Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194694 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andreas Pekey
"ABSTRAK
Latar Belakang : Infeksi malaria menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang cukup signifikan pada semua usia terutama kelompok berisiko tinggi. Golongan darah ABO dikatakan dapat mempengaruhi berat ringannya malaria namun pada etnik dan geografis tertentu dapat berbeda. Meskipun beberapa penelitian terakhir mengatakan terdapat hubungan namun terdapat beberapa penelitian yang tidak menemukan hubungan tersebut termasuk di Papua New Guinea yang memiliki karakteristik etnik dan alam yang mirip dengan Papua. Selain itu pada beberapa studi sebelumnya jumlah sampel yang digunakan hanya sedikit, terdapat hasil statistik yang tidak bermakna, melibatkan sampel anak serta beberapa hanya dilakukan berbasis laboratorium Laboratory base . Pada penelitian ini kami menggunakan sampel yang lebih banyak, tidak melibatkan sampel anak dan penelitian dilakukan berbasis rumah sakit Hospital base . Metode : Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan di RSUD Dok II Jayapura Indonesia dari September hingga November 2016. Sebanyak 210 subjek malaria yang memenuhi kriteria dikategorikan menjadi golongan darah O dan Non O serta malaria berat dan malaria ringan berdasarkan kriteria WHO. Data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS versi 17 dengan melakukan analisis statistik kai-kuadrat dan menghitung rasio prevalensi serta interval kepercayaan. Hasil Penelitian : Dari 210 pasien, golongan darah non-O 80 pasien 38,2 dan golongan darah O 130 pasien 61,9 . Malaria berat pada golongan darah Non O sebanyak 13 kasus 16,3 dan Golongan darah O sebanyak 9 kasus 6,9 . Terdapat perbedaan prevalensi kejadian malaria berat yang bermakna antara kedua golongan darah p = 0,032 dengan Prevalensi rasio PR 2,4 IK95 : 1,06-6,42 . Golongan darah B terbanyak mengalami malaria berat p = 0,038 dan IK95 1,06-6,42 . Prevalensi malaria berat golongan darah non O pada kedua etnik lebih tinggi terutama pada etnik non Papua non Papua, PR 3,8 IK95 0,84-17,9, p=0,143 dibandingkan Papua, PR 1,83 IK 95 0,56-5,9, p=0,356 . Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna golongan darah ABO dengan berat ringanya malaria. Malaria berat lebih banyak terjadi pada Golongan darah Non O terutama golongan darah B.

ABSTRACT
Background Malaria infection has caused a significant morbidity and mortality in all ages, especially in high risk groups. Various factors, including ABO blood type, can influence the severity of malaria to certain ethnic group and location. In terms of ABO blood types, several studies showed their relationship with severity of malaria. Others, such as study on Papua New Guinea which has the same characteristic with Papua Province in Indonesia, showed a contrary result. However, these studies were considered invalid due to the usage of smaller samples, with no statistical differences results, only included children and laboratory based studies. In our study, we included more samples, not involving children and did a hospital based studies. Methods This was a cross sectional study in Dok II Jayapura Hospital, Indonesia, from September to November 2016. 210 subjects were diagnosed with malaria, clinically classified according to WHO criteria and underwent ABO blood type examination. Blood type was categorized into O and Non O groups. Malaria severity was classified into severe and mild malaria. Results Out of 210 patients, 80 38.2 and 130 61.9 were Non O and O blood types respectively. Severe malaria was commonly found in Non O compare to O blood type 16.3 vs 6.9 prevalence ratio PR 2.4 95 CI 1.06 6.42 p 0.032 . Moreover, group B blood type had the highest incidence of severe malaria p 0.038 95 CI 1.06 6.42 . In addition, Non O blood group in both Papuan and Non Papuan races had a greater prevalence of severe malaria Papuan, PR 1.83, 95 CI 0.56 5.9 p 0.356, compared with Non Papuan, PR 3.8, 95 CI 0.84 17.9, p 0.143 .Conclusion There is a significant relationship between ABO blood group and the severity of malaria in Papua. Severe malaria was more common in Non O, especially type B blood group. "
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Dewi
"ABSTRAK
Latar Belakang: Sekitar 6-7% kehamilan disertai trauma, yang berkontribusi menyebabkan kematian maternal hingga 46%, namun jarang dibicarakan karena bersifat non-obstetrik. Komplikasi maternal meliputi ketuban pecah, solusio plasenta, cedera organ intraabdomen, perdarahan, terminasi seksio sesarea, bahkan kematian. Morbiditas dan mortalitas janin bahkan dapat terjadi tanpa cedera signifikan pada ibu. Hingga saat ini, belum ada publikasi mengenai trauma pada kehamilan di Indonesia.

