Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132241 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yustinus Kristyanto Nugroho
"Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap komunikasi, maka alat-alat komunikasi mulai berkembang pesat yang sampai saat ini telah mengenal teknologi yang disebut mobile phone. Teknologi ini mendorong berkembangnya service provider dan produsen handset atau handphone untuk mulai memasarkan produknya. Beberapa produsen yang cukup dikenal luas diantaranya ialah Nokia, Sony Ericsson, Samsung, dan lain-lain.
Karena hubungan antara service provider dan produsen handphone yang saling membutuhkan, maka langkah yang dilakukan service provider paralel dengan langkah yang dilakukan oleh produsen handphone. Di saat service provider menyuguhkan sebuah layanan baru, di saat itu jugalah produsen handphone meluncurkan produk yang mengoperasikan layanan tersebut. Bagi para produsen handphone, perkembangan teknologi yang ada dapat dengan mudah diterapkan pada produk-produk yang mereka hasilkan. Sehingga teknologi-teknologi yang paling baru dapat dengan mudah ditemukan pada berbagai merek handphone. Tetapi pada hasil penjualan yang diperoleh, terdapat perbecfuan yang cukup mencolok. Nokia misalnya, sudah beberapa tahun terakhir memperoleh pangsa pasar paling tinggi. Samsung juga menunjukkan perkembangan penjualan yang cukup baik dengan menempati peringkat tertinggi dalam hal peningkatan penjualan pada tahun 2002. Tetapi pada tahun yang sama, Sony Ericsson malah mengalami penurunan. Hal-hal apakah dari sisi produk yang mendorong perbedaan pada basil yang diperoleh.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat kepentingan dari masing-masing dimensi yang dibentuk dari atribut-atribut yang melekat dalam suatu produk handphone, mengetahui pemetaan antara tingkat kepentingan dengan penilaian yang diberikan oleh responden dalam sebuah kuadran untuk masing-masing merek, dan mengetahui perbedaan penilaian yang diberikan oleh responden terhadap dimensi yang ada tersebut.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan riset exploratory untuk melihat atribut-atribut apa saja yang diperhatikan oleh konsumen dalam memilih suatu jenis handphone. Atribut-atribut ini kemudian dikumpulkan ke dalam dimensi-dimensi yang sering digunakan oleh Majalah Selular dalam setiap ulasannya mengenai suatu produk handphone. Penelitian ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan riset kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden pemakai merek Sony Ericsson, Nokia, dan Samsung dengan cara non probability sampling dan memakai metode convenience sampling. Jumlah responden yang diambil adalah 150 orang dengan pembagian yang merata antara ketiga merek tersebut.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain menunujukkan bahwa para pemakai handphone cenderung untuk mengganti handphone pada saat mereka merasa ingin mengganti handphone yang mereka pakai tersebut atau pada saat handphone yang mereka pakai sudah rusak. Mereka juga cenderung untuk membeli produk handphone yang harganya berkisar antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 2 juta. Dimensi yang sebelumnya didasarkan pada ulasan Majalah Selular kemudian diabaikan dan menggunakan dimensi yang diperoleh dari analisis faktor. Dimensi-dimensi ini kemudian diurutkan oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan mereka dalam melihat suatu produk handphone yaitu berturut-turut kualitas, others, fitur, tampilan, dan yang terakhir varian.
Dari analisis kuadran diperoleh hasil bahwa dimensi yang dianggap penting dan dinilai dengan baik oleh responden pada ketiga merek tersebut adalah kualitas. Pada kuadran ini, Sony Ericsson juga menempatkan dimensi fitur, Nokia juga menempatkan dimensi others dan fitur. Pada diagram yang dianggap kurang penting oleh responden namun dinilai baik, Sony Ericsson dan Nokia menempatkan tampilan, sedangkan Samsung tidak menempatkan dimensi apapun. Pada dimensi yang dianggap kurang penting dan dinilai kurang baik, Sony Ericsson dan Nokia menempatkan dimensi varian, sedangkan Samsung menempatkan dimensi varian dan tampilan. Pada dimensi yang dianggap penting tetapi dinilai kurang baik, Sony Ericsson menempatkan dimensi others, dan Samsung menempatkan dimensi others dan fitur, sedangkan Nokia tidak menempatkan dimensi apapun di kuadran ini.
