Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125539 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selmy Patrica Wibawa
"ABSTRAK
Pasar media olahraga khususnya Tabloid Olahraga semakin marak dengan hadirnya pemain-peman baru dalam bisnis ini. Hal ini didorong pula oleh banyaknya tayangan olahraga di berbagai stasiun televisi yang menyajikan program-program siaran yang semakin menarik. Kehadiran Tabloid-Tabloid Olahraga baru ini tentu saja dengan mengusung berbagai atribut-atribut dan inovasi penerbitan yang semakin menarik. Untuk itu merupakan sebuah tantangan bagi pemain lama seperti Tabloid BOLA untuk dapat mempertahankan loyalitas konsumennya ditengah persaingan dengan pemain-pemain baru tersebut.
Keputusan untuk membeli sebuah Tabloid Olahraga akan berubah dengan cepatnya sejalan dengan cepat berubahnya kebutuhan informasi mereka akan dunia olahraga. Oleh karena itu perlu diketahui atribut-atribut apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih sebuah Tabloid Olahraga dan pada akhirnya akan membentuk persepsi konsumen terhadap Tabloid Olahraga tersebut. Untuk itu penelitian ini memiliki tujuan yaitu : (1) mengetahui atribut-atribut apa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli suatu produk media olahraga, dan (2) Mengetahui persepsi konsumen terhadap Tabloid BOLA didasarkan pada atribut-atribut yang terdapat dalam produk Tabloid olahraga tersebut.
Digunakan 2 metode penelitian yaitu metode penelitian eksploratory dan metode penelitian deskriptif Untuk metode penelitian eksploratory dilakukan dengan menggunakan metode FGD (focus Group Discussion) yang dilakukan bersama 10 orang responden dan bertujuan untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi pertimbangan mereka dalam memilih sebuah Tabloid Olahraga. Untuk metode deskriptif digunakan beberapa metode analisis data yaitu : analisis frekuensi, analisis tabulasi silang/asosiatif dan analisis diskriminan.
Dari hasil penelitian eksploratory diperoleh 10 atribut yang menjadi pertimbangan responden dalam memilih Tabloid Olahraga. Atribut-atribut tersebut yaitu: cover/halaman depan, tata letak dan pengaturan isi tabloid, jumlah halaman, mutu kertas yang digunakan, variasi cabang olahraga yang dita1npilkan, harga, intensitas penerbitan dan isi berita/rubric yang ditampilkan. Dari analisis terhadap nilai mean dari tingkat kepentingan atribut, maka atribut isi berita/rubrik yang ditampilkan merupakan atribut yang paling dianggap penting oleh responden.
Dari penelitian mengenai persepsi konsumen terhadap atribut-atribut dalam Tabloid BOLA diperoleh keterangan bahwa persepsi responden terhadap Tabloid BOLA adalah baik dan bahkan terdapat atribut-atribut yang memiliki persepsi yang sangat baik. Untuk analisis tabulasi silang diperoleh hubungan antara variabel demografi dengan variabel persepsi terhadap atribut dan variabel perilaku dengan variabel persepsi terhadap atribut. Selain itu dilakukan pula analisis tabulasi silang untuk beberapa variabel yang diasumsikan memiliki hubungan akan tetapi setelah dilakukan analisis tabulasi silang ternyata variabel-variabel tersebut tidak memiliki hubungan yang signifikan. Sedangkan dari analisis diskriminan diperoleh keterangan bahwa konsumen dengan tingkat pengeluaran yarig berbeda dapat dibedakan persepsinya oleh atribut harga yang teijangkau.
Untuk memenuhi keinginan konsumen yang selalu setia menanti kehadiran Tabloid BOLA, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya Tabloid BOLA secara temporer diupayakan untuk dapat menyajikan beberapa cabang olahraga (diluar sepakbola) guna memenuhi kebutuhan informasi olahraga konsumen usia muda yang biasanya menggemari beberapa cabang olahraga yang lebih beragam. Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah mengenai penetapan harga yang harus mengakomodasi kepentingan konsumen dengan tingkat pengeluaran dibawah Rp 800.000,- yang merupakan konsumen terbesar Tabloid BOLA selama ini.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Laksmisari
"ABSTRAK
Konsumen banyak melihat iklan-iklan di media massa setiap harinya maka konsumen tersebut melindungi dirinya dari serangan begitu banyak iklan dengan lebih mendengarkan teman-temannya atau sumber-sumber lain yag mereka percayai. Oleh sebab itu, WOM merupakan alat promosi yang efektif karena seseorang hanya bisa mengingat 5 sampai 7 iklan saja perhari. WOM juga memiliki ani yang peming karena banyak konsumen yang tidak suka mengambil resiko membeli dan mengkonsumsi produk yang memiliki resiko besar.
