Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 385 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brown, Dan
"Summary:
A rare object has been found deep in the ice at the Arctic Circle. And Rachel Sexton is called to verify this game-changing discovery. But evidence of tampering at the site changes everything. Fleeing for her life, Rachel's only hope of survival is to find answers. But the truth is the most shocking deception of all"
Yogyakarta: Bentang, 2017
813 BRO d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Dan
"Nama Dan Brown kadung identik dengan ?Da Vinci Code? dan ?Malaikat dan Iblis?, yang keduanya sangat sukses ?mengguncang? sebagian iman umat Kristen. Tapi karyanya yang satu ini jauh berbeda, bahkan tidak ada kaitannya sama sekali dengan urusan keimanan. Menurut saya, disinilah hebatnya Dan Brown ini. Kepintarannya meramu seni dan teologi, ilmu pengetahuan dan sejarah, selalu membuat pembaca tak pernah bosan dengan kejutan-kejutannya.
Deception Point berkisah tentang penemuan kehidupan luar angkasa oleh NASA, yang ternyata adalah rekayasa. Penemuan palsu. Masalahnya pada saat yang bersamaan, masyarakat Amerika juga sedang gencar-gencarnya menyoroti kinerja NASA yang dianggap hanya menghambur-hamburkan uang rakyat. Anggaran untuk NASA memang luar biasa gede, sementara hasil temuannya selama ini dianggap tidak ada yang ?istimewa?.
Persoalan ini segera menjadi isu penting yang diangkat oleh Senator Sedgewick Sexton, rival utama Presiden AS, Zachary Herney, dalam kampanye pemilihan Presiden AS. Zach Herney memang mencalonkan diri kembali, sedangkan Sexton adalah senator yang sangat berambisi untuk menduduki Gedung Putih.
Sebagaimana lazimnya dunia perpolitikan, para kandidat berusaha mencari celah untuk menjatuhkan lawan, maka Sexton terus menerus menyoroti NASA. Tim sukses Zach Herney pun tak kalah strategi. Mereka berjuang keras menyelamatkan wajah pemerintah dengan memenangkan kembali pemilihan. Kegigihan ini juga dilatarbelakangi kekuatiran bahwa jika Sexton menjadi Presiden AS, maka NASA akan ?dijual? ke swasta. Dan jika NASA dikuasai swasta, pastilah unsur bisnisnya yang akan difokuskan, bukan penemuan ilmiah.
Pucuk dicinta ulam tiba. Di tengah-tengah kekalutan pemerintah menghadapi gempuran Sexton, seorang peneliti Kanada menemukan meteorit. Penemuan ini sungguh di luar dugaan. Masalahnya, kenapa bukan NASA yang menemukan? Maka harus ada dong yang dikorbankan. Peneliti tersebut dilenyapkan, dan NASA mengklaim meteorit itu adalah temuan NASA. Konyolnya, meteorit itupun ternyata palsu.
Tapi bicara tentang NASA pastilah bicara tentang gedung putih, pertarungan politik di AS dan intrik-intrik khas film Hollywood. Bagi penggemar sains, novel ini mungkin asik untuk dibaca karena banyak mengulas soal fosil-fosil dan unsur-unsur kimia benda-benda purbakala.
Inilah novel dimana saya menghabiskan waktu paling lama untuk membacanya. Hampir satu bulan. Selain karena tebalnya 630 halaman, bacanya juga harus nyuri-nyuri waktu *menjelang tidur saja*. Ah! Itu mah ngeles?:)
Alasan utamanya sebetulnya, ?materi? novel ini memang berat?bagi saya lho. Maklum, walau dulu mengambil jurusan IPA waktu SMA, saya paling benci pelajaran Kimia. Sementara novel ini banyak berkisah soal unsur-unsur kimia bebatuan dan fosil-fosil. Tidak seperti biasanya, kali ini saya lebih memilih menonton filmnya (jika ada) daripada harus mencerna pelajaran sains yang diberikan Brown ?..:))
Tapi minat saya terhadap intrik-intrik politik dan dunia kekuasaan terpuaskan dengan membaca novel ini. Banyak lembaga yang disebutkan di novel ini memang benar keberadaannya, seperti Delta Force, National Reconnaissance Office, Space Frontier Foundation.
Satu lagi, jika mau difilmkan, sutradaranya tidak perlu bekerja keras untuk menciptakan setiap adegan, karena Brown membuatnya sangat jelas, dan rinci. Aku pikir, novel ini siap banget jadi skenario.
Dan Brown memang jago meramu semua literatur yang diperolehnya menjadi suatu novel yang menegangkan. Tapi tak usah heran, konon dia banyak dibantu oleh istrinya, Blythe *she is an art history buff and painter*. Pantesan?.:)
------------------------------
Risensi oleh: Kalarensi Naibaho
"
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006
813 BRO d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beech, Martin
"The ability is see is fundamental to our very existence. How true our perceptions really are depends upon many factors, and not least is our understanding of what light is and how it interacts with matter. It was said that the camera, the icon of light recording instruments, never lies, and in the day of the glass plate and celluloid roll-film this might well have been true. But in this modern era, with electronic cameras and computer software, it is often safe to assume that the camera always lies. The advertising images that bombard our every waking moment are manipulated in shape, profile, color, and form. In this new era, light can be manipulated with metamaterials to make one object look like another or even cause that objects to vanish, literally before our eyes, not only can the image we see be manipulated, but so can the light itself."
