Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137889 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutarto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stpehanus Setyaadmadia
"Pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang relatif baik saat ini memungkinkan para investor untuk kembali menginvestasikan dananya pada instrumen pasar modal dan pasar uang. Untuk itu, reksadana merupakan salah satu altematif investasi yang baik. Pemerintah Indonesia sangat mendukung perkembangan pasar modal ini sebagai sumber pendanaan selain pinjaman bank baik domestik maupun luar negri. Reksadana ini relatif baru bagi kebanyakan masyarakat Indonesia yang lebih akrab dengan tabungan, deposito, dan saham. Masyarakat terutama investor masih pada tahap mengamati apakah reksadana yang tergolong baru ini memang merupakan altematif investasi yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibanding instrumen lain yang selama ini telah dikenalnya.
Sejak tahun 1997, tawaran dari para manajer investasi dan broker kepada masyarakat untuk menanamkan dana ke reksadana yang dikelolanya semakin agresif. Mereka bersaing menawarkan jasanya untuk memberikan imbal hasil kepada para investor dengan janji-janjinya. Sampai pada saat ini, dana pengelolaan reksadana di Indonesia cukup besar, apalagi ditunjang dengan tingkat saku bunga deposito yang cenderuing menurun.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja reksadana yang ditawarkan PT Schroder Investment Management Indonesia yaitu Schroder Dana Mantap, Schroder Dana Prestasi Plus, Schroder dana Prestasi, dan Schroder Dana Terpadu. Analisis ini dilakukan dengan bantuan indeks Sharpe, indeks Treynor, dan indeks Jensen. Dengan menggunakan indeks Sharpe, urutan reksadana yang terbaik adalah Schroder dana mantap, kemudian reksadana Schroder dana terpadu, Schroder dana prestasi plus, dan Schroder dana prestasi. Lain halnya dengan perhitungan yang menggunakan indeks Treynor, reksadana yang dinilai paling baik adalah Schroder dana terpadu, kemudian Schroder dana mantap, Schroder dana prestasi, dan terakhir adalah Schroder dana prestasi plus.
Hasil analisis keempat reksadana ini menunjukkan angka positif, yang berarti lebih besar imbal hasilnya dari pembanding reksadana tersebut. Kondisi yang baik ini diharapkan dapat berlangsung terus, tetapi risiko investasi tidak dapat dilupakan begitu saja karena masih banyak risiko yang berkaitan dengan instrumen ini yang masih belum tentu disadari oleh para investor. Dengan melakukan berbagai analisis secara lebih mendalam, diharapkan risiko yang mungkin timbul dapat diminimalkan sekaligus memberikan pengetahuan baru bagi investor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edo Halintar
"Dalam melakukan penawaran umum perdana, hendaknya perusahaan menetapkan harga tidak jauh berbeda dengan nilai wajarnya. Hal ini guna memaksimalkan potensi dana yang dapat PT. BPD Jabar Banten (BJBR), sebuah perusahaan perbankan, melakukan penawaran dengan harga Rp. 600,- per lembar sahamnya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah harga saham perdana yang ditawarkan apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari harga wajarnya. Penulis melakukan valuasi dengan metode Free Cash Flow to Equity (FCFE) dengan two- stage model serta metode relative valuation dengan metode P/E ratio. Penelitian ini berkesimpulan bahwa harga saham perdana yang ditawarkan perseroan jauh lebih rendah dari nilai wajarya.

For Initial Public Offering, a company suppose to offering the initial price close to its intrinsic value. Ihe point is to rnaximae fund that can gathered jiom the market. PII BPD Jabar Banten: (BJBR), a local banking company, offered its initial price at Rp. 600,- per share. The purpose of this thesis is to evaluate whether the initial price is over or under its fair value. The author employed Free Cash F low to Equity (F CFE) valuation method with two-stage model and relative valuation method This thesis concluded the initial price is much lower than the fair value of the stock."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T31631
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Senjaya
"ABSTRAK
Bursa efek merupakan salah satu indikator keadaan perekonomian suatu negara. Jika kondisi perekonomian negara sedang baik, maka hal tersebut akan tercermin pada harga-harga sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek tersebut.
Perkembangan pasar modal Indonesia mulai pesat mulai awal tahun 1990-an, hal ini dapat kita lihat dari jumlah emiten di Bursa Efek Jakarta dad sekitar 25 perusahaan meningkat menjadi Iebih kurang 290 perusahaan, volume perdagangan saham yang mencapai puluhan milyar rupiah perhari dan IHSG yang meningkat terus menerus bahkan pernah mencapai posisi tertinggi pada tanggal 8 Juli 1997 yaitu sebesar 740,83.