Penilai yang dilakukan responden terhadap ketiga merek tersebut berdasarkan dimensi yang ada menunjukkan bahwa hanya dimensi varian saja yang berbeda secara nyata, padahal dimensi ini berada pada peringkat paling akhir dari tingkat kepentingan yang diperhatikan oleh responden. Perbedaan penilaian ini terjadi pada penilaian yang diberikan responden terhadap Sony Ericsson dan Nokia, sedangkan untuk Samsung, tidak terdapat perbedaan secara nyata terhadap dua merek lainnya tersebut.
Hal yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan atau menjaga tingkat penjualan yang cukup baik ialah dengan meningkatkan brand equity dari merek yang bersangkutan dengan meningkatkan asosiasi merek dalam benak konsumen. Salah satunya ialah dengan menitikberatkan promosi pada pembentukan sikap dan meyakinkan konsumen bahwa merek yang mereka promosikan lebih baik daripada merek lainnya serta memberikan stimulus kepada calon konsumen agar mereka dapat terpengaruh sehingga dapat membangkitkan keinginan mereka untuk membeli produk yang dipromosikan.
Cara lain yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan varian-varian yang lebih banyak kepada konsumen. Selain itu, peningkatan kualitas juga sangat perlu untuk dapat disesuaikan dengan tingkat yang diharapkan oleh konsumen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Aprilia
"Pasar telepon seluler sangat berkembang dan mengalami pertumbuhan yang tinggi tiap tahunnya. Persaingan merek-merek telepon seluler pun makin ketat. Maka amatlah penting bagi merek tersebut untuk mengetahui siapa konsumennya dan apa kebutuhan, keinginan dan motivasi yang membuat mereka membeli suatu merek.
Tesis ini bertujuan untuk menganalisa konsumen dalam pasar telepon seluler dan mengelompokkannya kedalam segmen-segmen berdasarkan keinginan dan kebutuhan mereka dalam membeli telepon seluler. Analisa ini didasarkan pada psikografis konsumen yaitu kepribadian, sikap, ketertarikan dan pendapat mereka akan telepon seluler dan didasarkan pada segmentasi archetypal.
Segmentasi archetypal adalah alat untuk menganalisa bagaimana sebuah merek dilihat oleh konsumennya dan mencoba memahami apa kebutuhan dasar dari konsumen yang dipenuhi oleh satu merek dan bukan merek lainnya. Akhirnya segmentasi archetypal ini dapat digunakan untuk memandu perusahaan dalam membentuk strategi pengembangan merek mereka
The market for mobile phone continues to experience high growth. And the competition is getting fierce. Therefore, it is important for mobile phone companies to know their consumers, their wants, needs and motivation behind their decision to buy the brand.
The objectives of this thesis are to analyze consumers in mobile phone category and group them to different segments based on their needs and wants in buying a certain mobile phone brand. This analysis is based on consumer's psychographic profiles which are their personalities, attitudes, interest and opinion. It is also based on their archetypal segmentation.
Archetypal segmentation is a tool to analyze how a certain brand is seen by their consumers and trying to understand how a certain brand fulfill consumer?s most basic needs that cannot be fulfilled by others. In the end this archetypal segmentation can be use by companies to guide them to shape and develop their brand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ikhdar
"Banyak faktor yang diketahui mempunyai pengaruh terhadap kepuasan maupun penyesalan pada diri konsumen, dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut adalah performance produk, informasi dan merek. Performance dalam penelitian ini diartikan sebagai tampilan atau apa yang didapatkan oleh konsumen dan pembelian hp, sedangkan informasi diartikan sebagai informasi mengenai keberadaan atau keunggulan merek hp lain yang tidak dipilih oleh konsumen dan merek adalah sebuah nama atau logo perusahaan penghasil hp (Nokia dan Sony Ericsson). Kepuasan dialami oleh konsumen apabila ekspektasi dan kebutuhan akan produk maupun jasa terpennhi. Penyesalan yang dialami konsumen disebabkan tidak terpenuhinya ekspektasi atau kebutuhan konsumen akan produk atau jasa.
PeneIitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh antara performance produk, informasi dan merek terhadap kepuasan dan penyesalan konsumen serta hubungan antara kepuasan dan penyesalan itu sendiri terhadap intensi pembelian clang konsumen.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan metode analisis univariate dan multiple regression. Terdapat delapan hipotesis yang diukur kepada 200 orang responden. Partisipan dalam penelitian ini adalah pengguna hp merek selain Nokia dan Sony Ericsson yang berdomisili di wilayah Jakarta dan Depok. Data mendukung kebenaran tujuh dan i delapan hipotesis. Dan basil penelitian ditemukan bahwa performance produk secara signifikan mempengaruhi tingkat kepuasan dan penyesalan konsumen, begitupula informasi secara signifikan mempengaruhi tingkat penyesalan konsumen dan merek mempunyai pengaruh terhadap tingkat penyesalan konsumen namun tidak mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Terdapat hubungan positif antara kepuasan dan intensi pembelian clang dan terdapat hubungan negatif antara kepuasan dan penyesalan konsumen serta terdapat hubungan yang negatif antara penyesalan dan intensi pembelian ulang.

Many factors affect consumer satisfaction and regret. In this study, these factors are product performance, information, and brand Product performance defined as utility of product as well as its usage, while information described as the consumer knowledge (and its advantage) of the product/brand that was not chosen by the consumer. Brand is a name or logo of the mobile phone (Nokia and Sony Ericsson). Consumer will be satisfied when their expectation and needs both products and services fulfilled If their expectation and needs not fulled, they will be regretful.
The research purposed to describe affect of product performance, information, and brand toward satisfaction and regret and describe relationship between satisfaction and regret toward consumer repeat purchase intention.
This research is an experimental research by using univariate and multiple regression methods. Eight relations hypotheses built and tested to 200 respondents. Respondents are non Nokia and Sony Ericsson mobile phone user who lives on Depok and Jakarta Data, which collected support seven of eight hypotheses. This research found that product performance significantly affects consumer satisfaction and regret while information and brand affects only on consumer regret. Moreover, this research also found that there are positive relationships between consumer satisfactions toward repeat purchase intention. On the contrary, negative relations occur on the relationship of consumer and regret as well as consumer regrets to repeat purchase intention.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pauntu, Floris Rosa
"Perkembangan dunia telepon seluler ( ponsel ) berjalan dengan sangat cepat, djtandai dengan produk-produk baru dengan aplikasi yang canggih membanjiri pasar ponsel di Indonesia dalam waktu yang relatif singkat. Konsumen seolah-olah dibujuk untuk bergegas mengganti handphone yang dimilikinya dengan merek yang ditawarkan produsen melalui perang pemasaran ponsel, sehingga tiinbul kondisi dimana konsumen tidak mempunyai loyalitas terhadap ponsel (tingkat pergantian ponsel cukup tinggi ) apabila ada produk atau inovasi terbaru.
Nokia sebagai merek temaina salah satu produsen handphone dengan jumlah pemakai yang cukup besar di Indonesia ini, dirasakan tepat untuk dilakukan penelitian Agar Nokia tetap bisa mendominasi pasar handphone di Indonesia, maka perlu adanya tindakan bagaimana menciptakan dan inemelihara loyalitas pelanggannya. Oleh sebab itu perlu mengetahui dan menganalisis perilaku pengguna handpbone Nokia, dan mengukur seberapa besar tingkat loyalilas konsumen terbadap hanciphone Nokia seria atribut-atribut yang mempengarubi terbentuknya loyalitas konsumen terhadap handphone Nokia.
Adapun desain riset dan penelitian ini adalah meliputi 2 tahap yaitu exploratory research dan descriptive research. Metoda yang digunakan adalah self administered survey (Non Probability Sampling) dengan metoda Convenience Sampling., dengan jumlah sampel sebanyak 2000. Data sekunder diperoleh melalui internet, artikel majalah, koran, buku-buku. Analisis yang digunakan adalah arialisis deskriptif (mean dan frekuensi), analisis inferensial (uji t-test), analisis assoasiatif (cross tabulation analysis dan chi square), dan analisis faktor.
