Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robert Muda Hartawan
"Bermunculannya banyak merek air oksigen dengan harga murah, terutama pada waktu muncul merek super O2, menyebabkan penjualan Clearly Canadian O2 mulai mengalami penurunan. Adalah suatu hal yang menarik bisa terjadi persaingan antara Clearly Canadian O2 yang memiliki segmen premium dengan harga eceran Rp 12.500 dengan air oksigen lain yang harganya jauh lebih murah, misalnya Super O2 Rp 3.850. Adanya penurunan penjualan memotivasi PT. Karunia Segar Utama untuk meningkatkan kinerja pemasaratmya, dan menetapkan target penjualan per bulan sebanyak 5 container, dimana 1 container diharapkan dapat diperoleh dari Jakarta.
Oleh karena itu, karya akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui: 1) positioning Clearly Canadian O2 dipersepsikan oleh konsumen saat ini, 2) target konsumen Clearly Canadian O2, 3) positioningstatement Clearly Canadian 02 sesuai dengan target konsumennya dan, 4) program pemasaran yang sebaiknya diterapkan untuk meningkatkan penjualan Clearly Canadian 02.
Dari penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa konsumen mempersepsikan Clearly Canadian O2 sebagai produk yang bagus untuk berolah raga & jelas manfaatnya, sedangkan persepsi sebagai produk yang bagus untuk kesehatan hanya sedang-sedang saja. Akhirnya target consumen Clearly Canadian 02 dirumuskan sebagai orang yang aktif berolah raga, memiliki SES A+ dan A, berusia 20-40 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, tidak mau mengeluarkan efort lebih untuk mendapatkan produk yang biasa dikonsumsi dan lebih menyukai membeli produk yang tersedia di tempat olah raga atau di Supermarket. Dari sisi geografis, target konsumen ini tinggal di perkotaan.
Positioning Clearly Canadian O2 dilakukan dengan membandingkan antara ekspektasi olah ragawan terhadap sport drink dengan persepsi consumen Clearly Canadian O2 terhadap produk ini. Dari hasil penelitiatl, diperoleh positioning statement yang sesuai dengan target konsumen Clearly Canadian O2 adalah: Clearly Canadian O2, sport drink yang memberikan manfaat super refreshment dengan oksigen tinggi bagi orang-orang yang sedang benar-benar berolah raga.
Produk Clearly Canadian 02 diupayakan agar manfaatnya tetap terjaga sehingga dapat dirasakan oleh konsumen. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan bungkus yang dapat melindungi produk dari sengatan sinar matahari, jika dikonsumsi oleh olahragawan yang berolah raga di tempat terbuka dan panas.
Strategi harga yang dipakai adalah strategi premium, yaitu adanya keseimbangan antara harga dengan manfaat. Oleh karena itu perlu ditetapkan harga eceran terendah dan harga eceran tertinggi. Sebaiknya harga dipertahankan pad a range Rp 10.000 sampai Rp 20.000 seperti yang diterapkan saat ini.
Komunikasi ditujukan untuk target konsumen, karena merekalah yang menjadi pengambil keputusan jika ingin membeli produk Clearly Canadian O2. Tujuan komunikasi adalah membangun mrareness, baik untuk produk maupun untuk nama panggilan produk tersebut. Nama yang sebaiknya disosialisasikan adalah Clearly O2 Pesan yang disampikan sebaiknya lebih ke arah rational appeal, yaitu menawarkan manfaat dari produk. Chanel yang digunakan sesuai dengan kategori produk Clearly O2 yaitu fast moving consumer good adalah non personal, bisa melalui iklan above the line maupun below the line, sesuai dengan anggaran yang dimiliki PT. Karunia Segar Utama.
Strategi distribusi yang diterapkan PT. Karunia Segar Utama adalah Strategi selektif, dengan cara membagi wilayah pemasarannya, dan menerapkan push strategy untuk memotivasi distributor dalam melakukan penjualan. Strategi selektif ini sesuai dengan jenis produk Clearly O2 yaitu shopping good, sedangkan push strategy sesuai dengan kondisi awareness produk yang masih rendah serta belum memiliki banyak konsumen loyal.
