Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramadhian Moetomo
"ABSTRAK
Krisis moneter yang memmpa Indonesia, telah melumpuhkan sebagian besar persendian ekonomi nasional, konsumsi nasional yang sempat menjadi harapan penyembuhan, gagal berperan dengan adanya kenaikan biaya produksi. Hal ini menjadikan peningkatan ekspor merupakan salah satu opsi, guna mengembalikan kondisi perekonomian ke arah yang lebih baik. Permasalahannya ialah, eksportir nasional pada umumnya merupakan eksportir tidak langsung, yang mana mereka melakukan impor bahan baku atau barang setengah jadi untuk diproduksi barang dengan nilai tambah tertentu, untuk diekspor kembali. Depresiasi kurs, tak pelak lagi merupakan kendala utama, yang menurunkan daya saing mereka. Kondisi ini pulalah yang menjadikan kebutuhan modal kerja, adalah suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi, bagi kalangan eksportir nasional.
Menanggapi keadaan itu, pemerintah mendirikan suatu Lembaga Pembiayaan Ekspor, yaitu PT. Bank Ekspor Indonesia (Persero) atau siangkatnya BEl, yang berfungsi menjadi media cash loan atau non cash loan bagi eksportir nasional. Namun mengingat risiko default yang relatif masih tinggi untuk kalangan nasabah debitur perbankan di Indonesia, maka dalam operasional sehari-harinya BEl hanya memberikan fasilitas pembiayaan atau penjaminan ekspor tersebut kepada eksportir yang telah menjadi debitur (dengan kolektibilitas lancar) pada beberapa bank devisa yang memang telah diseleksi secara ketat.
Seiring dengan berjalannya waktu, BEl menghadapi beberapa kendala, seperti respon dari beberapa bank komersial terkesan kurang bersemangat di dalam membantu penyaluran fasilitas ini, mengingat resiko dari refinancing misalnya, ditanggung seluruhnya oleh kalangan bank komersial. Selain itu, kondisi pasca krisis, selain menjadikan kalangan bank komersial lebih selektif dan restriktif, juga menunjukkan kecenderungan beralihnya fokus layanan perbankan dari korporasi ke arah retail.
Kendala lain berupa belum adanya perangkat Undang-Undang yang khusus melindungi fungsi BEI, sehingga selama ini EI masih berlindung pada Undang-Undang Perbankan, yang sama sekali tidak mengenal bentuk lembaga pembiayaan ekspor.
Di lain pihak fenomena krisis sekarang ini menjadikan BEI sebagai penawar bagi kebutuhan modal kerja bagi para eksportir. Di saat krisis ekonomi ini berakhir, ketika akses modal kerja menjadi lebih mudah, dan tingkat bunga pinjaman (tingkat bunga global menurun), kemampuan serta daya tahan dari BEI, akan benar-benar diuji.
Atas dasar kondisi ini, tulisan ini akan mencoba untuk menganalisis kondisi actual dari BEI dengan memasukkan unsur kerangka pikir skenario masa depan, guna menelaah kesiapan perusahaan tersebut di dalam menghadapi tantangan di masa depan dengan menggunakan model analisis Five Force Model, analisis SWOT, dan analisis strategi generic. Output dari analisis-analisis di atas, akan disajikan sebagai alternatif strategi manajerial yang dapat diaplikasikan oleh BEI.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flory Daryanti
"Pemerintah Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang semakin besar untuk Iebih mampu bersaing di dalam sektor industri baja dimana produk baja merupakan produk strategis karena dibutuhkan oleh banyak kalangan. Persaingan dalam peningkatan daya saing yang didahuiui dengan adanya pasar AFTA dan akhimya harus menghadapi persaingan di pasar global, perlu diupayakan di dalam industri baja indonesia sehingga tidak saja berorientasi domestik tetapi juga berorientasi ekspor.