Berdasarkan analisis perilaku pengguna handphone Nokia dapat diketahui bahwa tiagian besar responden mengetahul tentang handphone Nokia untuk pertain kali dan liJan TV dan dañ teman / kolega. Responden telab menggunakan handphone Nokia antara l-2 takun yang lalu, Alasan terbanyak menggunakan handphone Nokia adalab karena penggunaannya mudab. Dan fitur-fitur yang sering digunakan merupakan fitur fluir yang standar seperti SMS, kornunikasi suant, games, nada getar, dan alarm. Sebagian besar responden pernab menggunakan merck handphone lain sebelumnya, dimana merek handphone yang cukup banyak pernah dimiliki sebelumnya adalah Ericsson, Siemens, Motorolla, dan Samsung.
Penggunaan pertama kali merek handphone lain yang terakhir dimiliki sebelumnya sebagian besar antara 1-2 tahun yang lalu. Alasan terbanyak menggunakan merek handphone yang terakhir tersebut karena merck yang digunakan sudah terpercaya, ringan dan praktis, serta harganya murah Responden setuju untuk menibeli produk produk Nokia dan aksesorisnya di dealer / outlet penjualan resmi Nokia. Dan responden tidak sering melakukan perpindahan merek karena faktor kebiasaan / suka berpindah merek, faktor barga yang Iebih murah, dan faktor promosi dan merek lain.
Atribut-atribut yang dipertimbangkan sangat penting oleh pengguna handphone Nokia secara berjturut-turut adalah kualitas sinyal, tahan lama ( awet ), daya tahan baterai, keaslian produk, kemudahan dalam penggunaan, garansi, dan atribut-atribut yang lain hanya dinilai penting oleh responden.
Loyalitas konsumen terhadap handphone Nokia cukup tinggi, hal ini diketahui dari tingkat kepuasan konsumen yang cukup tinggi, adanya minat untuk tetap menggunakan handphone Nokia di masa mendatang, adanya kesediaan untuk merekomendasikan ke pihak lain. Selain itu responden bersedia mencari produk Nokia yang dibutuhkannya sampai dapat, serta nilai presentase wallet share yang tergolong cukup tinggi ( 61,6295 %).
Ada beberapa rekomendasi bagi produsen Nokia dalam meningkatkan dan Menjaga loyalitas konsumennya, yaitu dengan mengembangkan dan menerapkan sistem customer Bonding ( strategi untuk mempertahankan pelanggan atau loyalitas konsumen) yang terdiri dari beberapa tahap yaitu Awareness bonding, Identity Bonding, Relationship Bonding, Community Bonding dan Advocacy Bonding. Perlu meningkatkan promosi yang gencar melalui iklan yang menarik dan penekanan pada fitur-fitur yang ada disesuaikan dengan positioning masing-masing sen handphone sefla diperlukan keriasama dengan pihak operator telepon seluler dalam penerapan teknologinya. Dalam meningkatkan kepuasan konsumennya, diperlukan tindakan yang cepat terhadap atribut-atribut yang diharapkan oleh konsumen, seperti atribut garansi, layanan puma jual (After Sales Service ), harga yang terjangkau, dan daya tahan baterai karena termasuk dalam kategori prioritas utama, sedangkan atribut keaslian produk ( original ), kualitas sinyal, tahan lama (awet ), keragaman fitur / fasilitas, kemudahan dalam penggunaan, dan teknologi yang canggih haras dipertahankan bahkan ditingkatkan oleh Nokia karena kinerja Nokia sudah baik untuk atribut-atribut ini. Atribut yang masuk dalam kategori prioritas rendah seperti atribut harga jual kembali yang tinggi, outlet penjualan resmi, dan berat dari produk juga harus diperhatikan oleh perusahaan, sedangkan yang masuk dalam kategori berlebihan terdiri dari atribut-atribut seperti merek yang terkenal dari terpercaya, bentuk / desain yang menarik, warna yang menarik, kelengkapan asesoris, layar monitor yang besar, dan keragaman tipe produk, dimana pihak Nokia dapat tidak memprioritaskan atribut-atribut tersebut dengan maksud untuk melokasikan sumber daya manusia dan keuangan perusahaan menjadi tepat sasaran. Atribut keragaman fitur atau fasilitas merupakan atribut yang signifIkan berpengaruh terhadap minat untuk tetap menggunakan handphone Nokia di masa yang akan datang, oleh sebab itu sebaiknya ditingkatkan dan dikembangkan.
