Ditemukan 64055 dokumen yang sesuai dengan query
Belly Hardi Lawira
"Material bekas dapat menjadi bahan alternatif sebagai material membangun rumah. Namun, keterlibatannya belum tentu disetujui atau disukai semua kalangan masyarakat. Skripsi ini saya tulis untuk mengenalkan keterlibatan material bekas dalam rumah: penanganan desain dengan material bekas agar dapat menjadi indah dan optimal, menelusuri sejauh mana material bekas ini dapat terlibat dalam rumah, dan dampaknya terhadap pemilik rumah. Rumah yang dijadikan model studi kasus adalah Rumah Puzzle, rumah yang didesain oleh Arsitek Yu Sing, dengan melibatkan banyak material bekas.
Reclaimed materials can become an alternative in building a house. However, the involvement of this kind material has not been approved or preferred by all societies. I wrote this thesis to introduce the involvement of reclaimed materials at home: design effort for reclaimed material to show its beauty and its best; exploring how far the materials can be involved in a house; and its impact on homeowners. I choose “Rumah Puzzle” as my case study model. The house was designed by architect Yu Sing, involving a lot of reclaimed materials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S67892
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Belly Hardi Lawira
"Material bekas dapat menjadi bahan alternatif sebagai material membangun rumah. Namun, keterlibatannya belum tentu disetujui atau disukai semua kalangan masyarakat. Skripsi ini saya tulis untuk mengenalkan keterlibatan material bekas dalam rumah: penanganan desain dengan material bekas agar dapat menjadi indah dan optimal, menelusuri sejauh mana material bekas ini dapat terlibat dalam rumah, dan dampaknya terhadap pemilik rumah. Rumah yang dijadikan model studi kasus adalah Rumah Puzzle, rumah yang didesain oleh Arsitek Yu Sing, dengan melibatkan banyak material bekas.
Reclaimed materials can become an alternative in building a house. However, the involvement of this kind material has not been approved or preferred by all societies. I wrote this thesis to introduce the involvement of reclaimed materials at home design effort for reclaimed material to show its beauty and its best exploring how far the materials can be involved in a house and its impact on homeowners. I choose ldquo Rumah Puzzle rdquo as my case study model. The house was designed by architect Yu Sing, involving a lot of reclaimed materials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hanggoro Purwohananto
"Sebuah bangunan merepresentasikan dirinya melalui tampilan visual. Secara visual tampilan bangunan tak hanya dilihat dari bentuk saja, namun juga melalui permukaan bangunan terkait. Permukaan dipandang sebagai bagian yang memberikan ekspresi dalam memperlihatkan karakter dan identitas suatu bangunan, sehingga persepsi visual manusia terhadap bangunan akan terbentuk melalui permukaan. Kualitas permukaan suatu bangunan ditentukan oleh kualitas dari material pembangun, sehingga dapat dikatakan bahwa permukaan merupakan representasi dari material. Skripsi ini ditulis bertujuan untuk mengkaji bagaimana permukaan dapat menciptakan kualitas arsitektur, dan bagaimana material dapat menciptakan kualitas permukaan. Dari kajian teori serta studi preseden yang saya lakukan terlihat bahwa permukaan sangat berkaitan dengan sensori manusia, sensory design, dan material. Permukaan akan menstimulasi sensori manusia dalam mempersepsikan arsitektur melalui unsur-unsur sensory design. Persepsi yang diciptakan oleh permukaan, akan sangat dipengaruhi oleh material dari permukaan itu sendiri. Karena suatu material tertentu akan menciptakan kualitas permukaan yang spesifik, dan akan mempengaruhi manusia dalam mempersepsikan suatu bangunan.
