertanggung jawab akan bagaimana Proyek menjadi lancar dan memastikan biaya konstruksi dengan production terkelola dengan sangat effisen, sehingga Konsultan QS sangat membantu pemilik proyek dalam peningkatan kinerja pelaksanaan konstruksi agar total biaya yang diperoleh optimum dan penyelesaian proyek tepat waktu. Selanjutnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pecan Konsultan Quantity Surveyor yang terpercaya dengan metode, skill khusus, tools dan management yang sempurna dapat mempengaruhi efisiensi biaya akhir proyek. Berbagai kasus yang terjadi dan menjadi bagian dari tanggung jawab Konsultan QS dalam setiap tahapannya dalam pelaksanaan proyek konst-ruksi akan memberikan gambaran yang nyata bagaimana Konsultan QS berperan dalam setiap tahapan konstruksi. Dengan metode, skill khusus, tools dan manajemen yang sempurna akan menambahkan pentingnya pecan Konsultan Q5 dalam proyek Konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Maulana Syifa; Yusmansyah
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meni ngkat tercermin dalam beberapa indikator, salah satu indikator tersebut adalah peningkatan lalu-1intas bai k manusia maupun barang antar daerah maupun i ntra daerah. Distri busi barang dan jasa yang berlangsung terus menerus menimbulkan kebutu-han transportasi yang semakin cepat, murah dan aman.
Salah satu atat pengawasan transportasi bermotor ini ialah sarana jembatan tirnbang yang secara lengkapnya mempun-yai fungsi, pertama perlindungan terhadap jalan, kedua perlindungan terhadap kendaraan, ketiga sebagai pengumpul data arus kendaraan, jenis dan berat barang dan keempat mengurangi jumlah kecelakaan di jalan raya .
Tahun 1982 atas perintah Pangkopkamtib seluruh jembatan timbang ditutup dan hanya boleh melakukan uji petik karena ditunding rnenyebabkan ekonomi biaya tinggi.
Untuk membantu Pemerintah dalam hal jembatan timbang ini suatu pemi kiran dari pihak swasta untuk berpartisipasi secara aktif yaitu dengan jalan memperbaiki sistim perangkat keras dari jembatan timbang sekaligus perangkat lunaknya yang berupa sistim informasi manajemen, sehingga layaknya* suatu revenue center, dapat dilakukan kontrol yang memadai yang pada gilirannya memberikan service yang baik dan rneng-
hindari terjadinya "ekonomi biaya tinggi" angkutan truk.
Pendekatan yang dilakukan adalah model BOT, bun 1d, operate and transfer. Dari pembahasan yang telah dilakukan terl ihat bahwa proyek kornputerisasi jembatan timbang dengan asurnsi biaya retribusi sebesar Rp 1.500,- kalau dianalisa dengan metode Payback Period , akan kembali dalam jangka waktu 3 tahun 1 bulan. Perhitungan dengan alat analisa kedua yaitu Net Present Value menunjukkan bahwa proyek tersebut mempunyai NPV sebesar Rp. 18,891 juta , sedangkan dengan metode analisa ketiga yang digunakan adalah "Internal rate of Return" , proyek komputerisasi jembatan timbang ternyata rnenghasi 1 kan IRR 49.75% dibandingkan dengan biaya modal yang diasumsikan sebesar 30%. Metode analisa yang keempat Cost Benefit Ratio, untuk proyek komputerisasi jembatan timbang menghasilkan Gross B/C ratio sebesar 1.15 sedang Net B/C sebesar 1.43.
Alat analisa terakhir^untuk mengevaluasi apakah proyek ini dapat dijalankan atau tidak adalah dengan menggu-nakan Sensitivity analisis, dari penurunan arus kas masuk sebesar 15 % ternyata terjadi perubahan yang menyolok dalam Net Present Value, Internal Rate of Return dan Net B/C ratio
yang kami anggap ketiga cara ini menggambarkan kadaan kese-
* luruhan analisa. NPV sesudah terjadi perubahan, nilainya
menjadi sebesar Rp. 9,442 juta jadi ada penurunan sebesar
Rp. 9,449 juta atau sebesar 50 %., sedangkan pada IRR peru-bahannya dari 49.75 % rnenjadi 38.12 % ada penurunan sebesar 23 %, pada Net B/C ratio berubah dari 1.43 menjadi 1.21.
Disamping itu analisa pulang pokok menunjukan bahwa pada bi'aya retribusi sebesar Rp. 1,107,- terjadi 'break even point'.