 

Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui profil trauma pada kehamilan di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta dan RSUD Dok II Jayapura.

 

Metode: Penelitian bersifat deskriptif observasional. Semua ibu hamil dengan trauma yang memeriksakan dirinya ke RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RSUD Dok II tahun 2016-2018 dimasukkan sebagai subyek penelitian. Data demografis, obstetrik, karakteristik trauma, gejala dan temuan klinis, serta luaran ibu dan janin dianalisa secara deskriptif.

 

Hasil: Didapatkan 100 kasus trauma dari 7130 ibu hamil dalam penelitian ini. Berdasarkan ISS (Injury Severity Score), 76% subyek termasuk trauma derajat ringan, 20% derajat sedang, dan 4% derajat berat. Tiga mekanisme trauma terbanyak adalah jatuh (61%), kecelakaan lalu lintas (24%), dan kekerasan domestik (9%) dengan jenis trauma kontusio (82%) dan trauma superfisial (60%). Gejala klinis meliputi nyeri abdomen (60%), perdarahan pervaginam (13%), dan ketuban pecah (8%). Didapatkan 1 kasus syok, 2 kasus solusio plasenta, dan 2 kasus gawat janin. Luaran ibu baik, dengan 3% abortus, 3% seksio sesarea, 9% induksi pervaginam, dan 85% konservatif (di mana 91,8% kehamilan berhasil dipertahankan, 7,0% lahir prematur dan 1,2% abortus spontan). Luaran janin menunjukkan 1% lahir mati, 4% abortus, 10% lahir prematur, 7% lahir aterm, dan 78% konservatif.

 

Kesimpulan: Insidens trauma pada kehamilan pada penelitian ini sebesar 1.4%. Sebagian besar subyek termasuk kategori trauma derajat ringan (76%), disebabkan mekanisme jatuh (61%), dengan jenis trauma kontusio (82%) dan klinis nyeri abdomen (60%). Didapatkan 1% kasus syok, 2% solusio plasenta, 2% gawat janin, 4% abortus, dan 1% lahir mati, tanpa adanya mortalitas ibu. ISS (Injury Severity Score) dapat diterapkan untuk menilai derajat trauma ibu hamil, namun tidak menggambarkan luaran ibu maupun janin.


ABSTRACT
Background: Trauma complicates 6-7% pregnancies and causes up to 46% maternal deaths. Yet, it is rarely taken into consideration because of its non-obstetric origin. Maternal complications include membrane rupture, placental abruption, internal organ injury or hemorrhage, caesarean section termination, even maternal death. Fetal morbidity and mortality can even occur without significant maternal injuries. So far, there is no publication regarding trauma in pregnancy in Indonesia.

 

Objectives: This study aimed to determine the profile of trauma in pregnancy at RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta and RSUD Dok II Jayapura.

 

Methods: This was a descriptive observational study. All pregnant women with trauma went to RSUPN Cipto Mangunkusumo and RSUD Dok II during 2016-2018 were included. Demographic and obstetrics datas, trauma characteristics, clinical findings, and all maternal and fetal outcomes were analysed.

