Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Buanasari
"Perilaku kekerasan merupakan perilaku yang sering ditemui pada klien dengan skizofrenia yang mengakibatkan klien dapat mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya serta menjadi penyebab rehospitalisasi. Tindakan keperawatan ners, dan Acceptance Commitment Therapy ACT diberikan pada klien dengan tujuan untuk menurunkan tanda gejala risiko perilaku kekerasan, meningkatkan kemampuan klien mengontrol emosi, menerima masalahnya dan berkomitmen, sedangkan Family Psychoeducation FPE diberikan dengan tujuan meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat klien. Tindakan keperawatan diberikan kepada 5 klien risiko perilaku kekerasan dengan menggunakan pendekatan model stres adaptasi stuart. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan tanda gejala risiko perilaku kekerasan pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial, terjadi peningkatan kemampuan klien dalam mengontrol emosi, menerima masalahnya, dan berkomitmen, serta kemampuan keluarga dalam merawat. Hasil penanganan kasus ini merekomendasikan pentingnya pelaksanaan tindakan keperawatan ners sendiri terhadap klien dan keluarga serta menggunakan sistem rujukan jika tindakan keperawatan ners tidak mampu mengatasi masalah klien. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan dengan kelompok kontrol dan follow-up berkelanjutan untuk melihat sejauh mana komitmen klien terhadap terapi.

Agressive behavior is frequently occured in clients with schizophrenia that resulted clients injured themselves, others and the environment and caused rehospitalization. Nursing intervention Therapy As Usual TAU , and Acceptance Commitment Therapy ACT were delivered in order to reduce signs of violent behavior, improve clients ability to control anger, to accept the problems and commit to the therapy, while Family Psychoeducation FPE was given to improve the family 39 s ability in caring for clients. TAU, ACT and FPE were given to 5 clients of risk of agressive behavior by using the stuart tress adaptation model approach. The finding indicated decrease in signs of agressive behavior on cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects, increasing client 39 s ability to control anger, accept problems, and commit to the therapy, as well as family rsquo s ability in caring. The results of this case report recommends the importance of implementing nursing intervention TAU itself both on clients and the families and using a referral system to the specialist nurse if TAU are not able to solve client rsquo s problem. Further research is also required with continuous control group and follow up intervention to see how committed clients are to the therapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Budiarto
"

Skizofrenia merupakan kondisi gangguan mental yang ditandai dengan gejala positif dan negatif. Diantara tanda positif tersebut adalah risiko perilaku kekerasan dan halusinasi. Karya akhir spesialis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian acceptance and commitment therapy dan family psychoeducation therapy secara online terhadap penampilan personal dan sosial serta kepatuhan berobat pada klien skiozfrenia dengan risiko perilaku kekerasan dan halusinasi. Penulisan karya ilmiah akhir spesialis ini menggunakan desain penelitian operational research. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah pasien sebanyak 48. Analisis data menggunakan uji wilcoxon dan uji friedman.  Hasil karya ilmiah akhir spesialis ini menunjukkan ada pengaruh tindakan keperawatan ners, acceptance and commitment therapy, dan family psychoeducation therapy terhadap penampilan personal dan sosial serta kepatuhan berobat pada klien risiko perilaku kekerasan dan halusinasi dengan p value < 0,05. Oleh karena itu, pelaksanaan asuhan keperawatan klien skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan dan halusinasi dapat diberikan sesuai standar asuhan keperawatan dengan tindakan keperawatan ners generalis dan ditambahkan dengan tindakan keperawatan ners spesialis acceptance and commitment therapy dan family psychoeducation therapy.

 


Schizophrenia is a condition of mental disorder that is characterized by positive and negative symptoms. Among these positive symptoms is the risk of violent behavior and hallucinations. This final scientific work aims to determine the effect of online acceptance and commitment therapy and family psychoeducation therapy on personal and social performance and treatment compliance for schizophrenia clients with the risk of violent behavior and hallucinations. This final scientific work implemented an operational research design. The sampling technique used was purposive sampling with 48 patients. The data analysis used the Wilcoxon test and the Friedman test. The results of this final scientific work indicated that there is an influence of nursing practice, acceptance and commitment therapy, and family psychoeducation therapy on personal and social performance and treatment compliance for clients with the risk of violent behavior and hallucinations with p-value < 0,05. Therefore, the implementation of schizophrenia client nursing practice with the risk of violent behavior and hallucinations can be provided according to the standard of nursing care with generalist nursing practice and added to the acceptance and commitment therapy and family psychoeducation therapy.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universiats Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suyatno
"

