Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farisya Fadhila
"Kematian merupakan siklus kehidupan yang pasti dialami oleh setiap manusia. Arwah merupakan elemen kematian yang memiliki peran penting dalam ritual Shamanisme Korea. Jurnal ini membahas tentang bagaimana pandangan masyarakat tradisional Korea mengenai kematian ditinjau dari ritual ndash;ritual Shamanisme Korea. Shamanisme dipercaya sebagai kepercayaan tertua di Korea karena itu penulis tertarik untuk meneliti ritual Shamanisme saeryeong gut sebagai objek penelitan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan hakikat kematian dalam ritual Shamanisme Korea. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah kematian dalam ritual Shamanisme Korea bermakna bukan hanya berpulang ke dunia lain tetapi juga sebagai prosesi yang dilakukan untuk mengantar arwah sampai di dunia lain dengan tenang sehingga menghindari munculnya arwah jahat.
AbstractDeath is a life cycle that will happen in every human life. One of death elements which is a dead soul has significant role in Korean Shamanic rites. This journal analyzes about Korean traditional society view of death through Korean Shamanic rites. Shamanism is believed as the oldest religion in Korea so that, researcher use Shamanic rites which is saryeong gut as an object of the research. The purpose of this research is to analyzes Korean rsquo s view of death through Shamanic rites. The method applies is qualitative descriptive method by using literature sources. The result of this research is death in Korean Shamanism rites is not only passed away and go to the other worlds but also become procession for sending death soul into another world peacefully so that it can avoid evil soul appearance. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Ranasadira
"Penelitian ini membahas mengenai eksistensi shaman peramal (jeomjaengi) yang merupakan salah satu jenis shaman Korea. Di Korea, Shamanisme termasuk kepercayaan asli masyarakat (folk religion) dan memiliki cukup banyak penganut. Pada Shamanisme Korea, terdapat seorang shaman (mudang) yang berperan sebagai mediator antara roh atau dewa dan manusia. Roh dan dewa dalam Shamanisme dipercaya dapat membantu manusia dari kesulitan. Di era modern, masuknya agama baru seperti Kristen dan juga terjadinya modernisasi dapat menyebabkan nilai-nilai kepercayaan asli seperti Shamanisme terancam menghilang dari masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran serta keberadaan shaman peramal (jeomjaengi) dalam Shamanisme Korea di era modern. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kajian kepustakaan dengan menggunakan sumber pustaka, seperti buku, artikel, dan jurnal daring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Korea modern, Shamanisme, terutama shaman peramal (jeomjaengi) masih ada dan memiliki peran yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea. Di Korea, terdapat tiga faktor yang mendorong keberadaan para shaman peramal, yaitu kapasitas peramal, pihak yang membutuhkan, dan keadaan lingkungan.

This study discusses the existence of shamanic diviners (jeomjaengi) which is one type of shaman found in Korean Shamanism. Shamanism is considered as a folk religion in Korea and has quite a lot of believers. In Korean Shamanism, there is a shaman (mudang) who acts as the medium between spirits and human beings. It is believed that the gods and spirits of Shamanism could help people out of troubles. In the modern era, the entry of new religions such as Christianity and the occurrence of modernization can cause indigenous religious values such as Korean Shamanism to be threatened with disappearing from society. This study aims to describe the role and existence of shamanic diviners (jeomjaengi) in modern Korean Shamanism. This study uses a descriptive qualitative method using literature sources, such as online articles, books, and journals. The results of this study indicate that in modern Korea, Shamanism, especially shamanic diviners (jeomjaengi) still exist and have a fairly large role in the daily life of Korean people. In Korea, there are three factors that keep the existence of a shamanic diviner, which are their capacity, the ones who needs them, and social environment conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Agustin
"ABSTRAK
Shamanisme merupakan salah satu kepercayaan yang tumbuh dan berkembang di Korea sejak berabad-abad lalu. Shamanisme lebih lanjut berkembang sebagai agama Mugyo/?? dan sebagai adat istiadat Musok /?? . Salah satu karakteristik khas dari Shamanisme Korea yakni Gut. Gut merupakan upacara yang bertujuan membangun komunikasi dengan dewa-dewa untuk memohon berkah maupun tujuan lainnya. Seperti halnya Seoulgut,yang tumbuh menjadi salah satu Gut dengan ciri khas yang membedakannya dengan Gut di daerah-daerah lain di Korea. Penelitian ini ditulis dengan metode deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan karakteristik Gut yang berkembang di wilayah Seoul dan sekitarnya. Hasil dari penelitian ini adalah Seoulgut memiliki karakteristik khusus, dan juga Shamanisme yang ada di Korea sangatlah beragam yang tercermin dari adanya cabang Seoulgut.