Dengan kondisi pasar modal Indonesia yang semakin bergairah mi menyebabkan investor yang sebagian merupakan orang awam dengan dana lebih mulai melirik pasar modal sebagai salah satu lembaga investasi di luar bank dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang maksimum dari investasi yang dilakukan.
Ada berbagai macam teori bagaimana seorang investor melakukan investasi saham melalui pembentukan portofolio atau dapat pula investor mengikuti apa yang dikatakan brokernya atau melakukan tindakan mengikuti pasar yaitu dengan melihat tindakan yang dilakukan lembaga investasi besar.
Peter Lynch sebagai salah seorang manajer investasi terkenal memberikan alternative lain bagaimana membentuk sebuah porotfolio dalam melakukan investasi saham. Peter Lynch adalah manager investasi pada perusahaan investasi Fidelity Magellan Fund yang berpusat di Boston.
Berdasarkan teknik Lynch maka didapatkan 2 buah alternatif pembentukan portofolio yaitu berdasarkan alternatif I terdapat 10 saham dalam 1 portofolio dan pada alternatif II terdapat 16 saham dalam 1 portofolio.
Untuk melihat dampak dari krisis moneter yang melanda Indonesia semenjak pertengahan Juli, maka horison waktu pemegangan (holding period) dibagi menjadi 2 yaitu periode pemegangan sampai saat sebelum krisis terjadi yaitu sampai dengan awal Agustus dan periode pemegangan sampai saat krisis sedang terjadi yaitu sampai akhir tahun 1997.
Dari hasil pengukuran kinerja portofolio dengan menggunakan metode tingkat pengembalian selama waktu pemegangan maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengembalian portofolio selalu lebih tinggi daripada tingkat pengembalian pasar untuk keempat keadaan yaitu altematif I atau II dan untuk periode pemegangan 52 minggu atau 31 minggu.
Dari hasil pengukuran kinerja portofolio dengan menggunakan metode penyesuaian risiko maka dapat diambil kesimputan secara keseluruhan kinerja portofolio I lebih baik dibandingkan dengan kinerja portofolio alternatif II.
Teknik Lynch lebih tepat digunakan apabila keadaan pasar sedang bergairah, hal ini dapat dilihat dari tingkat pengembalian yang Iebih baik di saat pasar bergairah dan kinerja portofolio berdasarkan metode penyesuaian risiko menunjukkan hasil yang lebih baik pada saat keadaan pasar bergairah.
Pembentukan portofolio dengan menggunakan teknik Lynch untuk keadaan di Indonesia memiliki beberapa kekurangan yaitu bentuk pasar Indonesia yang belum lama berkembang, praktek window dressing yang dilakukan dalam laporan keuangan, penggunaan metode pencatatan akuntansi yang tidak seragam, dan ketersediaan data-data tertentu tidak terdapat serta data historis perusahaan yang belum lama.
Dengan memperhatikan kekurangan diatas maka penggunaan teknik Lynch belum dapat dikatakan secara tepat dapat digunakan di Indonesia walaupun hasil yang ditunjukkan selalu mengalahkan pasar."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Halma
"Investasi merupakan salah satu tolak ukur dalam melihat dan mengukur perekonomian suatu negara. Salah satu contoh dan bentuk investasi adalah saham perusahan., di mana saham ini diperdagangkan di pasar modal.
Di Indonesia perkembangan pasar modal sejak tahun 1989 menunjukkan pasang surut yang menggembirakan. Perkembangan yang sangat pesat terjadi setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi di bidang ekonomi pada umumnya maupun di pasar modal pada khususnya. Perkembangan ini bisa dilihat dan jumlah emiten yang saat ini terdaftar maupun dari kapitalisasi pasar di Bursa Efek Jakarta.
Sampai pertengahan bulan Juni 1997, jurnlah perusahaan yang menjadi emiten di Pasar modal Indonesia mencapai 308 perusahan, terdiri dari 247 emiten saham dan 31 emiten obligasi serta 31 emiten saham dan obligasi. Dengan total emisi sebesar Rp. 68,671 triliun. Selain itu kemajuan pasar modal indonesia juga terlihat dari nilai kapitalisasi pasar yang mencapai 243,3 triliun.
