Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168793 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Sarita Dewi
"Latar Belakang: Tingginya angka prevalensi kanker serviks di Indonesia membuat pemerintah Indonesia berupaya untuk menurunkan angka kasus kanker serviks melalui program Deteksi Dini Kanker Serviks. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan suatu metode pemeriksaan visual seluruh permukaan leher rahim menggunakan asam asetat yang diencerkan dengan tujuan untuk mengetahui dini adanya kanker serviks.
Tujuan: Melihat gambaran implementasi dari program deteksi dini kanker serviks menggunakan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) yang ada di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam melalui pendekatan rapid assessment procedures. Teori yang digunakan adalah teori logic model. Informan dalam penelitian berjumlah 19 orang yang terdiri dari 4 informan kunci dan 15 informan utama. Peneliti mengambil data secara langsung dengan menerapkan protocol Covid-19.
Hasil: Sebagian besar pelaksanaan program IVA telah berjalan sesuai alur yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Namun terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaannya yaitu terdapat tenaga pelaksana yang belum terlatih tetapi dapat memberikan IVA, kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan IVA serta pemberian penyuluhan terkait IVA di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas masih sedikit.
Kesimpulan: Pemberian penyuluhan terkait IVA di Puskesmas Kecamatan Pancoran Mas perlu ditingkatkan lagi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melakukan IVA agar tercapainya cakupan IVA sesuai target.

Background: High prevalence of cervical cancer in Indonesia makes Indonesian Government strive to reduce the number of cervical cancer cases through the cervical cancer early detection program. Visual inspection with acetic acid (IVA) is a method of visual inspection of the entire surface of the cervix using diluted acetic acid with the aim to detecting cervical cancer early.
Aim: Describing the implementation of Cervical Cancer Early Detection Program using Visual Inspection with Acetic Acid Method (VIA) at Public Health Center in Pancoran Mas District.
Methods: This study used a qualitative method with indepth interviews through a rapid assessment procedure approach with. There were 19 informants consisting of 4 key informants, 3 main informants, and 12 supporting informants. Researchers took data directly by applying the Covid-19 health protocol.
Result: Most of the implementation of IVA program had run according to the law set by the Ministry of Health. However, there are several obstacles in its implementation as there were untrained health workers who already gave an IVA test, lack of public awareness to do IVA test, and the provision of socialization related to IVA at Public Health Center in Pancoran Mas District was still small.
Conclusion: The provision of socialization related to IVA at Public Health Center in Pancoran Mas District needs to be increased again to increase awareness in public also the scope of IVA so the target can be achieved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Fitra Hara
"Skrining secara dini dalam mendeteksi kanker serviks dalam meningkatkan perilaku sehat pada masyarakat, agar terjadi penurunan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit kanker leher rahim atau serviks, Capaian deteksi dini dengan IVA dilihat secara kumulatif setiap tahunnya, banyaknya tantangan dalam mencapai target IVA sehingga perlunya manajemen pelayanan untuk mencapai hasil yang diinginkan, dari unsur sistem dinilai input - proses – output. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA Test) di Puskesmas Tajur tahun 2022. Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif observasional dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada unsur input terjadi masalah pada sumberdaya, dana, sarana dan prasana dan sistem pelayanan. Pada unsur proses masih terjadi masalah pada advokasi dan sosialisasi. Ouput dari evaluasi program yaitu input, proses dan output didapatkan cakupan pemeriksaan IVA bertambah setiap tahunnya 1-3 % WUS yang diperiksa IVA. Input yang dinilai sangat baik belum tentu menghasilkan output yang sangat baik. Proses yang baik belum tentu menghasilkan output yang baik. Saran meningkatkan perannya dalam pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA.