Visi pemerintah Indonesia, dimana ingin menjadikan industri baja Indonesia menjadi industri yang efisien, mempunyai implikasi yang tidak sedikit terhadap kesiapan industri baja. Dimana kesiapan tersebut tidak hanya mendukung penyediaan proses teknologi yang efisien dan dapat menghasilkan diferensiasi produk serta peningkatan produktifitas tetapi juga mendukung sarana dan prasarana Iain yaitu listrik, pelabuhan, dan fasilitas lain seperti infrastruktur sosial, jalan masuk ke pabrik, peremajaan mesin, dan juga joint venture atau aliansi strategis.
Penelitian ini ditujukan untuk melihat potensi dan arah pengembangan industri baja dalam upaya meningkatkan industri baja yang berorientasi ekspor, dengan menggunakan kerangka analisa sektoral. Strategi pengembangan serta keunggulan kompetitif industri baja dapat ditelaah dalam konteks penelitian dan segi input, proses dan output produk. Jenis penelitian ini adalah studi analisis deskriptif yang didasarkan oleh hasil studi eksplorasi secara deskriptif.
Temuan kajian yang-paling penting adalah peranan pemerintah/negara yang akan tetap kuat dan dominan untuk mendukung industri baja sehingga menjadikan industri baja menjadi etisien, memiliki produktititas tinggi dan mempunyai diferensiasi produk, dalam era globalisasi walaupun fungsinya saat ini adalah mengarahkan industri. Kompetisi yang bersifat global seakan akan menjadikan peranan pemerintah semakin kecil, tetapi pada kenyataannya tidak demikian, peranan pemerintah akan semakin besar dan bertambah penting. Peranan pemerintah merupakan faktor penentu (determinant) dalam kemampuan untuk berkompetisi. Untuk itu maka pembangunan industri baja lndonesia tidak saja perlu terpadu secara internal, tetapi juga harus serasi dengan pembangunan yang dilakukan oleh sektor Iainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T16805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mauldy Rauf Makmur
"ABSTRAK
Banyak permasalahan yang dihadapi oleh industri perbankan di Indonesia khususnya sejak krisis ekonomi yang melanda beberapa tahun lalu, antara lain terletak pada struktur pendapatan bank yang sangat tergantung pada pendapatan bunga (interest income). Kenaikan tingkat suku bunga simpanan sebagai salah satu akibat dari terjadinya krisis ekonomi tidak dapat segera diatasi dengan cara
menaikkan suku bunga pinjaman. Hal ini terjadi selain karena adanya ketentuan peninjauan suku bunga secara periodik, juga dampak kenaikan tersebut sangat memberatkan nasabah. Jumlah kredit bermasalah yang semakin banyak menyebabkan tidak seimbangnya pendapatan bunga dengan biaya bunga yang harus ditanggung pihak bank. Dengan net interest margin di satu sisi dan pendapatan
di luar bunga yang tidak dapat menutupi selisih tersebut di sisi lain, maka membuat bank mengalami negative spread.
Selain krisis yang terjadi di dalam negeri, pengaruh globalisasi dengan berlakunya AFTA, APEC, dan VVTO yang akan membawa dampak pada perkembangan industri perbankan di Indonesia. Di satu sisi perbankan nasional makin memiliki pelang untuk mengembangkan bisnisnya ke negara lain, namun sebaliknya juga menjadi ancaman masuknya bank-bank asing yang memiliki modal besar, memiliki reputasi internasional dan lebih berpengalaman dalam berbagai kegiatan yang menghasilkan fee based income, maka perbankan nasional harus meningkatkan kinerja dan layanannya agar bisa bersaing dengan para kompetitornya.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka bank harus melakukan terobosanterobosan baru dengan merubah struktur pendapatannya secara bertahap dengan menggali potensi untuk meraih pendapatan di luar bunga (fee based income). Pendapatan tersebut diperoleh atas dasar pelayanan yang diperoleh nasabah. Bank yang mampu memberikan kepuasan kepada nasabahnya akan dapat meraih pendapatan yang lebih besar dari berbagai fee yang dikumpulkan.
Pada dasarnya pendapatan fee based didapat dari fee atau charges atas pemberian komitmen dan jasa-jasa bank. Ada berbagai jenis transaksi yang dapat dijadikan surnber pendapatan fee based yang secara garis besar terbagi menjadi 3 kategori yaitu processing, principal transaction, dan advisory. Sedangkan dari ruang lingkup layanannya bisa berupa transaksi domestik dan transaksi internasional. Dari transaksi internasional bank mendapat pendapatan yang lebih bervariasi seperti pendapatan fee/charges, selisih kurs, dan in lieu of exchange.