Produk yang memiliki resiko besar karena langsung berhubungan dengan tubuh adalah produk pelangsing tubuh. Produk ini sangat mudah didapatkan di banyak retailer dengan harga yang relatif rnurah yaitu rata-rata Rp. 3000.- per kemasan sena banyaknya iklan di media massa. Para pengusaha industri kosmetika nasional pun banyak yang memproduksi produkproduk pelangsing untuk mendukung keinginan para wanita yang ingin tubuhnya langsing. Fenomena ini terjadi karena kini pandangan tcntang citra seorang wanita yang cantik diterjemahkan sebagai wanita yang memiliki bentuk tubuh langsing, rambut lurus panjang, dan kulit wajah putih mulus.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai produk pelangsing tubuh menarik karena produk ini memiliki resiko yang cukup besar karena penggunaannya langsung mempengaruhi sistem tubuh sedangkan iklan produk-produk ini banyak dilihat di berbagai media dengan frekuensi yang cukup sering. Permasalahan yang akan diteliti oleh penulis antara lain, pertama apa sajakah faktor-faktor stimuli yang menyebabkan WOM terjadi dan bagaimna proses WOM itu sendiri. Permasalahan kedua adalah mengetahui keterkaitan antara WOM Communication dan iklan dengan keputusan konsumen untuk membeli produk pelangsing tubuh yaitu apakah konsumen dalam mengambil keputusan tersebut lebih dipengaruhi oleh iklan, WOM atau kedua-duanya serta bagaimana proses terjadinya (alur-alur yang dilewati setiap responden). Perrnasalahan selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis inforrnasi apa sajakah (merek, harga, kemasan, efek samping, dan lain-lain) yang membedakan perilaku konsumen terhadap pemilihan kedua sumber inforrnasi (WOM atau lklan). Selain itu, ingin juga diketahui apakah terdapat perbedaan antara variabeldemografi (jenis pekerjaan, pendidikan dan pengeluaran) terhadap jenis inforrnasi atas merek, harga, kemasan, bahan baku, kemampuan produk maupun efek samping pada dua sumber informasi yaitu iklan dan word-of-mouth.
Subjek penelitian ini adalah 150 wanita yang yang pernah mengkonsumsi suatu produk pelangsing tubuh, berusia 18 tahun atau lebih. Produk pelangsing tubuh yang dimaksud disini adalah semua merek produk pelangsing tubuh yang pemah beriklan di media seperti Slimming Tea, Diyet, Merit, Teh Hijau Cap Kepala Hijau dan lain sebagainya.
Pengolahan data yang didapat melalui survey kepada 150 wanita ini menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) ver.1 0.0 sebagai alat bantunya. Landasan Statistical tools yang dipakai adalah : Deskriptive Statistics, Analysis of Variance (ANOVA), Discriminant Analysis dan Crosstab.
Hasil analisis telah memberikan jawaban yang memuaskan terhadap perrnasalahan penelitian yang diangkat oleh penulis. Hasil tersebut diantaranya adalah faktor-faktor stimuli terjadinya WOM untuk produk pelangsing tubuh. Faktor-faktor tersebut adalah adanya pertanyaan orang lain terhadap dirinya, adanya komentar orang lain tentang suatu merek produk pelangsing tubuh, karena setelah melihat iklan sebuah merek produk pelangsing tubuh tertentu. Sedangkan proses terjadinya WOM dimulai saat responden bertanya kepada sumber rekomendasi. Sebagian besar dari responden yang pemah mengkonsumsi produk pelangsing tubuh ini lebih dipengaruhi oleh iklan dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu merek, akan tetapi kemudian mereka akan mencari informasi lebih lanjut dari seseorang. Akan tetapi, terdapat penemuan yang menarik dimana jumlah responden yang setelah melihat iklan langsung melakukan keputusan membeli tanpa bertanya pad a orang lain terlebih dahulu tidak terlalu berbeda jauh dengan jumlah responden yang setelah melihat iklan kemudian melakukan WOM. Tidak terdapat perbedaan preferensi konsumen terhadap jenis informasi (merek, harga, kemasan, kemampuan, bahan baku serta efek samping) baik yang didapatkan dari WOM communication maupun iklan. Meski tidak ada perbedaan akan tetapi informasi atas kemasan merupakan jenis informasi yang paling membedakan atas pemilihan sumber informasi yang dipilih. Selain itu, tidak terdapat perbedaan antara variaber demografi jenis pekerjaan, pendidikan dan pengeluaran) terhadap jenis informasi yang ada pada dua sumber informasi yaitu iklan dan word-of-mouth.