Di samping itu Nokia perlu melakukan differensiasi diluar atribut produknya dengan meningkatkan dan menjaga kualitas pelayanannya melalui penambahan jumlah NPC / NCC beserta kenyamanaya yang mendekati konsumen,pelayanan yang standar dan baik yang diberikan oleh sumber daya yang dimiliki oleh pihak Nokia, serta penanganan komplain yang baik dan cepat.
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah metoda sampling yang digunakan adalah Non Probability Sampling (convEnience sampling) sehingga tingkat keacakannya tidak teruji. Selain itu tidak menganalisis dampaknya terhadap penjualan, sehingga tidak dapat díketahui apakah tingkat penjualan terjadi kenaikan atau penurunan, dan apabila terjadi kenaikan apakah dikarenakan konsumen yang loyal atau karena konsumen baru. Penelitian ini juga tidak dibahas apakah responden loyal terhadap beberapa merek atau tidak. OIeh sebab ¡tu perlu dikembangkan penelitian selanjutnya yang Jebih balk berdasarkan keterbatasan yang ada tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5586
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurman Sumantri
"ABSTRAK
Dewasa ini handphone sebagai salah satu piranti telekomunikasi telah berubah
fungsi bukan saja sebagai alat untuk berkomunikasi, handphone juga bisa berfungsi
sebagai ternan pendamping para penggunanya dalam melakukan kegiatan sehari-hari
Semakin ketatnya diferensiasi produk dalam industri handphone dewasa ini telah
mengarah kepada trend penggabungan aspek multimedia ke dalam fungsi handphone
yang telah ada pada saat ini. Selain itu perlu adanya suatu brand/merek yang berisikan
image dan asosiasi positif yang dapat membantu kinerja dari tiap kualitas dan performa
produk yang ditawarkan ke dalam pasar, sehingga produk yang akan dan atau sudah
ditawarkan kepada pasar dapat memiliki faktor pembeda dengan produk yang ditawarkan
oleh pemain lain, meskipun secara fisik jenis, kualitas dan kemampuan produk yang
ditawarkan sama.
Untuk menjawab keadaan pasar di atas, Sony dan Ericsson sebagai dua
perusahaan besar dunia yang telah cukup lama berada di dalam industri handphone, sejak
tanggal 1 Oktober 2001 bergabung untuk menyatukan dua kekuatannya kedalam satu
buah perusahan di bawah satu merek yang sama yaitu Sony Ericsson. Alasan lain yang
melatarbelakangi penggabungan di atas, dikarenakan semakin merosotnya image dan
asosiasi positif serta dimensi kemampuan produk dari kedua merek Sony dan Ericsson
dalam persaingan di industri handphone.
Dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun setelah proses penggabungan, temyata
bukan terjadi penambahan baik dalam image dan asosiasi positif dalam merek meskipun
secara kualitas produk dan kemampuan sudah terlihat mengalami peningkatan secara
signifikan, melainkan merosotnya peringkat merek Sony Ericsson yang berasal dari
posisi ke 3 menjadi berada pada posisi ke 4 berurutan dibawah Nokia, Siemen dan
Motorola.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kemudian dilakukan penelitian untuk
melihat keadaan bagaimana sebenamya brand awareness dan brand image, brand
associations yang terdapat pada merek Sony Ericsson serta faktor-faktor yang menjadi
bahan pertimbangan konsumen dalam memilih jenis handphone.
Desain penelitian berbentuk penelitian kuantitatif, dengan objek penelitian dan
unit analisis adalah tentang persepsi konsumen tentang brand awareness, brand image,
brand associations terhadap co-branding Sony Ericsson saat ini jika dibandingkan
dengan kedua merek Sony dan Ericsson sebelum bergabung, serta faktor-faktor yang
dijadikan pertimbangan konsumen dalam memilih jenis handphone. Dalam pemilihan
responden digunakan metode non probability sampling dan convinience sampling.
Penelitian dilakukan dengan melibatkan 120 responden pengguna handphone baik
user/non user merek Sony Ericsson yang masing-masing diberikan pertanyaan dalam
bentuk brand awareness, brand association apa yang melekat pada Sony Ericsson, dan
tingkat pengetahuan konsumen terhadap co-branding Sony Ericsson.
