Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2001 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dahlan Iskan, 1951-
Surabaya: JP Books, 2008
920.71 DAH d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moskwita Ruswyanda Darmawan
1981
S14408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
C.I. Santosa
Jakarta : Presidium Komando Anti Komunis, 2000
959.803 SAN p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Djumhana
"ABSTRAK
Penelitian ini bertolak dari suatu fenomena kehidupan yang menimbulkan rasa ingin tahu yaitu adanya pribadi-pribadi dengan pengalaman musibah tertentu yang menimbulkan penderitaan berat berkepanjangan dan penghayatan diri tak bermakna, tetapi ternyata mereka mampu mengatasinya dengan baik dan berhasil pula mengembangkan kehidupan mereka secara normal dan bermakna. Bahkan musibah dan penderitaan itu mereka tanggapi sebagai suatu hikmah yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Ini merupakan keberhasilan memenangkan perjuangan hidup: Mengubah nasib buruk menjadi baik, dan mengubah penghayatan diri tak bermakna menjadi bermakna.
Fenomena ini sangat relevan untuk diteliti guna menemukan prinsip-prinsip yang ada di balik keberhasilan itu. Dan temuan mengenai prinsip-prinsip itu sangat penting tidak saja untuk memperluas wawasan dan teori psikologi, tetapi terutama untuk dapat diamalkan di lingkungan psikologi klinis dalam membantu mereka yang mengalami penderitaan serupa dan belum berhasil mengatasinya.
Pokok-pokok kajian teori:
Untuk menunjang penelitian dilakukan kajian teori mengenai:
Logoterapi dan pandangannya mengenai makna hidup Kualitas-kualitas insani (transendensi, humor dan ketawa, pengenalan dan pengembangan diri) dan pemanfaatannya dalam proses penemuan makna hidup Encounter sebagai ragam kebersamaan yang mengembangkan dan menunjang kehidupan bermakna Fenomenologi dan pendekatannya terhadap penderitaan.
Kajian-kajian teori tersebut menunjukkan adanya suatu proposisi teoretis, -yakni prinsip-prinsip yang secara teoretis mendasari masalah yang diteliti-, yang terdiri dari komponen-komponen dan proses yang menentukan keberhasilan pengubahan diri dari kondisi tak bermakna (meaningless) menjadi bermakna (meaningful).
Komponen-komponen keberhasilan yang dijabarkan dari kajian teori itu adalah:
Pemahaman diri (Self insight)
Makna hidup (The meaning of life)
Pengubahan sikap (Changing attitude)
Keikatan diri (Self commitment)
Kegiatan terarah (Directed activities)
Dukungan sosial (Social support).
Dijabarkan dari kajian teori, proses keberhasilan mengubah hidup tak bermakna menjadi bermakna terdiri dari urutan pengalaman dan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
Pengalaman tragic
Penghayatan tak bermakna
Pemahaman diri
Penemuan makna dan tujuan hidup
Pengubahan sikap
Keikatan diri
Pemenuhan makna hidup
Hidup yang bermakna kebahagiaan.
Rancangan penelitian:
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana terdapat kesesuaian, penambahan, pengurangan, atau pertentangan antara proposisi teoretis dengan pengalaman empirik para responden yang telah berhasil mengubah kondisi hidup dari tak bermakna menjadi bermakna.
Untuk itu disusun rancangan suatu penelitian dengan judul "Keberhasilan Pengembangan Hidup Bermakna: Studi kasus atas pada pribadi-pribadi dengan pengalaman tragik dengan menggunakan metode studi kasus tipe " Holistic & Multiple-case Design". Dalam penelitian ini data diperoleh melalui wawancara mendalam non-psikoanalisis terhadap para responden yang benar-benar memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Hasil penelitian:
Hasil temuan studi kasus menunjukkan kesesuaian dengan proposisi-teoretis mengenai komponen-komponen dan proses keberhasilan mengembangkan penghayatan hidup bermakna, bahkan ditemukan komponen-komponen baru lainnya yang melengkapi proposisi teori. Ini berarti ada suatu pola tertentu yang mendasari komponen dan proses keberhasilan itu.
Komponen yang ditemukan dalam studi ini adalah unsur-unsur psikososial yang secara potensial dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan mengembangkan kehidupan bermakna sejauh hal itu direalisasikan.
Komponen ini ternyata cukup banyak ragamnya, tetapi semuanya dapat dikategorikan dalam empat dimensi yaitu: dimensi personal, dimensi sosial, dimensi spiritual, dan dimensi nilai-nilai.