Saran yang bisa direkomendasikan oleh penulis adalah bahwa produsen sebaiknya menstimulasi WOM dengan menyebarkan informasi mengenai kemampuan produk dalam melangsingkan tubuh serta efek sampingnya, mempcrhatikan pesan (message) yang dikomunikasikan didalam iklan-iklannya, menambah frekuensi kemunculan iklan agar dapat menstimuli terjadinya WOM dan mempercepat keputusan membeli konsumen, selalu mengawasi kualitas produknya agar tetap dapat memuaskan konsumennya agar konsumen merasa puas dan kemudian melakukan WOM communication, menggunakan iklan dan WOM secara terpadu dan menunjang satu sama lain sesuai dengan konsep Integrated Marketing Communication, produsen tidak perlu membeda-bedakan jenis informasi yang ingin disampaikan dikedua sumber informasi (iklan atau WOM) sesuai dengan variabel demografi konsumen dalam mengkomunikasikan produk pelangsing tubuhnya.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Isnaniar
"Perkembangan obat tetes mata di Indonesia saat ini cukup pesat, hal ini ditandai dengan banyaknya obat yang beredar di pasaran, baik yang dapat dibeli dengan resep dokter (ethical), maupun beli secara bebas (OTC: Over The Counter). Banyak perusahaan farmasi mulai tertarik untuk penetrasi dan mengembangkan portofolio di segmen OTC. Karena dengan dijual bebas, berarti memiliki kesempatan pasar yang lebih luas dan pusat-pusat penjualan akan bertambah banyak. Salah satu keberhasilan suatu perusahaan dalam mengembangkan produk baru adalah memperhatikan persepsi konsumen. Persepsi konsumen dipengaruhi berbagai macam faktor diantaranya adalah faktor kualitas produk, faktor kebiasaan konsumen dalam menggunakan suatu produk, brand image dan faktor lingkungan.
Alcon Indonesia yang merupakan perusahaan farmasi yang bergerak di bidang mata terutama di bidang ethical, mengeluarkan sebuah produk Tears Naturale yang dipasarkan secara OTC. Tears Naturale belum diketahui masyarakat secara luas karena beberapa keterbatasan seperti distribusi dan aktivitas promosi yang terbatas. Penyebab lain adalah sudah adanya brand yang kuat seperti Visine dan Insto, semakin banyaknya pemain baru sehingga Tears Naturale harus berhati-hati dalam menentukan strategi pemasaran supaya dapat meraih pasar.
Untuk itu penulis akan mclihat bagaimana positioning antara merek obat mata khususnya merek Visine, Insto, Insto Moist, Tears Naturale dan Rohto yang bersaing di pasar terhadap atribut-atribut yang dimiliki merek-merek tersebut melajui analisis persepsi dan perilaku konsumen pemakai obat tetes mata. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metoda exploratory research dan descriptive research. Metode pengumpulan data menggunakan Self Administered Survey yang dilakukan pada lokasi perkantoran, apotik dan moderen outlet. Fonnat kuesioner yang dipakai adalah Close Ended Question dan Scale Respon Question. Skala yang digunakan adalah skala nominal, skala ordinal da.1 skala interval. Sampling frame dipilih adalah konsumen berusia 25 - 50 tahun. Pengarnbilan sampel menggunakan metode Convenience Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 105 orang sebagai responden. Hasil survey kemudian dianalisis dengan menggunakan metode frekuensi distribusi, crosstab analysis, analisis atribut dan biplot analysis.
Temuan yang didapat dari penelitian ini adalah:
- Atribut kemanjuran adalah atribut terpenting di mata responden.
- Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa ketujuh atribut yang ada dapat terwakili oleh dua faktor/dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi pendukung.
- Persepsi terhadap tingkat kepentingan atribut kemanjuran, temyata dipengaruhi secara signifikan oleh jenis pekerjaan konsumen. Sementara itu tingkat kepentingan atribut rekomendasi dokter, ternan dan keluarga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan;. Usia mempengaruhi tingkat kepentingan atribut iklan dan aktivitas dan promosi. Jenis kelamin mempengaruhi tingkat kepentingan konsep. terhadap atribut kenyamanan.
Berdasarkan temuan diatas strategi positioning yang direkomendasikan untuk Tears Naturale adalah membangun kedekatan asosiasi merek dengan atribut kemanjuran, kemudian atribut rekomendasi dokter, teman dan keluarga Saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada Tears Naturale sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendukung kedekatan asosiasi merek dengan kemanjuran dan juga rekomendasi dokter, ternan dan keluarga, dalam aktivitas promosinya Tears Naturale dapat menyertakan dokter maupun hasil riset untuk memperkuat bahwa merek ini sepenuhnya direkomendasikan oleh dokter dan sudah diakui secara klinis. Hal ini diharapkan dapat menimbulkan kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk Tears Naturale.