 

Results: Of all 7130 pregnant women included, there were 100 trauma cases. Using ISS (Injury Severity Score), 76% subjects had mild trauma, 20% moderate trauma, and 4% severe trauma. Three main trauma mechanisms were fall (61%), motor vehicle accidents (24%), and domestic assaults (9%), with contusion (82%) and superficial trauma (60%). Clinical symptoms included abdominal pain (60%), vaginal bleeding (13%), and water broke (8%). There were 1 hypovolemic shock and 2 placental abruption cases, with 2 fetuses showing fetal distress. Maternal outcomes were good; with 3% abortion, 3% caesarean-section, 9% vaginal induction, and 85% conservative cases (of which 91.8% managed to continue the pregnancy, 7.0% had preterm labor, and 1,2% had spontaneous abortion). Fetal outcomes showed 1% stillbirth, 4% abortion, 10% preterm birth, 7% term birth, and 78% conservative pregnancy.

 

Conclusions: Incidence of trauma in pregnancy in this study is 1.4%. Most subjects have mild trauma (76%), caused by fall (61%), presented mostly with contusion (82%) and abdominal pain (60%). We reported no maternal mortality, 1% hypovolemic shock, 2% placental abruption, 2% fetal distress, 4% abortion rate, and 1% stillbirth. ISS can be applied to assess maternal trauma degree, but does not represent maternal or fetal outcomes.

"
2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Nugroho Danang Puruboyo
"Latar belakang. Salah satu komplikasi paling umum dari diabetes mellitus (DM) adalah penyakit arteri perifer (PAD). Diperkirakan PAD mempengaruhi sebanyak 20% orang di atas 65 tahun. Banyak faktor yang berhubungan dengan terjadinya PAD. Golongan darah merupakan faktor risiko yang dikatakan mempengaruhi keparahan PAD namun belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan golongan darah ABO dengan derajat keparahan PAD pada pasien DM tipe II.
Metode. Studi cross-sectional dilakukan pada pasien DM tipe II yang didiagnosis dengan PAD dan datang ke Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo, Indonesia selama periode Januari 2022 hingga Juni 2022. Diagnosis PAD didasarkan pada pengukuran indeks pergelangan kaki-brakialis. (ABI). Tingkat keparahan PAD dikelompokkan menjadi PAD ringan (ABI 0,7-0,9) dan PAD sedang-berat (ABI <0,7). Pasien dikategorikan menurut golongan darah ABO menjadi golongan darah O dan golongan darah non-O (A, B, dan AB).
Hasil. Sebanyak 366 subjek dilibatkan dalam penelitian ini (A = 108, B = 52, AB = 12, O = 194). Tidak ada perbedaan kejadian PAD pada pasien PAD golongan darah O dan non golongan darah O (p = 0,780). PAD lebih parah pada golongan darah non-O (p = 0,041). Faktor risiko PAD yang lebih berat adalah periode diabetes yang lebih lama (OR 10,325 (95% CI 5,108-20,871), p < 0,001) dan hipertensi (OR 4,531 (95% CI 1,665-
12,326), p < 0,003).
Kesimpulan. Golongan darah ABO tidak berhubungan dengan terjadinya PAD. Golongan darah non-O dikaitkan dengan PAD yang lebih buruk di antara pasien DM tipe II. Faktor risiko lain untuk PAD yang lebih parah adalah periode diabetes dan hipertensi yang lebih lama.