Early screening in detecting cervical cancer in improving healthy behavior in the community, so that there is a reduction in morbidity, disability and death due to neck or cervical cancer. The achievements of early detection with IVA are seen cumulatively every year, the amount of swelling in achieving the IVA target so that management is needed services to achieve the desired results, from system elements that are assessed as input - process - output. The purpose of this study was to determine the evaluation of the implementation of the cervical cancer early detection program using the acetic acid visual inspection method (IVA Test) at the Tajur Health Center in 2022. This research method uses a descriptive observation study with a qualitative approach. Data collection techniques using in-depth interviews, observation and document review. The results of the research show that in the input element there are problems with resources, funds, facilities and infrastructure and service systems. In an uncertain process, there are still problems with advocacy and outreach. The outputs of the evaluation program are input, process and output for the acquisition of VIA inspection coverage increasing annually by 1-3% of WUS examined IVA. Input that is considered very good does not necessarily produce very good output. A good process does not necessarily produce a good output. Suggestions to increase recognition in cervical cancer early recognition programs with IVA examinations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tahfizul Ramadhani
"ABSTRAK
Tujuan: Untuk mengetahui distribusi hasil uji DNA HPV pada populasi serviks normal dengan hasil IVA negativ di Jakarta. Metode: Studi deskriptif, retrospektif, consecutive sampling. Data penelitian diambil dari rekam medis pasien di Poliklinik Ginekologi, Kolposkopi, dan Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Puskesmas, dan fasilitas kesehatan lain yang ditunjuk pada See and Treat Female Cancer Program (FCP) di Jakarta, dan di Poliklinik Women s Health Center (WHC) Kencana RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Hasil: 1210 subjek, prevalensi infeksi HPV pada IVA negatif sebesar 4,4. Prevalensi HPV positif dihubungkan dengan jumlah pernikahan (satu kali vs lebih dari satu kali) 94,3% vs 5,7%; awitan berhubungan seksual dini (<20 tahun vs ≥20 tahun) 20,8% vs 79,2%; kebiasaan merokok (ya vs tidak) 5,7% vs 94,3%. Kesimpulan: IVA merupakan metode yang memiliki akurasi yang baik, sehingga hasil penelitian ini memperkuat rekomendasi bahwa IVA dapat dijadikan metode skrining di Indonesia. Perlu diberikan perhatian khusus agar metode ini dapat dijadikan metode skrining pada praktik klinik sehari-hari, dalam bentuk penggiatan pelatihan secara periodik dan pengayaan praktik.

ABSTRACT
Objective: To investigate the distribution of HPV DNA result in normal cervical population with negative VIA result in Jakarta. Methods: Descriptive study, retrospective, consecutive sampling. Study data was taken from patient s medical record in gynecology, colposcopy, and gynecology oncology polyclinic of obstetrics and gynecology department Cipto Mangunkusumo Hospital in Jakarta, public health center, and other health facilities which were appointed at See and Treat Female Cancer Program (FCP) in Jakarta, and Women s Health Center (WHC) Kencana Polyclinic in Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Results: 1210 subjects, 4,4% HPV infection prevalence on negative VIA. Positive HPV prevalence associated with number of marriage (once vs more than once) was 94,3% vs 5,7%; onset of sexual intercourse (< 20-year-old vs ≥ 20-year-old) was 20,8% vs 79,2%; smoking habits (yes vs no) was 5,7% vs 94,3%. Conclusion: VIA is one of the methods with good accuracy, therefore this study result reinforces the recommendation that VIA can be used as a screening method in Indonesia. A special attention is needed in order for this method to become screening method on daily practice, in the form of periodic training activities and enrichment practices."
2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Yenti
"Kanker serviks merupakan penyakit kanker dengan pervalensi tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia. Deteksi dini kanker serviks metode IVA merupakan program preventif prioritas pemerintah Indonesia dalam pengendalian kanker serviks, namun cakupan pemeriksaannya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA pada WUS usia 30-50 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada 180 WUS dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan 22,8 WUS melakukan deteksi dini metode IVA. Penelitian ini membuktikan pengetahuan, keterpaparan informasi dan dukungan tenaga kesehatan berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA, sementara pendidikan, akses kepelayanan kesehatan dan dukungan suami sebagai konfonding pada hubungan tersebut. Keterpaparan informasi merupakan faktor dominan, WUS yang terpapar informasi mengenai kanker serviks berpeluang 13,8 kali lebih tinggi untuk melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA dibandingkan WUS yang tidak terpapar informasi setelah dikontrol pendidikan, akses kepelayanan skrining dan dukungan suami p=0,013, OR:13, 869, 95 CI:1,723-111,650. Sedangkan pekerjaa dan asuransi kesehatan tidak berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA. Instansi terkait perlu melakukan upaya intervensi komunikasi informasi dan edukasi berupa penyuluhan dan penyebaran media promosi terkait kanker serviks dan tes IVA untuk meningkatkan jumlah WUS yang terpapar informasi.