Tidak semua bank memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai di sektor jasa layanan transaksi internasional, karena selain harus memiliki status bank devisa, diperlukan juga international network yang luas; teknologi yang memadai, produk dan jasa yang tersedia serta reputasi internasional merupakan faktor penting dalam memperoleh kepercayaan internasional.
Bank M sebagai bank terbesar dari segi asset dan s1mpanan yang memiliki jaringan yang luas di dalam dan luar negeri. dengan customer base yang besar. memiliki potensi besar untuk dapat mengembangkan beberapa jenis produk dan jasa perbankan yang berbasiskan pelayanan. Dengan jumlah nasabah yang besar maka pendapatan fee/charges yang akan diperoleh Bank M akan dapat meningkatkan kinerja profibilitas Bank M di luar pendapatan bunga. Selain itu, strategi Bank M untuk menjadi universal bank merupakan landasan yang kuat dalam meraih keberhasilan dalam bisnis internasional. Dengan meningkatnya pendapatan fee based sebagai sumber pendapatan yang lebih sustainable, maka secara bertahap akan mengurangi ketergantungan Bank M dari pendapatan bunga sehingga akan meningkatkan kinerja Bank M dalam menghadapai persaingan yang makin ketat pada masa mendatang.
Dalam karya akhir ini akan dibahas mengenai strategi Bank M dalam upayanya meningkatkan fee based income dari transaksi internasional. Pembahasan difokuskan pada pendapatan fee based dan international remittance khususnya inward remittance dengan membandingkannya dengan beberapa bank pesaing lainnya. Analisa dilakukan pada aspek lingkungan umum, lingkungan industri, dan
lingkungan internal perusahaan.
Peranan bank koresponden khususnya bank depositori koresponden sangat besar dalam mendukung bisnis ini mengingat fungsinya sebagai supplier, distributor, dan kasir bagi Bank M.
Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan yang akan menjadi dasar pengembangan bisnis international remittance Bank M dengan tetap bertumpu pada core competencenya. Untuk itu, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
.. Mengembangkan pasar inward remittance dengan memanfaatkan . jaringan cabang dan jaringan bank koresponden yang luas.
.. Memfokuskan target pasar pada TKI yang bekerja di luar negeri yang secara rutin mengirimkan uang kepada keluarganya di Indonesia.
..Mengembangkan dan memperluas kerjasama dengan bank koresponden di luar dan dalam negeri untuk meningkatkan bisnis inward remittance TKI.
.. Mengembangkan produk remittance dan melakukan promosi dengan memanfaatkan jaringan cabang agar dapat tersosialisasikan secara menyeluruh.
.. Melakukan efesiensi biaya dengan mensentralisasl kegiatan back office dalam penanganan operasional rekening vostro pada unit kerja khusus.
.. Mengembangkan teknologi informasi dan sistim aplikasi untuk mendukung pelayanan dan mengurangi human error.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Judianto
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000
pulau. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah terutama kekayaan laut. Namun
kekayaan alam ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari 5,8 juta kilometer persegi
wilayah laut Indonesia, diperkirakan hanya kurang dari 35 % yang tetah dimanfaatkan.
Udang yang merupakan salah satu kekayaan laut memiliki prospek yang cukup
baik untuk diekspor dalam bentuk udang segar dan beku dengan laju pertumbuhan rata
ratanya sebesar 2,04%. Salah satu perusahaan eksportir udang yang berlokasi di Jakarta
adalah PT. Nagamas Sakti Perkasa. Ekspor perusahaan ini ternyata mengalami penurunan
yang cukup besar dari tahun ke tahun.
Peluang Indonesia untuk pasaran udang dunia tampaknya masih terbuka lebar
karena ekspor udang di Indonesia baru mencapai 10 % dari jumlah seluruh ekspor dunia.
Sedangkan konsentrasi pasar masih berkutat pada Negara Jepang dan Amerika Serikat.