2. Tears Naturale sebaiknya melakukan edukasi pasar terhadap penyakit mata kering dan pentingnya menjaga kesehatan mata.
3. Sebaiknya Alcon Indonesia secara rutin melakukan berbagai kegiatan riset pasar untuk mengetahui secara cepat perubahan yang terjadi di pasar, adanya pergeseran selera konsumen dan pengembangan strategi pesaing, sehingga dapat dideteksi dan diatasi dengan cepat.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang timbul dari keterbatasan peneliti. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah metode sampling yang digunakan tidak memiliki tingkat keacakan yang teruji dan jumlah merek yang diuji hanya 5 merek, sehingga ada kemungkinan hasil yang diperoleh tidak bisa mewakili persepsi dan perilaku semua konsumen pemakai obat tetes mata di Jakarta. Selain itu dalam penelitian ini tidak membedakan kategori obat tetes mata untuk iritasi ringan dengan artificial tears dengan pertimbangan karena peneliti bermaksud melihat perilaku konsumen pengguna obat tetes mata secara umum, juga karena masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang sindrom mata kering dan obat tetes mata ynng beredar bebas di pasaran. Untuk itu disarankan penelitian lanjutan mengenai riset perilaku konsumen dengan mengkhususkan pada kategori produk artificial tears."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina DC
"ABSTRAK
Pertumbuhan industri televisi dan semakin sengitnya persamgan antar pemasar
menyebabkan terfragmentasinya sasaran informasi yaitu konsumen dan calon konsumen.
Ditambah lagi dengan dikeluarkannya Rancangan Undang- Undang Penyiaran pada bulan Mei
2002 tentang ketentuan yang membatasi waktu siaran iklan yaitu 15 % siaran iklan dari seluruh
waktu siaran televisi swasta dalam satu hari dan 10% siaran iklan dari seluruh waktu siaran
televisi publik. Hal ini sempat menimbulkan kekhawatiran di industri periklanan. para
pemainnya merasa RUU Penyiaran tersebut akan memasung kreativitas mereka. Untuk itu perlu
dibuat suatu cara komunikasi pemasaran yang. mendidik konsumen tentang keunggulan suatu
produk dibanding produk dari pemasar lain dan pada saat yang sama hiburan pun disampaikan
agar proses edukasi tersebut tidak membosankan.
Sebagai dua perusahaan penyedia jasa yang besar di negeri ini, BCA dan Telkom
memiliki aktivitas pemasaran dengan format yang hampir sama dan telah dilaksanakan bertahun- tahun, responden tentunya memiliki persamaan dan perbedaan mengenai manfaat dan atribut kuis
interaktif yang pada akhirnya akan membentuk persepsi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian
ini adalah untuk melihat persepsi responden terhadap kuis interaktif Gebyar BCA dan
Telkomania, melihat perbandingan persepsi kedua segmen kuis interaktif tersebut dan melihat
efektivitasnya berdasarkan kesesuaian antara tujuan perusahaan dengan persepsi responden yang
terbentuk, serta membuat rancangan strategi kuis interaktif kedua acara terse but untuk masa yang
akan datang.
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 200 responden yang
dipilih secara convenience, terutama untuk responden yang menonton acara Gebyar BCA dan
Telkomania selama jangka waktu Januari sampai Juni 2003 dari berbagai kalangan yang
disesuaikan dengan target perusahaan. Fokus pembahasan tentang inanfaat dan atribut kuis
interaktif dilakukan terhadap informasi yang diperoleh melalui riset eksploratori dan dituangkan
dalam kuesioner.
Tujuan yang ingin dicapai BCA melalui pengadaan kuis interaktifini dalam acara Gebyar
BCA adalah sebagai sarana edukasi konsumen, mengingatkan konsumen akan produk BCA, dan
menarik penonton televisi untuk menjadi nasabah BCA. Tetapi tidak semua tujuan perusahaan
melalui segmen ini dipersepsikan sama oleh konsumen, terutama untuk tujuan edukasi
konsumen. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan rancangan strategi kuis interaktif agar lebih
menarik segmen potensial berdasarkan kelas ekonomi tertentu dengan memperhatikan manfaat
dan atribut yang dipentingkan oleh setiap segmen tanpa kehilangan segmen lama dan merubah
tujuan perusahaan.
Hal sama juga terjadi pada persepsi penonton televisi terhadap kuis interaktifTelkomania.
Dengan format kuis yang telah berganti beberapa kali dan akhirnya kembali ke format kuis lama,
tidak semua tujuan perusahaan dipersepsikan sama oleh responden. Terutama tujuan perusahaan
membagikan hadiah bagi para penonton televisi sebagai salah satu bentuk ucapan terima kasih
atas kesetiaan menggunakan produk-produk Telkom. Untuk itu pun Telkom perlu membuat
rancangan kuis interaktif dengan hadiah yang lebih menarik agar para penonton televisi mau
menyaksikan segmen acara ini
Perbandingan yang dilakukan menunjukkan bahwa manfaat hadiah yang merupakan
tujuan dari diadakannya kuis interaktif Telkomania dipersepsikan lebih rendah oleh responden
dibandingkan oleh manfaat hadiah yang diberikan lewat kuis interaktif Gebyar BCA. Untuk itu
kiranya manajemen Telkom dapat mempetimbangkan pemberian hadiah kuis yang tidak hanya
berbentuk uang tunai, tetapi produk-produk Telkom seperti yang dila.la,Ikan oleh BCA. Manfaat
edukasi konsumen yang merupakan tujuan dari kuis interaktif Gebyar BCA, justru dipersepsikan
kurang baik dibandingkan dengan kuis interaktif Telkomania. Untuk itu, manajemen BCA
hendaknya memberikan variasi bagi pertanyaan yang diberikan dalam segmen kuis interaktif
seperti halnya yang dilakukan oleh kuis interaktif Telkomania.