Latar belakang: Penanganan Skizofrenia membutuhkan waktu yang lama dan kepatuhan pengobatan. Masalah yang sering muncul dalam pengobatan Skizofrenia adalah relaps atau kambuh. Penyebab relaps Skizofrenia adalah ketidakpatuhan pengobatan dan munculnya stressor yang sangat signifikan mengganggu. Metode: laporan kasus pada enam klien dan keluarga klien. Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ners dan spesialis didapatkan peningkatan kepatuhan klien dan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan secara on line. Rekomendasi: Pemberian tindakan keperawatan ners dan spesialis pada klien dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dapat dilakukan secara on line.

 

Kata kunci: skizofrenia, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan, ACT

 


Background: Management of Schizophrenia requires a long time and medication adherence. The problem that often arises in the treatment of schizophrenia is relapse. The cause of relapse in Schizophrenia is non-compliance with medication and the appearance of a stressor that is very significantly disturbing. Method: case reports on six clients and client families. Results: After nursing and specialist nursing actions, an increase in client compliance and family's ability to care for clients with ineffective online health care. Recommendation: Providing nursing and specialist nursing actions to clients with ineffective health care can be done online.

 

Keywords: schizophrenia, ineffectiveness of health care, ACT.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Tala Harimukthi
"Individu dewasa muda yang mengalami gangguan kecemasan sosial memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri yang besar. Selain itu, individu juga lebih sering mengkritik diri secara negatif dibandingkan menerima dirinya. Self-compassion menjadi sesuatu yang penting untuk mereka agar dapat berbelas kasih terhadap dirinya sendiri dan menghadapi situasi-situasi yang membuat tidak nyaman serta menakutkan. Self-compassion merupakan sikap diri yang positif secara emosional dapat melindungi diri akibat adanya penilaian diri yang negatif, kritik diri negatif, isolasi diri, dan ruminasi. Penelitian ini menggunakan Acceptance and Commitment Therapy (ACT) untuk meningkatkan self-compassion pada individu dewasa muda yang mengalami kecemasan sosial. ACT menggunakan metode paparan (exposure) dan experiential avoidance. Penelitian ini merupakan quasi experiment research dengan metode pretest-posttest nonequivalent control group. Terdapat keterbatasan penelitian sehingga pada kelompok eksperimen hanya ada tiga partisipan yang dapat menyelesaikan intervensi hingga selesai, begitupun pada kelompok kontrol hanya ada tiga partisipan yang mengisi pre-test dan post-test. Partisipan pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan self-compassion berdasarkan skor pada Self-Compassion Scale (SCS) dan penurunan kecemasan sosial berdasarkan skor Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS), yang tidak dialami oleh partisipan pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menemukan bahwa ACT dapat meningkatkan self-compassion pada individu dewasa muda dan menurunkan kecemasan sosialnya. Teknik ACT yang paling bermanfaat bagi partisipan adalah mindfulness. Temuan lainnya pada penelitian ini adalah gaya pengasuhan orangtua yang mengkritik anak akan menimbulkan kecemasan sosial. Penelitian ini juga memperoleh hasil bahwa individu yang memiliki self-compassion tinggi akan terhindar dari perundungan karena individu mampu memposisikan diirnya dengan baik. Penjelasan hasil penelitian dapat dilihat secara lengkap pada bagian diskusi.