Adanya sistem perdagangan bebas, terbentuknya blok-blok perdagangan , terjadinya
krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia serta semakin ketatnya persaingan dan
makin banyaknya kompetitor industri periklanan yang juga mengekspor produk udang ke
Negara Jepang dan Amerika, mengharuskan PT. Nagamas Sakti Perkasa sebagai salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor perikanan untuk bisa menyesuaikan diri,
mengatasi segala permasalahan, kendala dan merebut peluang pasar yang ada.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan negara tujuan ekspor baru bagi PT. Nagamas Sakti Perkasa dalam
memperluas pemasaran produk udang beku ke mancanegara. Seperti di ketahui sat ini
negara tujuan ekspor udang perusahaan sebagian besar ke negara Jepang ( 70 % ) dan
Amerika ( 20 % ) dan sisanya negara-negara Asia dan Eropa. Pembahasan dilakukan
dengan cara mengidentifikasikan lingkungan potensi pasar dan analisis kekuatan industri
di Uni Eropa yang menjadi target pasar ekspor baru perusahaan, yang merupakan peluang
dan ancaman serta faktor-fakior internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Dan menentukan alternatif strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar
ekspor udang beku ke Uni Eropa.
Peluang yang dimiliki perusahaan adalah meningkatnya permintaan udang di Uni
Eropa ditunjang dengan pertumbuhan PDB negara-negara Uni Eropa yang makin
meningkat, mengakibatkan pendapatan perkapita tinggi sehingga diharapkan daya
belipun meningkat. Bertambahnya jumlah penduduk dan pola konsumsi udang yang
mengakibatkan meningkatnya permintaan udang di Eropa juga merupakan salah satu
peluang perusahaan untuk menembus pasar Eropa. Disamping adanya ancaman yang
berupa makin meningkatnya persaingan dengan adanya pesaing dari negara lain seperti
Thailand, Ekuador India, Vietnam, China, disamping persaingan dari perusahaan
perikanan Indonesia sendiri yang juga mencoba menerobos pasar Eropa.
Peluang dan ancaman tersebut di atas harus dapat di atasi oleh PT. Nagamas
Sakti Perkasa dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Kekuatan yang dimiliki
perusahaan adalah perusahaan sudah cukup lama berdiri dan memiliki pengalaman
dalam industri udang Disamping itu perusahaan memiliki fasilitas produksi untuk
pemrosesan udang secara lengkap dengan proses produksi yang cepat sehingga menjamin
kesinambungan ekspor.
Hal yang paling penting adalah produk memiliki standar kualitas yang cukup tinggi dan
diakui oleh importir, karena telah dilakukan pengujian mulai dari bahan baku masuk
sampai produk akhir di tunjang juga dengan sertifikat verifikasi HACCP Plan yang
dimiliki perusahaan dimana perusahaan lain yang sejenis jarang memiliki.
Dengan sederet kekuatan perusahaan bukan berarti PT. Nagamas Sakti Perkasa
tidak memiliki kelemahan yang harus segera diperbaiki yaitu tidak memiliki tambak
sendiri sehingga ketersediaan bahan balai yang sangat tergantung kepada suplier yakni
nelayan dan petani tambak ( karena bukan merupakan perusahaan yang integrated )
sehingga mempengaruhi aktivitas produksi dan ekspor di samping sumber daya manusia
yang tingkat pendidikannya rendah juga merupakan hambatan perusahaan dalam
memasarkan udang ke Eropa.
Sebagai hasil dari analisis peluang dan ancaman di negara Eropa serta kekuatan
dan kelemahan PT. Nagsari Balai Perkasa, maka berdasarkan analisis SWOT strategi
yang ditempuh perusahaan adalah strategi agresif dimana perusahaan memiliki banyak
peluang dan kekuatan sehingga perusahaan sebaiknya mengembangkan usahanya
semaksimal mungkin dan tentunya mampu untuk bersaing dalam memasarkan udang di
negara-negara Eropa.