Cervical cancer is cancer with the highest prevalence in Indonesia women. Early detection of cervical cancer VIAmethod is the government 39 s priority preventive program in controlling cervical cancer, but the coverage of the examination is still low. This study aimed to determine the determinants of the behavior of early detection of cervical cancer with VIA method in women of childbearing age of 30 50 years. This study used cross sectional design, data was collected through interviews using questionnaires to 180 samples and analyzed using chi square test and multiple logistic regression test.
The results showed 22.8 of childbearing age women perform early detection of cervical cancer VIA method. These finding revealed that knowledge, information exposure and support of health care related to early detection of cervical cancer VIA method, while education, access to health care and husband support as confounding. Information exposure is a dominant factor, childbearing age women exposed to information about cervical cancer had 13.8 times chance to early detection of cervical cancer VIA method than unexposed information after being controlled by education, screening service access and husbands support p 0,013, OR 13, 869, 95 CI 1,723 111,650. Meanwhile, work and health insurance are not related to the behavior of early detection of cervical cancer VIA method. Relevant institutions need to make efforts communication, information and education in the form socialization and dissemination of promotion media related to cervical cancer and VIA test to increase the number of childbearing age women exposed information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frides Susanty
"Servisitis merupakan bagian dari Infeksi Menular Seksual (IMS), dengan perkembangan bidang sosial, demografik dan meningkatnya migrasi penduduk, populasi berisiko tinggi akan semakin meningkat. WHO memperkirakan 376 juta infeksi baru dengan 1 dari 4 IMS yaitu: klamidia (127 juta), gonore (87 juta), sifilis (6,3 juta) dan trikomoniasis (156 juta). Penelitian Gatot dkk menunjukkan 11,9 % pasien mengalami servisitis. Penelitian Iskandar, dkk prevalensi infeksi serviks (klamidia 9,3 % dan gonore 1,2 %). Berdasarkan hasil SDKI, terjadi peningkatan tren pemakaian kontrasepsi di Indonesia sejak tahun 1991 sampai 2017. Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara servisitis dengan infeksi HPV, sehingga bila servisitis tidak ditangani dengan baik, maka akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi HPV. Seseorang dengan gejala servisitis mukopurulen meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian servisitis. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dengan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil pemeriksaan IVA puskesmas yang didampingi Female Cancer programme (FcP) di DKI Jakarta tahun 2017-2019. Jumlah sampel 3563 orang, yaitu memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis yang digunakan logistic regression. Prevalensi penyakit servisitis pada penelitian ini 11,20%. Terdapat hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian servisitis yang bermakna signifikan secara statistik dengan p-value =0,0000 POR 1,673 95% CI (1,323 - 2.115). Perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala pada perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal untuk mencegah terjadinya servisitis dan kanker leher rahim.

Cervicitis is one of the Sexually Transmitted Infections (STIs). There is a correlation between socio-demographic development and migration with increase of the number of high-risk populations. WHO estimates there are 376 million new infections by 1 out of 4 STIs, such as chlamydia (127 million), gonorrhea (87 million), syphilis (6.3 million) and trichomoniasis (156 million). Gatot et al, showed that 11.9% of patients had cervicitis. Iskandar, et al, also showed the prevalence of cervical infections (chlamydia 9,3% and 1,2% gonorrhea). Based on the results of the SDKI, there had been an increasing trend in contraceptive use in Indonesia from 1991 to 2017. There was a statistically significant association between cervicitis and HPV infection. It will increase the risk of getting infected by HPV if cervicitis is left untreated. Additionally, a person with mucopurulent cervicitis symptoms has an increased risk of cervical cancer. This study aims to determine the relationship between the use of hormonal contraceptives and the incidence of cervicitis. This is a quantitative study with a cross sectional study design. This study used secondary data from the results of the VIA examination at the primary health care supervised by the Female Cancer Program (FcP) in DKI Jakarta in 2017-2019. The number of samples were 3563 people, who met the inclusion and exclusion criteria. This study used logistic regression to analyze the data. The prevalence of cervicitis in this study was 11.20%. There is a relationship between hormonal contraceptive use and the incidence of cervicitis which is statistically significant with p-value<0.0001. Thus, it is necessary to carry out periodic checks on women who use hormonal contraception to prevent cervicitis and cervical cancer"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Zianita Yustikarini