Introduction. One of the most common complications of diabetes mellitus (DM) is peripheral artery disease (PAD). It is estimated that PAD affects as many as 20% of people over 65 years. Many factors are associated with the occurrence of PAD. Blood type is a risk factor that is said to influence the severity of PAD but has not been widely studied. This study aims to evaluate the relationship between ABO blood group type and the severity of PAD in DM type II patients.
Method. A cross-sectional study was performed on DM type II patients who was diagnosed with PAD and came to Cipto Mangunkusumo National Hospital, Indonesia during the period of January 2022 to June 2022. The diagnosis of PAD was based on the measurement of ankle-brachial index (ABI). The severity of PAD was grouped into mild PAD (ABI 0.7-0.9) and moderate-severe PAD (ABI <0.7). The patients were categorized according to the ABO blood group into O blood type and non-O (A, B, and AB) blood type
Results. A total of 366 subjects were included in the study (A = 108, B = 52, AB = 12, O= 194). There was no difference of PAD occurrence in O blood type and non-O blood type PAD patients (p = 0.780). The PAD was more severe in non-O blood type (p = 0.041). The risk factors of more severe PAD were longer period of diabetes (OR 10.325 (CI95% 5.108-20.871), p < 0.001) and hypertension (OR 4.531 (CI95% 1.665-12.326), p
< 0.003).
Conclusion. The ABO blood type was not associated with the occurrence of PAD. The non-O blood type was associated with worse PAD among DM type II patients. Other risk factors of more severe PAD were longer period of diabetes and hypertension.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ticoalu, Deisy Christine
"ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan:Data mengenai pasien PPOK pada ras melanesia belum ada.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Mengetahui faktor risiko dan nilai uji jalan 6 menit pada pasien PPOK ras Melanesia di Kota Jayapura, Papua.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di RSUD Dok II Jayapura.Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September 2017.Hasil: Pada penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 40 pasien PPOK.Faktor risiko pasien PPOK ras Melanesia yang merokok adalah 27 subjek 67,5 , pajanan biomass 18 subjek 45 , ISPA berulang 12 subjek 30 dan IMT kurang 6 subjek 15 , normal 33 subjek 82,5 , lebih 1 subjek 2,5 .Terdapat hubungan bermakna antara kelompok PPOK dengan ISPA berulang p=0,003 , OR 11,67 dengan IK 95 2,2-61,2 .Terdapat hubungan bermakna antara kriteria spirometri berdasarkan GOLD dengan rokok p=0,016 , pajanan biomass p=0,013 , OR 11,76 dengan IK 95 1,31-105,50 , ISPA berulang p=0,041, OR 0,16 dengan IK 95 0,03-0,785 dan IMT p=0,002 .Jarak tempuh uji jalan 6 menit terbanyak pada kelompok 200-300 m dengan 36 subjek 90 .VEP 1prediksi terbanyak adalah 50-80 dengan 30 subjek 75 dengan rerata 58,33 10,083 dan rerata VEP 1 ml adalah 1375 445,88.Pemeriksaan foto toraks pasien PPOK ras melanesia adalah normal sebanyak 38 subjek 95 dan emfisematous 2 subjek 5 .Skor CAT pasien PPOK ras melanesia di RSUD Dok II Jayapura < 10 sebanyak 36 subjek 90 dan > 10 sebanyak 4 subjek 10 dengan hubungan bermakna antara skor CAT dengan kelompok PPOK p=0,042 .Indeks brinkman IB pasien PPOK ras melanesia di RSUD Dok II Jayapura adalah ringan sebanyak 7 subjek 7 , sedang 12 subjek 44 dan berat 8 subjek 30 serta hubungan bermakna antara IB dengan hasil spirometri berdasarkan GOLD p= 0,005 .Faktor komorbid yang didapatkan pada pasien PPOK ras melanesia di RSUD Dok II Jayapura adalah gagal jantung sebanyak 2 subjek 5 . Nilai rerata uji jalan 6 menit m adalah 277,88 32,83 dan VO2 maks ml/Kg/mnt adalah 22,08 1,047 serta tidak terdapat hubungan bermakna antara kelompok PPOK ras melanesia di RSUD Dok II Jayapura dengan uji jalan 6 menit dan prediksi VO2 maks.Kesimpulan: ISPA berulang, pajanan biomass,rokok, IMT merupakan faktor yang berpengaruh pada PPOK ras melanesia. Uji jalan 6 menit pasien PPOK ras melanesia lebih rendah dibandingkan non melanesia.Kata kunci :Faktor risiko, PPOK, ras melanesia, uji jalan 6 menit.
ABSTRACT
Background and purpose:Data on patients with COPD on melanesian races is not present. The aim of this study was to determine the risk factors and 6-minute road test scores in patients with COPD Melanesia in Jayapura City, Papua.Method:This research is cross sectional study conducted in RSUD Dok II Jayapura. Sampling was conducted in September 2017.Result:In this study the inclusion criteria were 40 patients with COPD. Risk factors for COPD patients smoking Melanesia were 27 subjects 67.5 , biomass exposure 18 subjects 45 , recurrent lower inspiratory infection of 12 subjects 30 and BMI less 6 subjects 15 , normal 33 subjects 82.5 , more 1 subject 2.5 . There was a significant relationship between group of COPD with recurrent lower inspiratory infection p = 0,003, OR 11,67 with CI 95 2,2-61,2 . There was significant relation between spirometry criteria based on GOLD with cigarette p = 0,016 , biomass exposure p = 0.013, OR 11.76 with 95 IK 1.31-105.50 , recurrent lower inspiratory infection p = 0.041, OR 0.16 with CI 0.03-0.785 and IMT p = 0.002 . The distance of the 6-minute walking test was highest in the 200-300 m group with 36 subjects 90 .The FEV 1 predicted was 50-80 with 30 subjects 75 with mean of 58.33 10,083 and FEV 1 ml is 1375 445.88. The examination of chest X-rays of patients with COC melanesia is normal for as many as 38 subjects 95 and emfisematous 2 subjects 5 .The CAT scores of melanesian COPD patients in RSUD Dok II Jayapura 10 for 4 subjects 10 with significant association between CAT score and group COPD p = 0,042 . Brinkman index IB of COPD patient melanesia in RSUD Dok II Jayapura was mild s 7 subjects 7 , 12 subjects 44 and weight 8 subjects 30 and significant relationship between IB and spirometry based on GOLD p = 0,005 . The comorbid factor obtained in patients with COPD melanesia in RSUD Dok II Jayapura is a heart failure of 2 subjects 5 . The mean value of the 6-minute walking test m was 277.88 32.83 and the max VO2 ml / Kg / mnt was 22.08 1.047 and there was no significant association between the melanesian rape COPD group in RSUD Dok II Jayapura by testing 6 min walking test and prediction VO2 max.Conclusions: Recurrent acute lower respiratory infection, biomass exposure, cigarette, BMI is a contributing factor in COPD melanesia. The 6-minute road test of COPD patients of melanesia is lower than non melanesia. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58600
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Malaria merupakan masalah utama di Propinsi Papua,Meluasnya penyebaran parasit malaria dan penanganan program malaria yang tidak teratur serta diikuti adanya krisis ekonomi dan perselisihan di masyarakat Papua pada akhir tahun 1990 an telah mengakibatkan situasi malaria di daerah Papua semakin terpuruk."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Malaria merupakan masalah kesehatan utama di propinsi Papua. Meluasnya penyebaran parasit malaria dan penanganan program malaria yang tidak teratur serta diikuti adanya krisis ekonomi dan perselisihan di masyarakat Papua pada akhir tahun 1990an telah mengakibatkan situasi malaria di daerah Papua semakin terpuruk. Untuk menentukan besaran permasalahan malaria saat ini, suatu survei malariometrik telah dilakukan di tiga Kecamatan di Kabupaten Jayapura serta uji sensitifitas obat antimalaria sulfadoksin-pirimetamin (SP) pada pasien malaria di unit rawat jalan RSU Abepura, Puskesmas Hamadi dan Poliklinik Panti Asuhan Katolik Sentani, Kabupaten Jayapura, Propinsi Papua. Pada survei malariometrik, dari 543 subyek yang diperiksa, ditemukan 185 subyek terinfeksi malaria P.falciparum, dan P.vivax serta infeksi campuran keduanya. Seluruh kasus malaria yang ditemukan merupakan kasus tanpa gejala (asimtomatik). Pada uji sensitifitas obat antimalaria dengan SP, dari 56 subyek yang diikutsertakan, ditemukan 32 subyek mengalami kegagalan pengobatan dini (KPD) dan 2 subyek mengalami kegagalan pengobatan kasep (KPK) serta 22 subyek berhasil pada pengobatan ini. Hasil-hasil di atas menunjukkan bahwa prevalensi malaria di Kabupaten Jayapura serta angka kegagalan pengobatan SP cukup tinggi dan oleh karena itu diperlukan adanya obat antimalaria baru yang sesuai dengan keadaan pada daerah tersebut.