Kondisi pasar udang di Eropa memperlihatkan prospek yang cukup baik, hal ini
dilihat dari konsumsi udang masyarakat Eropa cenderung trendnya terus meningkat,
terutama apabila nilai tukar mata uang memiliki kestabilan terhadap pasar. Sangat
terbatasnya supply udang di negara Uni Eropa sendiri, juga merupakan faktor
pendorong berkembangnya impor sebagai akibat meningkatnya permintaan. Pasaran
udang Eropa dalam bentuk segar dan telah diproses adalah yang terbesar dan umumnya
dalam keadaan frozen.
Berdasarkan analisis pasar udang di Eropa maka dapat diambil kesimpulan bahwa
volume impor udang dan negara Eropa pada tahun 1997 adalah tertinggi yaitu sebesar
35,42 % dengan nilai import 2532% dari total impor dunia. Hal ini tentunya menjadi
suatu peluang PT Nagamas Sakti Perkasa untuk memperluas pasar ekspor udang ke
negara Eropa. Disamping itu juga kompetitor dan Indonesia masih sangat kecil hanya
7,62 % dan total ekspor udang Indonesia. Berdasarkan analisa potensi pasar dan
karateristik konsumen di Uni Eropa, maka negara yang menjadi sasaran utama
perusahaan untuk mengekspor udangnya adalah negara Perancis , Spanyol, yang
merupakan negara-negara pengimpor udang terbesar dan Uni Eropa
PT. Nagamas Sakti Perkasa hendaknya segera meningkatkan kualitas produk
perusahaan dengan lebih memfokuskan proses produksi sesuai sistem HACCP Plan serta
memperhatikan faktor sanitasi dan higienis sehingga produknya bisa lebih diterima di
pasaran Eropa disamping itu juga membentuk suatu sistem Plasma Inti Rakyat dengan
tujuan untuk menjaga persediaan bahan baku udang sehingga supply udang ke Eropa
dapat secara terus menerus tanpa adanya keluhan dari importir.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pratomo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T24503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Hazuki Rizal
"ABSTRAK
Perencanaan strategik merupakan kumpulan produk dari proses manaJemen
perusahaan untuk kondisi masa depan yang diharapkan (desired future). Ketika sebuah
perusahaan telah mendefinisikan bisnisnya, maka sesungguhnya perusahaan tersebut
telah menetapkan garis-garis yang membatasi wilayah-wilayah bisnis yang boleh (dan
yang tidak boleh) dimasukinya dan wilayah bisnis dimana ia harus (dan tidak seharusnya)
membangun capability on competence
Pasar Modal Indonesia mempunyai visi dan misi yang dituangkan dalam Cetak
Biru Pasar Modal Indonesia yang menjadi acuan kerja dari pelaku-pelaku pasar modal di
Indonesia. Cetak Biru Pasar Modal Indonesia direvisi setiap 5 (lima) tahun sekali dan
yang terbaru adalah edisi 2000-2004.
Pasar Modal Indonesia mempunyai 3 (tiga) lembaga utama yang mendukung
operasional, yaitu Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), dan Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Peran dari masing-masing lembaga ini tertuang
jelas dalam UU no.8/1995. Undang-Undang Pasar Modal ini menyebutkan secara j~las
fungsi-fungsi apa yang ada dan harus ada dari tiap lembaga.
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (selanjutnya disingkat KPEI) berfungsi
sebagai LKP yang menyediakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa
yang teratur, wajar dan efisien telah secara resmi mendapat izin usaha dari Bapepam.
Dengan adanya fungsi penjaminan, KPEI mempunyai peran yang sangat strategis yaitu
sebagai mitra pengimbang. Peran ini sangat mempengaruhi perilaku investasi di Pasar
Modal Indonesia, karena memberikan jaminan atas penyelesaian transaksi bursa yang
dilakukan.
Sejak tahun 1996 hingga awal tahun 2000 ini, KPEI sebagai objek penelitian,
belum mempunyai perencanaan yang memadai. Hal inilah yang mendorong penul.is untuk
memformulasikan secara ilmiah perencanaan strategik KPEI dengan ruang lingkup
tinjauan atas visi, misi, tujuan dan sasaran dari perusahaan, analisa eksternal dan internal
dari perusahaan, analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat),
perhitungan posisi perusahaan dan usulan-usulan penulis untuk KPEI dalam perencanaan
masa yang akan datang.
Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan survei atas kondisi sekarang
melalui diskusi, kuesioner dan wawancara dengan karyawan. Berdasarkan hasil survei,
bahwa 71.43% karyawan tidak jelas mengenai visi dan misi perusahaan, 80.95% menilai
bahwa komunikasi dari visi dan misi perusahaan selama ini tidak pemah ada. Hal lain
yang juga terlihat adalah bahwa 71.34% dari karyawan tidak jelas mengenai tujuan dan
sasaran dari perusahaan untuk masa yang akan datang. Sehingga selama ini karyawan
bekerja berdasarkan day to day operasional tanpa mempunyai perencanaan yang jelas.
Selain dengan karyawan, diskusi dan wawancara juga dilakukan dengan para
pejabat setempat. Penulis bersama dengan para pejabat merumuskan daftar dari analisa
SWOT KPEI dan dari analisa ini kemudian dilanjutkan dengan perhitungan posisi dari
perusahaan dengan bobot dan skor yang disepakati. Dari hasil perhitungan, dengan
menggunakan Grand Strategy Matrix didapatkan posisi KPEI di kuadran 2 (dua) dari
matriks yaitu posisi dimana kesempatan lebih besar dari ancaman, dan kekuatan lebih
kecil dari kelemahan.
Berdasarkan hal di atas dan dari literatur-literatur yang dibaca, dengan
menggunakan asumsi-asumsi dasar penulis memformulasikan ulang visi, misi, tujuan dan
sasaran dari KPEI untuk masa yang akan datang.
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardha Satryastomo
"Pada era globalisasi saat ini baik negara maju maupun negara berkembang tidak henti-hentinya mengadakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang dilakukan ini pada dasamya adalah untuk memfasilitasi penduduk dari negara tersebut. Pembangunan yang dapat kita lihat hasil nyatanya secara fisik adalah pembangunan dibidang ilmu sipil, seperti pembangunan gedung-gedung bertingkat, jalan layang dan pelabuhan, dimana pada dasamya semua pembangunan tersebut bertujuan untuk menunjang kehidupan manusia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang saat ini sedang berusaha mengejar berbagai ketertinggalan dengan melakukan pembangunan di segala bidang, terutama pembangunan fisik sarana dan prasarana umum. Di lain pihak sumber daya manusia terampil maupun dana amat terbatas. Oleh karena itu, peningkatan efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan merupakan langkah utama yang harus ditempuh. Pembangunan sarana dan prasarana umum termasuk didalamnya adalah infrastruktur diantaranya jalan tol.
Jalan tol dibuat dengan maksud untuk mewujudkan pemerataan (pembangunan dan hasil-hasilnya) serta untuk keseimbangan dalam pengembangan wilayah antar daerah. Jalan tol diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi serta mendukung kelancaran transportasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka pengelolajalan tol harus melakukan efisiensi di segala bidang termasuk dalam din organisasi itu sendiri, salah satunya adalah dengan meningkatkan kinerja sistem informasi pemeliharaan. Oleh karena itu keefektifan dan keefisienan dalam penyusunan data guna mendukung keputusan manajemen sangatlah penting untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga dapat mendukung keputusan manajemen mengenai pemeliharaan yang baik, optimal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sistem informasi pemeliharaan pada PT Jasa Marga (Persero) melalui beberapa aspek yaitu reliabilitas informasi dan aksesibilitas terhadap informasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus pada PT Jasa Marga (Persero) tentang sistem informasi yang dimiliki oleh PT Jasa Marga. Untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara semi terstruktur dan studi pustaka.