Dari hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa proyek kornputerisasi Jembatan Timbang feasible untuk dilak-sanakan."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasan Kurniawan
"Kelangsungan hidup perusahaan ditentukan oleh berbagai faktor misalnya seperti struktur modal, resiko bisnis, kondisi pasar, kompetisi dan sebagainya. Struktur modal perusahaan yaitu pinjaman yang didapatkan perusahaan dan modal dari pemilik perusahaan. Modal sebagai salah satu elemen terpenting dalam peningkatan pelaksanaan kegiatan perusahaan di samping sumber daya manusia, mesin, material dan metode. Dan Dalam teori keuangan, Struktur modal yang optimal dapat menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan ( value of the firm ) yang menjadi tujuan para pemegang saham ( stockholder ) termasuk manajemen perusahaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh para akademisi di bidang ekonomi dan keuangan, dibuktikan bahwa bentuk dan proporsi rasio dalam struktur modal antara perusahan satu dengan yang lainnya adalah berbeda. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis ingin mengetahui apakah keputusan perusahaan dalam pendanaannya juga dipengaruhi oleh keadaan internal perusahaan. Kondisi internal yang ingin diketahui adalah kondisi internal perusahaan sebelum adanya krisis ekonomi dan sesudah melewati badai kiris ekonomi. Strukur modal perusahaan-perusahaan Indonesia diyakini terpengaruh atas krisis tersebut. Krisis memaksa perusahaan untuk dapat 'survive' secara kreatif dalam menata struktur modalnya. Apa saja faktor yang mendorong perusahaan untuk dapat berkreasi tersebut akan menjadi suatu topik yang menarik. Selanjutnya akan penulis melihat faktorfaktor yang mendorong perusahaan dalam menentukan keputusan atas struktur pemodalan (capital structure) pada masing-masing kelompok perusahaan berdasarkan pada tingkat financially constrained (kendala keuangan).
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk:
1. Menjelaskan karakteristik determinansi yang mempengaruhi terbentuknya struktur modal tertentu bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan melihat korelasi antar variabel bebas terhadap rasio hutang dengan asset (leverage ratio) sebagai variabel terikat (dependent).
2. Membandingkan variabel determinansi yang mempengaruhi terbentuknya struktur modal bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia sebelum dan sesudah krisis
3. Menjelaskan bagaimana pengaruh variabel determinansi yang menentukan keputusan struktur pemodalan (capital structure) berdasarkan tingkat financially constrained (kendala keuangan) perusahaan.
Data yang akan dipakai dalam penulisan adalah data yang bersifat sekunder dengan mengambil data dari Bursa Efek Jakarta. Perusahaan yang diambil untuk pengamatan adalah perusahaan-perusahaan publik yang sahamnya telab diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Penulis akan mengambil sampling 107 emiten tetapi tidak memasukan industri perbankan dan finansial ke dalam sampling. Penelitian dilakukan berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan pada tahun 1994 bingga tabun 200 1 tetapi tidak termasuk tabun 1998, yang akan dijadikan periode pengamatan penelitian.
Dari basil penelitian didapatkan basil babwa ada perbedaan basil penelitian jika melibat dari peri ode penelitian. Pada peri ode tabun 1994 sampai dengan tabun 1997, variabel yang dianggap turut serta dalam penentukan leverage perusahaan adalah size dan berdasar uji signifikansi variabel secara signifikan menjelaskan korelasinya terhadap leverage perusahaan. Semen tara pada periode penelitian tahun 1999 sampai dengan tahun 2001 didapatkan hasil bahwa variabel yang dianggap turut serta dalam penentuan leverageperusahaan adalah profit dan asset, dan berdasar uji signifikansi, variabel dapat secara signifikan untuk menjelaskan korelasinya terhadap leverage perusahaan. Dari hal tersebut maka penulis mempunyai pendapat bshwa sebelum adanya krisis perusahaan dalam menentukan keputusan struktur modalnya atau tingkat hutangnya hanya berdasarkan pada ukuran perusahaan (size) yang diukur dari besaran penjualan, semakin besar size semakin besar pula tingkat hutang. Setelah berlangsung krisis maka para pembuat keputusan semakin arif dalam menentukan struktur modal atau tingkat hutang, dimana mereka memperhatikan tingkat profitabilitas (profit) dan nilai aktiva bersih sebagau jaminan hutangnya (asset). Semakin tinggi profit justru mengurangi tingkat hutang perusahaan, sementara semakin tinggi nilai aktiva (asset), maka akan semakin tinggi tingkat hutangnya.
Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh variabel determinansi yang menentukan keputusan struktur pemodalan (capital structure) berdasarkan tingkatfinancially constrained (kendala keuangan) perusahaan. Dengan menggunakan klasifikasi tingkat financially constrained perusahaan berdasar pada data dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2001, didapatkan basil untuk perusahaan yang mempunyai klasifikasi kendala keuangan maka variabel yang dianggap turut serta dalam penentuan financially constrained perusahaan adalah profit, dividen dan PBV Berdasar uji signifikansi, dan uji model dengan menggunakan regressi logistik variabel secara signifikan menjelaskan korelasinya terhadap kondisi financially constrained perusahaan. Dimana masing-masing variabel mempunya1 korelasi negatif terhadap tingkatfinancially constrained perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Efrizal
"Karya akhir ini menganalisis tentang kinerja KPS "X" dari tahun 1999 sampai tahun 2002, dan membandingkannya dengan dua KPS onshore lain, dengan menganalisis Financial Quaterly Report tiap KPS. Menganalisis kondisi keuangan KPS "X" dilihat dari Financial Statement-nya. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang bagaimana KPS dan BP-Migas bekerja sama mengelola minyak yang ada di Indonesia, mengukur kinerja operasi KPS "X" berdasarkan Financial Status Report dan mengidentifikasi kekuatan dan kekurangan dari perusahaan.
