Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100803 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2017
320.12 KED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Antoni
"Perumusan teknologi pertahanan dipengaruhi oleh filosofi dan visi negara sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Visi negara Indonesia dalam pertahanan dan keamanan negara mengharuskan adanya kemandirian dalam bidang pertahanan dan keamanan negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, kondisi peralatan pertahanan dan keamanan yang dimiliki, dan peraturan perundang-undangan. Pembangunan teknologi pertahanan harus didasarkan pada aspek demografi dan kondisi geografi yang mencakup artikulasi negara nusantara (sesuai dengan konsepsi wawasan nusantara), dan negara kepulauan (sesuai dengan UNCLOS 1982, United Nations Convention on Law on the Seas). Bagaimana hubungan kerjasama industri perkapalan dan industri pendukung perkapalan. Bagaimana konsep industri perkapalan nasional untuk meningkatkan daya saing dalam mendukung keamanan maritim Indonesia. Teori dan konsep penelitian menggunakan Teori Daya Saing, Teori Pemberdayaan, Konsep Maritime Security Sector Reform dan Konsep Klaster Industri Perkapalan. Metodologi penelitian kualitatif dengan metode deskriktif. Hasil Penelitian. Kerjasama industri perkapalan dan industri pendukung perkapalan memerlukan perubahan regulasi terkait pengelolaan manajemen industri perkapalan. Perubahan tersebut untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dan produsen industri perkapalan. Dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan dan Perpres. Komite Kebijakan Industri Pertahanan, ditekankan melakukan pemanfaatan industri nasional dalam pemenuhan Alutsista. Sehingga memerlukan pengelolaan menejemen industri pertahanan dengan industri pendukung lainnya. Konsep pengembangan klaster terbagi dua berdasarkan jenis kepemilikannya yaitu industri swasta dengan konsep pengeloalan klaster industri perkapalan. Sedangkan industri BUMN menggunakan konsep holding industri National Shipbuilding and Heavy Indrustries."
Jakarta: Seskoal Press, 2022
023.1 JMI 10:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bondan Haryono
"Tesis ini membahas jumlah dan pola persebaran pangkalan TNI AL, KAL, pelanggaran hukum dan pelanggaran kedaulatan di laut teritorial tiap Lantamal serta meneliti kaitan antar variabel dengan analisa spasial. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan spasial dengan desain deskriptif. Hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa pola persebaran pangkalan dan KAL memiliki kaitan yang tinggi terhadap tingkat pelanggaran hukum, atau jumlah pangkalan dan KAL yang tinggi terbukti dapat menekan tingkat pelanggaran hukum. Tetapi pola persebaran pangkalan dan KAL memiliki kaitan yang rendah terhadap tingkat pelanggaran kedaulatan, atau jumlah pangkalan dan KAL yang tinggi tidak dapat mengurangi pelanggaran kedaulatan, pelanggaran kedaulatan lebih cenderung dipengaruhi faktor geografis dan politik.

The focus of this study is based on the analys of the distribution pattern of TNI AL Naval Base,KAL, in relation to threat of sea law and threat of sea sovereignity at each Lantamal. The result of this study is TNI AL Naval Base and KAL have a high influence with a number of sea criminality or if Lantamal have a high number of base and KAL it can be decrease of sea criminality. Distribution pattern of TNI AL Naval Base and KAL have a low influence with a number of sovereignity badness or if Lantamal have a high number of base and KAL it can not decrease of sovereignity badness. Sovereignity badness have a high relation with geographic and political factor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39424
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Engeline Moko
"Penelitian ini menerapkan metode Alkire-Foster untuk mengukur kemiskinan rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan perempuan berdasarkan pengukuran kemiskinan multidimensi (nonmoneter) dengan menggunakan data survei rumah tangga yang berasal dari Susenas 2012. Berfokus pada tiga dimensi (pendidikan, kesehatan dan nutrisi, dan standar hidup), ditemukan bahwa tingkat kemiskinan multidimensi rumah tangga perempuan lebih tinggi daripada rumah tangga lakilaki meskipun intensitas kemiskinan yang dialami rumah tangga laki-laki lebih besar daripada rumah tangga perempuan. Sementara itu uji regresi logistik biner menemukan adanya pengaruh wilayah demografi, status kawin KRT, lapangan pekerjaan KRT, dan komposisi rumah tangga terhadap status kemiskinan multidimensi rumah tangga yang dikepalai laki-laki dan perempuan di Indonesia, dimana lapangan pekerjaan merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya.

