Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68264 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gatot Satriawan
"Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pemakai laporan lainnya (sekarang maupun potensial) dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit yang rasional. Karena tujuan keputusan investasi dan kredit adalah maksimisasi arus kas masuk bersih (net cash inflows), dibutuhkan informasi untuk penilaian jumlah, saat, dan ketidakpastian prospek arus kas perusahaan.
Tujuan utama Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu perusahaan dalam satu periode.
Laporan arus kas harus menjelaskan perubahan kas dan setara kas dalam satu periode. Laporan arus kas harus menggunakan terminologi yang deskriptif seperti kas (cash) atau kas dan setara kas (cash and cash equivalent), dan bukan terminologi yang ambigus seperti dana (funds).
Laporan arus kas harus mengklasifikasi penerimaan kas dan pengeluaran kas ke dalam aktivitas pengoperasian, penginvestasian, dan pendanaan. Dalam pelaporan arus kas dari aktivitas pengoperasian; perusahaan disarankan untuk menerapkan metode langsung (direct method).
Pada Tanggal 7 September 1994, Pengurus Pusat IAI mengesahkan PSAK No.2 tentang Laporan Arus Kas. Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Laporan Arus Kas ini menggantikan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
Para pemakai laporan keuangan perlu mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal ini bersifat umum dan tidak bergantung pada aktivitas perusahaan. Dengan demikian, PT Garuda Indonesia, sebagai perusahaan penerbangan, perlu juga menyusun dan menyajikan laporan arus kas sebagai bagian integral dari laporan keuangannya untuk mengantisipasi berlakunya PSAK No.2. Yang lebih penting lagi adalah penyajian laporan arus kas akan memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangannya yang memerlukan informasi arus kas perusahaan.
Sampai dengan tahun 1993, PT Garuda Indonesia belum menyusun Laporan Arus Kas sebagai bagian dari laporan keuangannya. Untuk mengantisipasi pemberlakuan PSAK No. 2 dan kebutuhan informasi arus kas oleh pihak yang berkepentingan, PT. Garuda Indonesia perlu menyusun laporan arus kas.
Karakteristik penerimaan kas dari pelanggan dan pencatatan pendapatannya membuat perusahaan penerbangan lebih tepat menerapkan metode langsung dalam penyajian aktivitas pengoperasiannya. Penerimaan kas dari pelanggan berasal dari penjualan tunai dan pelunasan piutang usaha, sedangkan pendapatan dicatat setelah jasa penerbangan diberikan kepada pelanggan.
Berdasarkan Neraca Komparatif (1992 dan 1993), Laporan Rugi-Laba tahun 1993, dan informasi tambahan yang ada dalam Laporan Keuangan 1993 yang telah diaudit, dapat disusun Laporan Arus Kas tahun 1993. Penyusunan Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia tahun 1993 menunjukkan hasil sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):
Kas tersedia dari aktivitas pengoperasian 426,648
Kas digunakan untuk aktivitas penginvestasian (271,397)
Kas digunakan untuk aktivitas pendanaan (118,654)
Kenaikan bersih kas dan setara kas 36,597
Penyusunan Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia disarankan untuk menggunakan model laporan arus kas yang diusulkan pada karya akhir ini. Dengan menerapkan model tersebut diharapkan laporan arus kas dapat dipahami dan bermanfaat bagi para pemakainya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Dwikaruniandari
"Kondisi ekonomi di Indonesia beberapa tahun terakhir ini menurunkan kualitas Neraca dan Laporan laba rugi dalam rupiah sebagai alat analisis untuk menilai kineja perusahaan, khususnya pada industri yang rentan terhadap fluktuasi kurs akibat ketergantungan terhadap bahan baku impor, hutang luar negeri dan pembayaran royalti. Analisa laporan keuangan untuk menilai resiko likuiditas dan solvabilitas bisa menjadi bias jika hanya rnengandalkan analisa Neraca dan Laporan laba rugi. Untuk mendekati kenyataan sebenarnya, peranan analisa laporan arus kas sebaiknya ditingkatkan untuk melengkapi informasi yang kurang akurat akibat distorsi metode pencatatan/akuntansi.