Young adult with social anxiety disorder has a negative self-criticsm to theirselves than to accept. Self-compassion is a construct to help to caring, loving, and being compassion to self. Compassion help them to be warmth and kind to self in social situation that fear them. Self-compassion is an emotional positive attitude that can keep itself from what in the negative situation, negative self-criticsm, self-isolation, and rumination. Acceptance and Commitment Therapy (ACT) is used in this study for enhancing self-compassion among young adulthood with social anxiety. ACT aim to help individual with social anxiety to exposure to social experiences they avoid. This research is quasi experiment research with pretest-posttest nonequivalent control group design with three participants on each experiment and control group. The scores of Self-Compassion Scale (SCS) were increased and Liebowitz Social Anxiety Scale (LSAS) were decreased on experimental group. One of technique on ACT which help participants is mindfulness. Another result from this study are parental criticism would make people being social anxiety, people with high selfcompassion would avoid from bullying. The explanation of the results of this study can be seen in detail in the discussion section."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T49424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Purnomo As`hab
"Prevalensi resistan terhadap obat TB lini pertama rifampicin (RR-TB) di Dunia pada tahun 2017 sebesar 7,4 per 100.000 penduduk, dan dari angka tersebut 82% mengalami multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB). Indonesia termasuk 20 besar negara dengan MDR-TB terbanyak didunia, dengan prevalensi 8,8 per 100.000 penduduk. Pengobatan MDR-TB membutuhkan waktu yang lama, dan mempunyai efek samping secara biologis dan psikososial. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh tindakan keperawatan spesialis (ACT) terhadap ansietas, depresi, ide bunuh diri dan kepatuhan pada klien MDR-TB. Desain penelitian quasi eksperimental menggunakan pre-post test dengan total sampling dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 dilakukan tindakan keperawatan ners (TKN) untuk diagnosa keperawatan ansietas, depresi, ketidakberdayaan, keputusasaan dan risiko bunuh diri, kelompok intervensi 2 dilakukan tindakan keperawatan ners dan keperawatan spesialis (ACT). Pengumpulan data menggunakan hammilton rating scale for anxiety (HAM-A), beck hopelesness scale (BHS), scale for suicide ideation (SSI), dan morisky medication adherence scale (MMAS). Hasil penelitian menunjukkan TKN menurunkan anisetas (p=0,008), TKS (ACT) menurunkan ansietas (p=0,006) dan TKS (ACT) menurunkan depresi (p=0,004), tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok yang mendapatkan TKN dengan
kelompok yang mendapatkan TKN dan TKS (ACT), terdapat hubungan yang bermakna antara ansietas dan kepatuhan (p=0,006). Tindakan Keperawatan Ners (TKN) dan Tindakan Keperawatan Spesialis (ACT) direkomendasikan diterapkan pada klien MDRTB.

Worldwide the prevalence of resistance to the first-line TB drug, rifampicin (RR-TB) in 2017 was 7,4 per 100.000 population, with 82% experienced multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB). Indonesia is the top 20 countries with MDR-TB burden, with a prevalence of 8.8 per 100,000 population. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) requires a long-time treatment, and has accompanying side effects both biological and psychosocial effects, but efforts to overcome the psychosocial impact have not been made. This study aims to determine the effect of specialist nursing actions (ACT) on anxiety, depression, suicidal ideas and adherence to MDR-TB clients. This research using quasi experimental design with total sampling and divided into 2 groups. Intervention group 1 gets general nursing action for nursing diagnosis anxiety, helplessness, hopelessness, and risk for suicide, intervention group 2 gets general nursing action and specialist nursing actions (ACT). Data collection uses hammilton rating scale for anxiety (HAM-A), Beck hopelesness scale (BHS), scale for suicide ideation (SSI), and morisky medication adherence scale (MMAS). The results showed that general nursing action reduced anxiety (p = 0,008), specialist nursing actions (ACT) reduced anxiety (p = 0,006) and specialist nursing actions (ACT) decreased depression (p = 0.004), there was no significant difference between both group, and there was a significant relationship between anxiety and adherence (p = 0,006). General nursing action and specialist nursing actions (ACT) are recommended to be applied to MDR-TB clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sumardi
"Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Laporan kasus ini bertujuan untuk melihat manfaat terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga terhadap peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada enam klien laki-laki berusia dewasa melalui pendekatan case series. Pada tiga klien diberikan tindakan keperawatan ners dan terapi kognitif serta pada tiga klien lainnya diberikan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan ners dan terapi kognitif menunjukkan penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial serta terjadi peningkatan harga diri klien dan kemampuan keluarga setelah dikombinasikan dengan terapi psikoedukasi keluarga. Kedua terapi ini direkomendasikan dilakukan bersamaan pada klien harga diri rendah, karena dukungan keluarga memberikan kontribusi pada kemampuan klien mengatasi masalahnya. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk melihat efektivitas terapi kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga pada harga diri rendah dengan penelitian intervensi.