Bagi responden yang tidak menonton kedua segmen tersebut menunjukkan bahwa kuis
interaktif Gebyar BCA kurang menghibur dan hadlahnya kurang menarik dibandingkan dengan
kuis interaktifTelkomania. Untuk itu segi hiburan dalam kuis interaktif Gebyar BCA hendaknya
diperbaiki dengan memperhatikan atribut pembawa acara, pertanyaan, dan format acara kuis.
Untuk kuis interaktif Telkomania, persepsi responden yang tidak menonton menunjukkan bahwa
manfaat informasi produk dan perusahaan, promosi produk dan perusahaan, dan edukasi
konsumen lebih rendah dibandingkan penilaian responden yang tidak menonton terhadap kuis
interaktif Gebyar BCA.
Selain dari format acara kuis interaktif yang dibuat sesuai untuk target konsumen
potensial tertentu, waktu tayang kuis juga perlu diperhatikan. Karena waktu para responden
menonton televisi berbeda terutama pada waktu hari kerja (Senin hingga Jumat) dan hari libur
(Sabtu dan Minggu). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan exposure dan efektivitas tercapainya
pesan pemasaran para pemasar kepada targetnya.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joni
"Dewasa ini, tren gaya hidup sehat semakin mendapat perhatian dari masyarakat kita karena selain biaya pengobatan yang semakin tinggi akibat krisis ekonomi, juga ditunjang dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan arti penting hidup sehat. Salah satu produk yang mempunyai potensi untuk menunjang tren tersebut adalah jamu yang sudah sejak lama dikenal masyarakat kita. Hal ini disebabkan penggunaan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan dasar jamu diyakini mempunyal efek samping yang lebih kecil dan kurang berbahaya dibandingkan dengan penggunaan senyawa kimia sintetik yang banyak terdapat dalam obat obatan modern/farinasi. Oleh karena ini, seiring dengan berkembangnya tren gaya hidup sehat di tanah air, maka dapat diharapkan potensi penggunaan jamu oleh masyarakat Indonesia akan semakin besar pula di masa yang akan datang.
Penelitian mengenai persepsi konsumen terhadap produk jamu ini melibatkan responden sebanyak 100 orang (wanita dan pria) yang diambil menggunakan pendekatan non-probability sampling dengan metode convenience sampling. Pemilihan responden dibatasi dengan kriteria mereka yang berusia antara 18 tahun sampai 55 tahun dari lokasi penelitian ini meliputi daerah Jakarta dan sekitarnya. Sedangkan untuk pelaksanaan penelitiannya digunakan metode drop-off survey dengan media self-administered questionnaire. Data primer yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan program komputer SPSS versi 11.
Dalam penelitian ini ditemukan 4 (empat) buah asosiasi yang dominan terhadap Produk jamu, yaitu: (1) rasa pahit dan aroma khas jamu, (2) sebagai obat, (3) bermanfaat untuk kebugaran tubuh, dan (4) bersifat natural. Juga diketahui bahwa tingkat pengetahuan terhadap jamu di tingkat merek (brands) dinilai kurang baik sedangkan di tingkat yang lebih luas, yaitu nama perusahaan (product class), ternyata cukup baik. Sebagai konsekuensinya, konsumen produk jamu kemungkinan besar melakukan keputusan pembelian pada tingkat product class, yaitu mereka terlebih dahulu akan memutuskan untuk memilih nama perusahaan penghasil produk jamu tersebut, baru selanjutnya melakukan pemilihan merek produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Hasil penelitian juga menunjukkan ada 6 alasan utama mengkonsumsi produk jamu, yaitu: (1) terbuat dari bahan alami, (2) untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, (3) efek samping yang relatif kecil, (4) harga yang terjangkau, (5) untuk menghílangkan gejala penyakit ringan, dan (6) tanpa bahan pengawet. Sedangkan berdasarkan tingkat kepentingan atribut dalam mengkonsumsi produk jamu diketahui bahwa faktor keamanan dan kemudahan memperoleh produk adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam proses keputusan konsumsi tersebut. Adapun faktor keamanan yang dimaksud adalah: (1) terdaftar di Departemen Kesehatan, (2) terbuat dari bahan alami, (3) efek samping kecil, (4) kelengkapan informasi produk, (5) kualitas, (6) tanpa bahan pengawet, dan (7) proses produksi.