Pada industri farmasi Indonesia, hasil analisa rasio tradisional yang menggunakan informasi Neraca dan Laporan laba rugi hasilnya tidak seakurat rasio yang menggunakan informasi Laporan arus kas. Hal tersebut terbukti dari analisa prediksi kesulitan keuangan (financial distress) perusahaan farmasi publik periode 1996-2000, Alasannya adalah rasio tradisional merupakan stock variable, sehingga hanya melihat pada saldo satu titik tertentu yaitu pada akhir periode tutup buku (cut off). Hasilnya akan menjadi sangat fluktuatif dan memberi peluang memanipulasi laporan keuangan (window dressing) serta terdistorsi kurs (seperti jumlah kewajiban mata uang asing yang meningkat, padahal sebenarnya tidak ada penambahan kas. Sementara ¡tu Operating cashfiow ratio bisa lebih tepat memberikan sinyal kesulitan keuangan Suatu perusahaan (early warning system) karena operating cashflow ratio bersifat variable sehingga tidak ada efek non cash allocation dan metode pencatatan akuntansi dan relatif lebih sulit untuk dimanipulasi.
Prediksi resiko likuiditas dan solvabilitas perusahaan farmasi publik di Indonesia, periode 1996-1997, perusahaan dengan operating cashflow ratio di atas rata-rata industri memberikan indikasi bahwa perusahaan pada satu tahun mendatang relatif tidak akan mengalami kesulitan keuangan. Sebaiiknya analisa rasio tradisional, seperti misalnya current ratio yang berada di atas rata-rata industri atau Z Score yang menyatakan kondisi keuangan perusahaan aman memberikan indikasi yang kurang tepat.
Pada periode 1998-2000, ìnformasi laporan keuangan terdistorsi fluktuasi kurs Rupiah terhadap mata uang asing. Analisa operating cashflow ratio yang berada diatas rata-rata industri tetap memberikan indikasi yang benar bahwa tahun mendatang kondisi keuangan perusahaan relatif aman, tetapi operating cashflow ratio yang rendah belum tentu mengindikasikan bahwa kondisi keuangan perusahaan di tahun mendatang berbahaya. Para analis harus meneliti Iebih jauh karakteristik produk, strategi penjualan, dan sebagainya. Beberapa perusahaan farmasi yang memiliki operating cathflow ratio rendah pada periode ini dan berhasil melakukan restrukturisasi hutang, perubahan strategi, rnelakukan inovasi produk atau promosi yang gencar untuk mendongak penjualan khususnya yang mengandalkan obat bebas (OTC) pada tahun berikutnya berhasil memperbaiki kondisi keuangan perusahaannya dengan mengambil kesempatan disaat krisis dimana masyarakat cenderung memilih swamedikasì dengan obat bebas seperti Tempo Scan dan Bayer. Sementara itu Kalbe Farma dan Dankos walaupun sudah berhasil mencetak keuntungan yang luar blasa masih harus menghadapì resiko likuiditas dan solvabilitas yang Cukup besar akibat kebijakan perusahaan yang agresif dibandingkan perusahaan sejenis dalam menggunakan pembiayaan eksternal hutang luar negeri.
Sedangkan perusahaan yang mengandalkan obat resep (ethical) seperti Schering Plough, Squibb dan Dana Varia yang telah menaikan harga obat cukup tinggi untuk mengkompensasi pembayaran royalti dalam mata uang asing pada saat daya beli masyarakat lemah, pada periode 1998-2000 mengalami kesulitan keuangan yang sangat berbahaya karena penjualannya menurun drastis. Hanya Merck yang tetap mampu memelihara kondisi keuangan tetap baik karena gencar menerapkan strategi promosi penjualan obat ethical melalui simposium ilmiah dan mendapat dukungan berupa pinjaman dan induk perusahan Merck KgaA untuk mènyehatkan kondisi keuangan perusahaan di saat bunga pinjaman sangat tinggi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar, Eddy
"Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh total arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi terhadap return saham. Penulisan makalah ini menggunakan metode tinjauan literatur (library research). Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi arus kas operasional perusahaan maka semakin tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula nilai expected return saham."
Universitas Dharmawangsa, 2016
330 MIWD 48 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wenona Maryam Jaya
"ABSTRACT
The objective of this research is to analyze whether the valuation of biological assets has an impact towards companies discounted cash flow and to discuss the basis of measurement for biological assets. The method of this research is a case study, which will be conducted through data documentation and interviews. The problem occurs in PT ABC when implementing PSAK 69 as the new accounting standard. The results show that fair value from Ministry of Trade has a significant impact towards companies discounted cash flow while fair value from Public Appraisal Services KJPP has no significant impact towards companies discounted cash flow.

