Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141655 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hastuti Noor Arrymurti
"ABSTRAK
Perkembangan pasar modal di Indonesia telah mengalami pasang surut seirama dengan perjalanan negara dan bangsa Indonesia, seiring dengan kemajuan tersebut banyak para investor yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan melakukan berbagai aktifitas di pasar modal tersebut. Pada pasar modal ini banyak diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call). Aktifitas-aktifitas di pasar modal tersebut banyak dimanfaatkan oleh banyak investor untuk mendapatkan dana segar, pendanaan proyek atau melakukan ekspansi misalnya saja dengan melakukan secara internal ataupun eksternal.
Salah satu instrumen keuangan yang sangat gencar dipergunakan oleh emiten sejak tahun 1993 adalah right issue. Dari banyaknya alternatif investasi yang tersedia, umumnya emiten lebih menyukai penawaran umum terbatas (right issue) daripada penawaran umum perdana (JPO). Selain untuk menambah modal atau untuk membiayai ekspansi, penawaran umum terbatas ini didalam prosesnya terbilang relatif mudah, murah dan cepat disbanding penawaran umum perdana. Diminatinya rights issue oleh banyak investor menjadikan rights issue sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan dana murah dari publik. Oleh karena itu tujuan utama penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui apakah para investor tersebut mendapatkan keuntungan atau kerugian dengan adanya rights issue.
Penelitian terhadap rights issue tersebut menggunakan populasi seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai tahun 2000 sampai dengan 2004 berjumlah 1585 perusahaan. sedangkan sampelnya berjumlah 66 perusahaan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda dua rerata. Teknik uji beda dua rerata yang digunakan adalah wilcoxon matched-pairs signed rank test. Wilcoxon matched-pairs signed rank test merupakan statistik non parametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berkorelasi bila datanya berbentuk non parametrik.
Setelah dilakukan perhitungan dalam rangka pengujian statistik non parametric dengan menggunakan wilcoxon rank test terhadap right issue selama periode tahun 2000 sampai 2004, ternyata mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Manurung (1996) yang menggunakan sampel 17 perusahaan, dimana hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa rights issue tidak menguntungkan bagi investor."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irman Sjarif
"Pasar modal mernpakan salah satu tempat utuk mendapatkan modal selain perbankan, salah satunya dengan aksi korporasi Right Issue. Banyak informasi yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan suatu transaksi. Dari berbagai macam faktor yang berpengaruh; keputusan emiten untuk me!a.kukan right issue akan mernpengaruhi harga saham di pasar. Peneliti bermaksud melakukan penelitian terbadap emiten yang melakukan n"ght issue yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalarn periode pengarnatan selarna tabun 2005-2009,untuk mengetabui apakah investor diuntungkan atau dirugikan oleh right issue.
Berdasarkan data dan hasil perhitungan serta analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Right issue merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan dana murah dari publik. Penelitian terhadap rights issue selama pasca krisis tahun 2005-2009 didapatkan jumlah dana dari right issue pada rata rata public offering (lPO), dimana hal lni mengindikasikan bahwa right issue diminati oleh para investor. 2. HasH penelitian terhadap saham-saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl) yang telah melakukan rights issue pada tahun 2005-2009 dengan menggunakan pengujian tanda peringkat wilcoxon didapatkan bahwa rights issue tersebut tidak memberikan keuntungan kepada para investor.

Capital market is one of entity for capital gaining other than banking, which is corporate right issue is one of the example. Variety of information needed for investors in making a transactions. Of all the various factors that influence the decision of issuers to make rights issue will affect the stock price in the market Researcher intend to do research on issuers who do right issues listed on the Indonesia Stock Exchange in the period of observation during the years 2005-2009, to determine whether investors were benefited or harmed by a rights issue.