Low self esteem is a feeling of worthless, meaningless and prolonged self esteem due to a negative evaluation of self and self ability. This case report aims to look at the benefits of cognitive therapy and family psychoeducation therapy on improving client and family abilities and decreasing signs and symptoms of low self esteem in six adult male clients through a case series approach. On three clients were given nursing actions ners and cognitive therapy as well as on three other clients were given nursing actions ners, cognitive therapy and family psychoeducation. The results of applying to the client group with nursing actions and cognitive therapy showed decreased signs and symptoms of low self esteem on cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects as well as increased self esteem of clients and family ability after combined with family psycho education therapy. Both of these therapies are recommended to be performed simultaneously on low self esteem clients, as family support contributes to the client 39 s ability to resolve the problem. Further research is needed to see the effectiveness of cognitive therapy and family psychoeducation therapy on low self esteem with intervention research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Efendi
"Kekambuhan pada klien skizofrenia perlu mendapat perhatian khusus karena menunjukkan angka yang tinggi serta memberikan dampak yang buruk terhadap klien dan keluarga. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, cognitive behaviour therapy, dan psikoedukasi keluarga terhadap pencegahan faktor risiko kekambuhan klien perilaku kekerasan dan halusinasi di rumah sakit jiwa. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 61 klien dan keluarga yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 berjumlah 31 klien dan keluarga diberikan tindakan keperawatan ners, cognitive behaviour therapy, dan psikoedukasi keluarga, sedangkan kelompok intervensi 2 berjumlah 30 klien dan dikeluarga diberikan tindakan keperawatan ners. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan tendensi sentral. Analisis bivariat menggunakan uji dependent t-test, independent t-test, dan korelasi pearson untuk data yang berdistribusi normal sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji wilcoxon, mann-whitney test, dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan klien dan keluarga mencegah kekambuhan serta penurunan tanda dan gejala perilaku kekerasan dan halusinasi pada kelompok yang mendapatkan tindakan keperawatan ners, cognitive behaviour therapy, dan psikoedukasi keluarga lebih besar secara bermakna dibandingkan kelompok yang mendapatkan tindakan keperawatan ners saja (p value < 0,05). Tindakan keperawatan ners direkomendasikan dilakukan oleh perawat generalis serta cognitive behaviour therapy dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan dilakukan oleh perawat spesialis jiwa di rumah sakit jawa dalam mencegah faktor risiko kekambuhan klien skizofrenia dengan diagnosis keperawatan perilaku kekerasan dan halusinasi.

Relapse in schizophrenia clients needs to get special attention, because it shows high numbers and has a negative impact on clients and their families. The purpose of research was to determine the effects of standard nursing intervention, cognitive behavioural therapy, and family psychoeducation on preventing the risk factors of relapse among client with violent behaviour and hallucinations in mental health hospital. The design used in this study was a quasi experimental pre-post test with control group. Sampling used purposive sampling technique with 61 clients and their families divided into 2 groups. The intervention group 1 consisted of 31 clients and their families were given standard nursing intervention, cognitive behavioural therapy, and family psychoeducation, while the intervention group 2 consisted of 30 clients and their families were given standard nursing intervention. Data were collected using questionnaires observation sheets then analyzed by univariate and bivariate. Univariate analysis used frequency distribution and tendency central. Bivariate analysis used dependent t-test, independent t-test, and pearson correlation for normally distributed data, while for data that was not normally distributed using wilcoxon, mann-whitney test, dan rank spearman correlation. The results showed that an increased in ability of clients and their families to prevent relapses, and the decreased in signs and symptoms of violent behaviour and hallucinations in the group that received standard nursing intervention, cognitive behavioural therapy, and family psychoeducation was significantly greater than the group that only received general nursing intervention (p value < 0,05). Standard nursing intervention are recommended performed by generalist nurses, while cognitive behavioural therapy and family psychoeducation performed by mental nurses specialist in mental health hospital to prevent relapses risk factors of schizophrenic clients with nursing diagnosis of violent behaviour and hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadma Aji Pramudita
"Manusia merupakan makhluk biopsikososial, berpotensi memiliki masalah psikologis yang disebabkan karena penyakit fisik seperti hipertensi. Masalah psikologis yang ditemui pada klien hipertensi adalah ansietas dan ketidakberdayaan. Penulisan karya ilmiah ini untuk mengetahui hasil penerapan Acceptance and Commitment Therapy (ACT) pada klien hipertensi dengan ansietas dan ketidakberdayaan menggunakan pendekatan model adaptasi Roy. Metode yang digunakan adalah case series. Analisis dilakukan dengan mengukur tanda gejala sebelum dan sesudah diberikan ACT pada 16 klien hipertensi dengan ansietas dan ketidakberdayaan. Hasil pemberian ACT pada klien hipertensi menunjukkan terjadi penurunan tanda gejala pada ansietas dan ketidakberdayaan. Sehingga pemberian ACT dapat direkomendasikan untuk dilakukan oleh perawat spesialis jiwa untuk mengatasi ansietas dan ketidakberdayaan pada klien hipertensi menggunakan pendekatan model adaptasi Roy sebagai upaya dalam mengatasi masalah psikologinya.