ABSTRACT
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah penilaian aset biologis memiliki dampak terhadap arus kas yang didiskontokan perusahaan dan untuk membahas dasar pengukuran aset biologis. Metode penelitian ini adalah studi kasus, yang akan dilakukan melalui dokumentasi data dan wawancara. Masalahnya terjadi di PT ABC ketika menerapkan PSAK 69 sebagai standar akuntansi baru. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai wajar dari Kementerian Perdagangan memiliki dampak signifikan terhadap arus kas yang didiskontokan perusahaan, sementara nilai wajar dari Kantor Jasa Penilaian Publik KJPP tidak memiliki dampak signifikan terhadap arus kas yang didiskontokan perusahaan."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mika Aldo
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh masing-masing arus kas dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan terhadap firm performance perusahaan di Indonesia. Guna mengetahui pengaruh tersebut, penelitian ini menganalisis sampel data dari 636 perusahaan non-finansial yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2011 hingga 2020 dengan menggunakan regresi panel data fixed effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel arus kas dari aktivitas operasional mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap firm performance. Selain itu, hasil penelitian juga mengindikasikan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap firm performance meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi pengaruh tersebut

This study aims to analyze the influence of cash flows from operating, investing, and financing activities towards firm performance in Indonesia region. To explore the effect, this study examines the samples from 636 non-financial firms that are listed in the Indonesia Stock Exchange for the period of 2011 to 2020 by employing fixed effect panel data regression. The results imply that cash flow from operating activities have positive and significant influence towards firm performance. Moreover, the results also indicate potential influence arising from cash flow from investing and financing activities towards firm performance though further research may require to validate."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Syamsuar
"Laporan arus kas belum digunakan secara optimal oleh para investor di Pasar
Modal padahal penggunaan rasio-rasio laporan arus kas dapat memberikan iñformasi
tambahan bagi mereka. Skripsi mi bertujuan memberikan gambaran penggunaan rasiorasio
tersebut. Laporan arus kas dibuat berdasarkan Laporan perubahan posisi keuangan objek peneitian, yang kemudian dianalisa dengan menggunakan rasio-rasio Laporan arus kas bersama-sama dengan rasio- rasio yang umum digunakan selama mi. Kesimpulan penelitian untuk likuiditas rasio-rasio Laporan arus kas lebih dapat menunjukkan kemampuan penisahaan membayar bunga dan cicilan kewajiban. Penggunaan rasio-rasio efisiensi clari Laporan arus kas dapat membantu investor dalam menilai kemampuan perusahaan menghasilkan kas. Jadi tidak hanya tergantung kepada angka laba bersih. Dan segi profitabilitas, hasil analisa rasio-rasio Laporan arus kas sedikit berbeda dengan rasiorasio
keuangan umum. Perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh laba bersih. Didalam
perhitungan laba bersih terdapat unsur-unsur yang meningkatkan laba bersih tetapi tidak meningkatkan kas seperti laba penjualan aktiva tetap. Dengan menggunakan rasio-rasio Laporan arus kas, investor dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan membayarkan deviden. Rasio-rasio Capital Expenditures dapat menunjukkan bagaimana perusahaan membiayai perolehan aktiva tetap. Hasil penelitian menunjukkan rasio-rasio Laporan arus kas sangat membantu para investor dalam mengevaluasi performansi perusahaan. Rasiorasio tersebut terutama sangat membantu dalam memprediksi arus kas masuk. Laporan arus kas sebaiknya disyaratkan sebagai bagian dari laporan keuangan tahunan perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metty Dianawati
"ABSTRAK
Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan negara-negara Asia sejak pertengahan tahun 1997 memberikan dampak yang luas terhadap dunia bisnis. Hal tersebut memmbulkan efek berganda terhadap sistem ekonomi secara keseluruhan yaitu terjadinya penurunan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing yang sangat drastis, menurunnya indeks harga saham di bursa, melonjaknya tingkat pengangguran, pergerakan suku bunga yang tidak stabil, dan penurunan nilai impor.