New York: Springer, 2012
e20421113
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Esensi, 2007
658.409 2 LEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Elbaradei, Mohamed
"The author gives us his account from the centre of the nuclear fray. Readers will sit at the dinner table with Iraqi officials in Baghdad, listening as they bleakly predict the coming war. They will eavesdrop on the exchanges between UN inspectors and U.S. officials observing the behind-the-scenes formulation of an approach to foreign policy and diplomacy that would come to characterise the Bush administration. We gain a feel for the difficulty of the IAEA inspectors' struggle to maintain objectivity when trust has been broken, or when the press - or governments - are playing fast and loose with the fac"
London : Bloomsbury, 2011
327.1 ELB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 2012
658.478 REV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Colfer, Eoin
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018
823 COL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bal, Micke
Amsterdam: Amsterdam University Press, 1994
BLD 914.9 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Swasono Hadi
"ABSTRAK
Self deception adalah suatu konsep dengan banyak
definisi. Dalam penelitian ini sendiri penggunaan istilah
Self deception mengacu kepada penjelasan Goleman (1997) yaitu
suatu keadaan tidak disadarinya keberadaan informasi negatif
pemicu kecemasan, baik sebagian atau seluruhnya, sebagai
akibat bekerjanya mekanisme pengalihan perhatian atau
mekanisme penyimpangan ingatan yang dilakukan oleh skemaskema
di luar kesadaran.
Sementara itu, salah satu perkembangan menonjol yang
terjadi dewasa ini adalah semakin meningkatnya peran media
massa dalam kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan
tersebut tidak bisa dihindari bahwa berita-berita yang
disampaikan media massa turut pula menimbulkan efek perasaan
negatif dalam kalangan masyarakat. Hal ini bukan hanya
disebabkan karena adanya faktor penilaian subyektif masingmasing
anggota masyarakat tetapi juga unsur keberpihakan
dalam diri media massa itu sendiri.
Mencermati hal tersebut peneliti melihat ada
kemungkinan keterkaitan antara pemberitaan media massa dengan
proses self deception, di mana berita-berita yang disajikan
media massa berpotensi menimbulkan kecemasan pada masyarakat
sehingga dapat menjadi faktor pendorong terjadinya proses
self deception. Untuk meneliti kemungkinan hubungan tersebut,
sekaligus dalam upaya untuk lebih memahami proses self
deception, maka peneliti melakukan eksperimen secara
randomized two group.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah secara
insidental. Subyek penelitian diambil dari kelompok Forum
Studi Orientasi Islam (Forsis). Dengan pertimbangan
kemudahan, penelitian ini dikhususkan kepada berita dalam
bentuk tertulis atau berita media cetak. Prosedur yang
dilakukan adalah memberikan berita netral kepada kelompok
kontrol dan berita negatif kepada kelompok eksperimen,
kemudian meminta mereka me-recall kata-kata tertentu yang
diminta. Walau kedua bacaan tersebut berbeda isi dan
konteksnya, namun kata-kata yang harus di-recall sama persis
untuk kedua kelompok. Faktor agama menjadi dasar interpretasi
berita, dimana berita negatif merupakan berita
memojokkan agama yang dianut subyek penelitian (kelompok
eksperimen). Hipotesa alternatif penelitian ini adalah bahwa
kelompok eksperimen yang menerima berita negatif hasil recall-nya akan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang menerima berita netral. Jika hal itu terbukti,
maka defisit dalam ingatan kelompok eksperimen
mengindikasikan kemungkinan terjadinya proses self deception.
Hasil analisa kuantitatif penelitian ini menunjukkan
bahwa hipotesa alternatif ditolak, yang berarti tidak ada
perbedaan bermakna antara hasil recall kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen. Walau demikian hasil analisa
kualitatif menunjukkan terjadi penyimpangan dalam sejumlah
recall kelompok ekseprimen, dimana sebagian kecil di
antaranya memenuhi kriteria sebagai proses sel f deception.
Melalui penelitian ini juga diperoleh beberapa hasil
sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut mengenai masalah self
deception, yaitu: 1. Pemberian informasi negatif yang terkait
langsung dengan subyek penelitian kemungkinan akan berpotensi
lebih besar memicu terjadinya proses self deception.
2. Kredibilitas sumber informasi hendaknya mendapat
perhatian, karena informasi negatif yang berasal dari sumber
yang kredibel dan memiliki data penunjang yang kuat akan
lebih mudah menimbulkan kecemasan. Hal ini penting karena
dalam teori Goleman kecemasan merupakan intervening faktor
dalam menimbulkan self deception. 3. Kesempatan untuk
mengalihkan perhatian nampaknya merupakan faktor pendukung
bagi terjadinya self deception, karena hal tersebut akan
menghambat informasi negatif untuk disadari. 4. Adanya
perbedaan individual para subyek penelitian dalam menyikapi
informasi negatif menunjukkan kemungkinan adanya secondary
variabel yang berpengaruh terhadap proses self deception,
seperti mungkin faktor rentang perhatian, usia atau tingkat
kecemasan. Untuk itu diperlukan studi lanjutan yang bertujuan
mengidentifikasi karakteristik individual yang dapat
mempengaruhi self deception tersebut. Pengidentifikasian
secondary variabel tersebut juga akan berguna dalam
menerapkan prosedur kontrol penelitian yang lebih ketat.
Untuk meningkatkan validitas pengukuran hal lain yang dapat
dilakukan adalah menambah jumlah sampel, hal ini selain akan
meningkatkan kemampuan generalisasi penelitian juga akan
mempertinggi nilai t. 5. Dengan memperhatikan sejumlah saran
yang telah diberikan hendaknya dapat dibuat alat ukur baku
atau standar baku untuk mengukur self deception."
2003
S3217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>