Abstract
Malaria poses a major public health problem in Papua. The rapid spread of drug-resistant parasites and deterioration of the malaria control program following the monetary crisis and civil strife in the late 90?es have worsened the malaria situation in many areas of Papua. To re-assess the current magnitude of malaria problem, a malariometric survey was conducted in three sub-districts of Jayapura District, as well as antimalarial drug sensitivity test using sulfadoxine-pyrimethamine (SP) at the outpatient clinics of Abepura General Hospital (RSU), Hamadi Primary Health Center and Panti Asuhan Katolik Clinics, Sentani, Jayapura District, Papua Province. Screening of 543 subjects in three sub-districts revealed 185 malaria positive subjects, either with P. falciparum, P. vivax or mixed of the two species. All of the malaria cases were asymptomatic. In the SP drug sensitivity test, of the 56 subjects involved, 32 were classified as early treatment failure and two subjects were classified as late treatment failure. The remaining 22 subjects were classified as adequate clinical and parasitological response (ACPR). These results indicated that the surveyed area has a high malaria prevalence and treatment failure to SP and therefore alert to the need of deploying new antimalarial regiment that suit the remote setting."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djunaedi
"ABSTRACT
Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 untuk mengetahui hubungan perilaku pencegahan malaria dengan kejadian malaria di Provinsi Papua. Desain penelitian ini adalah potong lintang, dengan besar sampel sebanyak 1.660 orang. Hubungan ditentukan dengan analisis multiple logistic regression. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat yang tidak menggunakan kelambu memiliki risiko 0,61 lebih kecil untuk mengalami malaria setelah dikontrol oleh variabel pemasangan kasa nyamuk, tempat perindukan nyamuk dan daerah pantai, risiko terjadinya malaria pada orang yang tidak memasang kasa nyamuk dan tinggal jauh dari perindukan nyamuk sebesar 2,6 kali lebih besar daripada mereka yang memasang kasa nyamuk dan tinggal jauh dari perindukan nyamuk. Masyarakat yang tinggal di daerah pantai mempunyai risiko terkena malaria 2,3 kali lebih besar dibandingkan masyarakat yang tidak tinggal di daerah pantai. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat efektifitas penggunaan kelambu, dan pengendalian lingkungan untuk menurunkan kejadian malaria.