Industri TPT yang merupakan salah satu industri yang selama ini memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan devisa negara juga terkena dampaknya karena sebagian besar output yang dihasiIkan adalah komoditi ekspor, bahan baku yang digunakan masih banyak yang diimpor dan besarnya hutang dalam mata uang asing yang dimiliki perusahaan-perusahaan dalam industri ini.
Pembahasan yang dilakukan dalam karya akhir ¡ni adalah mengenai analisa kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri TPT baik sebelum dan sesudah krisis serta analisa penilaian prospek saham perusahaan dalam industri ¡ni bagi para investor di masa yang akan datang.
Penelitian dilakukan melalui analisa industn, analisa laporan keuangan, analisa rasio dan analisa penilaian perusahaan. Periode laporan keuangan yang dianalisa adalah tahun 1994 - 2000 sehingga dapat rnemberikan gambaran yang iebih jelas tentang kinerja keuangan perusahaan baik sebelum dan setelah krisis. Dalam analisa penilaìan, model yang digunakan adalah Free Cash Flow to The Firm (FCFF). Asumsi yang digunakan unluk memprediksi FCFF untuk periode 2001-2005 ini lebih didasarkan dengan data historis masing-masing perusahaan dan sumber-surnber lain seperti prediksi pertumbuhan ekonomi dari Bank Indonesia, Bappenas, dll.
Dari ketiga sample perusahaaanyaitu PT. Karwell Indonesia Tbk., PT Ricky Pulsa Globalindo Tbk., dan PT Eratex Ojaja Tbk., seluruhnya mengalami kerugian pada saat krisis. Perbedaannya adalah setelah krisis, dimana masing-rnasing perusahaan berusaha meningkatkan efisiensinya tetapi hanya PT Eratex yang berhasil memperoleh laba setelah krisis sedangkan dim perusahaan sampe! yaltu PT Karwell dan PT Ricky masih menderita kerugian pada tahun 2000. Persamaan yang terjadi adalah adanya kenaikan tingkat leverage ketiga perusahaan sampel setelah krisis sehingga resiko bagi investor semakin meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham saat ini dari ketiga perusahaan sampel adalah overvalue yaltu nilai intninsik saham PT Karwell sebesar Rp. (206).- PT Ricky sebesar Rp. (263),- dan PT Eratex sebesar Rp. (1.499),- lebih kecil dari harga saham saat ini. Harga saham saat ini dari ketiga perusahaan ini adalah sebesar Rp. 410 untuk PT Karwell,- Rp. 185,- untuk PT Ricky dan Rp. 365,- untuk PT Eratex. Dengan hasil yang diperoleh ini, maka penulis berkesimpulan bahwa sebaiknya para investor tidak menanamkan investasinya pada ketiga perusahaan sampel diatas. Sedangkan bagi pihak manajemen dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya untuk mengantisipasi risiko usaha yang ada seperti persaingan, pasokan bahan baku, kuota, tenaga kerja, kebijakan pemerintah, perubahan nilai tukar mata uang asing dan kondisi dalam negeri.
Kajian dalam kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bagi para investor, manajemen dan pemerintah dengan selalu memantau perubahan yang terjadi, balk pada skala makro ekonomi Indonesia, informasi perusahaan dan perkembangan ekonomi dunia sebelum mengarnbil tindakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Nafri Habib
"ABSTRAK
Dalam iklim persaingan yang semakin ketat, kelangsungan hidup maupun kesempatan berkembang suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana terutama dana yang dihasilkan secara internal dan akses perusahaan terhadap sumber dana tersel;mt.
Selanjutnya, bukti empiris yang mendasar hubungan antara arus kas dengan pengeluaran investasi (setelah mengkontrol cost of capital) tidak konsisten dengan teori irrelevance-nya Modigliani dan Miller dan teori static trade off dari tingkah laku keuangan. 2 penjelasan terbaru mengenai hubungan ini yang berfokus pada informasi tidak sempurna adalah hipotesa Pecking Order (PO) dan Hipotesa Free Cash Flow (FCF). Hipotesa PO mengidentifikasikan adverse selection problem yang muncul ketika orang dalam perusahaan (pemilik dan manager) memiliki informasi lebih baik dari pada pasar modal tentang nilai perusahaannya. Sedangkan FCF berfokus pada masalah agency yang berpendapat bahwa para manager meningkatkan kesejahteraan diri mereka dengan mengorbankan pemegang saham yaitu dengan cara menginvestasikan arus kas perusahaan pada peluang investasi yang tidak menguntungkan daripada membayarkan dana yang dimiliki dalam bentuk dividen atau membeli kembali debt-financed share.