Akhirnya, diperoleh kesimpulan bahwa Clearly O2 perlu direposisi, target konsumennya adalah orang yang aktif berolah raga dan merniliki SES A+ dan A. Positioning statement yang sesuai adalah sebagai super refreshment dengan oksigen tinggi bagi setiap orang sesudah mereka benar-benar melakukan olah raga. Produk perlu dipertahankan manfaatnya agar dapat dirasakan konsumen, harga dipertahankan pada range Rp 10.000 sampai Rp 20.000, komunikasi ditujukan kepada target konsumen untuk membangun mrareness terhadap produk maupun nama panggilan Clearly O2, dan media yang digunakan adalah non personal, baik a bow the line maupun below the line.
Saran yang diberikan kepada PT. Karunia Segar Utama 1) menetapkan target konsumen Clearly O2 adalah Orang yang aktifberolah raga dan memiliki SES A+ dan A, 2) menetapkan positioning statement Clearly O2 adalah: Clearly O2, sport drink yang memberikan manfaat super refreshment bagi orang-orang yang sedang benar-benar berolah raga, 3) memberikan kantong pembungkus Clearly 02 agar dapat menarik dan melindungi produk pada saat dikonsumsi di tempat yang terkena terik sinar matahari, 4) menetapkan harga eceran terendah Rp 10.000 dan harga eceran tertinggi Rp 20.000, 5) melakukan sosialisasi nama Clearly O2, 6) mengadakan event below the line yang dirancang oleh PT. Karunia Segar Utama dan melakukan promosi above the line menggunakan majalah, 7) melakukan koordinasi dengan para distributomya dalam melakukan program pemasaran.
Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan analisa segmentasi gaya hidup target konsumen secara lebih mendalam agar program bauran pemasaran yang dibuat dapat lebih mendalam lagi."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maudy Elvira Saraswati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arnadi Gunawan
"Situasi politik dan perekonomian di Indonesia yang tidak menentu sejak pertengahan tahun 1998 memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada industri pariwisata dan perhotelan. Hal ini disebabkan dengan menurunnya jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia yang berpengaruh pada tngkat hunian kamar hotel berbintang. Sementara itu jumlah hotel berbintang terus mengalami peningkatan. Kondisi ini menyebabkan tingkat persaingan untuk meraih pengunjung menjadi sangat ketat diantara hotel-hotel berbintang.
Hotel Ambhara tidak luput dari kondisi persaingan yang ketat. Tingkat hunian hotel sempat mengalami penurunan sejak tahun 1998. Kondisi persaingan yang ketat di antara hotel-hotel berbintang menyebabkan banyak hotel termasuk Hotel Ambhara melakukan perang tarif melalui pemberian diskon yang besar kepada para pelanggan.
Bertolak dari fakta terjadinya penurunan tingkat hunian, timbul sejumlah pertanyaan yang kemudian menjadi bahan penelitian ini mengenal strategi pemasaran yang digunakan Hotel Ambhara, apakah sesuai dengan hasil yang diharapkan dan bagaimana forrnulasi strategi pemasaran yang kompetitif.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk memperoleh data sekunder dan metode wawancara terhadap responden terpilih untuk memperoleh data primer. Sebagian besar responden adalah para pengambil keputusan di lingkungan manajemen Hotel Ambhara maupun di PT Aldina Wisata Nusakarya sebagai perusahaan induk, dan para karyawan di bidang pemasaran. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Adapun sorotan utama penelitian adalah strategi pemasaran Hotel Ambhara dalam kurun waktu antara 1998-2000.