Kesuksesan pasar modal tersebut di atas, tidak terlepas dari semakin banyaknya para investor melakukan investasi dalam bentuk saham. Hasil investasi pada saham terdini dan capital gain dan deviden. Karena hasil dan saham itu diterima di masa yang akan datang, maka kemungkinan resiko selalu ada. Resiko yang dimaksud di sini adalah kemungkinan hasil yang akan kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Seorang investor dapat memperkecil resikio yang akan diterimanya dengan melakukan diversifikasi yang dikenal dengan portofolio saham, yaitu kepemilikan investasi iebih dan satu jenis. Misalnya dengan melakukan investasi pada saham perusahan dan Sertifikat Bank Indonesia. Saham perusahaan adalah investasi yang beresiko dan Setifikat Bank Indonesia adalah investasi yang tidak mempunyai resiko (bebas resiko).
Pada penulisan karya akhir mi, penulis mencoba untuk rnemecahkan masalah yang selalu dialami oleh para investor yaitu bagaimana membentuk suatu portofolio yang optimal. Masalah tersebut seperti objek-objek investasi apa saja yang akan dibeli dan berapa porsi masing-masing saham tersebut dan faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam membentuk portofolio.
Dengan memilih 40 saham dan sekian banyak saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta sampai awal Februari 1997, penulis mencoba untuk menelitinya dari sudut pandang seorang investor. Dan 40 saham tersebut, kemudian akan dipilib saham-saham yang mempunyai tingkat pengembalian positif. Dan langkah selanjutnya rnernilih 10 saham yang terbaik urituk dibentuk dalam satu portofolio saham. Dua metode yang digunakan dalam penulisan mi adalah metode Harry Markowitz dan Single Index Model yang dikembangkan oleh Willian Sharpe. Hasil dari kedua metode ini setelah melaui tahap pembahasan adalah sebagi berikut:
- Dengan menggunakan metode pendekatan H. markowitz, di mana melakukan invesatsi semua pada aset beresiko maka tingkat pengembalian adalah sebesar 1,041% dan tingkat resiko sebesar 2,451%
- Dengan menggunakan metode pendekatan H. markowitz, di mana melakukan investasi pada aset beresiko dan aset bebas resiko. Tingkat pengembalian adalah sebesar 1,661% dan tingkat resiko sebesar 3,249%.
- Dengan menggunakan metode pendekatan Single Index Model , di mana melakukan invesatsi semua pada aset beresiko, maka tingkat pengembalian adalah sebesar 0,708% dan tingkat resiko sebesar 1,710%.
Adapun Kombinasi portofolio dengan tingkat pengembalian paling tinggi adalah
saham Astra internasional (17,319%), Bimantara Citra (10,145%), Lippo Bank (3,335%), Lippo Land Development (31,252%), Mulialand (4,775%), Polysindo Eka Perkasa (2,215%), Putra Surya Perkasa (20,747%), Sinar Mas Multiarta (2,7460/o), Tambang Timah (3,259%), Telekomunikasi Indonesia (4,297%) dan pada aset bebas resiko SBI (1,115%).
Pembentukan portofolio yang optimal tidak cukup hanya dilakukan satu waktu tertentu, melainkan harus disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Faktor Judgment seseorang sangat menentukan hasil perhitungan dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian penerapan prinsip-prinsip dasar dalam perhitungan dan pembentukan portofolio saham tidak berbeda."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gautsil Madani
"ABSTRAK
Saat tulisan ini dibuat, perkembangan instrumen investasi keuangan di Indonesia cukup pesat. Seiring dengan hal itu muncul berbagai jenis produk investasi yang dapat dijadikan sebagai sarana investasi bagi investor.
Dana Pensiun sebagai suatu lembaga keuangan yang mempunyai tanggung jawab mengelola dana milik peserta program pensiun yang akan dikembalikan pada saat peserta memasuki masa pensiun atau berhenti dari perusahaannya. Dalam melakukan kegiatan investasinya tidak hanya menghadapi resiko investasi yang harus ditanggungnya, tetapi juga menghadapi peningkatan kewajiban dan penurunan nilai asset yang dimiliki.
Sementara itu, kegiatan investasi dana pensiun di atur oleh pemerintah dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 78/KMK.O 1711995 tanggal 3 Februari 1995 dan perubahannya dengan Keputusan Menteri Keuangan No.296/KMK.017/2000 tanggal 26 Juli 2000. Peraturan ini tidak lain dimaksudkan untuk melindungi peserta program pensiun dari kesalahan yang dilakukan oleh pengelola dana pensiun dalam melakukan kegiatan investasi.