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan;
Pertama bahwa walaupun tingkat awareness terhadap Sony Ericsson tidaklah buruk,
namun Sony Ericsson hanya menduduki urutan kedua (unaided awareness) setelah Nokia
yang menempati top of mind pada konsumen pengguna handphone. Hal ini disebabkan
karena sudah semakin dekat dan kuatnya hubungan yang dijalin oleh Nokia dengan
konsumen pengguna handphone melalui produk-produk yang menarik dan memiliki user
friendly terhadap pemakainya.
Kedua, dari 11 (sebelas) asosiasi yang dikaitkan dengan Sony Ericsson, terdapat 3 (tiga)
asosiasi kuat yang menempel pada merek Sony Ericsson, yaitu: Gabungan Dua
Perusahaan Besar Dunia, Nama Besar dan Teknologi Ericsson dan
Multimediaphone.
Ketiga, asosiasi-asosiasi di atas telah menjadi salah satu faktor penentu dalam
pertimbangan konsumen untuk memilih jenis dan handphone yang akan digunakan
(dimiliki), selain karakteristik kualitas dan kemampuan dari tiap jenis handphone yang
dikeluarkan oleh Sony Ericsson. Konsumen sudah cukup terpuaskan atas kinerja dan
performa Sony Ericsson sampai dengan saat ini, terbukti dengan adanya nilai
pembobotan yang berada di interval "agak puas" cenderung mengarah ke statement
"puas".
Keempat, image yang melekat pada merek Sony Ericsson saat ini adalah: merek Sony
Ericsson lebih menjanjikan, merek Sony Ericsson memiliki faktor pembeda dengan
merek lain, dan merek Sony Ericsson memiliki personalitas tertentu.
Kelima, meskipun sempat mengalami penurunan dari kesuluruhan aspek merek, saat ini
image dan asosiasi positif Sony Ericsson telah bertambah baik dibandingkan dengan saat
kedua perusahaan tersebut sebelum waktu penggabungan pada tanggal 1 Oktober 2001.
Dari keseluruhan analisa dapat disimpulkan bahwa Sony Ericsson telah
melakukan peningkatan baik dari aspek brand management dan aspek inovasi produknya,
hal ini bisa dijadikan sebagai salah satu indikator dalam penerapan strategi perusahaan
pada saat yang akan datang guna mencapai goals perusahan sebagai pemain nomor satu
pada industri "multimedia bergerak" dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Purbasari
"Merek mempunyai peran dalam sukses pemasaran. Pemosisian sebuah merek melalui pembangunan image yang jelas dan konsisten merupakan senjata andalan dalam praktek pemasaran merek. Merek sejati dicirikan oleh aribut khusus yang diposisikan ke benak konsumen. Mengelola citra merek memerlukan kerangka kerja strategis, Park dkk dalam Bath dan Reddy (1998;32) mengemukakan Brand Concept Management (BCM) yaitu rancangan dalam bentuk umumnya, sebuah konsep merek terdapat simbolik maupun fungsional, dan terdiri dari satu aspek citra sebuah merek. Landasan pikir bahwa merek bisa bersifat fungsional atau simbolik menimbulkan pertanyaan penelitian, yaitu apakah ada faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap konsumen terhadap penilaian atribut fungsional dan simbolik dari suatu merek dan apakah ada perbedaan yang signifikan di benak konsumen terhadap nilai fungsional dan simbolik dari merek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor fungsionalitas dan simbolik dari merek dan mengetahui perbedaan penilaian fungsional dan simbolik dari merek di benak konsumen. Penelitian ini berlandaskan pada teori BCM oleh Park dkk dan teori Knapp (2001;8) bahwa "Salah satu sifat fundamental dari merek sejati dalam benak konsumen yaitu adanya manfaat-manfaat fungsional dan emosional yang dirasakan".
Metode penelitian bersifat deskriptif, peneliti berusaha untuk menguraikan karakteristik nilai fungsional dan simbolik suatu merek.. Dengan data hasil survei tentang karakteristik merek dan pengguna merek, dilakukan anaiisis faktor dan uji T. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pandangan tentang merek yaitu nilai fungsional use, simbolik prestige dan simbolik personality expression, dan ada perbedaan penilaian yang signifikan antara merek Nokia dan Siemens serta merek Seiko dan Guess.