Based on data, calculationt analysis and discussion that has been done in this studythe conclution as follows: 1. Rights issue is one alternative to get cheap funds from the public. Research on the rights issue during the post crisis funds obtained from the rights issue in average per year is greater than the funds received from the Initial public offering (IPO), hence this indicates that investors more interested in right issue. 2. The results of the company's shares listed on the Indonesia Stock Exchange (JDX), which has conducted a rights issue in the period of 2005-2009 by using the Wilcoxon rank sign test found that the rights issue did not provide benefits to investors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32382
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nina M.M. Adelina
"Notaris sebagai salah satu Profesi Penunjang Pasar Modal, bertanggung jawab dalam pembuatan akta RUPS sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas saham. Tanggung jawab secara normatif terdapat dalam peraturan Pasar Modal, dan Undang-Undang Jabatan Notaris, secara profesi terdapat dalam Undang-Undang Pasar Modal. Notaris juga ikut bertanggung jawab terhadap kepatuhan dan ketaatan emiten dalam rangka memenuhi ketentuan pasar modal yang berlaku. Penelitian ini mengenai pelanggaran yang dilakukan Notaris dalam hal memperhitungkan kuasa asing yang tidak disertai legalisasi Pejabat setempat dalam kuorum kehadiran RUPS. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian secara normatif terhadap peraturan perundang-undangan yang mendasarinya, data lapangan sebagai pendukung. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan analisa mendalam. Dari penelitian disimpulkan bahwa Peran dan tanggung jawab notaris mempunyai akibat terhadap akta. Surat kuasa asing dalam RUPS harus disertai legalisasi Pejabat setempat dan KBRI setempat.

As a profession which supports capital market activities, a notary is expected to be responsible for the drafting of deed on the resolutions of the general meeting of shareholders. It is a responsibility which is contained in the Capital Market regulations, Law on Notary Profession and the Code of Ethics of Notary Profession. In addition, a notary is also responsible for the issuers? compliance with and observance of regulations on capital market and for providing directions so that issuers comply with the regulations. This research seeks to identify serious problems in connection with the role of notary as a profession which supports capital market in carrying out the rights issue and notary's responsibility for each notarial deed a notary draws up for that purpose. It seeks to see possible legal impacts on the deed he draws up in case he has made a mistake during the drafting. The research method is the normative research conducted on the underlying laws and regulations and the research also uses field data from companies to support it. The research was about violation which has done by notary on contemplating foreign deeds which has not authorized by local public officer in general meeting of share holders. From this research can be concluded that foreign deeds in general meeting of shareholders must be authorized by local public officer and Indonesian Embassy."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T28177
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ertri Wianti
"Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dalam Penawaran Umum Terbatas (Right Issue) merupakan hak yang melekat pada pemegang saham lama yang memungkinkan pemegang saham lama untuk memesan terlebih dahulu saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan (emiten). Penawaran Umum Terbatas (Right Issue) adalah salah satu bentuk kegiatan korporasi (corporate action) suatu perusahaan. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor IX.D.1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu pada butir 2 (dua) disebutkan bahwa apabila suatu perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas (Right Issue) saham atau suatu Perusahaan Publik bermaksud untuk menambah modal sahamnya, termasuk melalui penerbitan waran atau efek konversi, maka setiap pemegang saham harus diberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanding dengan persentase kepemilikan mereka (pre-emptive right). Secara umum Penawaran Umum Terbatas (Right Issue) merupakan strategi perusahaan dalam rangka memperkuat daya saing dan bertujuan untuk memperkuat permodalan perusahaan tersebut. Strategi tersebut tidak selalu diterima dengan baik oleh pemegang saham. Bagi pemegang saham yang tidak tertarik dan tidak mengambil bagian dalam Right Issue, konsekuensinya, saham yang mereka miliki akan mengalami dilusi (penurunan persentase kepemilikan) Dalam pelaksanaan Right Issue, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor IX.D.1, Nomor IX.D.2, Nomor IX.D.3 telah mengatur tentang perlindungan hukum untuk pemegang saham minoritas, karena sering kali dalam pelaksanaan Right Issue, pemegang saham minoritas hanya diberi janji-janji keuntungan yang disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham dan dalam Prospektus. Namun demikian Undang-Undang dan Peraturan yang ada belum memadai sehingga masih sangat dibutuhkan peraturan penunjang lainnya guna melindungi kepentingan pemegang saham minoritas.