Agar dapat meningkatkan tingkat kepastian pemenuhan kewajibannya, dana pensiun dapat menerapkan teori portofolio investasi asset - liability dalam menyusun portofolio investasinya.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Setyaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh efektivitas Dewan Komisaris terhadap praktikReal Earning Management (REM) melalui aktivitas manipulasi penjualan, overproduksi, pengurangan biaya diskresioner, serta pengaruh efektivitas Dewan Komisaris terhadap keseluruhan metode yang diukur secara agregat melaluiindeks REM.Penelitian ini mengambil sampel perusahaan non-financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2009 dan 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas Dewan Komisaris tidak dapat membatasi REM yang dilakukan melalui aktivitas manipulasi penjualan, overproduksi, pengurangan biaya diskresioner, maupun terhadap indeks REM. Hal ini menunjukkan bahwamekanisme Corporate Governance yang diperankan Dewan Komisaris di Indonesia belum cukup efektif untuk dapat mengendalikan dan mengawasi aktivitas REM.

The aims of this research are to investigate the effect of Board of Directors?(BoD) effectiveness toward Real Earning Management (REM) through sales manipulation, overproduction, and a reduction in discretionary expenses. Furthermore, it also examines the impact of the effectiveness of the BoD on overall methods which are aggregately measured through the REM Index. Samples used in this research are non-financial companies which are listed on the Indonesian Stock Exchange in the year of 2009 and 2010.The result shows that the effectiveness of the BoD can neither limit the REM which is conducted through activities including sales manipulation, overproduction, a reduction in discretionary expenses nor control the REM index. This shows that the Corporate Governance mechanism proxied by the BoD is not effective enough for controlling and monitoring the REM activities."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Abrori
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan dan penempatan investasi dari dana kontribusi peserta yang dilakukan oleh asuransi jiwa Bringin Life Syariah dan membandingkan kesesuaiannya dengan peraturan terkait, yakni PSAK 108 dan PMK No.11/PMK.010/2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study) dengan pendekatan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2011 di Bringin Life Syariah, pengelolaan dana kontribusi peserta telah sesuai dengan PSAK 108 dan penempatan investasi pada deposito, sukuk, SBSN, reksadana syariah telah sesuai dengan PMK No.11/PMK.010/2011.

The focus of this study is to analyze the investment portfolios management in Bringin Life Syaria as well as the compliance with the relevant regulations, the PSAK 108 and PMK No.11/PMK.010/2011. The methods of research being used is case study with a descriptive analysis approach.
The results showed that the Bringin Life Sharia on 2011, has managed the contributions in accordance with PSAK 108 and placement of portfolios in deposits, Sukuk, SBSN and Islamic mutual funds are in line with PMK No.11/PMK.010/2011.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildatul Fitri Tatiara
"

Tesis ini bertujuan untuk menginvestigasi dampak penetapan Daftar Negatif Investasi (DNI) terhadap keputusan berinvestasi perusahaan asing dan lokal di Indonesia. Dengan menggunakan data rencana investasi di tingkat bidang usaha dari tahun 2005 hingga 2018,  penelitian menunjukkan bahwa, pertama, penetapan NIL dapat menarik masuk investasi ke Indonesia, di mana Penanaman Modal Asing (PMA) lebih menyukai bidang usaha yang “terbuka penuh” daripada yang “terbuka secara bersyarat”, sedangkan kondisi sebaliknya berlaku untuk Penanaman Modal Dalam Negeri. Kedua, terdapat efek crowding-in paralel antar perusahaan asing dan nasional dalam merespon peluang investasi yang terbuka bagi kedua belah pihak. Sebagai implikasi kebijakan, studi ini menyarankan agar informasi di DNI disusun secara lebih rinci dan transparan untuk menjamin keefektivitasannya dalam menarik investasi. Selain itu, karena pemerintah sedang mencari cara terbaik untuk menarik lebih banyak investasi ke dalam negeri—khususnya PMA—sembari melindungi perusahaan nasional, penetapan Daftar Investasi Positif patut dipertimbangkan.


