Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55436 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Onny Amanda Putri Widodo
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S66783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onny Amanda Putri
"Skripsi ini menyajikan deskripsi dan suntingan teks Setan Yahudi Ajeng ajeng kaliyan Jim Hawara dalam Naskah Nagari Siluman koleksi PNRI bernomor AS 51 yang ditulis oleh Pawiradirya. Metode penelitian filologi yang digunakan adalah metode edisi naskah tunggal. Suntingan teks dilakukan dengan menerapkan metode edisi kritis atau edisi standar dilengkapi dengan ringkasan cerita dan pedoman alih aksara. Teks berbentuk prosa ini menggunakan bahasa Jawa dan aksara Jawa. Teks ini menceritakan tentang perebutan kekuasaan antara Jin Hawara beserta keturunannya dengan Setan Yahudi beserta keturunannya.

The research present a description and critical text of Setan Yahudi Ajeng ajengan kaliyan Jim Hawara in Nagari Siluma's manuscipt AS 51 which is PNRI collection written by Pawiradirya. The philological method uses the single text edition. The critical text method of philological study use standard critical edition. The study comes with story summary and transliteration guidelines. The prose shaped text uses Java rsquo s language and Java script. This text tells about the war of power struggle between Jewish demon and Hawara genie."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Lestari Mandiri
"Penulisan skripsi ini berangkat dari ciri khas yang dimiliki oleh naskah Serat Seh Jangkung yang merupakan naskah pesisiran dan keistimewaan berupa isi cerita yang secara tidak langsung ditulis untuk melegitimasi Sultan Agung dengan meminjam tokoh Seh Jangkung. Agar teks ini memiliki nilai pragmatik, maka dilakukan suntingan teks.
Naskah yang disunting dalam penelitian ini hanya ada satu dan tidak ada naskah pembanding, yaitu naskah Serat Seh Jangkung dengan kode naskah NR 98. Suntingan teks dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip kerja filologi dengan menggunakan metode intuitif dan asas standar. Hasil penelitian yaitu menerbitkan suntingan teks yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan prinsip kerja filologi sehingga memiliki nilai pragmatik.

The reason why the researcher took the manuscript of Serat Seh Jangkung as her object is because Serat Seh Jangkung as an old manuscript written in Pesisiran region is very special as a Pesisiran text. It also unique because it contents a story which undirectly legitimated the reign of Sultan Agung through the character of Seh Jangkung, beside its Pesisiran signs. In order to add the pragmatic value to the text, the researcher made the text edition of the manuscript of Serat Seh Jangkung.
The manuscript which was made its text edition consists of only one manusript with code number NR 98 and it has no other comparative manuscripts. The making of the text edition has done by considering the philological principals, using the intuitive method and standard transliteration method. The result of the research is to publish the text edition which could be responsible based on the philology working principals so that it has a pragmatic value."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S11471
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
"Naskah Risalah Tabayyana Al-Tariga Ala Allahi Ta'ala (disingkat RTAAT) merupakan naskah tunggal (codex unicus) yang hanya terdapat di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah ini bernomor MI. 458. Kondisi naskah RTAAT sangat memprihatinkan karena banyak kertas yang sudah bolong-bolong sehingga tulisan sulit terbaca. Naskah RTAAT merupakan naskah yang tergolong sebagai sastra kitab atau tasawuf kitab karena naskah ini berisi ajaran tasawuf yang cenderung wahdat al-wujud. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan suntingan teks, mendeskripsikan ajaran wahdat al-wujud, dan mendeskripsikan ajaran martabat tujuh dalam naskah RTAAT. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode edisi biasa, sedangkan untuk mendeskripsikan ajaran wahdat al-wujud dan ajaran martabat tujuh digunakan metode analisis deskriptif dengan tinjauan pustaka. Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa naskah RTAAT merupakan naskah yang berisi ajaran wahdat al-wujud karena diungkapkan penyatuan antara manusia dan Tuhan. Salah satunya berdasarkan hadis Nabi SAW yang berbunyi barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya. Hadis tersebut mengungkapkan penyatuan yang terjadi antara manusia dan Tuhan. Di sisi lain, hadis tersebut membuat manusia menyadari kekuasaan Allah dalam menciptakan manusia. Hal lain dapat dilihat dari kata-kata tersurat yang terdapat dalam naskah RTAAT, antara lain Ana Al-Haq, Insan itulah Allah, atau Akulah Allah itu. Kata-kata tersebut berhak diucapkan sufi ketika dalam keadaan fana. Kata-kata tersebut bermaksud untuk mengungkapkan keesaan Allah. Oleh karena ajaran yang diungkapkan dalam RTAAT merupakan ajaran sulit karena mengungkapkan hal yang rahasia, maka penyalin atau pengarang menyatakan bahwa perlunya bimbingan dari guru yang telah disempurnakan makrifatnya. Naskah RTAAT juga menyebutkan nama lima orang ulama, yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin Al-Sumatrani, Ibnu Arabi, Ali Ai-Muttagi, dan Abdul Qadir Jailani. Tiga ulama pertama merupakan ulama yang beraliran wahdat al-wigud. Dua ulama terakhir merupakan ulama pendukung dan tidak beraliran wahdat al-wujud. Kemungkinan nama tersebut disatukan untuk mendamaikan ajaran wahdat al-wujud dan memberikan pemahaman yang baik terhadap ajaran wahdat al-wujud, walau diikuti dengan ucapan-ucaan rahasia. Selain itu, naskah RTAAT juga menyebutkan ajaran martabat tujuh yang meliputi ahadiyat, wahdat, wahidiyat, alam ruh, alam misal, alam ajsam, dan alam insan. Ajaran ini dijelaskan dalam bentuk kiasan. Martabat ahadiyat disebut sebagai martabat zat Allah karena Allah masih dalam sesuatu yang tersembunyi. Martabat wahdat disebut sebagai martabat sifat Allah karena Allah sudah berkehendak dan belum menampakkan diri-Nya. Martabat wahidiyat disebut martabat alma Allah karena Allah sudah mulai bernama. Martabat alam ruh, alam misal, alam ajsam, dan alam insan disebut sebagai fa'al Allah karena Allah mulai beraktivitas dalam menciptakan alam semesta, termasuk manusia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdullah
"Bachtiar (1974) dalam salah satu artikelnya menuliskan bahwa di antara tujuan pembangunan nasional yang harus diperhatikan pada masa-masa mendatang adalah pentingnya memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional. Pengembangan budaya nasional Indonesia secara historis tidak dapat dipisahkan dari berbagai nilai budaya masa lampau yang banyak tersimpan dalam dokumen-dokumen sejarah. Salah satu wujud dokumen sejarah yang banyak mengandung nilai budaya masa lampau ialah peninggalan yang berupa naskah-naskah klasik Nusantara. Salah satu jenis naskah itu antara lain adalah naskah-naskah Melayu klasik yang cukup banyak jumlahnya.
Naskah-naskah Melayu klasik yang bernilai tinggi itu menurut Hussein (1974: 12) belum ditangani secara saksama dan optimal. Bahkan menurut Chambert Lair dalamArchipel 20 (1980: 45) ada empat ribu naskah Melayu yang belum diteliti orang. Karena itulah banyak di antara naskah-naskah itu yang masih terlantar di berbagai perpustakaan, baik di dalam maupun di luar negeri (Robson, 1978: 2-3). Hal ini sungguh sangat memprihatinkan, mengingat naskah-naskah itu merupakan warisan sastra yang memiliki nilai-nilai spiritual dan intelektual yang sangat berguna untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang (Sutrisno, 1981: 7)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunuk Juli Astuti
"Penelitian ini merupakan kajian filologis dan paleografis terhadap enam naskah Ulu Serawai dan Pasemah koleksi Museum Negeri Bengkulu. Naskah yang dijadikan objek penelitian adalah MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, dan MNB 07.90. Keenam naskah tersebut dipilih karena tulisannya jelas dibaca dan makna teksnya dapat dipahami peneliti. Dalam analisis keenam naskah ini secara berurutan disebut sebagai naskah A-F.