Hasil penelitian menunjukkan pentingnya suatu informasi guna mendasari keputusan manajemen terutama dalam pemeliharaan jalan tol. Dari penelitian ini ditarik kesimpulan bahwa dalam hal reliabilitas dari suatu informasi, PT Jasa Marga (Persero) telah memiliki informasi yang cukup reliable sehingga dapat digunakan untuk mendasari suatu keputusan pemeliharaan yang baik. Namun dalam hal aksesibilitas terhadap informasi PT Jasa Marga (Persero) dinilai masih belum maksimal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifki
"ABSTRAK
Dalam transaksi perdagangan internasional yang menggunakan letter of Credit (L/C) terdapat dua permasalah krusial. Pertama, pembayaran L/C hanya dapat dilakukan jika terdapat presentasi yang sesuai. Dalam praktiknya banyak terjadi ketidaksesuaian antara dokumen-dokumen yang disyaratkan oleh L/C (discrepancies). Kedua, bank hanya berurusan dengan dokumen-dokumen tidak dengan barang sehingga pihak beneficiary dari L/C yang berkudukan di negara lain sangat berpeluang melakukan fraud, seperti mempresentasikan dokumen yang dipersyaratkan L/C tetapi tidak melakukan pengiriman barang (ekspor fiktif) ataupun mengirimkan barang, namun barang yang dikirim merupakan barang rongsok. Pengadilan yang memiliki kewenangan memeriksa perkara sengketa demikian dalam praktiknya memiliki pandangan sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara. Dengan menggunakan metode kualitatif dan tipologi deskriptif, sumber-sumber hukum di bidang L/C seperti aturan, doktrin dan praktik-praktik perbankan di bidang L/C dianalisis bersama-sama dengan putusan pengadilan mengenai discrepancies dan fraud. Hasil dari penelitian ini menjelaskan adanya perbedaan antara pertimbangan dan putusan pengadilan dengan pengaturan-pengaturan maupun dengan teori-teori yang ada di bidang hukum L/C.

Letter of Credit (L/C) in international trade has two crusial issues. Firstly, the credit will only be honoured against complying presentation. In practice, presenting the documents to the bank seems like a hassle, there are a lot of discrepancies between the documents and L/C requirements. Secondly, banks only deal with documents and not with goods, therefore the beneficiary of L/C overseas have an advantageous opportunities to commit fraud, e.g. the beneficiary ships a non-existent cargo or the goods are in inferior quality or quantity. Court has judicial authority to hear and decide, they also have their own view when deciding such cases. This thesis uses qualitative research analytical and descriptive typological methods to address the issue. Thus the sources of L/C law, such as rules, doctrines and banking practices are analyzed together with the court verdict regarding discrepancies and fraud. The outcome of this study is to point out a contrast between the law of the L/C and the court verdict."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S57073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah Ramadhany
"PT Elders Indonesia sebagai perusahaan pengimpor sapi bakalan, penggemukan, pemotongan, dan distribusi sapi dan daging sapi kelas A membawa kita pada pertanyaan yang berkaitan pada posisi perusahaan tersebut di dalam peta persaingan komoditas sapi potong di Indonesia dan strategi bersaing yang digunakan oleh PT. Elders Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan strategi terbaik bagi perusahaan tersebut agar dapat memenangkan persaingan dalam bisnis komoditas sapi potong di Indonesia, mendapatkan keuntungan bagi perusahaan, dan yang pada gilirannya memberikan kontribusi pada pengembangan komoditas sapi potong di Indonesia.
Model penelitian ini menggunakan 5-Forces Model yang dikembangkan oleh Potter untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang mempengaruhi strategi dan kebijakan bisnis PT. Elders Indonesia. Kelima kekuatan dalam model tersebut mencakup pemasok, pembeli, produk baru, pendatang baru, dan pesaing.Penelitian ini juga melihat kebijakan pemerintah terhadap industri sapi potong di Indonesia dan sejauh mana kebijakan tersebut mempengaruhi strategi bisnis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa PT. Elders Indonesia mendapatkan keuntungan yang relative stabil dengan tidak adanya perubahan dalam strategi profit. Untuk meningkatkan mutu, kualitas, dan pengawasan terhadap hasil produksi berupa daging sapi dan obat-obatan untuk hewan PT. Elders Indonesia disarankan untuk mengembangkan strategi integrasi horizontal.

The success of a prominent, licensed and internationally certified slaughter house and feedlot, PT Elders Indonesia, on class A beef cattle import, production, and distribution, has led to questions pertaining the place of the company in the overall picture of beef cattle business mapping in Indonesia. It is interesting to learn the different competitive strategies employed and implemented by the company.