Tulisan ini bertujuan untuk melihat apakah pentingnya arus kas dalam keputusan investasi dari 20 perusahaan pabrikan di Indonesia yang merupakan sampel dari 144 perusahaan pabrikan
yang telah masuk bursa disebabkan perusahaan ingin membuang free cash flow-nya atau karena mereka menghadapi biaya yang cukup tinggi jika menggunakan pembiayaan eksternal. yang diciptakan karena adanya informasi yang tidak simetris.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis mengambil sampel sebaganyak 20 perusahaan pabrikan yang telah masuk bursa di Indonesia. Pengklasifikasian perusahaan diambil berdasarkan pengklasifikasian yang dilakukan dalam Indonesian Capital Market Directory tahun 1997 yang mencakup 144 perusahaan pabrikan yang telah masuk bursa yang terbagi dalam 19 pengelompokan. Keterbatasan dalam mengakses data, menyebabkan penulis hanya mengambil data historis 20 perusahaan pabrikan dari tahun 1992 hingga 1996.
Tingkat keseimbangan Tobin q digunakan untuk membedakan keterbatasan likuiditas yang
disebabkan oleh informasi yang tidak asimetris dengan managerial overivestment of free cash
flow.
Dengan menggunakan sampel di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesa FCF dan PO dapat
menjelaskan hubungan arus kas dan pengeluaran investasi. Tingkah laku FCF lebih sering
muncul pada perusahaan besar dengan dividen yang rendah ketika perusahaan tersebut
berinvestasi pada aktiva berwujud. Sedangkan, hipotesa PQ muncul pada pemsahaan yang
lebih kecil, dividen rendah ketika membuat keputusan untuk berinvestasi pada aktiva tidak
berwujud. Namun demikian, penulis tidak dapat menyatakan bahwa kesimpulan berlaku bagi
perusahaan pabrikan yang telah masuk bursa di Indonesia mengingat jumlah sampel yang
diambil dan melihat kecilnya proporsi saham yang dijual di pasar pada tiap-tiap perusahaan
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Mika Aditha
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketidakpastian arus kas terhadap dividen dan investasi secara terpisah. Penelitian dilakukan terhadap 51 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2012. Metode penelitian menggunakan pengujian regresi data panel dengan variabel dependen dividen tunai dan investasi yang diproksikan oleh capital expenditures, variabel independen ketidakpastian arus kas yang diproksikan oleh cash shortfall dan volatilitas harga saham, serta variabel kontrol pendanaan eksternal, market to book ratio, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan tingkat utang perusahaan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ketidakpastian arus kas memiliki pengaruh yang signifikan baik terhadap dividen maupun investasi dengan arah pengaruh negatif. Melalui hasil yang diperoleh, disarankan kepada para investor untuk memperhatikan kondisi arus kas perusahaan terlebih dahulu apabila ingin memperoleh tingkat dividen maupun hasil investasi yang optimal sebelum memilih perusahaan untuk berinvestasi. Bagi regulator disarankan untuk memberi benefit tambahan pada perusahaan yang melakukan investasi agar keputusan investasi tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi keuangan internal perusahaan sehingga tingkat investasi nasional dapat terjaga.

This research aims to determine the impact of cash flow uncertainty on dividend and investment separately. The study was conducted on 51 Indonesian Listed Companies that are active in business during the period from 2008 to 2012. Research methodology used is panel data regression with regular cash dividend and investment entitled by capital expenditures as dependent variables, cash shortfall and stock price volatility which are used as indicators of cash flow uncertainty as independent variables, also external financing, market to book ratio, size, profitability, and leverage as control variables. From this study, it was found that cash flow uncertainty significantly affect both dividend and investment. Indonesian companies indicate that when they meet high level of uncertainty cash flow, they tend to reduce dividend and investment. Through the results obtained, it is suggested to investors to notice the cash flow condition first before making an investment decision. Advise for regulators is to raise the benefit for investors, so that the level of national investment can be maintained.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>