This thesis aims to investigate the impact of the NIL introduction on the investment decisions of foreign and national firms in Indonesia. By using business field-level data of the investment-planned values from 2005 to 2018, the analysis shows, first, the NIL introduction may generate the investment inflows, where Foreign Direct Investment (FDI) favors the “fully open” business fields over the “conditionally open” ones, while the opposite condition applies for the Domestic Direct Investment (DDI)s. Second, there is a parallel movement of crowding-in effect between foreign and national firms responding to the investment opportunities open to both parties. As a possible policy implication, this study suggests that more detailed and transparent information should be provided in the NIL to guarantee its effectiveness. Additionally, since the government is looking for the best way to attract more investment into the country—specifically FDI—while protecting national firms, the stipulation of a Positive Investment List is worth considering.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jiwa Adisetya
"ABSTRAK
Investasi pada instrumen reksa dana merupakan salah satu bentuk investasi yang cukup menarik karena dikelola oleh manajer investasi yang profesional dengan mendiversifikasikan aset, yang sulit dilaliukan oleh sendiri karena keterbatasan pengelahuan. Namun berkaca pada pengalaman yang terjadi tahun 2005 lalu, yang menyebabkan banyak produk reksa dana terutama reksa dana pendapatan tetap yang memberikan kerugian akibat redemption besar-besaran, akan lebih baik sebagai investor reksa dana, mengalokasikan dan investasi tersebut tidak hanya pada satu produk saja Dengan pendiversivikasian produk, risiko dapat diminimalisasi, terutama jika produk yang dipilih adalah reksa dana saham yang merniliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana lainnya. Seiring dengan membaiknya kondisi pasar saham di Indonesia sepanjang tahun 2005 dan diawal 2006 lalu, reksa dana saham menunjukkan tren peningkatan minat dan investor.
Dengan pendiversifikasian produk reksa dana saham dan mengalokasikan dana pada beberapa produk terpilih secara tepat, dapat dihasilkan portofolio yang optimal. Pada portofolio optimal diharapkan diperoleh kombinasi return dan risiko yang optimal pula, dibandingkan hanya menginvestasikan pada salu produk reksa dana saham saja.
Dalam penelitian ini, untuk penyusunan portofolio yang optimal, digunakan metode single index model dan efficient frontier Markowitz.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa reksa dana saham yang terpilih menjadi pembentuk portofolio optimal anlara metode single index model dan efficient frontier Markowitz adalah sama, yaitu TRIM Kapital, Rencana Cerdas, dan Si Dana Saham. Namun proporsi pada tiap-tiap reksa dana saham, untuk menghasilkan kombinasi return dan risiko yang optimal antara kedua metode berbeda. Sehingga agar dapat memberikan rekomendasi kepada investor, mana kombinasi proporsi yang harus dipilih, maka dalam penelitian ini dilakukan berhilungan reward to variability ratio.
Berdasarkan indels reward to variability ratio, kombinasi proporsi yang lebih baik dipilih dalam penelilian ini adalah proporsi berdasarkan hasil metode to variability ratio Markowitz, karena merniliki indeks reward to variability ratio yang lebih tinggi. Namun kesimpulan ini bukan berani menunjukkan bahwa metode efficient frontier akan selalu lebih unggul, karena tiap metode memiliki kelebihannya masing-masing.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi investor yang ingin menginvestasikan dananya pada reksa dana saham, namun tidak menjamin kinerja porlofolio yang akan diperoleh di masa yang akan datang akan tetap sama.

ABSTRACT
Mutual fund is on interesting investment instrument because it is managed by professional investment manager, thus. it eases investor to diversify their investment assets. In view of what happened in 2005, where many of fixed income mutual funds incurred losses because of wave of redemptions, it is better for mutual fund investors to allocate their fund in more than one mutual fund Product diversification could minimize the risk, especially when one invests in equity mutual fund Along with the improvement of stock market condition in Indonesia in 2005 and early 2006, the interest toward equity mutual fund has an increasing trend. By diversifying in equity mutual fund products and allocating fund in several select products, one could create an optimal portfolio. This optimal portfolio is expected to deliver optimal risk and return profile, compared to a single equity mutual fund product investment. This research applies single index model and Markowitz 's efficient frontier methods to compose an optimal portfolio.
The single index model and Markowitz ?s efficient frontiers suggest the same equity mutual funds to compose an optimal portfolio. These equity mutual funds are, TRIM Kapital, Rencana Cerdas, and Si Dana Saham. But he proposed fractions of each mutual find in the optimal portfolio differ. Therefore the portfolio reward to variability ratio is calculated to determine which portfolio will be proposed to the investors.
Based on the reward to variability index, the better mutual funds proportion is the one that proposed by Markowitz 's efficient frontier method, because it yields higher reward to variability ratio. This conclusion did not mean that efficient frontier method is superior to single index method because each method has their own advantages.
This research result could be used as reference for investors that want to invest their funds in equity mutual funds, but does not guarantee the portfolio performance will be consistent in the future."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>