A building represents itself through its visual appearance. However, appearance of a building not only represents its form, but also the surface. Surface is seen as a part which provides an expression in showing the character and identity of a building, so that the visual perception of the building will be formed through the surface. The surface quality of a building is determined by the quality of the building material, so it can be said that the surface is a representation of the material. This thesis is written to examine how surfaces can create architectural quality, and how materials can create surface quality. From the theoretical studies and the precedent studies, the surface is closely related to human sensory, sensory design, and materials. The surface will stimulate the human sensory in perceiving the architecture through the elements of sensory design. The perception created by the surface, will be greatly influenced by the material from the surface itself. Because a certain material will create a specific surface quality, and will affect humans in perceiving a building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67031
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maria Brigitta Vimala Dewi
"Seiring dengan perkembangan zaman dimana kebutuhan manusia semakin meningkat dan semakin kompleks, teknologi merambat ke semua bidang ilmu pengetahuan, termasuk arsitektur. Ironisnya, kemajuan teknologi justru seperti menarik manusia menjadi semakin jauh dari alam, seperti apa yang terjadi pada masa Revolusi Industri, dimana semua terlihat sama dan diproduksi secara massal, semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia tidak lagi memikirkan cara agar dapat hidup harmonis dengan alam seperti yang dilakukan oleh para leluhur mereka dahulu. Arsitektur dapat menjadi salah satu wadah yang memfasilitasi manusia agar dapat kembali dekat dengan alam, yang seringkali dilakukan oleh para arsitek dengan cara mengambil bentuk atau material yang ada di alam. Inilah asal mula munculnya gagasan tentang arsitektur organik. Terdapat berbagai unsur yang dapat membuat arsitektur disebut sebagai arsitektur organik, dimana unsur yang dominan adalah bentuk dan material yang organik. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pergeseran dominansi unsur dalam arsitektur organik.
Throughout the progress of time where human needs are increasing and becoming more complex, technology propagates all field of knowledge, including architecture. Ironically, technological development seems to pull humans further from nature, just like what happened during the Industrial Revolution, which all objects looked the same and were mass produced, for the sole purpose of fulfilling human needs. People have no longer thought about ways to live in harmony with nature as their ancestors did. Architecture can become the vessel that facilitates people to return to nature, by taking the form of objects that are found in nature or using materials that are also found in nature. This is how the idea of organic architecture originated. There are various elements that can make an architecture to be referred as organic architecture, where the dominant elements are organic form and organic material. However, throughtout the progress of time, there is a shift in elemental dominance in organic architecture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67832
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Pelawi, Anastasia Deby Sita
"Gaya arsitektur modern telah membawa perspektif baru terhadap bahan bangunan. Bahan-bahan hasil industri adalah solusi untuk kebingungan gaya arstitektur setelah perang dunia, dengan menciptakan perspektif seni baru melalui bentuk-bentuk sederhana dan bahan konstruksi yang ditampakkan. Metode ini dipandang sebagai cara obyektif untuk merancang arsitektur, dengan kesuluruhan desain yang berdasarkan pada tujuan yang perlu diakomodasi. Dengan arsitektur modern menggunakan bahan konstruksi yang tidak ditutupi, menjadi solusi untuk era baru arsitektur dimana kita dapat mencapai fungsi dan estetika melalui elemen struktural. Di Indonesia, penggunaan bahan-bahan industri seperti beton dan batu bata dapat dilihat sebagai metode yang paling sering digunakan. Proses konstruksi pada akhirnya akan ditutup dengan plester untuk menghindari tampilan yang berantakan. Pada kasus yang jarang terjadi, bahan konstruksi dibiarkan terbuka sebagai fasad bangunan. Minat orang pada umumnya untuk memiliki fasad yang bersih dan tampak dengan baik mencegah para arsitek untuk merancang arsitektur yang jujur dengan konstruksi yang terbuka. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis dan menguraikan aspek estetika bahan konstruksi dan proses pencapaian estetika yang tepat untuk arsitektur dengan meng-eksplorasi elemen-elemen struktural bersamaan dengan pemenuhan tujuannya.