This study applies Alkire-Foster method for measuring households poverty headed by men and women based on multidimensional poverty measurement (non-monetary) by using household survey data from Susenas 2012. Focuses on three dimensions (education, health and nutrition, and living standard), it was revealed that the rate of multidimensional poverty of households headed by women is higher than households headed by men even though the intensity of poverty experienced by men households is greater than women households. Nevertheless, the binary logistic regression had discovered the effect of demographic region, marital status of the households head, households head employment, and households? composition against the multidimensional poverty status of households headed by men and women in Indonesia, where employment is the utmost affected factor.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rani Puspa Artha
"ABSTRAK
Kemiskinan adalah fenomena multidimensi. Ukuran kemiskinan yang berdasarkan, tingkat konsumsi (moneter), tidak cukup dalam menjelaskan multiple deprivation yang dihadapi oleh orang miskin. Dengan mengaplikasikan kerangka metodologi multidimensional Alkire & Foster pada data Survey Sosial Ekonomi Nasional Indonesia (2011), penelitian ini menegaskan bahwa ukuran kemiskinan moneter membutuhkan ukuran multidimensi untuk melengkapi ukuran kemiskinan di Indonesia. Sekitar 62,3 persen pendudukyang dinyatakan tidak miskin oleh ukuran kemiskinan moneter dinyatakan miskin secara multidimensi.
Menggunakan model logit dan order logit penelitian ini menghasilkan bahwa pencapaian pendidikan yang lebih tinggi dari kepala rumah tangga meningkatkan kemungkinan untuk tidak miskin baik dalam kemiskinan moneter dan multidimensi. Makalah ini mengidentifikasi bahwa kesehatan adalah sumber utama kemiskinan multidimensi. Program asuransi kesehatan universal diperlukan. Investasi sumber daya manusia sangat penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

ABSTRACT
Poverty is multidimensional phenomenon. The poverty measurement that based on consumption level is insufficient in explaining the multiple deprivations faced by poor. Applying Alkire & Foster?s multidimensional methodology framework by utilizing the National Socio Economic Survey Indonesia data (2011), this study confirmed that the monetary measure of poverty should be complemented with multidimensional poverty measure to capture comprehensive picture of deprivation in Indonesia. Around 62.3 percent of populations that monetary poverty measurement declares them as non-poor are multidimensional poor.
Using the logit and ordered logit model, this study also confirmed that a higher educational attainment of household head leads to a higher probability of being non-poor both in monetary and multidimensional poverty. The paper identifies that health is the major source of multidimensional poverty. Universal health insurance program is needed. Human investment is very important in efforts to reduce poverty.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T45024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irpan Pebri Setiadi Hsb
"Kemiskinan energi masih menjadi permasalahan penting terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kemiskinan energi erat kaitannya dengan kekurangan pendapatan dalam memenuhi layanan energi dasar. Remitansi diyakini menjadi salah satu stimulus yang potensial dalam mengurangi kemiskinan energi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh remitansi dalam mengurangi kemiskinan energi multidimensi rumah tangga di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) periode tahun 2007 dan 2014. Untuk mengatasi masalah endogenity yang muncul karena adanya reverse causality antara remitansi dan kemiskinan energi, maka penelitian ini menggunakan instrumental variables berupa traditional migrant-sending district. Dengan menggunakan metode 2SLS (two-stage least squares) diperoleh bahwa remitansi dapat menurunkan kemiskinan energi multidimensi di Indonesia. Rumah tangga penerima menggunakan tambahan pendapatan untuk membeli layanan energi seperti listrik, peralatan rumah tangga, dan komunikasi sehingga konsumsi energi meningkat dan selanjutnya kemiskinan energi menurun. Selanjutnya karakteristik rumah tangga juga signifikan dalam mempengaruhi kemiskinan energi seperti status pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, ukuran keluarga, kepemilikan rumah, dan lokasi tempat tinggal. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa ketimpangan pendapatan memediasi hubungan remitansi dan kemiskinan energi.

Energy Poverty is still an important issue especially in developing countries like Indonesia. Recent studies showed that energy poverty is closely related to a lack of income in fulfilling basic energy needs. Remittances are believed to be one of the potential stimulus in reducing energy poverty. This study aims to analyze the effect of remittances in reducing multidimensional energy poverty of households in Indonesia. The data used in this study comes from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) for the 2007 and 2014 periods. To overcome the endogeneity problem that arises because of the reverse causality between remittances and energy poverty, this study uses instrumental variables in the form of traditional migrant-sending districts. By using the 2SLS (two-stage least squares) method, it is found that remittances can reduce multidimensional energy poverty in Indonesia. Recipient households use the additional income to purchase energy services such as electricity, household appliances, and communications so that energy consumption increases and subsequently energy poverty decreases. Furthermore, household characteristics are also significant in influencing energy poverty such as employment status, education, sex, family size, home ownership, and location of residence. In addition, this study also found that income inequality mediates the relationship between remittances and energy poverty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Nirmala Utami
"Studi ini bertujuan untuk menemukan bukti empirik mengenai kemiskinan energi multidimensi di Indonesia dan apakah dampaknya terhadap kesehatan. Motivasi dari studi ini berasal dari fakta bahwa kemiskinan energi dan kesehatan menjadi perhatian di dunia global, termasuk di Indonesia. Namun, studi empirik dalam membuktikan kemiskinan energi multidimensi dan dampaknya terhadap kesehatan masih sangat terbatas. Penelitian ini mengukur kemiskinan energi multidimensi melalui dua aspek, yaitu aksesibilitas, dan keterjangkauan. Dengan menggunakan metode regresi Two-Stage-Least-Square (2SLS), penelitian ini menemukan bahwa kemiskinan energi di Indonesia sangat bervariasi dan segala bentuk kemiskinan energi berdampak negatif terhadap status kesehatan rumah tangga di Indonesia.