Selanjutnya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk jamu lebih disukai dan dipersepsikan sebagai produk untuk mengatasi situasi atau masalah kesehatan yang cukup ringan, seperti untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh, capek-capek, masuk angin, pegal linu, dll. Produk jamu juga dipersepsikan dengan baik sebagai alternatif dan obat barat/farmasi walaupun responden dalam penelitian ini mempunyai kecenderungan untuk menggunakan obat farmasi/barat untuk mengatasl keadaan sakit atau penyakit tertentu, seperti kencing manis, asam urat, darah tinggi, dli. Sedangkan berdasarkan citranya, produk jamu tidak dipersepsikan sebagai produk untuk golongan atau lapisan masyarakat manapun terutama terhadap masyarakat yang bersifat tradisional dan tinggal di pedesaan atau kota kecil.
Beberapa saran berikut diajukan berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, yaitu: pertama strategi merek yang dapat digunakan oleh produsen jamu adalah menggabungkan nama/merek individu dengan nama perusahaan (corporate name) agar konsumen lebih mudah dan lebih cepat mengingat merek produk yang dihasilkan. Agar mempunyai kesempatan berhasil yang lebih besar, maka strategi ini dapat ditunjang dengan melakukan kegiatan corporate advertising yang bertujuan meníngkatkan pengenalan terhadap perusahaan dan citranya di benak konsumen. Kedua, produsen jamu juga dapat mencoba untuk memberikan citra tertentu kepada produk jarnu yang dihasilkan dengan tujuan untuk positioning produk terhadap segmen tertentu yang dapat ditempuh melalui media ikian secara gencar.
Terakhir, untuk memanfaatkan potensi produk jamu sebagai alternatif bagi obat barat/farmasi, maka produsen produk jamu dapat melakukan program periklanan yang bersifat mengedukasi masyarakat mengenai efektifitas jamu sebagai obat penyembuhan penyakit tertentu. Program ini sebaiknya ditujukan kepada industri jamu secara umum (bukan untuk perusahaan atau produk jamu tertentu) dan dilakukan oleh Gabungan Pengusaha Jamu yang saat ini sudah terbentuk. Dengan demikian, dapat diharapkan industri jamu ini akan semakin berkembang lagi di masa yang akan datang seiring dengan kemajuan tren gaya hidup sehat di masyarakat kita."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sara Febrilia
"Kehadiran panduan dan direktori seputar restoran meningkatkan kesempatan terjadinya percakapan dalam bentuk electronic word of mouth eWOM . Fenomena ini memberikan dampak besar bagi para pemasar, khususnya di industri food and beverage karena informai eWOM terbukti dapat memengaruhi keputusan konsumsi konsumen. Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh dari percakapan dalam bentuk eWOM yang disampaikan pada fitur review Zomato terhadap intensi membeli konsumen. Untuk itu, penelitian ini mengembangkan model penelitian melalui integrasi antara konsep Information Adoption Model IAM dengan Technology Acceptance Model TAM . Model yang dikembangkan kemudian divalidasi menggunakan Structural Equation Modelling SEM berdasarkan data yang diperoleh melalui survei kepada pengguna Zomato dengan kisaran usia antara 18 hingga 34 tahun. Hasil penelitian ini mengonfirmasi bahwa kualitas, kredibilitas, kegunaan, sikap terhadap informasi, serta kesediaan mengadopsi informasi merupakan faktor-faktor eWOM yang mampu memengaruhi intensi membeli konsumen. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya juga dibahas pada penelitian ini.

Restaurant search and discovery service have created valuable opportunities for electronic word of mouth eWOM conversations. This phenomenon impacts marketers, especially in food and beverage industry as this easily accessible information could greatly affect consumption decision. The aim of this study is to examine the influence of these conversations in Zomato rsquo s review on consumer rsquo s purchase intention. For this purpose, a conceptual model was developed based on the integration of Information Adoption Model IAM and related components of Technology Acceptance Model TAM . The new model was validated through Structural Equation Modelling SEM based on survey collected from Zomato rsquo s user with range of 18 to 34 years old. The results confirm that quality, credibility, usefulness, attitude towards information, and information adoption are the key factors of eWOM that influence consumers rsquo purchase intention. Managerial implications are discussed as well as recommendations for further research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S67189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dhani Fadhlilah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana elemen-elemen movie marketing mix dalam suatu film Avengers: Infinity War people, feature, script, price, promotion, dan distribution) dan frekuensi kehadiran dalam kegiatan seni atau budaya (attendance) dapat mempengaruhi keinginan penonton untuk menonton film tersebut dan melakukan electronic word of mouth. Selain itu penelitian ini juga ingin mengetahui apakah karakter kepribadian extraversion mempengaruhi seseorang dalam melakukan electronic word of mouth. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel people dan script memiliki pengaruh positif terhadap purchase intention. Frekuensi attendance tidak berpengaruh terhadap purchase intention. Selanjutnya purchase intention dan karakter kepribadian extraversion berpengaruh secara positif terhadap electronic word of mouth.