A privilege of subscribing for stock in right issue is a privilege given to company?s stockholders of buying additional stock or share in a new issue of stock. Right Issue is one of corporate action of company. As stated on the Capital Market Supervisory Board (Bapepam) rule Number IX.D.1 Section 2 (two), if a company does right issue or a public company wants to increase number of share or stocks including issuing warrant and stock conversion, every individual stockholder has a privilege of subscribing for additional stock/share as much percentage of stock as he or she held (so called Pre-emptive right). In general, the right issue is a company?s strategy to strengthen the power of competition and also to strengthen the company?s capital. That strategy sometime is not well accepted by all shareholders, so pro or contra on the right issue rise among shareholders. Unfortunately, the shareholders who do not use their privilege of subscribing for additional stock in the right issue will dilute or decrease their share. Regarding the implementation of the right issue, a Law of the Republic of Indonesian Number 8 Year 1995 concerning the Stock Market and the Bapepam?s rules Number IX.D.1, Number IX.D.2, and Number IX.D.3 arrange the protection for the minority shareholders (public investors) from disadvantage of the right issue, because the minority shareholders are only given a high expectation during the annual shareholder meeting and on the prospectus. Nowdays, the existing laws and rules are not enough, so some additional rules are necessarily needed to protect the minority shareholders interest."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T25248
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah Safitriningrum
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh pengumuman penawaran umum terbatas (Right Issue) terhadap reaksi pasar (market return). Serta melihat bagaimana pengaruh dari beberapa faktor relevan yang diduga dapat menyebabkan timbulnya reaksi pasar (market return) terhadap pengumuman penawaran umum terbatas (Right Issue). Penelitian ini dilakukan pada periode pasca krisis di Indonesia, yaitu sejak Juni 1999 sampai dengan 2003.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang menerbitkan right di BEJ. Sample yang diambil adalah perusahaan-perusahaan yang menerbitkan right dalam kurun waktu Juli 1999 - Desember 2003. Metode yang digunakan yaitu; Metode Statistik Non Parametrik Sign Test dan Metode Statistik Parametrik. Analisis dan pengolahan data yang dilakukan untuk menganalisis return harga saham, menggunakan sign test, sedangkan analisis dan pengolahan data untuk menganalisis pengaruh dan derajat keeratan antara variabel-variabel yang diteliti menggunakan Multiple Regression.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reaksi pasar terhadap pengumuman penawaran umum terbatas pada t = 0 atau pada saat tanggal pengumuman penawaran umum terbatas adalah negatif. Demikian juga untuk t = -1 sampai dengan t = + 1 dan setelah tanggal pengumuman right issue yaitu pada t = + 1 sampai dengan t = +5 terjadi respon pasar yang negatif signifikan. Dengan menggunakan uji Non Parametrik Sign Test telah terjadi 35 peristiwa pengumuman penawaran umum terbatas yang direspon negatif oleh pasar dari total 52 peristiwa yang terjadi.
Untuk faktor daya tahan di bursa melalui besarnya kapitalisasi pasar emiten (SIZE) dalam penelitian ini koefisiennya bernilai positif tetapi tidak signifikan. Untuk faktor diskon koefisiennya bemilai negatif signifikan. Untuk faktor besamya jumlah dari saham baru relatif terhadap saham lama yang beredar (Relative Offering Price) hasil yang didapat dari penelitian diatas memiliki nilai koefisien negatif tetapi tidak signifikan. Dan untuk variabel liquiditas nilai koefisien yang didapat adalah positif tetapi tidak signifikan.

The goal of this research is to see how the announcement of offer of limited public (Right Issue) influence to market reaction (return market). And also to see how some relevant factor that anticipated to announcement of offer of limited public (Right Issue) can influence the reaction of market (return market). This research period take from Jun 1999 until 2003, after the crisis time in Indonesia.
These Research populations are companies publishing right in BEJ. And the sample are companies publishing right in July range of time 1999, December 2003.The methodologies are uses for this research are; Non Parametric Statistic Method and the Parametric Statistic Method. Analysis and data processing conducted to analyses share price return, using sign test, while data processing and analysis to analyze the influence and the degree of strongly relation and between accurate variables use Multiple Regression.
Result of this research indicate that reaction of market to announcement of offer of public limited to t = 0 or at the date of announcement of right issue is negativity. And so do for t = - 1 up to t = + 1 and after date of announcement of right issue that is at t = +1 up to t = + 5 happened negative market respond of significant. Invention of negative market responds around date of announcement and after date of announcement of right issue. By using test of Non Parametric Sign Test have happened 35 event of announcement of offer of limited public which negative had respond by market from totaling 52 events that happened.