Berdasarkan analisis data tingkat hunian turun yang ditandai dengan menurunnya pendapatan hotel pada tahun 1999. Setelah dilakukan perbaikan yang mengarah pada kualitas pelayanan, pendapatan hotel kembali meningkat pada tahun 2000. Selanjutnya ditemukan bahwa bauran pemasaran dari 4 elemen yang diterapkan Hotel Ambhara dalam strategi pemasaran tidak cukup dan perlu mendapat tambahan 3 elemen lainnya, yaitu people, process dan provision of customer. Perumusan yang tepat ke 7 elemen bauran pemasaran merupakan kunci kekuatan utama daiam kompetisi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Nugrahanto
"The economic growth and political development which have begun to improve since mid 2001 bring about good effects on property sector. The good effects are indicated by the continuously increasing growth of apartments, so that the supply of the apartments became greater than the demand for them. One of the causes of such situation is the government policy in the banking sector, which encourages the growth of the property sector.
The rapid development of apartments in Jakarta and other big cities in Indonesia does not match the expected occupancy rate. This condition causes the competition for seeking customers to become very fierce among the apartments.
Apartemen lstana Sahid can not be escape from the condition of the fierce competition. The occupancy rate was decreased to the lowest point at the beginning of 2004. The condition of the fierce competition among the premium class apartments causes ?price? by giving customers a large amount of discount.
Taking the fact of the decrease in the occupancy rate as a point of analysis, a number of questions arises which is used for the research on marketing strategy which is adopted by apartemen lstana Sahid. This analysis tried to answered the question whether the marketing strategy corresponds with the desired results, and how a competitive marketing strategy should be formulated.
The data collecting through documentation and interview. The documentation was used to obtain secondary data, whereas the interview was used to obtain primary data. The interview were held with selected respondents, namely the decision makers in the management circles of Apartemen lstana Sahid, and the employees in the marketing function of Apartemen lstana Sahid. The collected data were further analyzed descriptively. The subject matter in which this research focused was the marketing strategy of Apartemen lstana Sahid over a period of time from 2001 to 2004.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22319
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnomo
"PPMK merupakan program pemberdayaan masyarakat yang menyediakan bantuan masyarakat dengan pendekatan Bantuan Langsung Masyarakat, berbasis Komunitas, senilai 2 Milyar setiap kelurahan sifatnya block grant dengan mengutamakan prinsip Demokratis, Transparan dan Akuntabilitas. Adapun sasarannya secara garis besar sebagal berikut:
- Memperkuat kelembagaan komunitas RW untuk diberdayakan secara keseluruhan.
- Penambahan modal bagi usaha produktif untuk meningkatkan produktifitas dan membuka lapangan kerja baru.
- Meningkatkan prasarana dan sarana dasar lingkungan dan adanya matching fund swadaya dari masyarakat.
Dalam pelaksanaannya ada berbagai kendala tekhnis yang menafikan upaya sungguh-sungguh dari pelaku utama dalam hal ini adalah Dewan Kelurahan dan tidak tepat sasaran. Adapun beberapa kendala tekhnis tersebut adalah sebagai berikut:
- Kelembagaan yang sudah berakar dalam komunitas RW tidak diperankan justru dalam pelaksanaan PPMK membentuk kelembagaan baru sehingga perlu waktu untuk sosialisasi.
- Kegiatan PPMK dibatasi dengan beberapa kegiatan fisik dan ekonomi sedangkan nilai proyek 2 Milyar itupun melalui 4 tahap, sehingga menimbulkan kesenjangan, realisasi tidak sejumlah usulan, ada yang tertunda bahkan belum jelas, akhirnya banyak masyarakat yang tidak puas.
- Situasi banjir yang berakibat pada dialihkannya dana fisik untuk kegiatan bidang lain, namun prosesnya memerlukan waktu sehingga penyerapan tahap pertama dinilai lambat.
Namun demikian dari hasil penelitian yang menggunakan Analisis Dampak yang dipadukan dengan Analisis SWOT didapatkan bahwa strategi SO terpilih dengan nilai total 10,23.
Strategi ini menghendaki keterlibatan seluruh kelembagaan komunitas RW {Ketua LPM, Ketua RT-RW dan organisasi kemasyarakatan dalam pembinaannya yaitu PKK, Karang Taruna Indonesia, dan lainnya khas komunitas setempat} sebagai stakeholder untuk berperan sesuai dengan fungsinya dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan didanai dengan BLM PPMK dengan tetap mengutamakan pada prinsip demokratis, transparan dan akuntabilitas. Kalupun mekanismenya baru, perlu dilakukan pelatihan khusus kepada kelembagaan komunitas RW tersebut. Tidak perlu dibentuk kelembagaan baru yang pada akhirnya banyak kelembagaan baru tapi aktivitasnya minim, timbul tenggelam dan tidak berkelanjutan.