Tujuan penelitian ini ada dua, yaitu: (1) menyajikan suntingan teks dari naskah MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, dan MNB 07.90 supaya didapatkan teks suntingan yang dipahami maknanya, (2) menganalisis bentuk aksara Ulu dalam naskah MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, dan MNB 07.90 supaya diketahui sejarah perkembangan bentuk aksaranya.
Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan edisi diplomatik dan edisi kritis untuk melakukan suntingan teks, serta metode dinamis dalam ilmu paleografi untuk mengkaji bentuk aksaranya.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa terbitan diplomatik dan terbitan teks, .dengan perbaikan bacaan. Analisis terhadap bentuk aksara Ulu menghasilkan beberapa kesimpulan, sebagai berikut: (1) Aksara Ulu dalam naskah Serawai dan Pasemah kemungkinan diturunkan dari aksara Ulu Rejang; (2) Bentuk aksara dalam naskah A, B, dan C serupa, kemungkinan ditulis pada kurun waktu yang sama; (3) Bentuk aksara dalam naskah D merupakan bentuk aksara yang paling tua daripada bentuk aksara dalam naskah lain; (4) Bentuk aksara dalam naskah A, B, dan C kemungkinan diturunkan dari bentuk aksara Ulu dalam naskah D; (5) Bentuk aksara E dan F kemungkinan bukan diturunkan dari bentuk tulisan Ulu Rejang Jaspan, melainkan dari salah satu variannya.

This research is philological and paleographical study of six Ulu manuscripts of Serawai and Pasemah in Museum Negeri Bengkulu collection. The research objects are MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, and MNB 07.90 manuscripts. These six manuscripts are chosen because having clear script to be read and having meaning that can be understood by the researcher. It called A-F manuscript in its analysis.
There are two research objectives. First, presenting critical text of MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, and MNB 07.90 manuscripts in order to find out the critical text that its meaning can be understood. Second, analyzing the form of Ulu's script in MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, and MNB 07.90 manuscripts so that can be known the history of its script.
In order to reach the research objective, the researcher using diplomatic and critical edition in conducting critical text, and also using dynamic method in paleography in studying script form of the manuscript.
The research finding of this research is in the form of diplomatic publication and text publication with reading correction. The analysis of the script in the manuscripts yielding several conclusions: (1) There is possibility that the Ulu's script of Serawai and Pasemah manuscript is regenerated from Rejang Ulu's script; (2) The form of the script in A, B, and C manuscripts are same, it means that may be written in the same age; (3) The form of the script in D manuscript is the oldest than others; (4) The form of the script in A, B, and C manuscripts may be regenerated from the Ulu' s script in D manuscript; (5) The form of the script in E and F manuscripts may not be regenerated from Jaspan Rejang Ulu",'s, but coming from the one of its variant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Priscila Fitriasih
"Fath al-Rahman (W9 code as in the National Library) is a translation from Arabic to Malay language. It is the work of Zakariyya al-Ansari, who became the inspiration for the writing of Malay Sufi from the 17th century to the 19th century.
This research aims to analyze the von de Wall text kept at the National Library in Jakarta. The text was completed in 1280 H or in 1863 M in Tanjung Pinang, Riau.
This text discusses Sufism, which believes in maqamat, eternity, syariat, tarikat, and hakikat. This thesis argues that contain sufi, teachings to direct one's life towards eternity based on Koran and hadits.