ABSTRACT
This study aims to find out how the elements of movie marketing mix in Avengers: Infinity War movie (people, feature, script, price, promotion, and distribution) can affect the audiences intention to watch movies (purchase intention), as well as the impact of their intention to watch movies (purchase intention) on electronic word of mouth (EWOM). In addition, this study also wants to find out whether the frequency of attendance in art or cultural activities (attendance) can affect the audiences intention to watch movies (purchase intention) and dimension between elements of movie marketing mix and purchase intention. The character of extraversion personality traits was also tested for its effect on electronic word of mouth (EWOM). This research was conducted on one specific movie object, which is Avengers: Infinity War. Data processing is done by using Structural Equation Modeling (SEM). The results showed that people and script have a positive effect to purchase intention. Attendance does not have effect to purchase intention. Furthermore, purchase intention and extraversion personality traits have positive effect to electronic word of mouth."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yves Christopher Rumajar
"ABSTRAK
Jumlah penduduk Indonesia sebesar 210,4 juta orang dengan proporsi
berdasarkan jenis kelamin laki-laki 49,9% dan perempuan 50,1% merupakan pasar
yang potensial untuk berbagai macam produk yang ditujukan bagi segmen wanita.
Salah satu bagian yang berkaitan dengan perawatan tubuh adalah kulit waiah
Kategori produk perawatan kulit yang sejak enam tahun terakhir gencar dipasarkan
adalahjenis produk pemutih kulit wajah (whitening). Kulit wanita Indonesia memiliki
karakteristik berwarna kecokiatan, ditambah lagi hidup di alam tropis di mana sinar
matahari mampu mendorong terbentuknya pigmen melanin, yaitu sejems sel yang
membuat kulit berwarna kecokiatan. Oleh karena itu, memiliki kulit wajah yang putih
diyakini merupakan kebutuhan wanita Indonesia.
Persaingan di kalangan produsen pemutih semakin meningkat, seiring dengan
meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk pemutih. Hal ini membuat produsen
berlomba-lomba untuk mendiferensiasikan produknya daii produk kompetitor.
Dengan meningkatnya anis informasi, menarnbah pengetahuan konsuinen berkaitan
dengan khasiat dan kemampuan memutihkan maupun efek samping dan bahan
kandungan pemutih yang dapat merusak kulit wajah.
Menghadapi peluang pasar, persaingan yang meningkat, serta ai-us informasi
yang kontra-produktif mengenai produk pemutih, maka untuk memenangkafl
persaingan, pemasar seyogianya melakukan analisis terhadap persepsi dan perilaku
konsumen yang berkaitan dengan konsep diñ (self-image) wanita TujuaflflYa untuk
menemukat preferensi dalam ineinbeli produk pemutib scrt* menentukan posisi yang
tepat dalam bentuk konsumen
Penelitian düakukan dengan pendekatan riset eksploratOñ dan riset deskriptif.
Riset eksploratori dilakukan secan kualitatif untuk mendapatkim informas? awal
mengenai atribut-atribut yang berkaitan dengan konsep din dan perilaku konsumea
Selanjutnya dengan riset deskniptif alcan memberikan jawaban atas pertanYaa)
penelitian Metode pengumpulan data dilakukan dengan suivei self administered
questionnaires yang disebarkan kepada 200 responden yang berdomisili di DKI
Jakarta. Penelitian dalam tesis ini bersifat cross-sectional dalam kurun waktu 2 bulan
(September s/cl Oktober 2000). Prosedur pengambilan sampel nienggunakan metode
non-probability sampling dengan jenis judgement sample. Metode analisis yang
dipakai adalah: descriptive statistics, independent sample t-test, factor analysis,
dusts analysis dan biplot analysis.
Hasil penelitian menunjuickan baht balk wanita yang warna kulítnya
cenderung putih maupun cenderung bitam memiliki persepsi yang positif terhadap
dirinya, hanya saja wanita yang warna kulítnya cenderung putîh merniliki persepsi
yang lebib positif dibandingkan dengan yang wama kulitnya cendenmg hitam.
Penelitian menemukan faktor-faictor yang membentuk citra diii wanita, yaitu: faktor
penampilan, faktor inner beauty, dan faktor feminisme.
Dalam persepsi wanita, apabila ia meniakai pexnutih wajah maka akan
membuatnya kelihatan menarik, kelihatan segar, merasa percaya diri dan kelihatan
cantik. Manfaat pemutih yang paling dipentingkan konsumen adalah kemampuannya
melindungi kulit dan sengatan sinar matahari.
Penelitian yang berdasarkan teori self-image congruence menunjukkan bahwa
semiikin tinggi kesesuaian antara persepsi terhadap pengaruh pemutih (product-user
image) dengan persepsi terhadap din (self-image), maka semakin banyak konsurnen
yang niemiliki persepsi positif terhadap pemutih. Keinginan membeli produk pemutih
dipengaruhi oleh: persepsi terhadap pengaruh produk pemutih, kesesuaian antara
product-user image dengan actual self-image, serta pengalaman sebagai pemakai.
Atribut produk pemutih yang paling dipentingkan adalah bahan kandungan.
