Ditemukan 13986 dokumen yang sesuai dengan query
Greenwald, Glenn
"Summary
"Investigative reporter for The Guardian and bestselling author Glenn Greenwald, provides an in-depth look into the NSA scandal that has triggered a national debate over national security and information privacy. With further revelations from documents entrusted to Glenn Greenwald by Edward Snowden himself, this book explores the extraordinary cooperation between private industry and the NSA, and the far-reaching consequences of the government's surveillance program, both domestically and abroad" -- $c from publisher's Web site."
Yogyakarta: Bentang, 2016
652.8 GRE n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
JMB 3:1(2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
JMB 3:1(2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Muhammad Adinegoro Natsir
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas problem panoptisisme oleh pemerintah yang terjadi di dalam internet. Penulis menggunakan pendekatan Foucauldian dalam melihat kasus Edward Snowden yang membocorkan program panoptik dari NSA. Konsekuensi dari pengawasan ini adalah hilangnya privasi bagi pengguna internet dan mengakibatkan tidak adanya kebebasan untuk bisa menggunakan internet. Masyarakat telah masuk ke dalam sebuah penjara imajiner di mana mereka saling mengawasi dan saling ketakutan karena merasa diawasi.
ABSTRACTThis research is focused on problem of panopticism by the government in internet. Writer use a Foucauldian approach to examine the Edward Snowden case who leaked the NSA top secret document to the journalist. The consequences of this surveillance is the loss of personal privacy for the internet user and also there is no such thing as freedom in internet if we always been watched. The society now have step to imaginary prison, where they were watching each other and feel insecure by the constant surveillance. "
2017
S70092
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Danang Budiawan
"Demokrasi liberal belakangan dianggap mampu untuk menyelesaikan pelbagai permasalahan yang timbul pada abad belakangan. Berbagai kemajuan tidak semata bersandar pada ekonomi melainkan juga dalam budaya dan kehidupan sosial manusia modern. Namun demokrasi liberal tidak selamanya tanpa cela. Ketika segalanya nyaris sempurna ternyata demokrasi meninggalkan noda dalam diri antagonisme yang ditelantarkan di ujung jalan. ANtagonisme sendiri secara ringkas dapat dikatakan merupakan dasar dari segala sesuatu. Perbedaan yang dimaknai sebagai pertentangan merupakan kondisi hakiki. Pertentangan tidak semua nyata benturan-benturan fisik melainkan juga kepentingan-kepentingan yang semakin kompleks dan melebar. Melemahnya antagonisme dalam demokrasi liberal, menyimpan kemungkinan akan bangkitnya yang totaliter dalam diri demokrasi liberal. Hal tersebut dapat terjadi karena totaliter bukan berarti pasti meniadakan kebebasan, tetapi bagaimana jika kebebasan malah dimaknai secara berlebih-lebihan serta dianggap yang paling mulia? Walaupun dapat dikatakan jauh panggang dari api terhadap kemungkinan tersebut dapat terjadi, tetapi demokrasi liberal tidak dapat menutup mata atas kemungkinan tersebut. Demokrasi menempatkan ruang kosong yang menyimpan kondisi untuk terus-menerus diisi. Tidak ada yang menetap pasti sehingga jawaban bagi kemungkinan tersebut adalah mengembalikan dan menjadikan antagonisme sebagai cawan demokrasi liberal"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16164
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Akhmad Zaroq Cahyo Bawono
"Kustomisasi massal adalah sistem manufaktur yang fleksibel dan sangat responsif yang mampu menghasilkan berbagai variasi produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, sistem kustomisasi massal memungkinkan pemenuhan berbagai permintaan pelanggan yang beragam dengan biaya produksi rendah. Namun, dalam aplikasinya berbagai gangguan terjadi dalam proses kustomisasi massal. Kondisi ini sebagian besar menyebabkan bullwhip effect pada proses lain, seperti penundaan pengiriman, beban kerja personel yang tinggi, dan inventaris work-in-progress (WIP) yang tinggi. Tesis ini menyajikan sistem sistem manufacturing execution system berbasis cloud (Cloud-MES) sebagai solusi permasalahan pada sistem kustomisasi massal. Solusi yang ditawarkan oleh sistem Cloud-MES menjadi lebih menarik karena mendukung integrasi aset dan kondisi manufaktur secara menyuluruh, dan kemudian dapat membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih baik dan lebih mudah, sehingga keputusan yang tepat dapat diambil, dan diterapkan untuk mengatasi dan juga mencegah berbagai gangguan yang terjadi saat mengimplementasikan sistem kustomisasi massal.