The thesis compares Sufism in Fath al-Rahman to Kitab Patahulrahman. The result of the research shows some similarities and differences. The similarities lie on the discussion of the eternity issue referring to syar'i teaching. The difference is on the focus of the narrative. Fath al Rahman basically describes the way of shaping good morale and spiritual guidance based on syar'i teaching, while the text of Kitab Paturahman elaborates the universe creation based on the teaching of Ibn Arabi who followed falsafi teaching.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniarti Madyaratri
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Septiani
"Skripsi ini membahas unsur sejarah yang terkandung dalam naskah Syair Bintara Mahmud Setia Raja Blang Pidier Jajahan (SBMSRBPJ). Metode yang digunakan dalam menyunting teks adalah metode edisi kritis. Penelitian ini menggunakan pendekatan instrinsik pada tahap analisis isi. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan suntingan naskah SBMSRBPJ dan mendeskripsikan unsur sejarah yang terkandung dalam naskah tersebut.
Dalam naskah SBMSRBPJ, ditemukan adanya peristiwa sejarah mengenai Perang Aceh melawan Belanda yang terjadi pada tahun 1873?1942 di Aceh. Hal ini dibuktikan dengan unsur-unsur dalam naskah, yakni tokoh dan latar, yang dikenal dalam dunia nyata. Oleh karena itu, naskah SBMSRBPJ termasuk dalam sastra sejarah.

This thesis discuss about the history of the text on Syair Bintara Mahmud Setia Blang Pidier Jajahan (SBMSRBPJ). The method which is used in this text is critical edition method. Thisresearch used the intrinsic approach for analysis step. The purpose of this research is explaining the text of SBMSRBPJ and describing the history of its text.
From the text, the writer found the Aceh war with the Dutch in 1873-1942 at Aceh. It happened supporting with two aspects such as the characters and the setting. There, it is called as a history of literature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10818
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Anugrah Nugroho
"Kekayaan kesusastraan Jawa menghadirkan karya-karya sastra yang beragam jenis dan isi kandungannya. Salah satu kekayaan tersebut adalah cerita babad yang pada umumnya mengandung unsur sejarah. Naskah Cariyos Nagari Padhagêlan NR 242 yang menjadi objek penelitian, merupakan salah satu karya sastra Jawa yang digolongkan ke dalam cerita historis (CH). Penelitian filologi dilakukan guna menerbitkan edisi teks Cariyos Nagari Padhagêlan NR 242 dengan menggunakan metode edisi naskah tunggal. Adapun alih aksara dikerjakan dengan menggunakan edisi standar atau edisi kritis. Cerita pada teks Cariyos Nagari Padhagêlan NR 242 dibagi ke dalam 21 episode dan disertakan ikhtisar isi setiap pupuh. Hal yang menarik dari teks Cariyos Nagari Padhagêlan NR 242 adalah kekhasan nama tokoh, nama tempat, dan nama kerajaan yang menggunakan istilah dalam sastra dan musik Jawa: nama têmbang, nama gêndhing, instrumen gamêlan, dan tari-tarian. Di samping itu, terdapat pula beberapa hal yang terkait dengan peperangan dalam peristiwa perang antara Purwagendhing melawan Padhagêlan, seperti senjata-senjata dalam peperangan, peran perempuan dalam peperangan, tata strategi perang, dan perundingan perdamaian.

One of Javanese literature heritage named babad can be labeled as a historical literature. The object of this research, Cariyos Nagari Padhagêlan NR 242 manuscript is one of text that is being categorized as babad. In this research I applied philological steps to create a new edition of Cariyos Nagari Padhagelan NR 242. Furthermore, I used standard edition and critics edition as my transliteration methods for this manuscript. In this edition, the manuscript is being devided into 20 episodes with resumes of each pupuh attached. The interesting part from Cariyos Nagari Padhagelan NR 242 are the unique names of the character, the names of the location, and also the names of the Kingdom inside the story. It's unique because the name of tembang, gendhing, and also gamelan instrument is being used for the three names mentioned. Beside that, we can also find several thing that are related to Purwagendhing versus Padhagelan battle, such as war instruments that are being used in the battle, women's function in the battle, war strategy, and reconsiliation agreement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43034
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>