ABSTRACT
This study used data Riskesdas 2010 to determine the relationship of malaria prevention behaviors with malaria incidens in Papua Province. The study design was cross-sectional, with a sample size of 1,660 people. The relationship is determined by multiple logistic regression analysis. The results showed that people used mosquito nets to sleep have a 0.61 lower risk for experiencing malaria, once controlled by the variable mosquito netting at every ventilation, mosquito breeding places and coastal areas, House ventilation that doesn?t use mosquito nets and stay away from mosquito breeding places have risk of malaria incidens 2.6 times greater compare house who used mosquito netting and stay away from mosquito breeding. People living in coastal areas at risk of malaria 2.3 times more likely than people who do not live in coastal areas. Further research needs to be done to see the effectiveness of the use of bed nets, and environmental control to reduce the incidence of malaria.
"
2014
S56497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Dian Ayu Agustina Fatem
"Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, balita dan ibu hamil. Apabila mengenai ibu hamil dapat berakibat buruk terhadap ibu dan janinnya, salah satunya terhadap berat lahir bayi. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih menjadi daerah endemis malaria dimana pada tahun 2012 terdapat 417.819 kasus. Di Papua,angka Annual Paracite Incidence (API) pada tahun 2012 sebesar 85,75/1000 penduduk, sedangkan angka API di kota Jayapura menunjukkan nilai 57,29 per 1000 penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status malaria pada ibu hamil dan BBLR di RSUD Abepura. Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif, menggunakan 540 data rekam medis pasien yang melakukan antenatal care di RSUD Abepura selama tahun 2012-2013.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kelompok responden yang mengalami malaria dalam kehamilan tidak berisiko secara statistik (Trimester pertama dengan RR 1,06 95% CI 0,42-2,72 dan p-value 0,891; trimester kedua dengan RR 0,99 95% CI 0,38-2,56 dan p-value 0,984; serta trimester ketiga dengan RR 1,01 95% CI 0,34-3,01 dan p-value 0,982) untuk melahirkan BBLR setelah dikontrol oleh variable usia gestasi dan status gizi ibu diantara ibu hamil yang anemia. Perlunya penelitian lebih lanjut dengan pengambilan sampel yang tepat dan jumlah sampel yang lebih besar.