Ainbut Iainnya adalah: kecepatan lotion terserap, kemampuan memutihkan dalam 6
minggu, merek dan harga. Perilaku pemakaian dan pembelian konsumen sebagaiafl
besar adalah: memakai <6 bulan dan antara 1-2 tahun, meniakai setiap han dan saat
hendak beraktiVitaS, serta melakukan pembelian di swalayan besar.
Dari peta positioning terhadap 4 merek ditemukan bahwa: Hazeline
dipersepsikan aman digunakan, harganya murah, beraroma segar serta inampu
memutihkan dalam 6 minggu, Nivea dipersepsikan tidak memiliki lotion yang kental,
Pond?s dipersepsikan sebagai merek yang paling populet, desain kemasan yang
menarik, seda lotion yang berwarna putih sedangkafl Oil of Ulay dipersepsikan
ukuran kemasaflflYa sesual dan lotion yang cepat terseraP ke dalam kulit.
Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan 3 hal kepada pemasar yaitu:
melakukan positioning berdasarkan selfimage congrUeflC dan berdasalkan manfaat
dan perilaku pemakaifl positioning terhadaP merek pesaing dengan menentukan
atribut produk yang paling tepat; serta merumus pernyataan positioning.
"
2002
T6306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rashasti Ayudisty
"Tren konsumen hijau semakin marak terjadi akhir-akhir ini, apalagi dengan kehadiran teknologi yang menjadi sumber e-WOM untuk mendukung tren tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediasi keterlibatan e-WOM hubungan antara environmental collective efficacy (ECE) dan intensi membeli produk ramah lingkungan (GPI). Partisipan pada penelitian ini sebanyak 488 konsumen berusia 18-34 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari e-WOM Involvement Scale, Environmental collective efficacy Scale, dan Green purchase intention Scale. Hipotesis penelitian diuji menggunakan teknik analisis mediasi dari PROCESS milik Hayes. Hasilnya menunjukan bahwa e-WOM Involvement memediasi hubungan antara ECE dan GPI secara signifikan (B = 0,142). Penelitian ini menemukan bahwa kepercayaan individu terhadap kemampuan kelompok yang dibantu dengan keterlibatan pada e-WOM memiliki peran yang cukup kuat dalam meningkatkan intensi konsumen untuk beralih menggunakan produk ramah lingkungan.

Green consumer trends are increasingly prevalent, especially with the presence of technology which is the source of e-WOM to support this trend. These study aims to determine the mediating role of e-WOM Involvement in the relationship between environmental collective efficacy (ECE) and green purchase intention (GPI). There are 488 participants in this study aged 18-34 years old. Using e-WOM Involvement Scale, Environmental collective efficacy Scale, and Green purchase intention Scale as measurement, the hypotheses of this study were tested using PROCESS regression analysis technique by Hayes. The result showed that e-WOM Involvement significantly mediates the relationship between ECE and GPI. These study found that individual trust in the ability of groups assisted by involvement in e-WOM has a strong role in increasing consumer green purchase intention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avitasya Febryani Syahrial
"SMS location-based advertising LBA atau iklan berbentuk promosi melalui SMS yang memanfaatkan informasi lokasi telefon seluler diketahui dapat meningkatkan penjualan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh extrinsic dan intrinsic motivation terhadap pembentukan attitude toward SMS LBA yang selanjutnya melihat pengaruhnya terhadap purchase intention dalam konteks foodservice. Pada penelitian ini terdapat uji variabel moderasi yaitu brand familiarity untuk mengetahui apakah tingkat familiaritas terhadap merek mempengaruhi sikap konsumen terhadap niat pembelian produk yang diiklankan melalui SMS LBA.
Penelitian ini melibatkan 229 responden dari seluruh Indonesia yang pernah mendapatkan SMS LBA dari Krispy Kreme. Data diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling SEM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa extrinsic dan intrinsic motivation dapat meningkatkan attitude toward SMS LBA yang selanjutnya dapat mendorong purchase intention. Selain itu ditemukan pula bahwa pengaruh ini di moderasi oleh brand familiarity.

SMS LBA is a promotion advertising through SMS that uses information of mobile phone rsquo s location in order to increase sales. This study aims to analyze the effect of extrinsic and intrinsic motivation on the establishment of attitude toward SMS location based advertising and its impacts on purchase intention in foodservice area. There is a test of brand familiarity as a moderating variable to find out whether the level of consumer rsquo s brand familiarity affect attitude toward SMS LBA on intention to purchase a product that advertised through SMS LBA.
The data for this research were collected from 229 respondents from all over Indonesia who had received SMS LBA from Krispy Kreme. They were then analyzed using Structural Equation Modelling SEM. The result of this research shows that extrinsic and intrinsic motivation increases attitude toward SMS LBA that further leads to increase in purchase intention. Furthermore, the result shows that brand familiarity does moderate attitude toward SMS LBA on purchase intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S70002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>