For power factor hold up in stock through the level of market capitalization of emitted (SIZE) in this research has positive valuable coefficient but not significant. For factor discounted the coefficient valuable is negative of significant. For factor of level of the amount of from new share relative to old share which circulate (Relative Offering Size) result of which got from research above owning negative coefficient value but not significant. And for the variable of liquidity the coefficient valuable is positive but not significant.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Adrias Pitaloka
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap respon pasar yang terjadi pada emiten (perusahaan yang telah go public) pada tahun 1997-2002. Faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi respon pasar adalah perbandingan saham, ukuran perusahaan_ ukuran likuiditas saham, fraksi harga, Debt to Equity Ratio (DER), umur perusahaan. dan persentase saham publik.
Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mengelompokkan sampel ke dalam dua kelompok yaitu untuk emiten jasa keuangan dan emiten di luar jasa keuangan yang melakukan right issue tahun 1997-2002. Total sampel yang diperoleh sebanyak 126 emiten yang terdiri dari 54 emiten jasa keuangan dan 72 emiten di luar jasa keuangan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test, multiple regresion, dan F.test. Regresi dilakukan dengan menetapkan Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) pada periode long event window (pengamatan jangka panjang) yaitu pada pengamatan t = -40 sampai dengan t = +5, di mans t = 0 merupakan tanggal efektif sebagai variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Untuk variabel bebas terdiri dari perbandingan saham, ukuran perusahaan, ukuran likuiditas saham, fraksi harga, DER, umur perusahaan, dan persentase saham publik.
Berdasarkan penelitian ini, pengumuman right issue yang dilakukan oleh emiten di Bursa Efek Jakarta tahun 1997-2002 berpengaruh negatif dan signifikan untuk periode long event window (pengamatan jangka panjang) dan short event window (pengamatan jangka pendek). Untuk pengamatan jangka panjang pada t = -40 sampai dengan t = +5, sedangkan pengamatan jangka pendek pada t = -3 sampai dengan t = +3.

This research has been performed to analyze the impact of right issue to the market response during the period 1997-2002. Some factors predicted to be influence to market response are stock comparison, the size of the company, stock liquidity, price fraction, debt to equity ratio, age of the company, and the percentage of public share holder.
This research takes samples of 124 public companies listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) with have clone right issue during 1997-2002. The samples separate into the two groups are total company and non-financial services public company. Hypothetical test to the samples have been performed with the t-test analysis, multiple regression, as well as F-test. Regression analysis performed with period t = -40 until t = +5 with t = 0 is effective date is stated CAAR (Cumulative Average Abnormal Return) as dependent. Variable and several variables are independent variable. The independent variables are stock comparison, the size of the company, stock liquidity, price fraction, debt to equity ratio, age of the company, and the percentage of public share holder.
According to the final research, right issues tend to give negative reaction to the market in the short event window period as well as in the long event window. Short event window period with period t = -40 until t = +5. Long event window period with period t=-3 until t=+3.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tias Karina Putri
"Skripsi ini membahas mengenai ketentuan pelaksanaan backdoor listing sebagai upaya suatu PT untuk menjadi tercatat di bursa tanpa melakukan penawaran umum perdana melainkan melalui tindakan hukum penawaran umum terbatas oleh PT yang telah tercatat Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun saat ini tidak terdapat peraturan mengenai backdoor listing di Indonesia backdoor listing melalui penawaran umum terbatas terkadang dilakukan dan tidak bertentangan dengan peraturan pasar modal Indonesia Pada prinsipnya backdoor listing melalui penawaran umum terbatas merupakan bentuk perjanjian pembelian saham sehingga dengan mengacu pada Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan prinsip prinsip hukum perjanjian backdoor listing melalui penawaran umum terbatas adalah sah dan dapat dilakukan di Indonesia Adapun pelaksanaan backdoor listing PT Permata Prima Energi melalui PUT I PT Toko Gunung Agung Tbk telah sesuai dengan peraturan pasar modal yang berlaku di Indonesia karena telah memenuhi antara lain Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan BAPEPAM Nomor IX D 1 tentang HMETD.