ABSTRACT
Shamanism is one of the beliefs that grown and developed in Korea for centuries. Furthermore, Shamanism altered into a religion Mugyo and a culture Musok . A unique characteristic of Korean Shamanism is Gut, which is a ceremony to build up communication to gods for blessings and others. Just like Seoulgut, it developed as one of the Gut that is unique to each other. This study was written using qualitative descriptive method and aimed to describe characteristic of Gut in Seoul and its surrounding. The result of this study is Seoulgut has its own specific characteristic, and also Shamanism in Korea is very diverse reflected from the existence of numerous types of Seoulgut."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Yuliani Kurnia
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh ajaran Buddha dan Konfusianisme yang berkembang di Korea terhadap tata cara dan makna ritual pemakaman dan peringatan arwah yang dilakukan masyarakat Korea. Namun, penulis membatasi masalah ini pada ritual yang dilaksanakan sebelum mendapat pengaruh agama Kristen dan perkembangan modernisasi. Sebelum membahas topik tersebut, penulis juga membahas mengenai pandangan masyarakat Korea mengenai kematian dan kehidupan setelah kematian yang dijadikan dasar dilaksanakannya kedua ritual tersebut. Dari penelitian kualitatif deskriptif ini, disimpulkan adanya pengaruh yang kuat dari ajaran Buddha dan Konfusianisme dalam makna dan pelaksanaan ritual pemakaman dan peringatan arwah dalam masyarakat Korea dan kedua ritual tersebut tetap dilaksanakan secara turun-temurun hingga sekarang ini.

Abstract
This thesis discusses the influence of Buddhism and Confucianism that developed in Korea toward the procedure and meaning of funeral and memorial services performed in Korean society. However, the author limits this problem in the rituals conducted prior to the influence of Christianity and the development of modernization. Before addressing the topic, the author also discussed the Korean society views of death and life after death which is used as the basis of the implementation of both the ritual. From this descriptive qualitative research, we can conclude the existence of the strong influence of Buddhism and Confucianism in the meaning and implementation of funeral and memorial services in Korean society and the rituals are still carried out by generations until today."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S500
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutajulu, David Novum
"[ ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang karakteristik Shamanisme Korea. Korea adalah sebuah negara yang memiliki kepercayaan tradisional Shamanisme dan terdapat banyak hal menarik yang menjadi karakteristik Shamanisme Korea. Hal-hal seperti dewa, ritual, dan bahkan mitos-mitos yang terkait dengan Shamanisme Korea membuat Shamanisme Korea memiliki karakternya sendiri. Jurnal ini berusaha menjelaskan karakteristik dan aspek-aspek yang terdapat di dalam Shamanisme Korea. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dalam menganalisis Shamanisme Korea. Dalam penelitian ini terdapat fungsi sosial-budaya Shamanisme Korea pada masyarakat Korea. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dewa-dewa khususnya Tan?gun dan Shamanisme Korea. Shamanisme Korea memberikan dampak yang cukup besar pada masyarakat Korea baik secara religi maupun sosial budaya.