Study karya akhir ini dilakukan dengan melihat analisis common size dengan gross revenue sebagai angka dasar dan growth dari Financial Status Report dari tahun 1999 sampai tahun 2000. Penulis juga membandingkan Financial Status Report KPS "X" dengan dua KPS sejenis untuk mengetahui sampai dimana kinerja KPS "X" terhadap dua KPS lain.
Dari hasil dari penelitian ini dapat diliihat bahwa KPS "X" adalah perusahaan yang paling effisien karena persentase cost recovery-nya dari tahun 1999 ke tahun 2001 adalah yang paling kecil dibandingkan dengan KPS yang lain. Karena cost recovery yang kecil dapat meningkatkan equity to be split yang akan menguntungkan BP-Migas dan Contractor. KPS "X" lebih effisien dari KPS lain. Ini dikarenakan sumur produksi masih baru, sehingga lifting oil-nya berlangsung secara natural flow (1999), dan gas lift (2000 dan 2001) yang rendah dalam biaya produksi. Kalau dilihat dari kontribusinya kepada negara, KPS "X" menempati peringkat kedua setelah KPS "A", ini dilihat dari share minyak yang diterima BP-Migas.
Setelah menganalisa Financial Status Report, penulis menyimpulkan bahwa, prinsip akuntansi yang diterapkan PSC berbeda dengan Prinsip Akuntansi seperti yang diterapkan pada perusahaan-perusahaan pada umumnya. Share yang diterima KPS sangat dipengaruhi oleh price, lifting oil (production) dan cost recoverables. Dari hasil analisa Laporan keuangan yang dilaporkan pada BP-Migas dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis, KPS 'X' temyata beroperasi paling efisien. Terjadi penurunan persentase (Cost Recovery), sementara untuk perusahaan sejenis tetjadi kenaikkan. Kekuatan KPS "X" adalah mampu meningkatkan produksi minyak dengan tetap menjaga persentase cost recovery stabil, sehingga menguntungkan kedua belah pihak, BP-Migas dan KPS "X" itu sendiri. KPS "X" lebih effisien dari dua KPS lain karena equity to be split nya menunjukkan persentase yang tertinggi. Kekurangan KPS "X" produksi minyaknya jauh tertinggal jika dibandingkan dengan KPS "A" sehingga share minyak yang diterima tidak mampu mengimbangi KPS "A".
Ada beberapa saran dari penulis, bahwa KPS "X" harus dapat mempertahan persentase cost recovery-nya untuk tahun-tahun kedepan, karena ditahun-tahun kedepan KPS "X' juga akan menggunakan artificial lift karena tekanan pada tiap sumur akan mengalami penurunan, sehingga pengangkatan minyak akan lebih sulit. Harus lebih teliti dalam melakukan eksplorasi, karena eksplorasi yang gagal, biayanya tidak diganti oleh BPMigas. Kebijaksanaan Cost Recovery jangan dijadikan alat untuk meningkatkan total share dengan merekayasa cost recovery."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Febby Pramitha Putri
"Basic Financing Management merupakan salah satu jenis pelatihan di Bank Syariah Mandiri yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dalam pekerjaan yang terkait dengan proses pembiayaan nasabah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah pelatihan Basic Financing Management berpengaruh signifikan terhadap motivasi dan keterlibatan kerja karyawan PT Bank Syariah Mandiri.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data berupa kuesioner. Karyawan yang menjadi responden sebanyak 50 orang yang mengikuti pelatihan Basic Financing Management pada periode bulan Januari-September 2011. Data responden diolah dengan menggunakan alat olah data SPSS 17. Untuk melihat pengaruh antar variabel bebas dan variabel terikat , peneliti menggunakan analisis statistik regresi berganda dan menggunakan analisis jalur untuk memprediksi nilai nilai variabel terikat berdasarkan variabel bebas.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel pelatihan Basic Financing Management terhadap motivasi dan keterlibatan kerja karyawan Bank Syariah Mandiri.

Basic Financing Management is one kind of a training programs in Bank Syariah Mandiri. It has basic purpose to improve competence of employee in order to complete a process of customer financing. To see the influence between independent variable to dependent variable, researchers use multiple regression statistic analysis and path analysis to predict the value of dependent variable based on independent variable.
This research is quantitative research with collecting data method; questioner. The respondent of this research are 50 employee of Bank Syariah Mandiri whose participate in Basic Financing Management Training Program Januari-September 2012 period. Their data are continued to process by data analysis tools; SPSS 17. The purpose of this research is to understand if the Basic Financing Management Training has significant impact to motivation and job involvement of Bank Syariah Mandiri employees.
The result of this research; There are significant influence from the Basic Financing Management Training to Motivation and the Employee?s Job Involvement."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17383
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>