This study discussed on the regulation of backdoor listing as a way to become a listed company without going through initial public offering but through a right issue action by another listed company By using legal normative method this study concluded even though there is no specific regulation on backdoor listing in Indonesia the backdoor listing through right issue action is not illegal. Principally backdoor listing through right issue action is a form of shares purchase agreement thus by referring to Law No 40 of 2007 on Company Law No 8 of 1995 on Capital Markets and principles of contract law backdoor listing through right issue action is legal in Indonesia In this case the backdoor listing transaction of PT Permata Prima Sakti through Right Issue I of PT Toko Gunung Agung Tbk is accordant with the law and regulation in Indonesia because it has complied Law No 40 of 2007 on Company Law No 8 of 1995 on Capital Markets and BAPEPAM Regulation No IX D 1 on Right Issue.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S58783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fikka Nurizka
"Skripsi ini membahas tentang analisis pengaruh sebelum dan sesudah pengumuman right issue terhadap volatilitas harga saham dan volume perdagangan yang meliputi volatility persistence dengan menggunakan pendekatan time varying volatility. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006-2015 yang melakukan right issue. Model Autoregressive Conditional Heteroskedasticity ARCH dan Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity GARCH digunakan untuk menjelaskan volatilitas dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa volatilitas harga saham dan volume perdagangan yang meningkat sebelum pengumuman dan menurun setelah pengumuman right issue.

The Focus of this study is to analyze the significance of stock price and trading volume volatility around right issue announcement date, covering volatility persistence by using time varying volatility approach. The sample used is listed company in Indonesia Stock Exchange for the periode 2006 2015 which have done right issue. Autoregressive Conditional Heteroskedasticity ARCH and Generalized Autoregressive Conditional Heteroskedasticity GARCH model is used to examine the volatility. The results indicate that stock price and trading volume volatility have increased before the announcements and decreased after the rights issue announcements.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannie Dewitifa
"Bagi perusahaan, penerbitan obligasi merupakan salah satu alternatif pembiayaan perusahaan, selain menggunakan laba ditahan (retained earning) dan equity financing (saham). Perubahan dalam struktur modal perusahaan akan direspon investor melalui pergerakan harga sahamnya. Analisis mengenai dampak peristiwa pengumuman penerbitan obligasi terhadap return saham bisa dilihat dari abnormal return saham, dan secara agregat melalui akumulasi abnormal return saham (CAR) selama periode penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis sinyal good news yang diberikan atas pengumuman penerbitan obligasi yaitu menghasilkan abnormal return positif, dan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi CAR. Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji peningkatan risiko setelah pengumuman penerbitan obligasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode event study, metode regresi multivariat dan metode uji beda variance return (F test). Sampel penelitian yang digunakan adalah emiten yang mengumumkan penerbitan obligasi antara tahun 2000-2004. Emiten ini juga harus terdaftar di BEJ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman penerbitan obligasi merupakan good news bagi investor, yaitu dengan adanya CAR yang positif pada 8 hari periode penelitian (t-5 sampai dengan t+2) signifikan pada a=5%. Reaksi positif juga ditemukan pada hari pengumuman penerbitan obligasi signifikan pada a=5%, dan pada t+2 signifikan pada w=l0%. Abnormal return pada hari pengumuman penerbitan obligasi merupakan abnormal return terbesar dibanding pada hari periode penelitian yang lain.
Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat kebocoran informasi sebelum adanya pengumuman penerbitan obligasi. Kebocoran informasi ini diantisipasi oleh pasar sebelum pengumuman penerbitan obligasi, yaitu adanya abnormal return positif pada t-3 dan t-1 masing-masing signifikan pada a=1% dan a=10%. Selain itu hasil penelitian menunjukkan pada t+l investor melakukan profit taking, yaitu adanya abnormal return bergerak turun pada t+l. Hasil uji pada t+l, tidak signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi obligasi yang semakin besar akan memberikan sinyal mengenai keyakinan manajemen bahwa perusahaan akan menghasilkan arus kas yang baik di masa depan. Semakin besar emisi obligasi, maka semakin besar CAR yang dihasilkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peringkat obligasi merupakan informasi yang digunakan investor untuk memproksi risiko kemungkinan default. Semakin tinggi peringkat obligasi, maka semakin besar CAR yang dihasilkan. Namun hasil penelitian tidak berhasil membuktikan bahwa tingkat leverage, yang diproksi dengan rasio kewajiban terhadap asset berpengaruh signifikan terhadap CAR.
Hasil pengujian peningkatan risiko setelah pengumuman penerbitan obligasi tidak terbulcti signifikan pada a=5%. Hasil penelitian menunjukkkan tidak terjadi peningkatan risiko setelah pengumuman penerbitan obligasi. Artinya risiko antara sebelum pengumuman penerbitan obligasi dengan setelah pengumuman penerbitan obligasi tidak berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>