Malaria is one of public health problem that can causes the death, especially for infants, toddlers and pregnant woman. If it touched by pregnant woman can adversely affects for the mother and their fetus. Indonesia is one of tropical countries that is still be a malaria endemic area, reported about 417.819 cases in 2012. In Papua, the number of Annual Paracite Incidence (API) in 2012 was about 85,75 per 1000 population, and the number of API in Jayapura was showed 57,29 per 1000 population. The purpose of this study was to determine the relation of malaria in pregnancy with low birth weight in RSUD Abepura. This study is a retrospective cohort that conducted through collect of 540 medical records of patients that are antenatal care in RSUD Abepura during 2012-2013.
The result found that the respondents with malaria in pregnancy didn?t have riskbut it was not statistically significant (1st trimester with RR 1,06 95% CI 0,42-2,72 and p-value 0,891; 2nd trimester with RR 0,99 95% CI 0,38-2,56 and p-value 0,984; 3rd trimester with RR 1,01 95% CI 0,34-3,01 and p-value 0,982) for having baby with low birth weight after controlling with gestational pregnancy and nutritional pregnancy in respondent with anemia. Need to do further research with a larger sample and more appropriate sampling method.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Sasmita
"Skripsi ini dibuat untuk merancang perangkat lunak yang dapat mengidentifikasi golongan darah melalui proses 'image processing' dengan menggunakan 'Hidden Markov Model'. Darah manusia terbagi menjadi 4 golongan menurut sistem penggolongan darah ABO. Pengolongan ini dapat dikenali dengan berbagai metode. Skripsi ini bertujuan sebagai penelitian untuk menganalisa pengenalan golongan darah manusia dalam bentuk 'Image' dengan metode 'Hidden Markov Model' (HMM) yang selanjutnya akan dihasilkan keluaran dalam bentuk probabilitas. Proses pengenalan darah dikhususkan dengan memasukkan 'image' ke dalam pemrogaman perhitungan matematis.
Selanjutnya penelitian dilakukan 2 tahapan, yaitu: pembentukan 'database' dan proses pengenalan. Pada proses pembuatan 'database', gambar akan dibagi-bagi menjadi beberapa 'frame' agar lebih memudahkan proses. Setiap 'frame' diubah ke dalam domain frekuensi menjadi bilangan vektor yang disebut 'sample point'. Kumpulan beberapa 'sample point' terdekat dikuantisasi menjadi sebuah nilai yang disebut 'centroid' dan kumpulan 'centroid' ini menghasilkan sebuah 'codeword', untuk kemudian disimpan dalam sebuah 'database codebook'.
Semua data dalam 'database codebook' diolah sehingga menghasilkan parameter-parameter HMM yang kemudian disimpan dalam sebuah 'database' HMM yang akan menghasilkan nilai-nilai 'log of probability' untuk setiap perbandingan target gambar dengan data pada database HMM. Data dengan nilai 'log of probability' yang paling tinggi disimpulkan sebagai keluaran dari keseluruhan proses. This final project of undergraduate program was created to design the software that could identify ABO blood type with applying Hidden Markov Model.