Humans are biopsychosocial creatures that potentially have psychological problems caused by physical illnesses such as hypertension. The psychological problems encountered by hypertensive clients are anxiety and helplessness. Writing this scientific work to determine the results of applying Acceptance and Commitment Therapy (ACT) to hypertensive clients with anxiety and helplessness using Roy's adaptation model approach. The method used is case series. The analysis was carried out by measuring the signs and symptoms before and after ACT administration in 16 hypertensive patients with anxiety and helplessness. The results of ACT administration to hypertensive clients showed a decrease in symptoms of anxiety and helplessness. So that giving ACT can be recommended to be carried out by specialist psychiatric nurses to overcome anxiety and helplessness in hypertensive clients using the Roy adaptation model approach as an effort to overcome their psychological problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Theresia M. Elsina
"Pendahuluan: Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan kronis yang ditandai dengan distorsi kognitif dan penarikan sosial. Gejala postif skizofrenia adalah halusinasi, sedangkan gejala negatif skizofrenia adalah defisit perawatan diri. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-post test with control group menggunakan teknik purposive sampling yang dianalisis menggunakan univarat dan bivariat. Hasil: penelitian ini menunjukkan penurunan tanda dan gejala dan peningkatan kemampuan klien halusinasi dan defisit perawatan diri, serta peningkatan kemampuan pelaku rawat dalam merawat klien dengan halusinasi dan defisit perawatan diri setelah mendapatkan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Kesimpulan: Tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga dapat menurunkan tanda dan gejala dan meningkatkan kemampuan klien halusinasi dan defisit perawatan diri, serta meningkatkan kemampuan pelaku rawat dalam merawat klien dengan halusinasi dan defisit perawatan diri Rekomendasi: Tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan sebagai upaya dalam proses pemulihan klien skizofrenia dengan halusinasi.

Introduction: Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by cognitive distortion and social withdrawal. Symptoms after schizophrenia are hallucinations, negative symptoms of schizophrenia are self-care deficits. Methods: The research design used was a quasi-experimental pre-post test with control group using purposive sampling technique which was analyzed using univariate and bivariate methods. Results: This study showed a decrease in signs and symptoms and an increase in the client's ability to hallucinate and self-care deficit, as well as an increase in the ability of caregivers to treat clients with hallucinations and self-care deficits after receiving self-care, cognitive therapy and family psychoeducation. Conclusion: Actions involving generalists, cognitive therapy and family psychoeducation can reduce signs and symptoms and improve the client's ability to hallucinate and self-care deficits, as well as improve the ability of caregivers in caring for clients with hallucinations and self-care deficits Recommendation: General treatment measures, cognitive therapy and education family is recommended as an effort in the recovery process of schizophrenic clients with hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Kusumawati
"Tuberkulosis sering menimbulkan dampak psikologis berupa ansietas dan depresi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kognitif dan terapi penerimaan-komitmen terhadap ansietas, depresi, kemmapuan mengubah pikiran negative dan menerima-berkomitmen klien tuberkulosis di Kota Depok. Desain penelitian menggunakan Quasi experimental pre and post test with control group. Subjek penelitian adalah 60 klien tuberculosis yang direkruit secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada penurunan kondisi ansietas, depresi dan peningkatan kemampuan mengubah pikiran negatif serta kemampuan menerima-berkomitmen lebih besar pada klien yang mendapatkan terapi daripada klien yang tidak mendapatkan terapi. Terapi ini direkomendasikan sebagai terapi keperawatan pada klien yang mengalami ansietas dan depresi.

Tuberculosis often psychological impact, mostly are anxiety and depression. This study aims to determine effect of CT and ACT to tuberculosis client anxiety, depression, ability to change negative thoughts, acceptance and commitment. This study applied quasi experimental design of pre and post test with control group. There were 60 clients that were recruited by simple random sampling. Results showed decrease of anxiety and depression level, increased ability to change negative thoughts and increase accept and are committed who have CT and ACT than clients that did not receive therapy. It is recommended as nursing intervention to clients who experience anxiety and depression."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>