ABSTRACT This journal focuses on the characteristic in Korean Shamanism. Korea is a country that has shamanism as their folk religion and there are many interesting things that become the characteristic of Korean Shamanism. Things like gods, ritual and even myths that associated with Korean Shamanism make Korean Shamanism has their own characteristics. This journal is trying to explain the characteristic and the aspects in Korean Shamanism. The method used in this journal is qualitative method. Qualitative method is used to analyze the Korean Shamanism. In this research the Korean Shamanism has a socio-cultural function to the Korean society. The result of this study show that there are connection between the gods especially Tan?gun and the Korean Shamanism. The Korean Shamanism gives a big impact to the Korean society in terms of religion and socio-cultural., This journal focuses on the characteristic in Korean Shamanism. Korea is a country that has shamanism as their folk religion and there are many interesting things that become the characteristic of Korean Shamanism. Things like gods, ritual and even myths that associated with Korean Shamanism make Korean Shamanism has their own characteristics. This journal is trying to explain the characteristic and the aspects in Korean Shamanism. The method used in this journal is qualitative method. Qualitative method is used to analyze the Korean Shamanism. In this research the Korean Shamanism has a socio-cultural function to the Korean society. The result of this study show that there are connection between the gods especially Tan’gun and the Korean Shamanism. The Korean Shamanism gives a big impact to the Korean society in terms of religion and socio-cultural.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadyla Testiara
"Tulisan ini akan membahas isu kematian dalam puisi berjudul Geomeun Siniyeo yang diakibatkan oleh Perang Korea. Isu kematian akibat depresi dalam puisi Geomeun Siniyeo berbeda dengan keinginan mati secara umum, yaitu seperti bunuh diri. Penyair justru meminta bantuan Dewa untuk mencabut nyawanya. Dari puisi Geomeun Siniyeo, penulis berargumen bahwa isu kematian yang berbeda itu disebabkan oleh jiwa penyair yang telah mati. Sedangkan studi terdahulu mengatakan bahwa penyair menjadi saksi atas kematian orang lain akibat perang sehingga timbul keinginan untuk mati.
Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah dengan membaca teliti setiap bait pada puisi, memaknai simbol, membaca studi terdahulu yang membahas puisi Geomeun Siniyeo, dan mencari informasi terkait kesehatan mental rakyat Korea pada masa Perang Korea. Selain itu, penulis juga mencari informasi terkait wishes to die, mencari informasi mengenai depresi, dan kemudian mengaitkan isu kematian dengan depresi. Dengan menggunakan teori fenomenologis penulis berusaha menemukan deskripsi sistematis dan faktual terhadap puisi tersebut.

This paper will discuss the issue of death in a poem titled Geomeun Siniyeo caused by the Korean War. The issue of death due to depression in Geomeun Siniyeo is different from the general death wish, which is suicide. The poet actually asks God 39;s help to take his life. The author argues that this kind of death issue is caused by the soul of a dead poet. While previous study says that poet witnessed the deaths of others due to war that arises the desire to die.
The method used in this paper is by perusing each verse on poetry, interpreting symbols, reading previous studies that discuss Geomeun Siniyeo poem, and seeking information related to the mental health of Korean people during the Korean War. The author also looking for information related to wishes to die, looking for information about depression, and then linking the issue of death with depression. By using phenomenological theory the author tries to find a systematic and factual description of the poem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, In Whoe
Korea: Youlhwadang Publisher, 2005
KOR 299.651 9 KIM g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Romi
"Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Suku Baduy yang terletak di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Penelitian ini mengambil tema tentang ritus kematian, salah satu ritual khusus yang dianggap sakral bagi masyarakat Suku Baduy. Ritus kematian yang dilakukan oleh masyarakat Suku Baduy adalah bentuk ketaatan masyarakat dalam menjalankan aturan adat yang mengharuskan mereka menjalankan prosesi ritual ketika salah seorang dari mereka meninggal dunia. Ritual ini dilakukan bukan hanya sebatas aturan adat yang menjadi acuan masyarakat dalam melakukannya, melainkan sebagai bentuk penghormatan terakhir keluarga terhadap si mayit. Selain itu, ritual kematian dianggap penting karena masyarakat Baduy percaya bahwa ritual kematian diyakini mampu mengantarkan roh si mayit ke tempat suci (Mandala Hiyang), dan tidak tersesat ke tempat larangan (Buana Larang). Ritus kematian masyarakat Suku Baduy dilakukan karena masyarakat percaya bahwa kematian adalah awal dari perjalanan roh si