Sehingga dengan melibatkan para stakeholder tersebut meskipun dalam pencapaian tujuan tidak maksimal namun dapat memberikan kepuasan kepada para stakeholder yang nantinya akan timbul saling pengertian dan kepercayaan yang dapat mengarahkan pemberdayaan masyarakat komunitas secara keseluruhan dalam meningkatkan kesejehteraan hidupnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriani Atisundari
"Pingu's English Bintaro merupakan perusahaan yang baru berdiri selama setahun dan masih belum begitu dikenal masyarakat di sekitar Bintaro, sehingga Pingu membutuhkan sebuah solusi untuk dapat meningkatkan brand awareness dari masyarakat. Tujuan program adalah meningkatkan brand awareness Pingu's English sebagai tempat kursus anakanak yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendapatkan publisitas dari pihak media. Tahap evaluasi dilakukan untuk mengukur keberhasilan suatu program yang sudah dijalankan dengan metode pengamatan langsung dan survey melalui pengisian kuesioner.

Pingu's English Bintaro is a new company that has been established for one year and it still has lack of brand awareness in the public. Therefore, Pingu's English needs solution to boost its brand awareness from a public. The aim of program is to increase Pingu's English brand awareness as an English course that is trustable and fulfill the customer needs. Evaluation and review should be done to measure the effectiveness and successfulness of the program through direct observation and questionnaire."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanisya
"Kata-kata pinjaman dari bahasa Inggris seringkali ditemukan dalam iklan televisi. Penggunaan kata-kata pinjaman dari bahasa Inggris dianggap mampu membuat kelompok sasaran lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan. Kata pinjaman (Lehnwort) adalah kata pinjaman yang diambil dari bahasa asing yang disesuaikan dengan bahasa penerima terkait penulisan, fonetik dan ejaan. Dalam bahasa Jerman, pinjaman kata dari bahasa Inggris disebut Anglizismus. Anglizismus juga dikenal sebagai bahasa yang banyak digunakan anak muda.
Sumber data dari penelitian ini adalah kosakata berbahasa Jerman yang dipinjam dari bahasa Inggris yang ditemukan dalam iklan televisi kartu SIM O2 Blue versi bahasa Jerman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peminjaman kosakata bahasa Inggris ke dalam bahasa Jerman juga disertai dengan perubahan morfologis dan perubahan makna.
Hasil dalam penelitian ini adalah kosakata pinjaman dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Jerman lebih banyak mengalami perubahan morfologis, daripada perubahan makna. Fenomena penggunaan kata-kata pinjaman dalam iklan semakin banyak digunakan, khususnya kosakata di bidang teknologi. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya istilah di bidang teknologi yang berbahasa Inggris sudah banyak digunakan dalam iklan yang mudah dimengerti oleh kelompok sasaran sehingga tidak perlu dialih bahasakan dan mempermudah pemasaran iklan tersebut.

Loanwords from English are usually found in television advertisements. The use of loanwords from English is regarded as a useful tool to make it easier for the intended audience to understand the messages that the advertiser wanted to convey. This loanword is coming from foreign languages that has been adjusted to the intended language, regarding its writing, phonetic, and spelling. In German, words that are borrowed from English are known as Anglicism. Anglicism is also known as the language that is mostly used by youth.
The sources of this research are coming from German vocabularies that are borrowed from English and are found in O2 Blue SIM Card television advertisement in German version. The aim of this research is to find out whether the loanwords from English have morphological change and change in meaning when turned into German words.