Adapun unsur-unsur yang merupakan komponen dimensi personal adalah: pemahaman diri, dan pengubahan sikap, sedangkan dimensi sosial mencakup: dukungan sosial, faktor pemicu kesadaran diri, dan model ideal pengarahan diri. Adapun dimensi nilai-nilai mencakup: pencarian makna hidup secara aktif-kontemplatif, penemuan makna hidup, keikatan diri terhadap makna hidup, kegiatan terarah pada tujuan, tantangan, dan keberhasilan memenuhi makna hidup. Dan komponen dimensi spiritual adalah keimanan sebagai dasar dari kehidupan beragama.
Unsur-unsur tersebut bila disimak dan direnungkan secara mendalam ternyata semuanya merupakan kehendak, kemampuan, sikap, sifat, dan tindakan khas insani yakni kualitas-kualitas yang dianggap terberi pada eksistensi manusia semata-mata.
Seperti halnya komponen keberhasilan, hasil temuan studi kasus yang menunjang dan meneguhkan proposisi-teoretis ini menunjukkan adanya pola tertentu pada dimensi proses. Ini berarti usaha seseorang yang berhasil mengubah penghayatan hidupnya yang tak bermakna menjadi bermakna ternyata melalui berbagai ragam kegiatan dan pengalaman unik yang secara keseluruhan seakan-akan ada polanya yaitu ada tahaptahap tertentu menuju ke arah penghayatan hidup bermakna.
Temuan studi kasus menunjukkan adanya tiga tahap pengalaman diantara bentangan kutub kondisi hidup tak bermakna (The meaningless life) dengan kutub kondisi hidup bermakna (The meaningful life), yang seakan-aakan menjembatani kedua kutub itu. Ketiga tahap pengalaman itu adalah:
Tahap penerimaan diri (The phase of self acceptance),
Tahap penemuan makna hidup (The phase of discovering meaning)
Tahap pemenuhan makna hidup (The phase of fulfilling meaning).
Selanjutnya penelitian ini menunjukan adanya bermacam-macam peristiwa, pengalaman, dan kegiatan yang dapat dikategorikan pada ketiga tahap pengalaman ini. Tahap penerimaan diri mengandung di dalamnya proses-proses: pemahaman diri, pengubahan sikap, dan faktor pemicu, sedangkan dalam tahap penemuan makna hidup ada pencarian aktif dan penemuan makna hidup. Dan setelah makna hidup ditemukan, kemudian dilanjutkan dengan upaya yang sadar dan terarah untuk memenuhinya berupa: keikatan diri (self commitment) terhadap makna hidup, melakukan kegiatan terarah pada tujuan hidup, dan harus menghadapi berbagai tantangan-tantangan, sebelum mencapai keberhasilan memenuhi makna hidup itu.
Kesimpulan:
Dengan merujuk kepada hasil-hasil temuan studi kasus yang menunjukkan bahwa komponen keberhasilan dan proses keberhasilan sama-sama memiliki pola tertentu dan sama-sama pula meneguhkan proposisi-teoretis, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai pola keberhasilan mengembangkan penghayatan hidup bermakna:
Keberhasilan mengembangkan penghayatan hidup bermakna dilakukan dengan jalan menyadari dan mengaktualisasikan potensi- potensi kualitas-kualitas insani yang diarahkan pada pemenuhan makna hidup.
Komponen keberhasilan dalam mengembangkan penghayatan hidup bermakna berupa kualitas-kualitas insani yang bersumber pada dimensi ragawi, dimensi personal, dimensi sosial, dimensi spiritual, dan dimensi nilai-nilai sebagai kesatuan dimensional eksistensi manusia.
Proses keberhasilan mengembangkan penghayatan hidup bermakna merupakan aktualisasi dari potensi kualitas-kualitas insani melalui berbagai kegiatan yang terarah pada pemenuhan makna hidup.
Komponen keberhasilan dan proses keberhasilan merupakan kesatuan yang saling menunjang satu dengan lainnya dalam pengembangan diri pada umumnya, dan pengembangan penghayatan hidup bermakna pada khususnya.
Proses mengembangkan penghayatan hidup tak bermakna (meaningless) menjadi bermakna (meaningful) menjalani tiga tahap pengalaman, yaitu: tahap penerimaan diri, tahap penemuan makna hidup, dan tahap pemenuhan makna hidup.