Mass customization is a flexible and highly responsive manufacturing system that produces a variety of customized products, the mass customization system allows a wide variety of customer demands at low production costs. However, in the application of mass customization, various interruptions occurred in the production process. This condition caused a bullwhip effect, such as delivery delays, high-level personnel work load, and work-in-progress (WIP) inventory. This thesis presents a cloud-based manufacturing execution system (Cloud-MES) as a solution to the mass customization system. The solution offered by the Cloud-MES system becomes more attractive because it supports the overall integration of assets and manufacturing conditions, as long as it is connected to the Cloud-MES system, and then it can make the decision-making process better and easier, so that the right decisions can be made, and implemented to overcome and also prevent various disruptions that occur when implementing a mass customization system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Harding, Luke, 1968-
"The story of Edward Snowden and his shocking surveillance revelations. Edward Snowden was a 29-year-old computer genius working for the National Security Agency when he shocked the world by exposing the near-universal mass surveillance programs of the United States government. His whistleblowing has shaken the leaders of nations worldwide, and generated a passionate public debate on the dangers of global monitoring and the threat to individual privacy. In a tour de force of investigative journalism that reads like a spy novel, award-winning Guardian reporter Luke Harding tells Snowden's astonishing story--from the day he left his glamorous girlfriend in Honolulu carrying a hard drive full of secrets, to the weeks of his secret-spilling in Hong Kong, to his battle for asylum and his exile in Moscow. For the first time, Harding brings together the many sources and strands of the story--touching on everything from concerns about domestic spying to the complicity of the tech sector--while also placing us in the room with Edward Snowden himself. The result is a gripping insider narrative--and a necessary and timely account of what is at stake for all of us in the new digital age."
London : Guardian, 2016
327.127 HAR s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Agung Sigit Santoso
"Fenomena 'penghakiman massal', sebagai tindakan pengeroyokan yang dilakukan sebagian warga masyarakat terhadap penjahat mulai marak sejak awal tahun 1999-an. Fenomena itu dengan sendirinya mengundang banyak perhatian dan memunculkan berbagai opini dari berbagai pihak yang berkepentingan. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T7630
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nur Iman Subono
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
MK-Pdf
UI - Publikasi Universitas Indonesia Library
Pranowo Tri Adhianto
"Ketika Snowden menyadari melalui awal yang tidak jelas bahwa pemerintah AS sedang memata-matai beberapa warga, ia memutuskan untuk melakukan investigasi atas masalah tersebut. Ia dipekerjakan oleh pemerintah, dengan maksud utama menemukan sumber informasi ini. Saat bekerja, ia mampu menemukan data yang dicatat dan disimpan. Informasi ini menunjukkan bahwa pemerintah sudah mengumpulkan informasi pada percakapan pribadi antara warga negara AS dan warga non AS. Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan. Snowden mengungkapkan informasi ini kepada publik, yang merupakan pelanggaran terhadap undang-undang negara. Hal itu tidak dapat diterima untuk mengungkapkan setiap rahasia pemerintah kepada publik. Ia dituduh mengungkapkan rahasia pemerintah kepada publik. Karena Snowden hanya membeberkan informasi umum tentang keburukan pemerintah, hal ini bukanlah kejahatan. Orang-orang mulai melawan pemerintah. Untuk alasan ini, pemerintah menyayangkan apa yang Snowden lakukan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa yang Snowden lakukan buruk. Ia hanya ingin menolong rekan sebangsanya dengan membuat mereka sadar bahwa Pemerintah telah melanggar hak mereka dengan menginvestigasi tindakan pribadi mereka.
When Snowden realized through unknown initial means that the US government was spying on some citizens, he decided to conduct an investigation on the matter. He got employed by the government, with the major intention of discovering the real source of this information. While working in the office, he was able to find the data that had been recorded and stored. This information showed that the government had been collecting information on personal conversations between US citizens and non US citizens. This is a violation of human rights and freedoms. Snowden revealed this information to the public, which was a violation of the state laws. It was not acceptable at all to reveal any government secret to the public. He was accused of revealing government secrets to the public. Since Snowden only informed the public of the government ills, this was no crime. The people started fighting against the government. For this reason, the government is saddened by whatever Snowden did. We cannot say that Snowden did anything wrong. He only wanted to assist his fellow countrymen by making them realize that the government had violated their rights by investigating their private actions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library