The result of this research shows that loanwords from English that are turned into German words have a lot of changes in morphology compared to the change in meaning. This phenomenon of using loanwords can be seen from how often it is used in advertisements nowadays, especially vocabularies that are used in the technology field. This is because technological terms that are borrowed from English are used widely on advertisements and easier to be understood by the intended audience. Therefore, it is unnecessary to change these words into German in order to make it easier to market the products that are being advertised.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Patar
"Industri perbankan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kebijakan pemerintah dibidang perbankan yang terkenal dengan pakto 88, merupakan deregulasi dibidang perbankan yang telah memberi kesempatan lahirnya bank baru sementara bank yang telah berdiri, secara ekspansif memperluas kantor cabangnya. Hal ini menimbulkan situasi kompetitif tinggi yang terjadi diantara bank dalam rangka menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.
Tulisan ini menganalisis strategi pemasaran produk tabungan bank oleh PT. Bank Rahastama, yang merupakan salah satu Bank Swasta Nasional Non Devisa. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbankan, Bank Rahastama menghadapi berbagai masalah pemasaran diantaranya persaingan yang semakin kompetitif karena banyaknya peserta yang ikut didalam arus persaingan.
PT. Bank Rahastama mulai beroperasi pada tanggal 28 Januari 1994, lahir didalam era pasca booming dunia perbankan. Pada saat itu terjadi lonjakan kuantitas bank dari 111 bank pada tahun 1988 menjadi 220 bank pada akhir tahun 1994. Keseluruhan bank tersebut, sesuai dengan Undang-Undang Perbankan No. 7/1992 melakukan aktivitas usaha perbankan dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Banyak bank yang bangkrut karena melakukan strategi yang tidak tepat dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Pada usia yang relatif muda Bank Rahastama menunjukkan prestasinya dengan berhasil menghimpun dana masyarakat sebesar lebih dari 33,3 milyar sampai akhir tahun 1995. Namun demikian strategi pemasaran tabungan sebagai salah satu sumber dananya, harus terus ditingkatkan untuk menghadapi pesaing di industri yang sama dengan produk yang sama pula.
Tulisan ini menguraikan strategi pemasaran tabungan yang sesuai dengan posisi perusahaan dalam situasi persaingannya. Untuk mengetahui posisi persaingannya digunakan pendekatan daur hidup produk dan analisis portofolio perusahaan.
Dalam menganalisis SWOT, digunakan perhitungan metode Analitical Hierarchy Process (AHP) dari hasil analisis strategi pemasaran dapat diketahui pilihan strategi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan posisi perusahaan diharapkan dapat mempertahankan produk tabungannya di pasaran, dan meningkatkannya secara bertahap. Kemungkinan untuk memperluas pasar dengan cara yang sesuai dengan kekuatan yang dimiliki.
Disarankan perusahaan melakukan:
· Mempertahankan pasar
· Meningkatkan modal
· Melakukan program promosi yang maksimal
· Memperluas saluran pemasaran"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deviyantoro
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan suatu model manajemen pemasaran, hasil inovasi berupa cara pengelolaan pemasaran bersama produk unggulan desa berbasis internet. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi kebuntuan pemasaran produk desa yang kurang luas dan sering terjebak oleh sistim makelar pemasaran. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and development). Dan berdasarkan hasil pengamatan serta analisis data penelitian menunjukkan bahwa pengujian hipotesis atas penerapan model yang dilakukan secara terbatas hanya pada 2 kecamatan dihasilkan nilai thitung sebesar 22.130, yang selanjutnya nilai tersebut dibandingkan dengan nilai t tabelnya dengan dk = n1 + n2 3 +4 = 7 - 2 = 5. dengan derajat kebebasan (dk) = 5 dan taraf kesalahan sebesar 5%, maka sesuai dengan kriteria uji yang telah ditentukan hasil hipotesis komparatif atas model pemasaran online ini adalah t hitung lebih besar dari t tabel (-22.130 < -2.-21) sehingga maknanya adalah terdapat perbedaan secara signifikan efektifitas kinerja penjualan produk
masyarakat desa di kecamatan Waringin Kurung dan Kecamatan Keramatwatu sebelum dan setelah penerapan model Pemasaran bersama berbasis Internet."
Tangerang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka, 2017
330 JOMUT 13:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>