Modern style of architecture has brought a new perspective of construction material. Industrial-made materials were the solution to the confusion of style after the world war, creating a new sense of art through simple forms and exposed construction material. This method is seen to be an objective way to design an architecture, solemnly based on the purpose it needs to accommodate. The appliance of modern architecture with exposed construction material become the settlement of a new era of architecture where we can achieve both function and aesthetic through structural elements. In Indonesia, the use of industrial-made materials such as concrete and bricks can be claimed as the most frequently used method. The construction process will later be covered with plaster to avoid the messy look. On a rare case, construction material is left exposed as façade of a building. People’s eager to have a clean and well-finish façade prevented architects to design an honest architecture with exposed construction. This thesis aims to analyse and elaborate the aesthetical aspect of construction material and the process of achieving the right aesthetic for an architecture by embracing its structural elements and fulfilling its purpose."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anggoro Ajiputra
"Material bangunan yang berkelanjutan adalah material yang dapat digunakan untuk membangun bangunan serta memenuhi kriteria keberlanjutan dalam konsep green architecture. Keberlanjutan dari suatu material bangunan dapat diukur dari green features pada siklus hidup material bangunan. Sejalan dengan perkembangan arsitektur interior, material bangunan dituntut untuk dapat memenuhi kriteria keberlanjutan. Saat ini, metal berupa baja karbon banyak digunakan dalam industri konstruksi sebagai material bangunan yang berkelanjutan. Sebab, metal berupa baja karbon sebagai material bangunan memiliki sifat yang kuat, rendah perawatan dan mudah didaur ulang atau digunakan kembali. Pada skripsi ini, penulis akan mengkaji lebih dalam mengenai metal berupa baja karbon sebagai material bangunan yang berkelanjutan terhadap aplikasinya pada arsitektur interior dalam bingkai konsep green architecture.
Sustainable building material is any material which is used for constructing structure for the building and meet the criterias of sustainable in green architecture concept. Sustainability in building material can be measured from green features in life cycle building material. Along with the development of interior architecture, building materials expected to have sustainable criterias. Todays, metals in the form of carbon steels are common to be used in constrruction industry as sustainable building material. Because, metal in the form of carbon steel as building materials have characteristic of durable, low mintenance, and easy to be recycled or reused. In this undergraduate thesis, writer will be reviewing metal in the form of carbon steel as sustainable building material and its application in interior architecture in the frame of green architecture concept."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68535
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shofi Syahira Khairunnisa
"
ABSTRAKSkripsi ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana daur hidup material terjadi dan posisi daur hidup material, sebagai bagian dari bangunan berkelanjutan. Daur hidup material merupakan sebuah perjalanan material dari proses pembentukan hingga setelah penggunaan material terjadi. Skripsi ini membahas dua perspektif siklus hidup material yang berbeda, Cradle to Cradle yang bergerak secara sirkular (looping) dan Cradle for Graves yang dapat bergerak secara linear maupun sirkular, namun sengaja kembali kembali ke alam untuk siklus penggunaan lain. Kedua pandangan tersebut sama-sama berangkat dari isu dan konteks arsitektur berkelanjutan. Dalam studi kasus, diambil beberapa preseden dari bangunan arsitektur dengan skala berbeda-beda untuk mengetahui daur material baik Cradle to Cradle dan Cradle for Graves dapat diterapkan dalam bangunan berkelanjutan. Dari studi kasus, daur hidup material pada bangunan ternyata tidak dapat benar-benar sepenuhnya mengikuti daur Cradle to Cradle maupun Cradle for Graves. Beragam perlakuan terhadap material maupun bangunan yang tidak sesuai dengan prinsip daur hidup yang diinginkan menjadi tantangan dan kendala dalam daur hidup material dalam arsitektur berkelanjutan.