Saran yang dapat disampaikan yaitu agar penelitian mendatang dapat membuat replikasi dengan merek-merek dan produk-produk lain, yang akan sangat berguna untuk penyempurnaan hasil penelitian ini. Perusahaan dapat membuat perencanaan pengelolaan merek dengan pertimbangan yang lebih jelas dan tepat untuk lebih memposisikan merek mereka pada satu nilai fungsional atau simbolik dalam benak konsumen sebagai upaya untuk mencapai target pasar dan memenangkan persaingan, tetapi untuk membuat merek dengan nilai simbolik lebih membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dan mahal dengan memasukkan berbagai atribut ke dalam merek produk dibandingkan apabila perusahaan lebih memilih nilai fungsional pada merek produknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Lestari
"Mobile phones industry are more competitive nowadays, it makes mobile phones industry should create differentiation of the product. Sony Ericsson which became one of mobile phone provider launches HP K550i with intention to attract buyer intention of consumer by showing product attribute. One of stategy Sony Ericsson Mobile Communication can be seen from the variety of mobile phones product segmentation, such as W series (Walkman), K series (Kamera), P series (PDA) etc. The purpose from this research is to find out what influence product attribute and buyer intention. The subject of this research is student of FISIP UI who doesn`t use handphone Sony Ericsson K550i. This research was conducted during October 2008. to support this research, 120 questions were distributed for student of FISIP UI who doesn`t use handphone Sony Ericsson K550i, at first 30 questions were distributed to get indicators related for this research. Information was obtained from study literature which suitable with this research. Quantitative method with descriptive analytics was used in this research. This study used purpossive sampling. Factor analysis and linier regression were used to analyze the data. There are two variables in this study: independent variables which consist of 5 dimensions (quality, brand, packaging, service, and price) and buyer?s intention as dependent variable. The dimensions of independent variable combinated with regression factor become attribute variable. From the regression result, 21% of buyer?s intention can be explained from product attributes variable, and 79% were influence from other unknown factor. Significant value of this result is < 0.05. In conclusion, product attribute have a significant impact on buyer?s intention, and there`re another factors influenced buyer`s intention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Delonika Yuki Eka Putra
"Penelitian ini menganalisis dan membandingkan ekuitas merek, beserta dirnensi pembentuk ekuitas merek dari kamera Digital Single-Lens Reflex (DSLR) yang terdiri dari Canon, Nikon, Olympus, dan Sony. Ekuitas merek dari masing-masing merek tersebut diketahui dengan cara mengukur dimensi pembentuk ekuitas merek yang terdiri dari, kesadaran merek (brand awareness), citra merek (brand image), persepsi kualitas (perceived quality) dan loyalitas merek (brand loyalty).
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif deskriptif. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pemilik dari kamera DSLR dengan merek Canon, Nikon, Olympus, dan Sony. Survey dilaksanakan pada rentang waktu bulan April-Mei 2011 yang mencakup berbagai jenis pertanyaan yang bersifat terbuka dan tertutup. Pada akhirnya didapatkan 260 responden dalam penel!tian ini.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari sisi ekuitas merek secara keseluruhan tidak ada perbedaan yang signifikan antara merek kamera DSLR tersebut. Hal ini terjadi karena masing-masing kamera DSLR tersebut memiliki nilai tertinggi pada salah satu dari empat dimensi ekuitas merek yang diteliti.

The research analyze and also compare the brand equity, with the dimensions that forming it of four Digital Single-Lens Reflex (DSLR) brands which consist of Canon, Nikon, Olympus, and Sony. The brand equity of each brand is obtained by measuring the brand equity dimensions, including brand awareness, brand image, perceived quality, and brand loyalty.
This research is using quantitative descriptive approaches. The implementation of this research is conducted by spreading the questionnaire to the owner of DSLR camera of brand Canon, Nikon, Olympus, and Sony. The survey is conducted during April to Mei 2011 by spreading the questionnaire consisting of open ended and close-ended questions. At the end, the respondents which are involved in this research consist of 260 people.
The research concludes that there is no significant difference between the brands in overall brand equity. This result can be happened because each brand has the highest score in one of four dimensions of brand equity which are observed.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T33687
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>