"Pada tahun 2020, kanker leher rahim menempati urutan ketiga dengan jumlah kematian terbanyak akibat kanker di Indonesia, yang mencapai 21.003 kematian karena keterlambatan deteksi dini. Jawa Barat termasuk provinsi dengan cakupan deteksi dini yang rendah karena hanya mencapai persentase 3,7% dan Kota Depok menempati urutan kelima dengan persentase hasil IVA positif tertinggi (1,03%) pada tahun 2021. Wanita dengan HIV 6 kali lebih berisiko terhadap kanker leher rahim dibandingkan wanita tanpa HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi WUS dengan HIV terhadap metode IVA untuk deteksi dini kanker leher rahim menggunakan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, pendekatan studi kasus, dan wawancara mendalam dengan informan utama, yaitu WUS dengan HIV di bawah dampingan LSM Kuldesak dan belum/sudah pernah melakukan IVA, serta informan kunci yaitu Koordinator Seksi P2PTM Dinas Kesehatan Kota Depok dan Ketua LSM Kuldesak. WUS dengan HIV yang sudah pernah melakukan deteksi dini lebih mengetahui kanker leher rahim. Persepsi mengenai kerentanan, keparahan, dan manfaat tidak dapat mendorong mereka melakukan deteksi dini karena hambatan yang dihadapi dirasa lebih besar. Efikasi diri sangat berperan dalam mengambil tindakan deteksi dini. Belum cukupnya informasi dan dukungan menyebabkan dibutuhkannya program khusus bagi WUS dengan HIV untuk meningkatkan kesadaran dan efikasi diri dengan melibatkan pasangan dan keluarga.

In 2020, cervical cancer ranks third with the highest number of cancer deaths in Indonesia, reaching 21,003 deaths due to delays in screening. West Java is a province with low screening numbers which only reached about 3.7% and Depok ranks fifth with the highest number of positive VIA results (1,03%) in 2021. Women living with HIV are 6 times more likely to get cervical cancer than women without HIV. This study aims to find out the perceived of women of childbearing age living with HIV towards the VIA screening for cervical cancer screening using Health Belief Model. This study used a qualitative design, case study approach, and in-depth interviews with women of childbearing age living with HIV under NGO Kuldesak and who had/had never done VIA test, also key informants, the Coordinator of P2PTM in Depok Health Office and the Chairman of NGO Kuldesak. Women who had done screening have more knowledge about cervical cancer. Perceived susceptibility, seriousness, and benefit cannot encourage them to undergo screening because the barriers seemed outweigh the benefits. Self-efficacy is very important to undergo screening. Inadequate information and support has led to the need of a program specifically for women of chilbearing age living with HIV to increase awareness and self-efficacy by involving partner and families."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nursyifa Qolbi
"Kanker serviks merupakan pertumbuhan abnormal pada sel serviks yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Kanker serviks dapat dicegah dengan pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA), sebagaimana yang tercantum dalam Permenkes No.34 Tahun 2015. Angka kematian dan insidens kanker serviks terus meningkat dan angka cakupan pemeriksaan IVA masih jauh dari target. Pengetahuan wanita tentang kanker serviks dan IVA merupakan salah satu penyebabnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA. Metode penelitian yang digunakan berupa survei deskriptif dengan cluster sampling. Responden terdiri atas 112 wanita berusia 15-49 tahun di 10 RW Desa Cimandala yang diukur tingkat pengetahuannya menggunakan kuesioner. Hasil menunjukkan rerata usia responden 35,20 tahun, berpendidikan SMA (50,9%), tidak bekerja (90,2%), berpendapatan dibawah UMR (58,9%), dan tanpa riwayat keluarga dengan kanker (97,3%). Tingkat pengetahuan kanker serviks baik (54,4%). Tingkat pengetahuan pemeriksaan IVA baik (58,9%). Tingkat pengetahuan tentang kanker serviks dan pemeriksaan IVA berada dalam kategori baik. Persepsi terhadap kanker serviks dan pemeriksaan IVA perlu diteliti sebagai hambatan wanita untuk berpartisipasi pada pemeriksaan IVA.