mayit menjalankan kehidupan barunya di tempat lain bersama para leluhur mereka terdahulu. Oleh karena itu, masyarakat Suku Baduy percaya bahwa dengan mentaati semua aturan adat dan mampu menjaga alam semesta titipan leluhur mereka, berharap setelah kematian bisa bersama-sama dengan para leluhur. Interaksi yang dibangun oleh masyarakat Baduy dengan para leluhur adalah dengan cara menjaga alam semesta. Dengan demikian, makna kematian bagi masyarakat Baduy sangat mendalam karena menyangkut keberlangsungan orang hidup dan keberlangsungan roh si mayit dengan para leluhurnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan antropologis. Sedangkan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Ritus kematian masayarakat Suku Baduy diwarnai berbagai macam simbol yang menunjukan adanya relasi antara orang hidup, orang mati dan alam semesta. Masyarakat Suku Baduy juga memahami bahwa kematian merupakan bagian dari siklus hidup manusia dan sekaligus menunjukan adanya keberlangsungan roh si mayit dengan roh para leluhurnya di tempat suci. Oleh karena itu, relasi yang dibangun masyarakat Suku Baduy antara orang mati dan orang hidup melalui ritus yang dilakukan sebagai bentuk keterjalinan dan memastikan roh si mayit dapat menghadap yang suci dan bisa bertemu dengan para leluhurnya di tempat suci (Mandala Hiyang).

This research was conducted on the Baduy Tribe community located in Kanekes, Leuwidamar, Lebak, Banten. This research takes the theme of the death rite, the special ritual that is considered sacred to the Baduy tribe. The death rite performed by the Baduy people is a form of community obedience in carrying out customary rules that require them to carry out a ritual procession when one of them dies. This ritual is carried out not only to the extent of the customary rules that are the reference for the community in doing so, but as a form of the family's last respect for the dead. In addition, the death ritual is considered important because the Baduy people believe that the death ritual is considered to be able to deliver the spirit of the dead to the holy place (Mandala Hiyang), and not stray to the place of prohibition (Buana Larang). The death rite of the Baduy people was carried out because the people believed that death was the beginning of the mayit living his new life elsewhere with their previous ancestors. Therefore, the people of the Baduy Tribe believe that by obeying all customary rules and being able to maintain the universe entrusted by their ancestors, hope that after death they can be together with the ancestors. The interaction built by the Baduy people with the ancestors was by taking care of the universe. Thus, the meaning of death for the Baduy people is very deep because it concerns on the continuity of the living and the continuity of the spirit of the dead with his ancestors. This research used qualitative methods with anthropological approach. Observation, interviews and literature studies were used in collection data. The death rites of the Baduy people are colored by various simbols that indicate the relationship between the living, the dead and the universe. The Baduy people also understand that death is part of the human life cycle and at the same time shows the continuity of the spirit of the dead with the spirit of his ancestors in the holy place. Therefore, the relationship built by the Baduy tribe between the dead and the living through rites is carried out as a form of intertwining and ensuring that the spirit of the dead can face the holy and can meet his ancestors in the holy place (Mandala Hiyang)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Srikania Audrey
"Skripsi ini membahas upaya-upaya dalam mencapai pemahaman hakikat manusia menurut ajaran Konfusianisme Korea secara umum serta melalui contoh-contoh relasi antara manusia dengan alam semesta yang disebutkan dalam ajaran Konfusianisme Korea. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukan bahwa studi tentang hakikat manusia dalam Konfusianisme Korea memiliki pencapaian pemahaman yang berbeda dengan aliran filsafat timur lainnya seperti Buddhisme, Taoisme dan Konfusianisme Klasik. Melalui hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Konfusianisme Korea memuat salah satu bentuk pemahaman filsafat diri.

This study focuses on the attempts to understand human nature through general teachings of Korean Confucianism and examples of relations between man and the universe mentioned in the teachings. This study is qualitative with descriptive analytic design. The study result shows that the concept of human nature in Korean Confucianism has a different way of understanding compared to other eastern philosophy such as Buddhism, Taoism, and Classic Confucianism. It can be concluded that Korean Confucianism includes a form of philosophy of self.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59714
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robb, J. D.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013
813 ROB v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>