ABSTRACTThis thesis aims to describe how the life cycle of materials occurs, how to place the life cycle of materials, and how they are handled by materials in sustainable architecture. The material life cycle is a material journey from the formation process to after material use occurs. This thesis discusses two different material life cycles, Cradle to Cradle that are circular and Cradle for Graves which can move linearly or circularly but are deliberately returned to nature for use by other users. Both of these views depart from the issue and context of sustainable architecture. In the case study, some different scales of architectural precedents were taken without knowing the details of their potential for sustainability to prove how far and relevant both theories, Cradle to Cradle and Cradle for Graves could be applied in world architecture planning practices. The life cycle of material in the building turned out to not be completely cycled in Cradle to Cradle as well as Cradle for Graves. Various considerations of materials and buildings that are not in accordance with the principles of life-cycling are needed and challenging in the life cycle of materials in sustainable architecture."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Safira Permatasari
"Skripsi ini membahas tentang manifestasi materialitas dalam arsitektur melalui material. Materialitas dalam arsitektur dapat dihadirkan melalui material, dimanifestasikan dalam beberapa aspek agar perancang dapat menggunakan aspek ini sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menggunakan material. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek materialitas yang terkandung pada penggunaan material yang ada pada sebuah bangunan arsitektur. Dengan studi kasus penggunaan material Batu Bata pada Gedung OLVEH, ditemukan kesimpulan bahwa terdapat empat aspek yang merupakan aspek materialitas yang dapat membantu membangun atmosfir, pengalaman, dan kualitas pada suatu ruang, yaitu: material properties, material sebagai materi fisik; material qualities, material dalam sifat-sifatnya yang metafisik; material aesthetic, keindahan material dalam kaitannya menciptakan atmosfir ruang; dan material ethic, pemanfaatan material secara benar.
This paper discuss the manifestation of materiality in architecture through materials. Materiality in architecture can be presented through material, material is manifested in several aspects so that the designer can use this aspect as a consideration in selecting and using materials. This paper rsquo s objective is to reveal the aspects of materiality contained in the use of existing materials in an architectural building. Focusing the case on Brick Material in OLVEH Building, we can conclude that there are four aspects of materiality that help to make the atmosphere, experience, and quality in a space, the aspect includes material properties, material as physical matter material qualities, material in their metaphysical properties material aesthetic, the beauty of the material, in relation to create an atmosphere and material ethic, the correct use of material. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muardi Putra Haji Husin
"Hirarki dalam perumahan militer merupakan implementasi prinsip antara anggota dan atasan di dalam sistem militer. Prinsip ini mempengaruhi tata letak wilayah perumahan, meskipun bentuk pengaruhnya belum diketahui secara pasti. Studi ini mengamati pangkalan utama perumahan militer TNI Angkatan Laut Kelapa Gading untuk memahami susunan ruangnya. Hirarki dalam perumahan militer mengacu pada sistem organisasi yang menentukan tingkatan dan prioritas pembagian dan penggunaan fasilitas perumahan. Fasilitas pada tingkat tertinggi diperuntukkan bagi perwira tinggi dan staf senior, dengan standar dan spesifikasi yang lebih baik. Hirarki dalam perumahan militer merupakan faktor penting dalam pengembangan dan penggunaan fasilitas, memastikan penggunaan yang efisien dan adil sesuai dengan tugas dan tingkatan individu dalam organisasi militer.
Hierarchy in military housing districts is the implementation of the principles governing the relationships between members and superiors within the military system. This principle influences the layout of the housing area, although the exact nature of its influence is not yet fully understood. This study observes the main base of Indonesian Navy military housing in Kelapa Gading to comprehend its spatial arrangement. Hierarchy in military housing refers to the organizational system that determines the levels and priorities of the allocation and utilization of housing facilities. Facilities at the highest level are intended for high-ranking officers and senior staff, with better standards and specifications. Hierarchy in military housing is a crucial factor in the development and utilization of facilities, ensuring efficient and fair usage based on the duties and ranks of individuals within the military organization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kennedy, Sheila
London: Architectural Association, 2001
720.922 KEN k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library