Cervical cancer is abnormal growth in cervix’s cells caused by human papilloma virus (HPV). Cervical cancer can be prevented by visual inspection with acetic acid (VIA), as stated in Permenkes No.34 Tahun 2015. Mortality and incidence rate still are increasing and participation rate in VIA are unsatisfactory. Women’s knowledge on cervical cancer and VIA test associated with low rate of VIA test. This study aims to determine the description cervical cancer and VIA test knowledges on married women in Cimandala village. Descriptive survey with cluster sampling was used to collect data in this research. There were 112 women ages 15-49 years old in 10 RW Desa Cimandala. Knowledge was measured by questionaire. In conclusion, average age of participants 35,20 years old, high school graduate (50,9%), unoccupied (90,2%), have low income (58,9%), and no family history with cervical cancer (97,3%). Women’s knowledge on cervical cancer is considered as good (54,4%). Knowledge on VIA test also is considered as good (58,9%). Knowledge on cervical cancer and VIA test is classified as good. Women’s perception about cervical cancer and VIA test should be analysed as barrier for women to participate in VIA test.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrizka Nurdia Putri Pakaya
"Latar Belakang Kanker serviks menempati urutan kedua sebagai kanker yang paling sering terjadi pada wanita Indonesia. Penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus (HPV). Temuan kelainan serviks (prakanker dan kanker serviks) dapat dicegah dengan vaksinasi HPV dan deteksi dini kelainan dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah vaksinasi HPV dan pemeriksaan IVA memiliki hubungan terhadap temuan kelainan serviks pada pasien Poliklinik Ginekologi dan Onkologi RSCM tahun 2021-2022. Metode Desain penelitian ini adalah potong lintang. Data sekunder diambil dari hasil wawancara pasien yang berkunjung ke Poliklinik Ginekologi dan Onkologi RSCM. Hasil Pada penelitian ini, subjek penelitian yang diikutsertakan berjumlah 193 subjek. Pada analisis data, hubungan vaksinasi HPV dengan temuan kelainan serviks (prakanker dan kanker serviks) didapatkan p-value 0,005 (bermakna secara statistik) dengan OR 0,022 (95% CI 0,002 – 0,194). Selanjutnya, hubungan pemeriksaan IVA dan temuan kelainan serviks didapatkan p-value 0,14 (tidak bermakna secara statistik) dengan OR 0,24 (95% CI 0,041 – 1,392). Kesimpulan Vaksinasi HPV ditemukan memiliki hubungan yang signifikan dengan temuan kelainan serviks. Sementara itu, pemeriksaan IVA ditemukan tidak memiliki hubungan yang signifikan. Faktor tersebut sebenarnya sangat berperan dalam pencegahan temuan kelainan serviks. Hasil yang tidak signifikan tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan penelitian, seperti jumlah sampel sedikit dan karakteristik sampel yang homogen.

Introduction Cervical cancer is the second most common cancer in Indonesian women. This disease is generally caused by Human papillomavirus (HPV) infection. Therefore, cervical abnormalities findings (precancerous and cervical cancer) can be prevented by HPV vaccination and early detection of abnormalities with Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) screening. For this reason, the purpose of this study was to determine whether HPV vaccination and IVA examination have an association with cervical abnormalities findings in patients at the RSCM Gynecology and Oncology Clinic 2021-2022. Method The design of this study was cross-sectional. Secondary data was collected by interviewing patients who visited the RSCM Gynecology and Oncology Clinic. Results In this study, the total number of research subjects was 193 subjects. In the data analysis, the association between HPV vaccination and cervical abnormalities findings (precancerous and cervical cancer) was found to have a p-value of 0.005 (statistically significant) with an OR of 0,022 (95% CI 0,002 – 0,194). Meanwhile, the association between VIA screening and cervical abnormalities findings was found to have a p-value of 0.14 (not statistically significant) with an OR of 0.24 (95% CI 0.041 – 1.392). Conclusion HPV vaccination were found to have a significant association with cervical abnormalities findings. Meanwhile, VIA screening were not found to have a significant association with cervical abnormalities findings. However, these factors play a very important role in preventing cervical abnormalities. The insignificant results are likely due to the limitations of the study, such as small sample size and homogenous sample characteristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Taruli Rohana
"Kanker serviks (leher rahim) merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia dan merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita di negara-negara yang sedang berkembang. Kanker ini adalah jenis kanker ketiga yang paling umum pada wanita, dimana lebih dari 1,4 juta wanita di seluruh dunia mengalaminya. Setiap tahun, lebih dari 460.000 kasus terjadi dan 80% nya ada di negara-negara berkembang dan sekitar 231.000 wanita meninggal karena penyakit tersebut. Menurut perkiraan Depkes RI (2000) insidens kanker serviks sebesar 100 per 100 ribu penduduk per tahun.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan kejadian karsinoma serviks pada peserta program pencegahan kanker serviks "see and treat" metode pemeriksaan IVA dan dinilai determinan apa saja yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kejadian karsinoma serviks. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari kerjasama Female Cancer Programme, MFS "See and Treat" Project Leiden University Medical Center Leiden, The Netherlands dengan delapan universitas di Indonesia dan data dikumpulkan dengan desain potong lintang (cross sectional). Urutan analisis data meliputi univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel utama yang paling dominan mempengaruhi kejadian karsinoma serviks adalah cairan vagina dimana nilai p=0,000 OR=4,17 (95% CI:2,61-6,65). Variabel interaksi yang berhubungan dengan kejadian karsinoma serviks adalah cairan vagina abnormal (berlebihan, berbau dan berwarna kekuningan) dengan usia pertama kali menikah nilai p=0,003, OR=0,88 (95%CI:0,34-2,23). Perlu digalakkan bimbingan dan penyuluhan tentang determinan utama yang berhubungan dengan kejadian karsinoma serviks melalui media yang efektif dan efisien sehingga dapat memotivasi khususnya para wanita untuk memeriksakan organ reproduksinya secara berkala.