Dukungan sosial, -yakni hadirnya pribadi-pribadi lain yang akrab dan dikasihi-, dan rasa keimanan berfungsi hampir pada seluruh tahap proses pengembangan hidup bermakna, terutama pada waktu seseorang ada dalam tahap penderitaan, yaitu saat-saat mengalami peristiwa tragis dan menghayati hidup tak bermakna serta pada waktu menghadapi tantangan-tantangan dalam memenuhi makna hidup.
Pada akhimya intisari dari keenam basil temuan tersebut dapat dirumuskan secara singkat sebagai berikut:
Keberhasilan mengembangkan hidup bermakna dicapai dengan mengaktualisasikan secara sadar potensi-potensi dan kualitas pribadi dengan pengarahan kepada pemenuhan makna hidup. Proses ini akan lebih efektif bila berlangsung dalam relasi sosial yang supportif Lebih-lebih lagi bila dilandasi dengan keimanan mendalam.
Perlu dijelaskan bahwa sekalipun ditemukan adanya semacam pola, komponen, dan tahap-tahap dalam proses keberhasilan mengubah penghayatan hidup tak bermakna menjadi bermakna, tetapi keunikan pribadi dalam memilih komponen dan menjalani proses keberhasilan itu tetap diakui dan diutamakan.
Implikasi
Hasil penelitian mengenai keberhasilan mengubah penghayatan hidup tak bermakna menjadi bermakna dapat diterapkan sekurang- kurangnya untuk dana kegiatan psikologi klinis, yakni Konseling Individual dan Latihan Pengembangan Pribadi bagi mereka yang menghayati diri tak bermakna setelah mengalami musibah tertentu sebelumnya.
Konseling individual bagi mereka yang menghayati hidup takbermakna tujuannya selain untuk menguasai cara-cara mengatasi sendiri gejala-gejalanya, juga terutama untuk membantu lebih menyadari sumber-sumber makna hidup yang ada di sekitar mereka sendiri, lalu menentukan pilihan secara bebas, kemudian memenuhinya.
Selain itu temuan dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pelatihan pengembangan pribadi dengan jalan lebih menyadari nilai-nilai yang menjadi sumber makna hidup dan menentukan secara bebas hal-hal yang bermakna baginya. Dalam hal ini unsur-unsur dinamika kelompok seperti: dukungan kelompok (group support), ungkapan diri (self disclosure), umpan balik (feedback), dan kesediaan berbagi pengalyman (sharing), serta suasana akrab (encounter) merupakan sarana efektif dalam proses penemuan dan pengembangan makna hidup melalui pelatihan dalam kelompok."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerani Poerwadi
"Penelitian ini berawal dari pemikiran bahwa berdasarkan data BPS jumlah pekerja wanita tercatat ± 11,5 juta pada tahun 1971, tahun 1990 bergerak naik menjadi ± 25,9 juta dan tahun 1993 jumlah pekerja wanita meningkat mencapai ± 30,5 juta. Begitu pula jumlah manajer wanitanya meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 1990. Fakta ini menggambarkan bahwa wanita di Indonesia yang duduk dalam kepemimpinan di sektor publik adalah suatu kenyataan. Namun, sekalipun jumlah tenaga kerja wanita dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari segi jumlah, mereka tetap saja tidak diperhitungkan sebagai 'human capital investment' yang tinggi, kesempatan untuk berperan dalam posisi manajerial tetap terbatas.
Keterbatasan ini sering dibahas dari sudut stereotipi saja, sehingga yang menjadi titik beratnya cenderung ciri-ciri pribadi saja. Padahal bila membahas masalah bekerja, pengaruh-pengaruh di luar diri si pekerja tersebut seharusnya ikut dibahas pula.
Melalui penelitian ini dikaji faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan karir ke tingkat manajerial meialui promosi dan hubungannya dengan faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu seperti: lingkungan kerja, lingkungan rumah, pengalaman kerja sebelumnya, sosialisasi masa kecil dan faktor yang berasal dari individu itu sendiri, yaitu: ciri-ciri pribadi.
Berdasarkan kajian teori psikologi wanita yang dipadu dengan sudut pandang teori-teori manajemen sumber daya manusia, diajukan sepuluh hipotesis untuk diuji kebenarannya. Penelitian ini dilakukan tidak hanya pada pekerja wanita saja, tetapi juga pada pekerja pria tingkat manajerial dan non menajerial agar dapat diperoleh masukan yang lebih kaya. Subyek penelitian diambil dari perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara, yaltu PT Wijaya Karya dan PT Pembangunan Perumahan.