The purposes of this study were to identify the best strategy for the company to be able to compete with other similar industries in Indonesia and make progressive profit, which in turn to give a contribution for the development of national beef cattle industry in Indonesia.
This study used the 5-Forces Model developed by M. Potter to identify the key players affecting the business policy and strategy of the company. The Model outlines 5 main forces in business: supplier, buyer, new product, newcomer, and competitor. The study also looked into the government's policy on the national beef cattle industry and to what extent it has influenced the business strategy.
The results showed that PT Elders Indonesia had a relatively stable profitdevelopment with the same business strategy. The horizontally integrated strategy should continuously be developed in order to improve the quality and control of beef cattle product and by product.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29739
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zulfa
"ABSTRAK
Pada era pasar bebas, pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat
penting bagi perusahaan. Pengukuran tersebut antara lain dapat dipergunakan untuk
menilai keberhasilan perusahaan. Selama ini, pengukuran kinerja hanya menitikberatkan
pada sisi keuangan dan mengorbankan aspek - aspek non keuangan.
Balanced scorecard merupakan suatu sistim manajemen strategik yang komprehensif
yang mampu memberikan kerangka yang jelas dan masuk akal bagi jajaran manajemen
dan seluruh personil perusahaan untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui berbagai
kinerja non keuangan yaitu kinerja yang berasal dari perspektif pelanggan, proses bisnis
internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Disamping itu, balanced scorecard tidak
hanya mengukur hasil akhir (outcome) tetapi juga aktivitas penentu hasil akhir (driver).
Perusahaan perseroan ( Persero ) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ( TELKOM )
adalah salah satu BUMN di Indonesia yang menyelenggarakan jasa tel.ekomunikasi.
Diberlakukannya UU Telekomunikasi No. 36 tahun 1999 tentang pelaksanaan
liberalisasi sektor telekomunikasi di Indonesia telah mendorong TELKQM, sesuai
dengan visinya, untuk memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki agar tetap
menjadi pemimpin di bidang industri jasa telekomunikasi. Untuk itu, TELKOM telah
membuat suatu program yang disebut Program T - 2001 yang merupakan rencana
strategis untuk mempersiapkan TELKOM menjadi operator berstandar kelas dunia atau
world class operator ( WCO ).
Program T - 2001 terdiri dari 10 indikator utama dan 63 indikator penunj ang yang
mencakup empat program utama yang meliputi aspek keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa Program T - 2001 TELKOM sebagai suatu
program balanced scorecard yang mencerminkan adanya hubungan sebab - akibat
diarttara indikator - indikator yang ada, mengidentifikasi iead dan lag indicators dan
saling keterkaitan diantara indikator - indikator tersebut.
Berdasarkan analisa yang dilakukan diketahui bahwa Program T - 2001 TELKOM
merupakan suatu kelompok indikator yang komprehensif tetapi belum sepenuhnya
dianggap sebagai suatu balanced scorecard karena tidak adanya hubungan sebab -
akibat yang merupakan syarat utama dari suatu balanced scorecard. Selain itu, Program
T - 2001 TELKOM belum mengidentifikasi indikator yang menjadi lead dan lag
indikator , tidak adanya saling keterkaitan antara satu indikator dengan indikator lainnya
dan tolok ukur yang dipilih sebagai indikator adalah tolok ukur yang merupakan
persyaratan untuk menjadi operator kelas dunia dan bukan merupakan sasaran strategik
perusahaan.
Untuk penerapan Program T - 2001 sebagi suatu penerapan balanced scorecard yang
dapat membantu manajemen untuk mengkomunikasikan, mengkoordinasi dan
mewujudkan berbagai sasaran strategik yang telah ditetapkan maka Program T - 2001
hams memasukkan hubungan sebab - akibat, menentukan lead dan lag indicators dan
keterkaitan dari berbagai perspektif Setiap sasaran strategik yang dipilih dalam
perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan proses pembelajaran dan pertumbuhan
harus bermanfaat untuk mewujudkan sasaran strategik dari perspektif keuangan.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>