Cervical Cancer is one of the important healthy things for women in the world and one of the eminent death causes of cancer for women in the developing country. This cancer is the third common cancer where are more than 1.4 million women in the world suffering from it. Every year, there are more than 460.000 cases and 80% of those happen in developing country and around 231.000 women die because of this disease.
The purpose for this research is to know occurrence determinant cervical carcinoma for participant cervical cancer preventive "see and treat" program inspection method IV A and what kind of determination value which give the big contribution to cervical carcinoma. This research constitutes of observational study using secondary data from Female Cancer Program, MFS "See and Treat" Project Leiden University Medical Center Leiden, The Netherlands with eight famous universities in Indonesia cooperated and collected data with cross sectional design. The sequences of data analysis cover univariate, bivariate and multivariate analyses.
The result of research shows that the prime variable which is the very dominant cause of cervical carcinoma case is vagina liquid where is the vagina liquid value p=0,000 OR=4,17 (95% CI:2,61-6,65). Interaction variable which related with cervical carcinoma case is liquid abnormality of vagina value from women with marital age p=0,003 OR=0,88 (95% CI:0,34-2,23). We need to give lead and illumination about prime determination that relates to cervical cancer carcinoma by effective and efficient media so it can give motivation especially for women to checking up their reproduction organ periodically."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T28383
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Handayani
"Tahun 2012, kanker serviks merupakan kanker terbanyak keempat yang diderita perempuan di dunia dan merupakan kanker terbanyak kedua di Indonesia. Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan deteksi dini. Tahun 2007 Indonesia menerapkan program skrining IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) sebagai bentuk deteksi dini kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan provinsi sebaga unit agregat. Data sekunder yang digunakan berasal dari subdirektorat penyakit kanker, Kementerian Kesehatan dengan variabel terikat cakupan skrining IVA dan variabel bebas tenaga kesehatan, puskesmas IVA, kasus IVA positif, kasus IVA positif yang dikrioterapi, dan curiga kanker serviks. Korelasi kuat ditujukan antara persentase kasus IVA positif yang dikrioterapi dengan cakupan skrining IVA (Rs=0,661; p=0,001) dan antara curiga kanker serviks dengan cakupan skrining IVA (Rs=0,549; p=0,001). Meningkatnya cakupan IVA akan meningkatkan pengobatan segera kanker serviks. Untuk meningkatkan cakupan skrining IVA diperlukan kurikulum pendidikan skrining IVA untuk pendidikan dokter dan kebidanan.

In 2012 cervical cancer is the fourth highest cancer suffered by women in the world and is the second largest cancer in Indonesia. Cervical cancer can be prevented by early detection. In 2007, Indonesia implemented a screening programe named VIA (Visual Inspection Acetic Acid) for early detection for cervical cancer. This study uses the ecological design with Province as the aggregate unit. We used secondary data from subdit cancer, Ministry of Health Republic of Indonesia with the dependent variable of VIA screening coverage and independent variables of health personnel, VIA health centers, VIA positive, Cryoteraphy for VIA positive, and suspected of cervical cancer. The strong correlation shows between the percentage of positive VIA with cryoteraphy and coverage VIA screening (Rs=0,661; p= 0,001) and among suspected of cervical cancer with coverage of cervical cancer VIA screening (Rs= 0,549; p= 0,001). The increase of VIA coverage will improve immediate treatment for cervical cancer. To improve VIA screening we required educational curriculum for medical education and midwifery.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>