Hasil penelitian yang menggunakan teknik analisis regresi berganda dan uji - T, menunjukkan bahwa baik dalam kenaikan jabatan tingkat manajerial maupun promosi dalam tingkat manajerial, kelima variabel independen dan jenis kelamin memberikan sumbangan yang berarti. Dalam kenaikan jabatan tingkat manajerial terlihat bahwa pengaruh lingkungan kerja berbeda antara pria dan wanita. Didukung oleh hasil perbandingan melalui uji -T diperoleh pula bahwa pekerja pria tetap mendapat kesempatan yang lebih banyak dibanding dengan pekerja wanita. Didukung pula oleh analisa item-item kualitatif ternyata kesempatan-kesempatan yang lebih tinggi lebih banyak diperoleh pekerja pria dibanding wanita. Sehingga dengan perkataan lain adanya diskriminasi antara pria dan wanita masih terlihat.
Untuk promosi dalam tingkat manajerial, variabel lingkungan rumah yang memberi pengaruh berbeda antara pria dan wanita. Untuk pria lingkungan rumah mempunyai dampak negatif terhadap promosi dalam tingkat manajerial, sedangkan untuk wanita berdampak positif. Hasil analisis kesempatan untuk promosi ke tingkat manajerial dan besaran peningkatan dalam tingkat manajerial keduanya memberikan hasil yang tidak signlfikan.
Berdasarkan ternuan penelitian ini diajukan saran agar perusahaan tidak perlu ragu untuk mengembangkan lingkungan kerja sebagai upaya pengembangan karir sumber daya manusia sumber daya manusianya, suatu analisis kebutuhan pelatihan bagi pekerja perlu disiapkan sehingga perusahaan tidak perlu ragu untuk mengembangkan pekerja-pekerja wanitanya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam skala yang lebih besar, subyek penelitian dan jenis perusahaan yang lebih bervariasi dengan menggunakan metode pengumpulan data secara lebih terpadu. Selanjutnya hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk menyusun strategi peningkatan pekerja-pekerjanya sehingga tidak ada pembatasan-pembatasan bagi pekerja wanita. Untuk itu pula perlu diikuti dengan perubahan kelembagaan sosial budaya lain yang memiliki potensi mendukung. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketika dunia memasuki milenium baru, tahun 2002, entah kenapa itu juga menjadi sebuah era yang baru bagi babak kehidupan saya sebagai lesbian. Pada tahu itulah saya mulai bersinggungan dengan media mainstream dalam format yang berbeda yaitu diminta sebagai narasumber lesbian....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hanafi
Lile-France : Edition Montblanc , 1998
959.803 7 HAN a (2);959.803 7 HAN a (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Yayasan Tunas Bangsa, 1987
342.083 GAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Marcella
"Skripsi ini berangkat dari banyaknya jumlah kasus kecelakaan lalu lintas jalan dalam setahun di Indonesia. Dari banyaknya kasus tersebut, hanya sedikit yang mengajukan gugatan tuntutan ganti kerugian secara perdata. Hal ini menyebabkan kurang berkembangnya hukum mengenai cedera pribadi di Indonesia. Jenis kerugian yang dapat dimintakan ganti rugi di Indonesia pun tidak pernah dituliskan secara jelas di dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Oleh karena itu kita perlu melakukan pembelajaran mengenai pengaturan tuntutan ganti kerugian dalam gugatan cedera pribadi (personal injury) pada kecelakaan lalu lintas di Inggris sebagai induk dari negara dengan sistem hukum common law. Dalam gugatan personal injury di Inggris dapat ditemukan pemikiran yang matang mengenai prinsip penggantian kerugian tersebut serta jenis-jenis kerugian yang dapat dimintakan dalam penggantian kerugian tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Indonesia perlu membuat pengaturan yang lebih rinci mengenai penggantian kerugian dalam perkara cedera pribadi dalam kecelakaan lalu lintas.

This thesis departs from the large number of road traffic accidents in a year in Indonesia. Of the many cases, only a few have filed claims for civil compensation. This has led to a lack of legal development regarding personal injury in Indonesia. The type of loss that can be requested for compensation in Indonesia has never been written clearly in the laws and regulations in Indonesia. Therefore we need to learn about regulating compensation claims in personal injury in traffic accidents in the United Kingdom as the origin of a country with a common law legal system. In personal injury claims in the UK, careful thought can be found regarding the principle of compensation and the types of losses that can be requested in the compensation. The result of this study is that Indonesia needs to make more detailed arrangements regarding compensation for personal injury cases in traffic accidents.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>