Human blood consist of 4 categories based on ABO blood type. This categorization can be recognized with some method, such as: Fuzzy Logic, Neural Network, Hidden Markov model. The purpose of this project was identify the human blood using special software with applying Hidden Markov Model with minimal error, so the results still can show what the reality are. We got the results from the highest probability that comes from the output of Hidden Markov Model. For better and easiest programming, we used special mathematical software.
Later on, the examination was conducted in 2 steps. The 1st was to make a database and 2nd to do the identification. In the 1st step, the picture was cropped and standardized to the exact same file extension and same matrix form. We call the results as frames in which we change it over to frequency domain that hence numerical vector in which we call it as sample point. Some collection of sample point were calculated as a value that we call as centered point and the collection of these centered points was called codeword that was stored as a database codebook.
All the codeword was calculated to get HMM parameter that was stored in a HMM database as log of probability value for every comparison with the target picture. Log of probability value would show the conclusion of the target picture which also means what type the blood belongs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40577
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Aurelie
"Prevalensi tinggi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Indonesia merupakan masalah kesehatan yang terkadang dianggap remeh. Presentasi gejala batuk dan pilek mampu menurunkan kualitas kehidupan masyarakat. Namun, pola transmisi ISPA yang multifaktorial mempersulit tindakan pencegahan. Seiring perkembangan teknologi, ditemukan bahwa antigen golongan darah ABO berperan dalam invasi patogen, sehingga dapat meningkatkan maupun menurunkan kerentanan transmisi. Namun, karena belum ada studi yang membahas tentang pengaruh perbandingan golongan darah ABO terhadap kerentanan transmisi ISPA, maka akan dilakukan studi untuk menjawab pertanyaan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dengan melibatkan 175 perwakilan keluarga inti yang berdomisili di daerah Jabodetabek melalui pendekatan potong lintang. Data penelitian diperoleh dari jawaban kuesioner online menggunakan platform Qualtrics. Data yang didapat akan selanjutnya dirapikan dan dianalisis dengan IBM SPSS Statistics for Windows versi 24.0. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan bermakna antara waktu inkubasi ISPA antara anggota keluarga inti dengan golongan darah sama dan berbeda, akan dilakukan analisis komparatif Mann Whitney. Didapatkan proporsi anggota keluarga inti yang terjangkit oleh anggota keluarga inti lain dengan golongan darah sama (kondisi 1) dan berbeda (kondisi 2) berturut-turut 44,7% dan 30,8%. Median dan modus dari waktu inkubasi ISPA kondisi 1 berturut-turut lebih dari 21 hari dan lebih dari 28 hari, sedangkan median dan modus waktu inkubasi ISPA kondisi 2 adalah lebih dari 28 hari. Terdapat perbedaan waktu inkubasi yang signifikan secara statistik antara kondisi 1 dan 2 (p = 0,009). Ditemukan pengaruh signifikan dari perbandingan golongan darah ABO pada anggota keluarga inti terhadap kerentanan transmisi ISPA dengan kecenderungan golongan darah yang sama mempercepat waktu inkubas

High prevalence of acute respiratory infection (ARI) issue in Indonesia is usually underestimated despite its influence on society’s quality of life. However, multifactorial ARI transmission hinders prevention effort. As technology evolves, the role of ABO blood antigen in pathogen invasion that affects transmission vulnerability is discovered. Since no study has been established to analyze the impact of ABO blood group comparison toward ARI transmission vulnerability, this research is held in order to find the missing link. This research was conducted via cross sectional approach by involving 175 representatives of nuclear families who live in Jabodetabek. The acquired data obtained from online questionnaire will then be organized and analyzed with IBM SPSS Statistics for Windows version 24.0. To find out whether there is a significant difference of ARI incubation time between nuclear family members with the same and different ABO blood groups, Mann Whitney comparative analysis will be carried out. The proportion of nuclear family members infected by other family members with the same (condition 1) and different (condition 2) blood group was 44.7% and 30.8% respectively. The median and modus of ARI incubation time from condition 1 consecutively was more than 21 days and more than 28 days, whereas the median and modus of ARI incubation time from condition 2 was more than 28 days. There was a statistically significant difference in incubation time between condition 1 and 2 (p = 0.009). Significant effect was discovered statistically between ABO blood group comparison at nuclear family members toward the susceptibility of ARI transmission where similar ABO blood groups have faster tendency of incubation time."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>