This study aims to find empirical evidence regarding multidimensional energy poverty in Indonesia and its impact on health. The motivation for this study comes from the fact that energy poverty and health become a serious concern in the global world, including in Indonesia. However, empirical studies in proving multidimensional energy poverty and its impact on health are still very limited. This study measuring multidimensional energy poverty through two aspects, namely accessibility, and affordability. By using a simultaneous equation model with Two-Stage-Least-Square (2SLS) regression method, this study found that energy poverty in Indonesia varies widely and any form of energy poverty has a negative impact on household health status."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Iluni FT-UI, 2013
387.51 UNI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suhendra
"Populasi penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas telah meningkat dua kali lipat dalam dua dekade terakhir. Jumlah lansia diperkirakan akan mencapai 19,9 persen pada tahun 2045, artinya hampir seperlima penduduk Indonesia pada tahun 2045 adalah lansia. Data Susenas 2021 menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia yang menggunakan kayu bakar dan arang untuk memasak sekitar 18,72 persen, sedangkan penduduk bukan lanjut usia hanya 10,29 persen. Penggunaan bahan bakar memasak tradisional seperti kayu bakar dan arang merupakan salah satu indikator kemiskinan energi multidimensi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengukur kemiskinan energi pada lansia dan melihat dampaknya terhadap kesehatan, kesehatan kognitif dan mental, serta kesejahteraan dengan analisis unit rumah tangga. Sejauh ini, penelitian tentang pengaruh kemiskinan energi multidimensi (MEP) terhadap kesehatan lansia dengan analisis pada level individu masih terbatas dan belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengukur MEP pada level individu lansia di Indonesia dan kemudian mengetahui dampaknya terhadap status kesehatan. Penelitian ini menggunakan jarak dari titik pusat kabupaten ke pembangkit listrik terdekat pada tahun 1985 sebagai variabel instrumen untuk mengatasi permasalahan endogenitas. Hasil pengolahan data Susenas tahun 2019 hingga 2021 menemukan bahwa, jumlah lansia di Indonesia yang mengalami kemiskinan energi multidimensi (MEP) masih sangat tinggi. Lansia di Indonesia yang mengalami kemiskinan energi pada tahun 2021 sebesar 72,05 persen. Hasil empiris berdasarkan analisis regresi linear menunjukkan bahwa MEP berkorelasi negatif secara signifikan terhadap kesehatan lansia. Sedangkan hasil dari estimasi regresi 2SLS denga menggunakan semua variabel kontrol diperoleh koefisien sebesar -0,3964. Hal ini dapat di interpretasikan bahwa kemiskinan energi multidimensi menurunkan sekitar 67,19 persen status kesehatan lansia pada kelompok kontrol atau lansia yang tidak miskin energi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kesehatan lansia di wilayah timur Indonesia lebih terpengaruh oleh kemiskinan energi, dan kemiskinan energi memperburuk status kesehatan lansia yang tinggal di daerah pedesaan.


Indonesia's population aged 60 years and over has doubled in the last two decades. Older adults will reach 19.9 percent in 2045, meaning almost one-fifth of Indonesia's population are elderly. Data Susenas 2021 showed that older people dominate the use of firewood and charcoal for cooking at about 18.72 percent, while the non-elderly population is only 10.29 percent. Using traditional cooking fuels like firewood and charcoal indicates energy poverty deprivation. Several studies have been conducted to investigate energy poor in older people and its impact on health, cognitive and mental health, and well-being with household unit analysis. Studies on the effect of multidimensional energy poverty (MEP) on older people's health with individuals are limited and have never been held in Indonesia. This study aims to measure MEP at the individual level of older people in Indonesia and then investigate its impact on their health status. This study uses the historical distance from each regency where the older people lived to the nearest power plant in 1985 as an instrumental variable to overcome the endogeneity problem. The Data processing results of Susenas from 2019 to 2021 found that the number of older people in Indonesia who experience multidimensional energy poverty (MEP) is still very high. There is 72,05 percent of older people who experience energy poverty in 2021. The result of OLS regression is that MEP significantly negatively correlates with older people's health. The coefficient from the two-stage least square estimation result, including all control variables, is -0.3964. At the mean level of the control group, multidimensional energy poverty reduces the health status of older people by 67,19 percent. This study further conducted western-eastern regional and urban-rural comparative analyses. The findings demonstrate that the health of older people in the eastern region is more severely affected, and multidimensional energy poverty deteriorates the health status of rural older people.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>